Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN HERNIA

1.1 Pengertian
Hernia merupakan tonjolan suatu bagian dari satu atau beberapa organ lewat
lubang yang abnormal (Hockenberry, 2010). Menurut Suster Nada (2015) Hernia
adalah sebuah tonjolan atau benjolan yang terjadi di salah satu bagian tubuh yang
seharusnya tidak ada. Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ, isi organ
ataupun jaringan melalui bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan
atau lubang abnormal.Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam
annulus inguinalis di atas kantong skrotum, yang disebabkan oleh kelemahan atau
kegagalan menutup congenital (Betz, 2014).

1.2 Etiologi
Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2011) adalah:
a. Batuk
b. Adanya presesus vaginalis yang terbuka
c. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk
kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.
d. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia
lanjut.
e. Kehamilan multi para dan obesitas.

Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemah nya
dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang di dapat
sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang terjadi
karena sewaktu bayi lahir tali pusat nya tidak segera berolditerasi (menutup)
dan masih terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika hernia dapat di
awasi pada anggota keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan
sering terjadi pula pada anaknya.
1.3 Klasifikasi
Hernia trbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan hernia
menurut sifat dan tingkatannya.
1. Hernia menurut letaknya adalah :
a. Hernia inguinalis
Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai
benjolan di selangkangan. Hernia ingunalis terjadi ketika dinding
abdomen berkembang sehingga usus menerobor ke bawah melaui
celah. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan.

b. Hernia umbilikalis
Batang usus melewati cincin umbilical. Sebagian besar merupakan
kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada
wanita dan pada pasien yang memiliki keadaan peningkatan
tekanan intra abdomen, seperti kehamilan, obesitas, asites, atau
distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada insisi bedah
sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena
masalah pasca operasi infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat.
c. Hernia skrotalis
Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.

2. Menurut sifat atau tingkatannya :


a. Hernia reponibel
Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong
masuk. Pada hernia reponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri
dan tidak ada gejala obstruksi usus.
b. Hernia ireponibel
Merupakan kebalikan hernia reponibel (hernia tidak masuk
kembali) biasanya disebabkan oleh pelengketan isi kantung pada
peritoneum.
c. Hernia inkaserata
Pada hernia ini isi perut atau usus masuk kedalam kantung hernia
tidak dapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus.
Gambaran klinis obstruksi usu dengan gambaran keseimbangan
cairan elektrolit dan asam basa. Keadaan ini hernia bisa terjepit
oleh cincin hernia. Sehingga isi kantung bisa terperangkap dan
tidak dapat kembali ke rongga perut, akibatnya terjadi gangguan
passase dan hernia ini lebih dimaksudkan hernia ireponibel.
d. Hernia strangulata
Pada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usu yang
masuk ke dalam kantung hernia terjepit sehingga usus kehilngan
system perdarahannya sehingga mengakibatkan nekrosis pada usu.
Pada pemeriksaan local usu tidak dapat dimasukkan kembali
disertai adanya nyeri tekan.

1.4 Manifestasi Klinik


Adapun manifestasi klinis dari hernia inguinalis lateralis :
a. Benjolan pada regio iunginale, di atas ligamentum inguinal, yang
mengecil bila pasien berbaring.
b. Bila pasien mengejan atau batuk, mengangkat berat, maka benjolan
hernia akan bertambah besar.
c. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu
disertai perasaan mual.
d. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta sakit diatasnya menjadi merah dan panas.
e. Pada laki-laki isi henia dapat mengisi skrotum ( Sjamsuhidayat, 2004;
Arif Mansjoer, 2000).
1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan diameter
Dengan inspeksi, adanya benjolan pada umbilikus dan terlihat
cukup jelas.
2. Pemeriksaan lab:
a. Darah lengkap: Peningkatan jumlah sel darah putih dengan
pergeseran diferensial.
b. Urinalis untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih
3. Pemeriksaan rontgen
a. Rontgen abdomen, untuk mendeteksi penyebab lain
b. Rontgen dada, untuk mengesampingkan pneumonia

1.8 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan diameter annulus inguinalis.
a. Sinar X abdomen menunjukan kadar gas dalam usus / abstruksi usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah
putih ketidakseimbangan elektrolit.

