T.A 2019 Pathway OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)
OMSK adalah infeksi kronik di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani yang ditandai dengan adanya secret yang muncul dari tengah telinga secara terus menerus atau hilang timbu. Secret mungkin encer/kental, bening/berupa nanah
Kelanjutan dari OMA yang terjadi
lebih dari 2 bulan
- Kuman gram positif
- Pengobatan tidak adekuat - Kuman gram negatif - Pengobatan yang terlambat - Staphylococcus aureus - Daya tahan tubuh menurun - Pseudomonas aeruginosa - Virulensi kuman tinggi - Streptococcus epidermidis
OMSK
OMSK tipe aman (benigna) OMSK tipe bahaya (meligna)
Tidak menimbulkan komplikasi Dapat menyebabkan komplikasi yang
yang berbahaya. Proses berbahaya. OMSK tipe ini disertai dengan peradangan terbatas pada kolesteatoma (kistaepiterial yg berisi mukosa telinga tengah. deskuamasi epitel atau keratin. Perforasi Perforasi terletak di sentral. membran timpani letaknya di marginal atau atik. Infeksi Reaksi iritasi Kerusakan Infeksi telinga - Pengobatan virus/bakteri mukosa telinga sampai tulang tengah tidak tuntas - Terjadi berulang
Melalui tuba Perforasi Adanya Tekanan pada
membran granulasi dan telinga tengah Infeksi timpani polip telinga berkurang berlanjut Menyerang telinga tengah sampai ke Retraksi telinga dalam Merusak telinga Peningkatan Secret membran karena adanya produksi secret bercampur Melalui timpani epitel skuamosa darah Tekanan pada perforasi dalam rongga telinga tengah membran Hasil aktivitas telinga tengah Hantaran berkurang timpani kelenjar saraf Tanda adanya (kolesteatom) sekretorik kolesteatom udara/suara yang diterima Perubahan Inflamasi menurun Tindakan tekanan udara Secret keluar Secret keluar operasi dengan mendadak tidak berbau dan berbau mastoidektomi Nyeri Terjadi busuk penurunan Tanda Cemas fungsi Nyeri Akut terjadinya pendengaran Gangguan fistel labirin Ansietas citra tubuh Tuli konduktif Akibat dari erosi dinding labirin oleh Akibat dari kolesteatoma putusnya rantai tulang dan terbentuknya Terjadi erosi koleastoma, pada kanalis bersama semisirkularis dengan hilangnya alat penghantar Vertigo pendengaran Resiko Gangguan Cedera persepsi sensori No. Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI) Keperawatan (SLKI) (SDKI) 1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri pencedera fisiologis intervensi Observasi: (inflamasi) keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, Definisi: pengalaman hari x 24 jam maka karakteristik, durasi, sensorik atau tingkat nyeri frekuensi, kualitas, emosional yang menurun dengan intensitas nyeri berkaitan dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri kerusakan jaringan 1. Keluhan nyeri Terapeutik: aktual atau fungsional, menurun 1. Berikan tehnik non dengan onset 2. Meringis farmakologis untuk mendadak atau lambat menurun mengurangi rasa nyeri dan berintensitas 3. Sikap protektif Edukasi: ringan hingga berat menurun 1. Jelaskan periode, penyebab, yang berlangsung 4. Gelisah menurun dan pemicu nyeri kurang dari 3 bulan 5. Kesulitan tidur Kolaborasi: menurun 1. Kolaborasi pemberian 6. Frekuensi nadi analgetik membaik
2. Gangguan persepsi Setelah dilakukan Minimalisasi rangsangan
sensori b.d gangguan intervensi Observasi: pendengaran d.d keperawatan selama 1. Periksa status mental, status disorientasi orang hari x 24 jam maka sensori, dan tingkat atau situasi, distorsi persepsi sensori kenyamanan sensori, respon tidak membaik dengan Terapeutik: sesuai kriteria hasil: 1. Diskusikan tingkat toleransi Definisi: perubahan 1. Verbalisasi terhadap beban sensori persepsi terhadap mendengar (mis, bising) stimulus baik internal bisikan menurun 2. Batasi stimulus lingkungan maupun eksternal 2. Distorsi sensori (mis, suara) yang disertai dengan menurun 3. Jadwalkan aktivitas harian respon yang 3. Respon sesuai dan waktu istirahat berkurang, berlebihan stimulus 4. Kombinasikan atau terdistorsi. membaik prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan Edukasi: 1. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis, mengurangi kebisingan) Kolaborasi: 1. Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur atau tindakan 2. Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
3. Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh
tubuh b.d perubahan intervensi Observasi: fungsi tubuh (proses keperawatan selama 1. Identifikasi harapan citra penyakit) d.d hari x 24 jam maka tubuh berdasarkan tahapan fungsi/struktur citra tubuh perkembangan tubuh berubah, meningkat dengan 2. Monitor frekuensi mengungkapkan kriteria hasil: pernyataan kritik terhadap perasaan negatif 1. Melihat bagian diri sendiri tentang perubahan tubuh meningkat 3. Monitor apakah pasien bisa tubuh, 2. Menyentuh melihat bagian tubuh yang mengungkapkan bagian tubuh berubah perasaan negatif meningkat Terapeutik: tentang perubahan 3. Verbalisasi 1. Diskusikan perubahan tubuh, kecacatan bagian tubuh dan fungsinya mengungkapkan tubuh meningkat 2. Diskusikan perbedaan kekhawatiran pada 4. Verbalisasi penampilan fisik terhadap penolakan/reaksi kehilangan harga diri orang lain, respon bagian tubuh 3. Diskusikan kondisi stres nonverbal pada meningkat yang mempengaruhi citra perubahn dan tubuh (mis, luka, penyakit, persepsi tubuh pembedahan) Definisi: perubahan 4. Diskusikan cara persepsi tentang mengembangkan harapan penampilan, struktur citra tubuh secara realistis dan fungsi fisik 5. Diskusikan persepsi pasien individu dengan keluarga tentang perubahan citra tubuh Edukasi: 1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh 2. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh 3. Latih peningkatan penampilan 4. Laatih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
4. Risiko cedera d.d Setelah dilakukan Pencegahan cedera
vertigo intervensi Observasi: Definisi: berisiko keperawatan selama 1. Identifikasi area lingkungan mengalami bahaya hari x 24 jam maka yang berpotensi atau kerusakan fisik tingkat cedera menyebabkan cedera yang menyebabkan menurun dengan 2. Identifikasi obat yang seseorang tidak lagi kriteria hasil: berpotensi menyebabkan sepenuhnya sehat atau 1. Kejadian cedera cedera dalam kondisi baik menurun Terapeutik: 1. Sediakan pencahayaan yang memadai 2. Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruang rawat 3. Gunakan alas kaki antislip 4. Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau 5. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai 6. Diskusikan dengan anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien Edukasi: 1. Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga 2. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri
5. Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi ansietas
kekhawatiran intervensi Observasi: mengalami keperawatan selama 1. Identifikasi saat tingkat kegagalan d.d hari x 24 jam maka ansietas berubah (mis, merasa khawatir tingkat ansietas kondisi, waktu, stresor) dengan akibat dari menurun dengan 2. Monitor tanda-tanda kondisi yang kriteria hasil: ansietas dihadapi 1. Verbalisasi Terapeutik Definisi: kondisi khawatir akibat 1. Ciptakan suasana terapeutik emosi dan kondisi yang untuk menumbuhkan pengalaman yang dihadapi kepercayaan subyektif individu menurun 2. Temani pasien untuk terhadap objek yang 2. Perilku gelisah mengurangi kecemasan, tidak jelas dan spesifik menurun jika memungkinkan akibat antisipasi 3. Perilaku tegang 3. Pahami situasi yang bahaya yang menurun membuat ansietas memungkinkan 4. Gunakan pendekatan yang individu melakukan tenang dan meyakinkan tindakan untuk 5. Motivasi mengidentifikasi menghadapi ancaman situasi yang memicu kecemasan Edukasi: 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami 2. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu 3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi 4. Latih tehnik relaksasi Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu