Di Indonesia, pengertian suatu wilayah adalah secara administratif melingkupi suatu negara,
provinsi, atau kabupaten. Dalam Undang-undang No. 24 tahun 1992, ditegaskan bahwa ruang
adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai suatu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidupnya. Dapat dikatakan wilayah di Indonesia berarti memiliki
kesatuan yang di dalamnya berisi manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan lainnya yang
menjadi sumber daya bagi kelangsungan pengembangannya.
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan
pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional.
Tata ruang perkotaan lebih kompleks dari tata ruang perdesaan sehingga perlu lebih
diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Kawasan/zona di wilayah perkotaan dibagi dalam
beberapa zona sebagai berikut.
Dampak dari rencana tata ruang di wilayah perkotaan yang tidak dijalankan dengan benar
adalah kesemrawutan kawasan, berkembangnya kawasan kumuh yang berdampak kepada
gangguan terhadap sistem transportasi, sulitnya mengatasi dampak lingkungan yang berimplikasi
kepada kesehatan, sulitnya mengatasi kebakaran bila terjadi kebakaran.
3. Pengendalian ekosistem dan jenis spesies sebagai sumber daya bagi pembangunan;
4. Pengembangan industry
Dampak dari rencana tata ruang di wilayah perkotaan yang tidak dijalankan dengan benar,
yaitu kesemrawutan kawasan. Berkembangnya kawasan kumuh yang berdampak kepada
gangguan terhadap sistem transportasi, sulitnya mengatasi dampak lingkungan yang berimplikasi
kepada kesehatan, sulitnya mengatasi kebakaran bila terjadi kebakaran
Di dalam suatu ekosistem, setiap individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal,
misalnya seekor ayam, seekor tikus, dan sebatang pohon pisang.
Populasi adalah kumpulan dari individu sejenis yang secara bersama menempati suatu
habitat yang sama pada waktu yang sama. Beberapa populasi yang menempati habitat yang sama
dan pada waktu yang sama akan membentuk suatu komunitas.
Dalam suatu komunitas terjadi suatu bentuk hubungan atau interaksi, baik antara individu
sejenis (intraspesies) maupun antara jenis yang berbeda (antarspesies).
E. Pembangun Wilayah
Modal dasar pembangunan wilayah antara lain sumber daya manusia yang berkualitas dan
sumber daya alam yang melimpah. Pelaku dan pencipta kegiatan wilayah adalah seluruh
masyarakat yang ada di wilayah tersebut dan pihak luar yang ingin melakukan kegiatan di
wilayah tersebut. Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu pemanfaatan ruang wilayah
dengan cara mengoptimalkan aktivitas serta fungsi wilayah tersebut untuk melakukan suatu
pengembangan potensi wilayah tersebut.
Pendekatan wilayah bertujuan untuk mencapai perbaikan kondisi sosial ekonomi melalui
intervensi terhadap aspek yang relevan dengan memanfaatkan sumber daya setempat
1. Pertumbuhan ekonomi
dengan melihat angka pertumbuhan ekonomi suatu daerah dari waktu ke waktu
2. Laju pertumbuhan penduduk
dengan melihat angka pertumbuhan penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu
3. Perkembangan permukiman
a. Pembangunan Perdesaan
Desa yang memiliki potensi, diberikan fungsi sebagai pusat pertumbuhan disebut DPP,
desa-desa yang termasuk dalam jangkauan pengaruh pusat pertumbuhan disebut Desa
Hinterland.
Agropolitan yaitu desa yang berada di lahan pertanian. Merupakan kawasan pertanian yang
melayani pemasaran produksi pertanian untuk dikirim ke luar daerah.
b) Pembangunan Perkotaan
Aspek topografi ( kota pegunungan, kota dataran tinggi, kota dataran rendah dan pesisir ).
Aspek kegiatan ekonomi yang menonjol ( kota pariwisata, kota industri, dan kota
perdagangan ).
G. Pertumbuhan Wilayah
Pusat pertumbuhan (growth pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan
pembangunannya sangat pesat, terdapat aktivitas ekonomi yang komersial, dan produktivitas
tinggi sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya.
Daerah yang menjadi pusat pertumbuhan dapat berupa wilayah kecamatan, kabupaten
maupun ibu kota provinsi. Tingkatan skala tersebut dari skala nasional sampai regional.
Contohnya yang berskala regional yaitu Jabodetabek , Jakarta dijadikan pusat pertumbuhan
sehingga Jakarta dapat diharapkan dapat memengaruhi pertumbuhan sosial ekonomi terhadap
daerah sekitarnya.
