Anda di halaman 1dari 13

Peran Kader Dalam…(Dita W) 708

PERAN KADER DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA


MELALUI POSYANDU LANSIA BHAKTI ANANDA DI DUSUN PENGKOL
DESA GULUREJO KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO
ROLE OF CADRES IN IMPROVING THE WELFARE OF ELDERLY THROUGH POSYANDU
ELDERLY BHAKTI ANANDA IN DUSUN PENGKOL GULUREJO VILLAGE LENDAH
DISTRICT KULON PROGO REGENCY

Oleh: Dita Wulandari, Universitas Negeri Yogyakarta dita.wulandari@student.uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Posyandu Lansia Bhakti Ananda, peran
kader dalam meningkatkan kesejahteraan lansia, dan faktor pendukung dan penghambat kader dalam
meningkatkan kesejahteraan lansia melalui Posyandu Lansia Dusun Pengkol. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Bhakti Ananda. Subjek penelitian
terdiri dari tokoh masyarakat, kader, lansia Dusun Pengkol dan petugas Puskesmas Lendah II. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan kajian dokumen. Keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Pelaksanaan Posyandu Lansia Bhakti Ananda di
Dusun Pengkol meliputi persiapan Kegiatan Posyandu Lansia, senam lansia, penyuluhan/sosialisasi,
pengukuran berat badan dan tekanan darah, Pelayanan Kesehatan oleh Petugas Puskesmas Lendah II,
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan rekapitulasi hasil pelayanan kesehatan posyandu lansia. 2) Peran
kader dalam meningkatkan kesejahteraan lansia yaitu sebagai penggeraklansia untuk mengikuti posyandu
lansia, sebagai penyuluh, sebagai pemantau perkembangan kesehatan dan jasmani lansia, sebagai fasilitator
bagi lansia, dan sebagai pelaksana kegiatan posyandu lansia. 3) Faktor pendukung kader dalam meningkatkan
kesejahteraan lansia yaitu Sarana dan prasana yang lengkap mendukung setiap kegiatan posyandu lansia,
Sumber dana yang mencukupi, dan Sumber daya manusia profesional yang mendukung berjalannya Posyandu
Lansia. Faktor penghambat kader dalam meningkatkan kesejahteraan lansia yaitu rendahnya kesadaran lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia dan penataan meja pelayanan yang belum strategis.

Kata kunci : pelaksanaan posyandu lansia, kesejahteraan lansia, peran kader

Abstract
This study aims to describe the implementation of posyandu elderly Bhakti Ananda, role of cadres in
improving the welfare of elderly, and supporting and inhibiting factors cadre in improving the welfare of
elderly through Posyandu Elderly Dusun Pengkol. This research used desciptive qualitative approach. This
research conducted in posyandu elderly Bhakti Ananda. The subjects consisted of community leaders, cadres,
elderly Dusun Pengkol and Lendah II Public Health Center officers. The methods of data collection used
observation, interview and document review. The validity of the data used source triangulation and technique
triangulation Data analysis techniques used data reduction, data presentation and conclusion. The results
showed that: 1) Implementation of posyandu elderly Bhakti Ananda includes preparation, elderly
gymnastics,counseling/socialization, measurement of body weight and blood pressure, health service, giving of
PMT, and recapitulation of health services results. 2) Role of cadres in improving the welfare of elderly as
drivers, extension workers and motivators, monitors, facilitators, and implementing activities of Posyandu
Elderly. 3) The supporting factors of the cadres in improving the welfare of elderly are the complete facilities
and infrastructure, funds that support the walk of posyandu elderly, and professional human resources who
play a role in the implementation of posyandu elderly. The inhibiting factors are low awareness of the elderly
to follow the posyandu elderly activities and the arrangement of service desk which has not strategic yet.

Keywords: implementation of posyandu elderly, elderly welfare, role of cadre

PENDAHULUAN (Bappenas, 2015), provinsi dengan presentase


Berdasarkan data persebaran dan proporsi jumlah penduduk lansia tertinggi di negara
penduduk lansia oleh Direktur Perlindungan Indonesia adalah provinsi Daerah Istimewa
Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat Yogyakarta yang terdiri dari empat kabupaten
709 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

yaitu Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten dijalani dengan kondisi sehat, bukan dijalani
Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten dengan sakit-sakitan.
Kulonprogo dan satu kota, yaitu Kota Keadaan tersebut mendorong semakin
Yogyakarta. pentingnya pelayanan sosial bagi masyarakat
Meningkatnya usia harapan hidup dan seperti posyandu lansia sebagai wadah bagi
jumlah penduduk lansia menunjukkan masyarakat lansia untuk meningkatkan derajat
keberhasilan suatu negara, namun di sisi lain hal kesehatan maupun derajat sosial lansia. Namun
ini juga menimbulkan tantangan baru untuk dari pihak pemerintah belum maksimal dalam
pemerintah dan masyarakat. Pertumbuhan usia memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat
lanjut yang berjalan sangat cepat akan lansia, sedangkan jumlah lansia semakin
mengubah struktur penduduk menjadi era meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tidak
penduduk berstruktur tua (aging population). berarti pemerintah belum melakukan apa-apa.
Secara umum lansia dianggap sebagai orang Pemerintah, sebenarnya sudah sangat menyadari
yang mengalami penurunan, baik secara fisik, arti penting kesejahteraan penduduk lanjut usia,
sosial, kognitif maupun ekonomi. hanya saja mungkin karena pertimbangan
Penuaan adalah suatu proses alami yang prioritas, kajian–kajian apalagi perencanaan
tidak dapat dihindari, berjalan secara terus pembangunan penduduk lansiamasih tergolong
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya langka.
akan menyebabkan perubahan anatomis, Kecamatan lendah merupakan salah satu
fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehingga kecamatan yang terdapat di kabupaten Kulon
akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan Progo dengan jumlah lansia yang cukup tinggi.
tubuh secara keseluruhan. Penuaan atau sering Kecamatan lendah terdiri dari 6 desa yaitu desa
disebut usia lanjut merupakan suatu kejadian bumirejo, Gulurejo, Jatirejo, Ngentakrejo,
yang pasti akan dialami oleh semua orang yang Sidorejo dan Wahyuharjo.
dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa Program pelayanan sosial bagi lansia di
dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat kecamatan lendah sudah banyak dilaksanakan di
berupaya untuk menghambat kejadiannya. masing-masing desa. Program pelayanan sosial
Masalah kesehatan mental pada lansia tersebut salah satunya adalah posyandu lansia.
dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, Namun masih ada beberapa dusun yang belum
sosial dan ekonomi. Masa tua ditandai oleh memiliki posandu Lansia di daerahnya karena
penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai alasan. Posyandu lansia di desa
berbagai penyakit. Masalah kesehatan pada Gulurejo kecamatan Lendah dilaksanakan di 10
umumnya merupakan masalah yang paling dusun yang terdapat di desa Gulurejo.
dirasakan oleh lansia. Yang diharapkan bagi Desa Gulurejo merupakan kawasan desa
para lanjut usia aadalah bagaimana agarmasa tua pertanian dan kawasan desa wisata dengan
keadaan alam yang tergolong asri terbukti
Peran Kader Dalam…(Dita W) 710

dengan adanya kawasan persawahan. Banyak pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
penduduk yang bekerja sebagai petani kebutuhan lansia.
mengakibatkan pada keadaan ekonomi yang Kader kesehatan adalah tenaga sukarela
kurang stabil yakni menengah kebawah. Hal yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu
tersebut menyebabkan pada keadaan yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan
masyarakatnya yang hidup terbatas dalam merasa berkewajiban untuk melaksanakan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dampak dari meningkatkan dan membina kesejahteraan
keadaan tersebut yakni perawatan pada lansia masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dan
yang sedikit terabaikan karena teralihkan dan didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan
terlantar dengan keadaan-keaadaan yang lain di tugas-tugas kemanusiaan (Depkes RI, 2000: 87).
keluarganya. Sebagai pos kesehatan kepercaaan masyarakat,
Adanya perbedaan perlakuan tersebut posyandu diharapkan dapat menjalankan
mendorong bagi sejumlah masyarakat yang fungsinya dengan baik.
sadar akan pentingnya kesejahteraan lansia Menurut Prof. Ali Khomsan, dalam
untuk membentuk komunitas yang dapat (Ngantung Daniel, 2013. Syarat Ideal Posyandu
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang Profesional.
terutama lansia dengan prinsip dari, untuk, dan http://m.tribunnews.com/kesehatan2013/10/08/s
oleh masyarakat dalam rangka membantu yarat-ideal-posyandu-yang-profesional), sebuah
menangani permasalahan sosial yang terjadi di posyandu dapat berfungsi dengan baik apabila
tengah lingkungan masyarakatnya. memenuhi beberapa persyaratan diantaranya
Posyandu lansia adalah pos pelayanan posyandu harus memiliki kader terlatih yang
terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu peduli tumbuh aktif tanggap (TAT). Selain
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang mampu melakukan penimbangan dan
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa pengukuran lain, kader harus mampu
mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu memberikan penyuluhan soal gizi untuk lansia.
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan Inisiatif seorang kader juga penting. Kader harus
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi aktif menjemput bola, berkunjung ke rumah
lansia yang penyelenggaraannya melalui lansia yang jarang menghadiri posyandu.
program Puskesmas dan dalam Keterampilan kader juga merupakan
penyelenggaraannya melibatkan peran serta para salah satu kunci keberhasilan dalam sistem
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan pelayanan di posyandu, karena dengan
organisasi sosial (Depkes RI, 2003). Tokoh pelayanan kader yang terampil akan mendapat
masyarakat yang terlibat dalam posyandu lansia respon positif dari lansia sehingga terkesan
disebut kader posyandu lansia. Tugas dari kader ramah, baik, dan pelayanan yang teratur yang
posyandu lansia yaitu memberikan pelayanan mendorong lansia untuk datang ke posyandu.
kesehatan pada lansia sehingga terbentuk Dengan adanya pelatihan yang diberikan untuk
711 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