1.9 Komplikasi
1. Perlengketan / hernia akreta
2. Hernia irreponibel
3. Jepitan → vaskularisasi terganggu → iskhemi → gangrene → nekrosis
4. Infeksi
5. Obstipasi → obstruksi / konstipasi
6. Hernia inkaserata → illeus
1.10 Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer, (2007) penatalaksanaan Hernia Inguinalis Lateralis
adalah:
a. Secara konservatif
1) Reposisi, dilakukan secara bimanual dengan tangan kiri memegang
isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan
mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi
menetap sampai terjadi reposisi.
2) Pemakaian bantalan-bantalan penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi dan tidak pernah
menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
b. Secara operatif
1) Herniotomi : pembebasan kantong hernia sampai kelehernya,
kantong dibuka dan diisi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan
kemudian direposisi kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin
lalu dipotong.
2) Hernio plastic : dilakukan tindakan-tindakan memperkecil annulus
inguinalis iterus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
3) Hernioraphy : memotong seluruh kantong hernia atau dengan
menjepit defek (bagian lemak di dinding rongga yang
bersangkutan) didalam fasia.

1.11 Konsep Keperawatan


A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekrjaan, no register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2) Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien
mengejar, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya
komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada
penderita HIL.
3) Riwayat kesehatan lalu
Biasanya px dengan HIL akan mengalami penyakit kronis
sebelumnya. Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses
kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu
merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra
abdominal.
4) Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di
selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila
penderita berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau
miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa
nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya
gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan
tekanan intra abdominal.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau
penyakit menular lainnya.

2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran, GCS, Vital sign, bb dan Tb
b. Pemeriksaan laboratorium
Analisa darah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb
faal hemostasis, dan jumlah leukosit. Analisis urin untuk
mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
c. Pemeriksaan penunjang
Foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45 th.
3. Diagnosa keperawatan
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (00132)
2) Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan (00146)
b. Intra operasi
1) Resiko jatuh (00155)
2) Resiko perdarahan (00206)
c. Post operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (00132)
2) Resiko infeksi (00004)
4. Intervensi keperawatan
Pre operasi
No Diagnosa NOC / Tujuan NIC/ Intervensi
Keperawatan

1 Nyeri akut
1. TUJUAN : Manajemen nyeri (1400)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Kaji tingkat nyeri, durasi,
dengan agen cedera selama 5 menit diharapkan nyeri akut lokasi dan intensitas nyeri
2. Observasi ketidaknyamanan
biologis (00132) teratasi
non verbal
KRITERIA HASIL : 3. Gunakan teknik distrkasi
relaksai
Tingkat nyeri (2102)
4. Ciptakan suasana lingkungan
Kode Indicator yang tenang
5. Kolaborasi dengan dokter
210201 Nyeri yang dilaporkan pemberian analgesik
210206 Ekspresi wajah
210209 Ketegangan otot
210221 Menggosok area yang
terkena dampak nyeri
2 Cemas 2. TUJUAN : Pengurangan kecemasan (5820)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Jelaskan prosedur, termasuk
dengan prosedur selama 5 menit diharapkan cema sensasi seperti keadaan selama
prosedur
pembedahan teratasi 2. Temani klien untuk keamanan
(00146) KRITERIA HASIL : dan menurunkan kecemasan
3. Dengarkan keluhan klien
Tingkat kecemasan (1211) 4. Identivikasi level kecemasan
Kode Indicator 5. Dorong klien untuk
mengungkapkan secara verbal
121105 Perasaan gelisah tentang perasaan persepsi dan
121107 Wajah tegang ketakutan
6. Jaga ketenangan klieb
121116 Rasa takut yang
disampaikan secara lisan
Intra operasi
No Diagnosa NOC / Tujuan NIC/ Intervensi
Keperawatan

1 Resiko jatuh
3. TUJUAN : Pencegahan jatuh (6490)
(00155) Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Berikan petunjuk tentang posisi
selama ± 45 menit diharapkan resiko saat operasi
2. Siapkan peralatan dan bantalan
jatuh dapat dicegah
untuk posisi yang dibutuhkan
KRITERIA HASIL : sesuai prosedur operasi dan
kebutuhan pasien
Prilaku pencegahan jatuh (1909)
3. Letakkan elektroda penetral
Kode Indicator (bantalan elektrokauter) yang
meliputi seluruh masa otot-otot
190903 Menempatkan penghalang yang paling besar dan yakinkan
untuk mencegah jatuh bahwa bantalan berada pada
posisi yang baik
190919 Menggunakan prosedur 4. Stabilkan meja operasi pada
pemindahan yang aman waktu pemindahan pasien ke
dan dari meja operasi
190922 Memberikan pencahayaan
yang memadai
2 Resiko perdarahan
4. TUJUAN : Pencagan perdarahan (4010)
(00206) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lindungi sekitar kulit dan
selama ± 45 menit diharapkan resiko anatomi yang sesuai seperti
penggunaan kassa untuk
perdarahan dapat dicegah menghentikan perdarahan
KRITERIA HASIL : 2. Pantau pemasukan dan
pengeluaran cairan selama
Keparahan kehilangan darah (0413) prosedur operasi dilakukan
Kode Indicator 3. Pastikan keamanan elektrikal
dan alat-alat yang digunakan
041308 Perdarahan pembedahan selama prosedur operasi
041309 Penurunan tekanan darah
sistolik
041310 Penurunan tekanan darah
diastolik
Post operasi
No Diagnosa NOC / Tujuan NIC/ Intervensi
Keperawatan

1 Nyeri akut
5. TUJUAN : Manajemen nyeri (1400)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Kaji tingkat nyeri, durasi, lokasi
dengan agen cedera selama 5 menit diharapkan nyeri akut dan intensitas nyeri
2. Observasi ketidaknyamanan non
fisik (00132) teratasi
verbal
KRITERIA HASIL : 3. Gunakan teknik distrkasi
relaksai
Tingkat nyeri (2102)
4. Ciptakan suasana lingkungan
Kode Indicator yang tenang
5. Kolaborasi dengan dokter
210201 Nyeri yang dilaporkan pemberian analgesik
210206 Ekspresi wajah
210209 Ketegangan otot
210221 Menggosok area yang
terkena dampak nyeri
2 Resiko infeksi
6. TUJUAN : Control infeksi (6540)
(00004) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.
Bersihkan lingkungan sekitar
selama 5 menit diharapkan resiko klien
2.
Cuci tangan sebelum dan
infeksi dapat dicegah sesudah melakukan perawatan
KRITERIA HASIL : luka klien
3. Jelaskan pada klien dan
Kpemulihan pembedahan : keluarga klien tentang tanda-
penyembuhan (2304) tanda adanya infeksi
4. Pastikan teknik perawatan luka
Kode Indicator yang tepat
230419 Penyembuhan luka 5. Anjurkan pengunjung untuk
mencuci tangan pada saat
230425 Pelaksanaan perawatan memasuki dan meninggalkan
luka yang diresepkan ruangan klien
DAFTAR PUSTAKA

Betz, CL & Sowden, LA. 2014. Buku Saku keperawatan Pediatric Edisi 5.
Primary care, 3rd Edition
Black, Joice M. 2005. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B sauders
company
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosa Keperawatan.EGC:Jakarta
Crain, William. 2007. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi. Pustaka
Pelajar:Yogyakarta
Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and
classification 2018-2020. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. (Jilid I). FKUI : Jakarta
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan I. EGC. Jakarta Edition.
Jakarta: EGC
Sure Moorhead,ETC.2016.Nursing Outcomes classification (NOC).Edisi
5.Elsevier
Gloria Bulehack,ETC.2016.Nursing interventions classification (NIC).Edisi
6.Elsevier

Anda mungkin juga menyukai