Pertumbuhan yang terjadi di setiap wilayah tidaklah merata karena adanya perbedaan
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, jaringan transportasi dan komunikasi,
aksesibilitas, serta keadaan dan letak wilayah yang berbeda.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan antara lain :
Faktor alam
Kota yang terletak didaerah dataran rendah akan cepat berkembang dari pada kota yang
treletak di daerah dataran tinggi, contoh Surabaya, Jakarta dan Medan dijadikan pusat
pertumbuhan di Indonesia
Faktor ekonomi
Wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah perkembangannya lebih pesat bila
dibandingkan dengan yang SDA nya sedikit, karena yang melimpah akan memengaruhi aktivitas
perekonomian
Faktor industri
Faktor sosial
Tersedianya sarana dan prasarana transportasi akan berpengaruh pada kelancaran proses
interaksi antar daerah yaitu aktivitas ekonomi dalam pendistribusian barang maupun jasa.
Dalam mengidentifikasi potensi suatu wilayah agar menjadi pusat pertumbuhan, dapat
dilakukan dengan cara menginventarisasi potensi utama yang ada di daerah tersebut. Misalnya
Pulau Bali meupakan suatu wilayah yang memiliki potensi utama wisata alam dan wisata sosial
budaya. Pulau Bali dapat berkembang menjadi pusat pertumbuhan dengan cara memacu
perkembangan sektor lainnya, terutama industri hiasan, perdagangan, transportasi, perhotelan
dan usaha-usaha lainnya. Pulau Bali juga diharapkan dapat memacu perkembangan wilayah
wilayah sekitarnya seperti NTB dan NTT.
Walter Christaller, seorang ahli geografi Jerman mengemukakan tentang teori Tempat yang
Sentral. Tempat sentral pada umumnya berupa ibu kota provinsi dan kabupatenyang dilengkapi
dengan saran dan prasarana yang memadai sehingga dapat menarik penduduk sekitar untuk
mengunjunginya. Sebagai contoh ibu kota provinsi menjadi daya tarik penduduk kota kabupaten,
kota kabupaten menjadi daya tarik bagi kecamatan, dst. Tempat sentral seperti ibu kota provinsi,
kota kabupaten dengan berbagai sarana dan prasarananya mempunyai pengaruh yang berbeda-
beda sesuai besar kecilnya wilayah tersebut sehingga terdapat hierarki tempat sentral.
3. Teori Sektor
August Losch seorang ahli ekonomi asal Jerman mengemukakan teori Sektor yang
mempertimbangkan pada daerah-daerah ekonomi. Bertolak dari kesamaan topografi sebuah
tempat yang berada di dataran sama seperti dikemukakan Christaller dan mempelajari faktor-
faktor yang menyebabkan terbentuknya daerah-daerah ekonomi tersebut. Berdasarkan
pengangkutan, biaya dan permintaan akan barang sehingga dapat dilakukan pembagian wilayah
homogen menjadi daerah-daerah yang spesifik. Bentuk optimal pembagian ini adalah heksagon.
Menurut Losch, munculnya daerah pasar disekeliling setiap tempat sentraljuga
dipengaruhioleh adanyajaringan daerah daerah pasar untuk setiap kelompok barang.
Sering disebut juga teori pusat pertumbuhan, kali pertama diperkenalkan oleh Perroux
1955, menyatakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil dari suatu
proses dan tidak terjadi secara serentak melainkan muncul ditempat tempat tertentu dengan
kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kota pada umumnya merupakan pusat pertumbuhan yang
terus mengalami perkembangan. Dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesai Bappenas
membagi beberapa kota besar di Indonesia yang memiliki letak sentral sebagai pusat
pertumbuhan yaitu Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar, dibagi lagi menjadi wilayah
pembangunan dengan pusat pusat kota yang terdekat.
Daerah yang memiliki kekayaan SDA berpotensi menjadi pusat pertumbuhan, contohnya
kota Bontang di Kalimantan Timur yang dahulu hanya menjadi wilayah eksplorasi minyak bumi
dan gas kini telah berkembang menjadi kota yang tumbuh pesat
SDM
Kualitas dan kuantitas manusia sangat penting untuk mengelola suatu daerah. Produktivitas
manusai yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menjadi pusat
pertumbuhan
Kondisi Fisiografis/lokal
Lokasi yang strategis memudahkan transportasi dan angkutan barang sehingga pusat
pertumbuhan berkembang dengan cepat. Contohnya daerah dataran rendah yang dapat
berkembang lebih cepat karena reliefnya yang rata
Fasilitas Penunjang
Beberapa fasilitas penunjang yaitu jalan, jaringan lsitrik, jaringan telepon, pelabuhan laut
dan udara, fasilitas air bersih, penyediaan bahan bakar serta prasarana kebersihan. Fasilitas
tersebut merupakan modal utama dalam membangun sebuah daerah yang besar.
Secara fungsional, pusat pertumbuhan adalah lokasi yang terkonsentarsinya suatu industri
atau kegiatan ekonomi karena sifatnya yang dinamis sehingga mampu merangsangkehidupan
ekonomi ke dalam maupun ke luar wilayah. Secara geografis, pusat pertumbuhan merupakan
lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi daya tarik bagi manusia.
Tidak semua wilayah dapat disebut pusat pertumbuhan karena setidaknya harus memiliki empat
ciri berikut :
Kota menjadi hidup dengan berjalannya berbagai aktivitas seperti perdagangan, wisata,
bisnis dan pendidikan dll pertumbuhan tidak terlihat pincang karena ada sektor yang
berkembangpesat dan sektor lain terhambat.
Karena adanya kegiatan produksi yang meningkat sehingga kapasitas produksi diperbesar
dan kadang sampai memacu pertumbuhan daerah belakang yang menjadi sumber bahan baku
dan tenaga kerja
Terjadi karena berkumpulnya titik titik fasilitas penunjang di daerah tersebut. Orang akan
datang ke sana untuk belanja, sekolah, berwisata dll.
Pusat pertumbuhan harus dinikmati pula oleh daerah belakang /penyuplai sehingga
mengurangi adanya ketimpangan wilayah.
Daya dukung wilayah (carrying capacity) merupakan daya tampung maksimum wilayah
yang mampu mendukung kehidupan manusia. Daya tampung tersebut mencakup populasi
manusia yang mampu didukung secara optimal tanpa merusak lingkungan. Salah satu unsur
parameter daya dukung wilayah adalah lahan yang digunakan untuk mengetahui tingkat
penggunaan lahan di suatu wilayah dan acuan untuk mengetahui pemanfaatan potensi wilayah.
Pembangunan dan
pengembangan wilayah di Jakarta , awalnya merupakan kota Perkembangan pusat-pusat
Indonesia harus disesuaikan administrasi, pelabuhan dan pertumbuhan di Indonesia banyak
dengan kondisi geografis dan perdagangan bertumpu pada sektor industri
kondisi sosial masyarakat
Secara geografis, kesenjangan terjadi antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan
Kawasan Barat Indonesia (KBI). Usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi
kesenjangan, yaitu dengan pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
di KTI melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 150 tahun 2000. Pengembangan KAPET
tersebar di Manado, Bitung, Batui, Bukari, Bima, Seram, Mbay, Biak, Sanggau, Das kakab,
Batulicin, Sasamba dan Sabang.
Tujuan penyebaran pusat pusat pertumbuhan ke luar Jawa, terutama KTI, yaitu :
Istilah yang dimaksud adalah pertumbuhan pembangunan, baik pembangunan fisik wilayah
maupun pembangunan sosial budaya. Setiap wilayah pembangunan mempunyai sebuah kota
yang menjadi pusat pertumbuhan yang disebut kutub pertumbuhan.
Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan
ruang nasional yang di susun guna menjaga intergritas nasional, keseimbangan dan keserasian
perkembangan antar wilayah dan antar sektor, serta keharmonisan antar lingkungan alam dengan
lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyusunan perencanaan tata
ruang harus memperhatikan :
Perencanaan tata ruang tingkat provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah
provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya , sinkronisasi pengembangan sektor ,
koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor serta pembagian peran dan fungsi
kabupaten/kota di dalam pemgembangan wilayah secara keseluruhan.
RTRW PULAU
RPJP NASIONAL RTRW NASIONAL RTRW KAWASAN
STRATEGI NAIONAL
RPJM NASIONAL
RTR KAWASAN
RPJP PROVINSI RTRW PROVINSI STRATEGI PROVINSIC
RPJM PROVINSI
RTDRKABUPATEN
RTR KAWASAN
STRATEGI KABUPATEN
RPJP RTRW KABUPATEN
KABUPATEN/KOTA RTRW KOTA RDTR KOTA
RTR KAWASAN
STRATEGIS KOTA
RPJM
KABUPATEN/KOTA
Masyarakat harus dilindungi dari berbagai tekanan dan paksaan dari pelaksanaan
pembangunan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Masyarakat juga harus mendukung
pemerintah jika dalam pemanfaatan ruang memiliki tujuan pembangunan yang
berkelanjutan. Misalnya pengembangan desa wisata atau wisata agro.
N. Dampak permasalahan dalam pemanfaatan ruang, yaitu :
a. Kerusakan Lingkungan
Cth : banjir, longsor kebakaran
hutan, kekeringan dll
d. Konversi
b. Ketimpangan
lahan
wilayah
Berubahnya
Cth : antara
fungsi sebagian
desa dan kota,
atau seluruh
Pulau Jawa dan
kawasan dari
Pulau Luar Jawa
fungsi semula