kader diharapkan dapat memberikan Upaya pelayanan sosial bagi lansia yang
pengetahuan dan keterampilan bagi kader melibatkan peran aktif masyarakat telah
sehingga dapat digunakan dan disesuaikan dilaksanakan di Dusun Pengkol, Desa Gulurejo,
dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo
Tujuan pelatihan kader antara lain untuk dengan nama kegiatan “Posyandu Lansia Bhakti
mengembangkan pengetahuan kader yang Ananda”. Kegiatan ini diselenggarakan di balai
terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi Padukuhan Pengkol dengan partisipasi kader
masyarakat, cara-cara penanggulangan secara yang bersedia membantu melayani lansia dalam
praktis, potensi yang ada di masyarakat dan kegiatannya. Posyandu Lansia juga bekerjasama
sektor-sektor yang terkait lainnya, cara-cara dengan Puskesmas guna memberikan pelayanan
penyuluhan termasuk pengembangan peran serta kesehatan bagi lansia, dimana dalam kegiatan ini
masyarakat, mengembangkan sikap positif secara swadaya kelompok mengadakan
terhadap usaha meningkatkan peran serta penambahan PMT lansia.
masyarakat dan untuk mengembangkan Posyandu Lansia Bkakti Ananda
ketrampilan menyuluh dan melaksanakan merupakan posyandu lansia yang tergolong
kegiatan-kegiatan praktis sehubungan dengan posyandu paling aktif di Desa Gulurejo terbukti
penanggulangan masalah. dengan kejuaraan tingkat Nasional yang pernah
Pembinaan teknis kepada kader sangat diraih oleh Posyandu Lansia Bkakti Ananda
diperlukan mengingat kader tak mungkin pada tahun 2016. Aktifnya posyandu lansia
sekaligus diberi segala pengetahuan dan tersebut tidak terlepas dari para kader yang
ketrampilan yang mereka perlukan. Pengetahuan berperan aktif dalam upaya menyelenggarakan
dan ketrampilan kader perlu dibina terus oleh dan melaksanakan posyandu lansia dengan
petugas-petugas teknis dari berbagai lintas maksimal.
sektor sesuai dengan bidangnya. Selain Terselenggaranya posyandu lansia tidak
pengetahuan dan ketrampilan yang berhubungan terlepas dari peran kader yang berupaya untuk
dengan program kegiatan untuk meningkatkan memberikan dan mengerahkan tenaga serta
pelayanan di posyandu, peningkatan kemampuannya demi terselenggaranya
pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu posyandu lansia dengan lancar sehingga lansia
melalui kursus, pelatihan dan refreshing secara dapat mengikuti pelayanan yang ada. Kader
berkala juga diperlukan sehingga kualitas dan dusun Pengkol merupakan kader yang aktif dan
keahlian dalam menangani pelayan memiliki rasa tanggung jawab serta kekompakan
penimbangan di posyandu lebih profesional. yang tinggi dalam segala hal.
Dengan cara ini diharapkan kelestarian kader Berdasarkan uraian permasalahan di atas,
dapat dipertahankan, karena mereka ditunjang maka peneliti ingin melakukan penelitian
oleh suatu kegiatan yang menjamin hidupnya. tentang peran kader dalam memberikan
pelayanan sosial bagi para lansia untuk
Peran Kader Dalam…(Dita W) 712

menciptakan kehidupan sejahtera sehingga masa dilakukan di Posyandu Lansia di Dusun


tuanya menjadi masa yang menyenangkan dan Pengkol, Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah,
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Kabupaten Kulon Progo.
Penelitian ini berjudul ”Peran Kader Dalam Subyek Penelitian
Meningkatkan Kesejahteraan Lansia Melalui Subyek penelitian terdiri dari delapan
Posyandu Lansia di Dusun Pengkol, Desa orang dengan key informan yakni tiga orang
Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon kader. Selain ke empat subjek penelitian di atas,
Progo.” penulis juga membutuhkan informan pendukung
untuk melengkapi informasi dari subjek.
METODE PENELITIAN Informan pendukung dalam penelitian ini antara
Pendekatan Penelitian lain: tokoh masyarakat, lansia dan petugas
Pendekatan yang digunakan dalam puskesmas yang bertugas ketika kegiatan
penelitian ini adalah pendekatan penelitian posyandu lansia. Maksud dari pemilihan subjek
kualitatif dengan jenis deskriptif.Menurut ini adalah untuk mendapatkan sebanyak
Moleong (2011), Penelitian kualitatif yaitu mungkin informasi dari berbagai sumber
penelitian yang bermaksud untuk memahami sehingga data yang diperoleh dapat diakui
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek kebenarannya. Pertimbangan lain dalam
penelitian secara holistik, dan dengan cara pemilihan subyek adalah subyek memiliki waktu
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, apabila peneliti membutuhkan informasi untuk
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan pengumpulan data dan dapat menjawab berbagai
dengan memanfaatkan berbagai metode pertanyaan penelitian yang telahdirumuskan.
ilmiah.Pendekatan penelitian kualitatif deskriptif Sumber Data
ini bertujuan agar peneliti dapat Sumber data penelitian adalah subjek
mendeskripsikan secara jelas dan terperinci serta darimana data dapat diperoleh (Arikunto,
memperoleh data yang mendalam dari judul 2010:172). Penelitian ini menggunakan dua
penelitian yaitu peran kader dalam jenis data yaitu data primer dan sekunder..
meningkatkan kesejahteraan lansia melalui Instrumen Penelitian
posyandu lansia di Dusun Pengkol, Desa Dalam penelitian ini instrumen utamanya
Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon adalah peneliti sendiri yang didukung dengan
Progo. alat bantu berupa pedoman wawancara,
Tempat dan Waktu Penelitian pedoman observasi dan dokumentasi. Pedoman-
Tempat dan waktu penelitian adalah pedoman tersebut disusun sendiri oleh peneliti
lokasi dimana kegiatan penelitian dan dikonsultasikan pada dosen
dilakukan.Penentuan lokasi dimaksudkan untuk pembimbing.Penyusunan pedoman wawancara,
mempermudah dan memperjelas objek yang observasi dan dokumentasi disusun sedemikian
menjadi sasaran penelitian.tempat penelitian ini
713 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

rupa dengan tujuan untuk mendapatkan hasil kepercayaan beberapa sumber data dengan
yang sesuai dengan tujuan penelitian. metode yang berbeda.
Analisis Data
Analisis data pada hakikatnya adalah suatu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
proses mengatur urutan data, Peran Kader Dalam Meningkatkan
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, Kesejahteraan Lansia Melalui Posyandu Lansia
kategori dan satuan uraian dasar. Menurut Miles Bhakti Ananda Di Dusun Pengkol Desa
dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010: 91) Gulurejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon
analisis data kualitatif adalah suatu proses Progo
analisis yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang 1. Pelaksanaan Posyandu Lansia
terjadi secara bersamaan, yaitu pengumpulan a. Persiapan Kegiatan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan Sebelum kegiatan posyandu lansia berjalan,
kesimpulan atau verifikasi. seluruh kader melakukan persiapan kegiatan
Data yang disajikan dalam penelitian ini yang harus dilakukan pada hari pelaksanaan.
meliputi gambaran umum Posyandu Lansia Persiapan dilakukan dengan mendiskusikan
Dusun Pengkol, peran kader posyandu lansia materi sosialisasi yang akan disampaikan dan
dan program pelayanan dalam meningkatkan siapa yang bertugas untuk
kesejahteraan sosial lanjut usia. menyampaikannya. Setiap kader pasti
Data yang dikumpulkan dari lapangan, mendapatkan tugas untuk melakukan
data yang sudah didapatkan maka akan sosialisasi dengan tema yang sudah terjadwal.
direduksi terlebih dahulu sehingga akan dapat Materi yang akan disampaikan bisa berasal
menyajikan data dan dapat menarik kesimpulan. buku terkait tema maupun sumber lain seperti
Penarikan kesimpulan tergantung pada besarnya internet dan pengetahuan yang pernah
kesimpulan catatan lapangan, pengodeannya, didapatkan kader.
penyimpanan, metode dan pencarian tentang Selain itu kader juga mempersiapkan menu
yang digunakan. PMT yang akan diberikan untuk lansia, serta
Keabsahan Data menyiapkan alat dan tempat yang akan
Teknik pemeriksaan keabsahan data digunakan untuk kegiatan posyandu lansia.
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Untuk menyiapkan menu PMT, kader
triangulasi.Penelitian ini menggunakan merinci bahan-bahan yang harus dibeli untuk
triangulasi teknik/metode data yaitu teknik membuat PMT dan menyesuaikan dengan
keabsahan data dengan membandingkan hasil penganggaran dana per kegiatan posyandu.
observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain Pembuatan PMT dilakukan pagi hari oleh
itu menggunakan triangulasi sumber data seluruh kader dan dilanjutkan dengan
dengan dilakukan pengecekan derajat mempersiapkan tempat pelaksanaan
posyandu lansia yang bertempat di balai
Peran Kader Dalam…(Dita W) 714

pertemuan.Kader menata meja sesuai urutan, penyampaian materi terkadang diulang-ulang


dan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan pada bulan selanjutnya.
seperti, timbangan, tensimeter, alat tulis, dan Selain dari pihak puskesmas, kader juga
speaker untuk kegiatan senam. kerap melakukan penyuluhan terhadap lansia.
b. Senam Lansia Namun materinya lebih ringan seperti tukar
Senam dilaksanakan pada pagi hari tanggal pendapat dan tanya jawab. Kadang kala juga
12 setiap bulannya.Senam ini merupakan diisi dengan menyanyi dan ice breaking yang
kegiatan awal yang dilaksanakan pada hari bisa lebih meningkatkan keceriaan dan
tersebut. Senam dipandu oleh instruktur yang semangat para lansia.
didatangkan dari luar dusun dengan mulai d. Pengukuran Berat Badan dan Tekanan Darah
dari jam 08.00 WIB – 09.00 WIB. Senam Pengukuran berat badan dan tekanan darah
dimulai ketika semua lansia sudah dilakukan oleh kader yang sama. Lansia
berkumpul.Kegiatan dilaksanakan di halaman terlebih dahulu melakukan pendaftaran pada
terbuka disamping balai pertemuan Dusun buku register yang dijaga sendiri oleh satu
Pengkol yang digunakan untuk kegiatan kader. Setelah itu lansia melaksanakan
Posyandu Lansia. pengukuran berat badan dilanjutkan dengan
Gerakan senam jantung dibuat khusus pengukuran tekanan darah atau tensi. Hasil
terutama untuk lansia dangan tujuan menjaga dari pengukuran berat badan dicatat pada
performa jantung, agar jantung dapat KMS (Kartu Menuju Sehat) masing-masing
mengambil oksigen sebesar-besarnya agar lansia yang dilakukan oleh kader yang
kadar oksigen dalam tubuh terpenuhi. Senam bertugas pada pengukuran. KMS milik lansia
diawali dengan gerakan pemanasan. biasanya dibawa pulang setelah kegiatan
Selanjutnya dilaksanakan gerakan inti senam berakhir dan dibawa lagi saat ada Posyandu
yaitu senam jantung. Terakhir dilakukan Lansia.
pendinginan untuk mengembalikan fungsi e. Pelayanan Kesehatan
fisik seperti keadaan awal secara bertahap. Setiap kegiatan Posyandu Lansia sebulan
c. Penyuluhan sekali pasti ada petugas puskesmas yang
Setiap pertemuan Posyandu Lansia pasti hadir paling tidak 2 orang. Selain
diadakan penyuluhan untuk lansia. Pemateri memberikan pelayanan kesehatan, petugas
penyuluhan bisa dari kader atau dari petugas puskesmas juga memberikan penyuluhan
kesehatan. Kebanyakan materi yang telah untuk lansia. Pelayanan kesehatan tidak
disampaikan adalah tentang Perilaku Hidup diwajibkan untuk semua lansia, tetapi hanya
Bersih dan Sehat (PHBS) diantaranya tentang bagi siapa saja lansia yang ingin konsultasi
cuci tangan pakai sabun, pemberntasan kesehatan dan memeriksakan kesehatannya
sarang nyamuk, dan lain sebagainya. Melihat yang biasanya disertai dengan pemberian
daya ingat lansia yang semakin berkurang, obat.
715 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

Masalah yang sering dikeluhkan lansia antara telah dilakukan. Dari hasil perekapan tersebut
lain pegel linu, loyo, pusing, lutut susah dapat dilihat perkembangan lansia dan kader
digerakkan, sakit pinggang, dan sebagainya. melakukan analisa terhadap perkembangan
Tindak lanjut dari petugas puskesmas tersebut untuk menentukan tindakan apa yang
biasanya diberikan obat untuk dikonsumsi seharusnya dilakukan untuk lansia.
lansia dengan harapan lansia dapat kembali Tugas kader setelah pelaksanaan Posyandu
sehat dan melaksanakan aktivitas seperti Lansia selesai yaitu merekap hasil pelayanan
biasanya. hari itu dan berkunjung ke rumah lansia yang
Dengan adanya pihak puskesmas yang datang tidak hadir untuk melakukan pengukuran dan
rutin setiap bulannya memudahkan lansia sosialisasi individual.
untuk memeriksakan kesehatan. Lansia tidak 2. Peran Kader Dalam Meningkatkan
perlu datang ke Puskesmas Lendah II yang Kesejahteraan Lansia Melalui Posyandu
jaraknya lumayan jauh yaitu 4 Km dari Lansia
Dusun Pengkol. Lansia merasa senang a. Penggerak
dengan adanya pemeriksaan kesehatan rutin Kader sebagai penggerak masyarakat dusun
dari Puskesmas Lendah II. Pengkol terutama lansia untuk mengikuti
f. Pemberian Gizi/ PMT kegiatan Posyandu Lansia. Kader berupaya
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lansia agar semua lansia Dusun Pengkol dapat ikut
rutin diberikan setiap bulannya. Menu serta dan berpartisipasi dalam kegiatan
makanan beragam dalam setiap bulan, namun posyandu lansia yang diadakan rutin setiap
tetap memperhatikan kandungan gizinya. bulan. Upaya yang dilakukan kader agar
Sistem pemberian PMT yaitu per lansia lansia dapat aktif mengikuti kegiatan
membayar Rp 2.000,00 per kegiatan posyandu lansia adalah dengan memberikan
Posyandu Lansia sebagai tambahan biaya sosialisasi tentang manfaat mengikuti
pembuatan PMT. Dulu disediakan peralatan posyandu lansia bagi keberlangsungan hidup
makan di tempat bagi lansia yang ingin lansia. Selain itu kader juga memberikan
langsung makan disitu. Namun karena pelayanan kepada lansia dengan optimal agar
banyak lansia yang meminta untuk dibungkus lansia merasa senang dan mau datang lagi
dibawa pulang dan dirasa kader juga merasa setiap ada kegiatan posandu lansia.
lebih mudah, sekarang ini PMT sudah b. Penyuluh/ motivator
dibungkus dalam plastik yang siap untuk Peran kader sebagai penyuluh dan motivator
dibawa pulang lansia. bagi lansia. Kader memberikan semangat,
g. Rekapitulasi hasil pelayanan kesehatan dorongan dan motivasi untuk hidup lebih
posyandu lansia sehat dan sejahtera salah satunya melalui
Setelah posyandu lansia selesai, kader kegiatan posyandu lansia. Penyuluhan yang
melakukan perekapan hasil pengukuran yang dilakukan oleh kader tidak hanya penyuluhan
Peran Kader Dalam…(Dita W) 716

kelompok saja namun juga penyuluhan dan alat pengukuran yang dibutuhkan,
perorangan. menyiapkan PMT, dan menghubungi petugas
Penyuluhan perorangan dilakukan kader puskesmas untuk memastikan
dengan mendatangi rumah lansia yang sudah kedatangannya.
beberapa kali tidak hadir mengikuti posandu e. Pelaksana
lansia. Kader menanyakan alasan ketidak Kader sebagai pelaksana kegiatan posyandu
hadiran lansia kemudian kader memberikan lansia dari mulai melayani pengukuran berat
pengertian kepada lansia akan pentingnya badan sampai pemberian PMT. Kader
mengikuti posyandu lansia. berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Pemantau dari awal hingga akhir.
Peran kader sebagai pemantau yaitu 3. Temuan Lain
pemantau perkembangan kesehatan lansia a. Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL)
melalui buku KMS. Setelah dilaksanakan Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL)
pengukuran berat badan dan pengukuran adalah wadah kegiatan keluarga yang
tekanan darah, selanjutnya dicatat pada KMS. mempunyai lansia yang bertujuan untuk
Tidak hanya mencatat saja, namun kader juga meningkatkan kepedulian dan peran serta
berperan memantau pengukuran bulan keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang
sebelumnya apakah mengalami kenaikian sehat, mandiri, poduktif dan bertaqwa
atau penurunan. Lansia yang mengalami sehingga tetap dapat diberdayakan dalam
penurunan disarankan oleh kader untuk pembangunan dengan memperhatikan
memperhatikan pola makan agar teratur dan kearifan, pengetahuan, keahlian,
dengan porsi yang sehat. keterampilan dan pengalamannya sesuai usia
Peran kader sebagai pemantau yaitu dan kondisi fisiknya. BKL merupakan
pemantau perkembangan kesehatan lansia kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
melalui buku KMS.Tidak hanya mencatat pengetahuan dan ketrampilan keluarga lansia
saja, namun kader juga berperan memantau dan keluarga yang memiliki anggota keluarga
pengukuran bulan sebelumnya apakah berusia di atas 60 tahun ke atas dalam
mengalami kenaikian atau penurunan. pengembangan, pengasuhan, perawatan, dan
d. Fasilitator pemberdayaan lansia agar dapat
Peran kader dalam terselenggaranya meningkatkan kesejahteraannya. (BKKBN).
Posyandu Lansia Bhakti Ananda adalah Di dusun Pengkol, kelompok BKL terdiri dari
sebagai fasilitator.Fasilitator yang dimaksut kader dan masyarakat yang memiliki
disini adalah sebagai penyedia pelayanan lansia.Namun kegiatan yang diselenggarakan
mulai dari mendatangkan instruktur senam, belum mampu memberikan manfaat yang
menyediakan dan menyiapkan tempat maksimal bagi masyarakat dan lansia Dusun
pelaksanaan posyandu, menyiapkan alat tulis pengkol.Kegiatan yang dilakukan baru
717 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

sebatas arisan yang dilakukan setiap bulan untuk memberikan kesadaran bagi lansia
sekali. akan pentingnya mengikuti posyandu lansia
b. Penyuluhan tentang Lansia kepada dan agar lansia lebih semangat dalam
masyarakat mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Adanya penyuluhan bagi keluarga lansia 4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
dapat membantu lansia dalam merawat Kader Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
dirinya sendiri.Namun pada praktiknya, Lansia

kegiatan penyuluhan di Dusun Pengkol a. Faktor Pendukung

belum maksimal.Hal ini dapat dilihat dari 1). Sumber daya manusia yang mendukung
berjalannya Posyandu Lansia
sudah tidak berjalannya kegiatan-kegiatan
SDM yang berperan meliputi, kader, kepala
BKL.
dukuh, lansia, Puskesmas Lendah II, dan
c. Kegiatan spiritual
warga masyarakat Dusun Pengkol. Dengan
Kegiatan spiritual merupakan kegiatan yang
adanya kerjasama yang baik dari ke semua
dilakukan dengan tujuan untuk lebih
pihak tersebut, posyandu lansia Bhakti
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha
Ananda dapat terlaksana dengan optimal
Esa.Di Dusun Pengkol kegiatan spiritual
dan dapat memberikan pelayanan bagi
yang masih rutin berjalan yaitu kegiatan
lansia sesuai dengan kebutuhannya.
pengajian ibu-ibu dan lansia yang
2). Sarana dan prasana yang mendukung setiap
dilaksanakan setiap minggu sore.
kegiatan
Selain materi keagamaan, juga diajarkan
Sarana dan prasarana yang dimiliki
iqro’ yang dibimbing oleh salah seorang
posyandu lansia Bhakti Ananda Dusun
ustadzah.Kegiatan pengajian yang ada di
Pengkol yaitu tempat pelaksanaan, meja
Dusun Pengkol ini dilakukan diluar program
kursi, timbangan, tensimeter, alat tulis, dan
BKL, pengajian diadakan karena adanya
speaker. Sarana prasarana yang memadai
keinginan dari ibu-ibu termasuk lansia untuk
dapat membantu terlaksananya posyandu
dapat belajar mengaji.
lansia dengan lancar.
d. Pelayanan Individu bagi Lansia yang
3). Sumber dana
dilakukan oleh kader
Berjalannya posyandu lansia tidak terlepas
Pelayanan individu adalah suatu pelayanan
dari dana yang masuk untuk menunjang
khusus bagi lansia yang tidak dapat hadir
kegiatan posyandu lansia. Dana yang
dalam pelaksanaan posyandu lansia.
didapatkan posyandu lansia Bhakti ananda
Pelayanan ini berupa kunjungan rumah untuk
berasal dari 2 sumber yaitu dana dari
melakukan pengukuran berat badan,
Puskesmas Lendah II yang didapatkan
pengukuran tensi, dan penyuluhan individu.
setiap bulan dengan anggaran Rp 3.000,00
Pelayanan ini dilakukan kader dengan tujuan
per lansia. Selain itu posyandu lansia juga
Peran Kader Dalam…(Dita W) 718

memperoleh iuran dana dari lansia sendiri Kegiatan senam lansia, dipandu oleh
yang dibayarkan setiap pertemuan dengan instruktur dan diikuti oleh seluruh lansia
jumlah Rp 2.000,00. aktif. Senam lansia bertujuan untuk
b. Faktor Penghambat meningkatkan keaktifan, kemandirian,
1). Kesadaran lansia kelincahan, dan melatih ketepatan
Selama berjalannya posyandu lansia Bhakti waktu.Penyuluhan/ sosialisasi, bertujuan
Ananda, lansia cukup aktif dalam mengikuti untuk memberikan pengetahuan kepada
kegiatan, namun tidak dipungkiri bahwa lansia agar diterapkan pada kehidupan sehari-
mengingat usia lansia yang semakin menua hari sehingga lansia mampu mencapai hidup
menyebabkan lansia sering lupa dan sejahtera.Peran kader dalam kegiatan ini
mengabaikan kesejahteraan diri sendiri yang yaitu sebagai motivator bagi lansia,
sebenarnya dapat dilakukan dengan Pelaksanaan pengukuran berat badan dan
mengikuti kegiatan posyandu lansia. tekanan darah, dilakukan oleh 1 orang
1). Penataan meja yang belum teratur kader.Kegiatan berjalan dengan tertib, lansia
Balai Dusun Pengkol yang digunakan untuk yang mengantri menunggu dengan sabar
kegiatan Posyandu Lansia bersebelahan sembari berbincang-bincang dengan sesama
dengan kegiatan Posyandu Balita sehingga lansia, Kegiatan pelayanan kesehatan,
tempat yang dimiliki tidak cukup luas untuk dilakukan oleh Petugas Puskesmas Lendah II.
menata meja sedemikian rupa.Hal tersebut Kegiatan belum berjalan dengan kondusif
mengakibatkan berjalannya posyandu lansia karena sistem antri belum terlalalu diterapkan
yang kurang tertata dan pelaksanaannya oleh para lansia yang akan memeriksakan
masih terlihat belum efektif. kesehatan, Pemberian PMT, dibuat sesuai
dengan buku menu yang sudah ada, disiapkan
SIMPULAN DAN SARAN olehkader sebelum pelaksanaan kegiatan
Simpulan posyandu lansia, dan rekapitulasi hasil
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian pelaksanaan posyandu lansia, dilakukan oleh
dan pembahasan yang telah dilakukan dapat kader yaitu dengan mencatat hasil
ditarik kesimpulan sebagai berikut: perkembangan lansia pada buku rekapitulasi,
1. Pelaksanaan Posyandu lansia Bhakti Ananda dan melakukan kunjungan ke rumah lansia
di Dusun Pengkol meliputi; Perencanaan dan yang tidak hadir untuk melakukan
persiapan, dilakukan sebelum kegiatan pengukuran dan melakukan penyuluhan.
posyandu lansia dimulai. Perencanaan yang 2. Peran kader dalam meningkatkan
dilakukan dengan menyiapkan materi kesejahteraan lansia yaitu; Peran kader
sosialisasi yang akan disampaikan, sedangkan sebagai penggerak lansia untuk aktif
hal-hal lain yang disiapkan antara lain PMT, mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan
tempat kegiatan, dan alat yang dibutuhkan, di posyandu lansia mulai dari senam sampai
719 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

mengikuti sosialisasi. Lansia juga diharapkan yang ikut berperan dalam terlaksananya
selalu hadir setiap bulan untuk mengikuti posyandu lansia. Faktor penghambat kader
posyandu lansia di Dusun Pengkol, Peran dalam meningkatkan kesejahteraan lansia
kader sebagai penyuluh dan motivator bagi yaitu: Kesadaran lansia untuk mengikuti
lansia. Kader memberikan semangat, kegiatan posyandu lansia masih rendah dan
dorongan dan motivasi untuk hidup lebih penataan meja pelayanan yang belum
sehat dan sejahtera salah satunya melalui strategis.
kegiatan posyandu lansia. Penyuluhan yang Saran
dilakukan oleh kader tidak hanya penyuluhan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kelompok saja namun juga penyuluhan dilaksanakan maka terdapat beberapa saran
perorangan, Peran kader sebagai pemantau yang peneliti ajukan yaitu:
yaitu pemantau perkembangan kesehatan 1. Bagi Posyandu Lansia Bhakti Ananda;
lansia melalui buku KMS. Tidak hanya Penataan meja pelayananan dibuat sesuai
mencatat saja, namun kader juga berperan urutan agar lansia dapat dengan mudah
memantau pengukuran bulan sebelumnya mengikuti alur sesai meja yang telah
apakah mengalami kenaikian atau penurunan, disiapkan. Selain itu kader dapat membantu
Peran kader sebagai fasilitator yaitu sebagai tugas kader lainnya ketika salah satu kader
penyedia pelayanan mulai dari mendatangkan mengalami kerepotan pelayanan.
instruktur senam, menyediakan dan 2. Bagi keluarga/ masyarakat sekitar Lansia;
menyiapkan tempat pelaksanaan posyandu, Perlu adanya perhatian lebih pada lansia agar
menyiapkan alat tulis dan alat pengukuran rutin mengikuti posyandu lansia dan
yang dibutuhkan, menyiapkan PMT, dan mendampingi lansia ketika lansia kesulitan
menghubungi petugas puskesmas untuk untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.
memastikan kedatangannya, Kader sebagai
pelaksana kegiatan posyandu lansia dari DAFTAR PUSTAKA
mulai melayani pengukuran berat badan Agustine Lilin Cahyani. (2017). Pelaksanaan
sampai pemberian PMT. Kader berperan aktif Pendampingan Bagi Lanjut Usia Dalam
selama kegiatan berlangsung dari awal Menuju Lanjut Usia Sejahtera Di Unit
hingga akhir. Rehabilitasi Sosial “Wiloso
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat Wredho”Purworejo. Skripsi.Universitas
kader dalam meningkatkan kesejahteraan Negeri Yogyakarta.
lansia yaitu; Faktor pendukung kader dalam
meningkatkan kesejahteraan lansia yaitu: Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Sarana dan prasarana yang tersedia dan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
memadai, Dana yang menunjang berjalannya Rineka Cipta
posyandu lansia, dan Sumber daya manusia
Peran Kader Dalam…(Dita W) 720

Bappenas. (2015). Perlindungan Sosial Lanjut Sugiyono.(2010). Memahami Penelitian


Usia. Depok: Bappenas RI. Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Erpandi.(2013. Posyandu Lansia Mewujudkan Zumrotus Sholichati. (2017). Partisipasi


Lansia Sehat, mandiri dan Produktif. Masyarakat Dalam Pelayanan Sosial
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EKG Bagi Lanjut Usia Di Dusun Bulak, Desa
Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten
Hurlock.B.Elizabeth, 2004.Psikologi Kulon Progo. Skripsi.Universitas Negeri
Perkembangan Suatu Pendekatan Yogyakarta.
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga

Moleong.(2011). Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Miradj, S., & Sumarno, S. (2014).


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MISKIN, MELALUI PROSES
PENDIDIKAN NONFORMAL,
UPAYA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL DI
KABUPATEN HALMAHERA BARAT.
JPPM (Jurnal Pendidikan dan
Pemberdayaan Masyarakat), 1(1), 101 -
112.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jppm.v1i1
.2360

Siti Maryam dkk.(2010). Asuhan Keperawatan


Pada Lansia. Jakarta: Trans Info Media.

Siti Partini . (2011). Psikologi Usia Lanjut.


Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai