Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN 04

PRAKTEK MESIN LISTRIK TERAPAN


MOTOR LISTRIK 3 FASA

Dosen Pengampu : Bpk. Djodi Antono,B.Tech,M.Eng.

Disusun oleh :
NAMA : Yoga Pradigda
KELAS : MS-3A
NIM : 4.21.17.0.23

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI ST.r TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN
PERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
1. PENDAHULUAN
Motor induksi tiga fasa adalah penggerak elektrik yang banyak digunakan di dunia
industri. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-phase dan motor
induksi 1-phase. Motor induksi 3-phase dioperasikan pada sistem tenaga 3-phase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor
induksi 1-phase dioperasikan pada sistem tenaga 1-phase dan banyak digunakan terutama
untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan
sebagainya karena motor induksi 1-phase mempunyai daya keluaran yang rendah.
Motor listrik 3 phase adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan
fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya. Perbedaan fasa
pada motor 3 phase didapat langsung dari sumber. Hal tersebut yang menjadi pembeda
antara motor 1 fasa dengan motor 3 phase.pada praktikum ini akan membahas tentang
motor ac 3 phase putar kanan dan putar kiri
2. DASAR TEORI

A. Pengertian Motor induksi 3 Phase


Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi
energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara
medan stator dan medan rotor. Motor induksi 3 phase dioperasikan pada sistem tenaga 3
phase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang
besar.

a) bentuk fisik b. motor induksi dilihat ke dalam


B. Prinsip kerja Motor AC Tiga Phase
Pada sistem tenaga listrik 3 phase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain,
dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari
tegangan 1 phase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1
phase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara
fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y,
wye) atau segitiga (delta, Δ, D).

Gambar 2.1 rangkaian motor AC 3 Phase


Gambar diatas menunjukkan fasor diagram dari tegangan phase. Bila fasor-fasor
tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum
jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk
fase V1, V2 dan V3. sistem 3 phase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan
fasa a – b – c . sistem tegangan 3 phase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 phase.
1. Hubungan Bintang
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan
menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua
terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa
yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan
Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.
2.2 gambar rangkaian bintang

2. Hubungan Segitiga
Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan
sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 2.3 rangkaian segitiga

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung
antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar
magnitude yang sama. Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan
hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
hukum kirchoff.

C. Direct Torque Control (DTC)


Direct Torque Control (DTC) adalah kontrol berdasarkan fluks stator dalam
kerangka seferensi stator menggunakan kontrol langsung dari switching inverter. Ide
dasar dari DTC adalah perubahan torsi sebanding dengan slip antara fluk stator dan fluk
rotor pada kondisi fluk bocor stator tetap. Hal ini banyak dikenali untuk pengaturan
torsi dan fluk cepat dan robust. Pada motor induksi dengan rotor sangkar untuk waktu
tetap rotor menjadi sangat besar, fluk bocor rotor berubah perlahan dibanding dengan
perubahan fluk bocor stator. Oleh karena itu, pada keadaan perubahan yang cepat fluk
rotor cenderung tidak berubah. Perubahan cepat dari torsi elektromagnetik dapat
dihasilkan dari putaran fluk stator, sebagai arah torsi. Dengan kata lain fluk stator dapat
seketika mempercepat atau memperlambat dengan menggunakan vektor tegangan stator
yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-sama dan decouple dicapai dengan
pengaturan langsung dari tegangan stator, dari error respon torsi dan fluk. DTC
biasanya digunakan sesuai vektor tegangan dalam hal ini untuk memelihara torsi dan
fluk stator dengan dua daerah histerisis, yang menghasilkan perilaku bang bang dan
variasi prosedur frekuensi pensaklaran dan ripple fluk, torsi dan arus yang penting.
D. Keunggulan dan kelemahan motor induksi 3 phase
1. Keuunggulan
• Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
• Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
• Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.
• Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.
2. Kerugian
• Kecepatan tidak mudah dikontrol
• Power faktor rendah pada beban ringan
• Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
E. Konstruksi Motor Induksi 3 fasa
Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga
memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud
terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor.
1. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron
dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan
besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat
meletakan belitan/kumparan.

Gambar 2.4 Konstruksi stator


Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda
satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3
fase). Jumlah gulungan pada stator dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah
putaran yang diinginkan atau ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor
listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh. Sedangkan untuk motor-
motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah besar segmen-segmen
laminasi.

2. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri
dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetik silinder dan
sirkuit listrik. Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga yang
dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor) menjadi
satu kesatuan.

Gambar 2.5 Rotor sangkar Tupai

Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau
potongan aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke
sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini
menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati
ke dalam slot rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar. Meskipun
potongan rotor aluminium berada dalam kontak langsung dengan laminasi
baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji aluminium dan tidak di
laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang
banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor
Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang
sederhana dan juga lebih murah harganya.

b. Rotor Belitan (Wound Rotor)


Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai
tempat meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga
terhubung singkat.

Gambar 2.6 Rotor berlian


Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi sebagaimana
belitan yang terdapat pada stator. Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga
pada alur-alur rotor dan pada setiap ujungnya dihubungkan secara langsung
pada cincin (slipring) yang posisinya dibagian depan dari rotor serta menjadi
satu dengan poros. Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimiliki
belitan statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 phase sekalipun statornya
hanya 2 phase. Pengaturan belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk
masing-masing fase adalah sama. Sedangkan pada ujung-ujung dari masing
kumparan/fase yang keluar dihubungkan ke 3 buah cincin (slipring)
berdasarkan jumlah fasenya. Konstruksi slip ring terhubung secara langsung
dengan masing-masing sikat. Dengan demikian, maka pada jenis ini dapat
dihungkan secara langsung ke ”Tahanan luar” guna keperluan pengasutan.
3. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 3.1 rangkaian motor AC satu Phase


4. DATA PERCOBAAN

Gambar 4.1 Motor AC 3 Phase putar kanan

Gambar 4.2 Motor AC 3 Phase Putar kiri

5. ANALISA
Motor listrik induksi tiga phase medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan
tiga phase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat
memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai);
dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis
ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia
dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp (Parekh, 2003). Pada motor induksi tiga phase, ketika
stator dicatu dengan tegangan AC 3 phase, maka pada kumparan-kumparan stator akan timbul
suatu medan putar. Flux yang dihasilkan oleh medan putar ini akan memotong kumparan-
kumparan pada rotor dan menimbulkan arus induksi pada rotor.
Arus induksi yang mengalir ini akan mengakibatkan timbulnya medan pada rotor.
Interaksi medan rotor dengan medan putar pada stator ini menimbulkan suatu torsi yang
menyebabkan rotor berputar searah dengan arah medan putar stator.

Pada gambar diatas terlihat kalau motor akan berputar ke kanan (forward) jika
terminal belitan/winding motor menerima tegangan RST dengan R terhubung dengan U, S
terhubung dengan V dan T terhubung dengan W. Dan motor akan berputar ke arah
sebaliknya (reverse) jika terminal winding motor menerima tegangan RST dengan R
terhubung dengan U, S terhubung dengan W dan T terhubung dengan V. Dengan kata lain
tegangan RST dibalik menjadi RTS. Membalik dengan polaritas yang lain juga bisa,
seperti R dengan S, atau R dengan T.
Untuk mengubah atau membalik polaritas tegangan RST itu biasanya digunakan
rangkaian pengendali mekanik dan magnetik yaitu rangkaian kontaktor. Dan sebagai
pengaman motor dipasang juga pelindung motor (thermal overload). Perhatikan gambar
diagram utama/daya forward reverse berikut ini.

Gambar diatas menunjukkan bahwa motor akan berputar ke kanan(forward), jika


K1 bekerja. Saat kontaktor 1 bekerja, tegangan RST akan masuk ke motor secara
berurutan. Dan gambar diatas juga menjelaskan kalau motor akan berputar ke kiri(reverse)

6. KESIMPULAN
Pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang
menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang
menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu
belitan fasa utama dan belitan fasa bantu. Motor listrik 3 phase memiliki kemampuan daya
yang tinggi, diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini.
Pada motor induksi tiga phase, ketika stator dicatu dengan tegangan AC 3 phase, maka
pada kumparan-kumparan stator akan timbul suatu medan putar.

DAFTAR PUSTAKA

Basri, Hasan, 1997, Sistem distribusi daya listrik, Jakarta: ISTN.

Djoekardi, Djuhana, 1996, Mesin - mesin Listrik Motor Induksi, Jakarta: Penerbit Universitas
Trisakti.

Lister, Eugene C.1993. Motor dan Rangkaian Listrik.Jakarta: Erlangga

Siswoyo.2008.Teknik Listrik Industri Jilid 2.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan

Sumanto,M.A Drs.1995. Motor listrik arus bolak-balik .Yogyakarta: Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai