Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


DIRUANGAN ANGGREK

DISUSUN OLEH :

1. KRISIS MONIKA 170103043


2. LEILA DARA ROSYIDA 170103046
3. LISA NUR KAMALIA 170103047
4. LUTFI AFIFAH 170103048
5. MUHAMMAD NUR ROZAK 170103054

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN 2

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Terapi Relaksasi Otot Progresif


Pokok bahasan : Terapi Non Farmakologi
Sasaran : Pasien yang berada diruangan Anggrek
Hari/ Tanggal : Sabtu / 11 Januari 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang rawat inap anggrek

I. LATAR BELAKANG

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Secara umum
tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri dapat
tercermin dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih,
menghembuskan nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir), pergerakan
tubuh (gelisah, otot tegang, mondar-mandir, dll), interaksi sosial (menghindari
percakapan, disorientasi waktu). Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu
nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan
umumnya berkaitan dengan cedera spesifik, waktunya kurang dari enam bulan
dan biasanya kurang dari satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau
intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronis
berlangsung selama enam bulan atau lebih.

Dalam riset tentang intervensi keperawatan relaksasi otot progresif dapat


membuat tubuh dan pikiran terasa tenang, rileks ,dan lebih mudah untuk tidur.
Penatalaksanaan nonfarmakologis saat ini sangat dianjurkan, karena tidak
menimbulkan efek samping, dan dapat memandirikan pasien yang mengalami
nyeri untuk dapat menjaga kesehatannya. Salah satu pengobatan secara non
farmakologis dalam mengatasi nyeri menurut para ahli diantaranya adalah teknik
relaksasi otot progresif. Latihan relaksasi otot progresif dapat memberikan
pemijitan halus pada berbagai kelenjerkelenjer pada tubuh, menurunkan produksi
kortisol dalam darah, mengembalikan pengeluaran hormon yang secukupnya
sehingga memberi keseimbangan emosi dan ketenangan pikiran.

II. TUJUAN UMUM

Setelah diajarkan tentang terapi otot progresif diharapkan ny.s dapat


mengetahui dan mampu melakukan gerakan terapi relaksasi progresif dengan
benar.

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan ny.s dapat
mengetahui tentang :
1) Pengertian relaksasi otot progresif
2) Tujuan relaksasi otot progresif
3) Indikasi pelaksanaan relaksasi otot progresif
4) Cara melakukan relaksasi otot progresif
IV. KEGIATAN
No. Tahap Waktu Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit a. Salam pembukaan - Menjawab
b. Perkenalan salam
c. Mengkomunikasikan - Memperhatikan
tujuan - Berpartisipasi
aktif

2. Pelaksaan Kegiatan inti


penyuluhan
a. Menjelaskan dan
menguraikan materi
b. Memberikan
kesempatan kepada
peserta penyuluhan
untuk bertanya
c. Menjawab
pertanyaan peserta
penyuluhan yang
berkaitan dengan
materi yang belum
jelas.

3. Penutup Penutup - Memperhatikan


a. Menyimpulkan - Menjawab
materi yang telah salam
disampaikan.
b. Evaluasi penyuluhan
dengan pertanyaan
secara lisan.
c. Salam

V. MEDIA
Leaflet

VI. METODE
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demonstrasi

VII. EVALUASI
1. Standar persiapan :

Alat : Leaflet
Pengaturan tempat :

Pemateri

Fasilitator fasilitator

Peserta

Observer

Fasilitator Fasilitator
Susunan Anggota:

 Pemateri :
 Observer :
 Fasilitator :

2. Standar proses :
 Jumlah peserta penyuluhan adalah pasien dan keluarga pasien
 Waktu penyuluhan adalah 30 menit
 Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
 Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
 Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
 Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

3. Standar hasil :
 Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan
mengerti dan memahami tentang menjelaskan definisi teknik
relaksasi otot progresif, mampu menpraktekan teknik relaksasi
otot progrsif
 Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan dapat mengerti
dari kegunaan teknik relaksasi otot progresif
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien
Psikogeriatrik.Jakarta : Salemba Medika.

Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin.(2005). Fundamental


Keperawatan buku I edisi 7.Jakarta : Salemba Medika.

Ramdhani, N., & Putra, A., A. 2006. Pengembangan Multimedia


Relaksaasi.(http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wpcontent/uploads/2009/0
8/ relaksasi-otot.pdf). Diakses pada 13 Juni 2016.
IX. LAMPIRAN
A. PENGERTIAN

Relaksasi merupakan suatu bentuk teknik yang melibatkan


pergerakan anggota badan dan bisa dilakukan dimana saja. Tehnik ini
didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang
merangsang karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Tehnik relaksasi
dapat menurunkan ketegangan fisiologis.
Relaksasi progresif adalah latihan terinstruksi yang meliputi
pembelajaran untuk mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara
sistemik, dimulai dengan kelompok otot wajah dan berakhir pada otot
kaki. Tindakan ini biasanya memerlukan waktu 15-30 menit., dapat
disertai dengan intruksi yang mengarahkan individu untuk
memperhatikan kelompok otot yang direlaksasikan (Johnson 2005).
Selain itu manfaat teknik rilekasasi progresif bagi pasien diantaranya
mengurangi ketegangan dan kecemasan (Paula, 2002).
Terapi latihan adalah gerak tubuh, aktifitas fisik yang dilakukan secara
sistematis dengan tujuan :

 memperbaiki atau menghindari keluhan.

 memperbaiki atau meningkatkan aktifitas fungsional.

 menghindari atau tindakan preventif

 optimalisasi status sehat, kebugaran atau kondisi yang baik


B. KEGUNAAN RELAKSASI
Menurut Burn (dikutip oleh beech, dkk 2000), ada beberapa
keuntungan yang diperoleh dari relaksasi yaitu:
1. Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi
yang berlebihan karena adanya stress
2. Masalah yang beruhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit
kepala, insomnia dapat diobati atau diatasi dengan relaksasi
3. Mengurangi tingkat kecemasan
4. Kelelahan, aktivitas mental, latihan fisik dapat diatasi lebih cepat
dengan tehnik relaksasi
5. Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit
tertentu dan pasca operasi
C. SOP Relaksasi Progresif

Persiapan Alat-alat:
tempat dan
1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
alat
2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang
untuk kaki dan bahu.
Persiapan 1. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan
kegitan relaksasi progresif.
2. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan dengan
cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan otak kanan
yang bersifat menerima).
3. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang efektif (10-20
menit).
4. Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas kaki,
mememosisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling
bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang
ada disekitar.
Proses 5. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan lembut dan
relaksasi perlahan-lahan.
progresif 6. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan
menghembuskan napas dengan panjang.
7. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam:
8. Gerakan 1
a. Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
1) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
2) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
3) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama
10 detik.
4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga
dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan relaks yang dialami.
5) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
9. Gerakan 2
a. Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
1) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang.
2) Jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gambar gerakan 1 dan 2


10. Gerakan 3
a. Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian
atas pangkal lengan).
1) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak
sehingga otot biseps akan menjadi tegang.
Gambar gerakan 3

11. Gerakan 4
a. Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
1) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan
hingga menyentuh kedua telinga.
2) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan
yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.

Gambar 4
12. Gerakan 5 dan 6
a. Ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti
dahi, mata, rahang dan mulut).
1) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan
alis sampai otot terasa kulitnya keriput.
2) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
13. Gerakan 7
a. Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami
oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot
rahang.
14. Gerakan 8
a. Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut.
Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga
akandirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gambar 5, 6, 7 dan 8
15. Gerakan 9
a. Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan
maupun belakang.
1) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang
baru kemudian otot leher bagian depan.
2) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikian rupa sehingga dapat merasakan
ketegangan di bagian belakang leher dan punggung
atas.
16. Gerakan 10
a. Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
1) Gerakan membawa kepala ke muka.
2) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka.
17. Gerakan 11
a. Ditujukan untuk melatih otot punggung
1) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
2) Punggung dilengkungkan
3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10
detik, kemudian relaks.
4) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
18. Gerakan 12
a. Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
1) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan
udara sebanyak-banyaknya.
2) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut,
kemudian dilepas.
3) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan
lega.
4) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan
perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.
Gambar 9, 10, 11, 12
19. Gerakan 13
a. Ditujukan untuk melatih otot perut
1) Tarik dengan kuat perut ke dalam.
2) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10
detik, lalu dilepaskan bebas.
3) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.

Gambar 13,14

20. Gerakan 14
a. Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan
betis).
1) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa
tegang.
2) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa
sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
3) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
4) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Terminasi 1. Mengeksplorasi perasaaan pasien


2. Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien
3. Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk kegiatan
selanjutnya / terminasi jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai