Anda di halaman 1dari 5

1.

Hormon insulin meningkatkan glikolisis sel-sel hati dengan cara meningkatkan


aktivitas enzim-enzim yang berperan. termasuk glukokinase, fosfofruktokinase dan
piruvat kinase. Bertambahnya glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa dan
dengan demikian secara tidak langsung menurunkan pelepasan glukosa ke plasma
darah. Insulin juga menurunkan aktivitas glukosa-6-fosfatase yaitu enzim yang
ditemukan di hati dan berfungsi mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat.
Penumpukan glukosa 6-fosfat dalam sel mengakibatkan retensi glukosa yang mengarah
pada diabetes mellitus tipe 2.
2. Pada pasien DM tipe 2 tersebut mengalami penurunan glikogenesis diakibatkan karna
rusaknya reseptor insulin, insulin beredar dengan jumlah normal, sel beta pankreas pun
masih mampu untuk memproduksi insulin secara normal.Monosakarida yang
merupakan hasil pencernaan karbohidrat di dalam usus, dimana 80% merupakan
glukosa , sedangkan galaktosa dan fruktosa mewakili masing masing 10%.Glukosa
langsung bisa masuk ke aliran sirkulasi darah, di dalam darah terdapat hormon insulin
yang jumlahnya normal akan tetapi sel reseptor tidak bisa menangkap insulin secara
baik, sehingga glukosa di darah tidak bisa dibawa ke sel sel tubuh dengan baik.Reseptor
sel yang menerima insulin mengalami kerusakan, sehingga glukosa yang dibawa
insulin untuk diubah menjadi glikogen juga rendah/ sedikit. Proses glikogenesis juga
menurun, sel sel tubuh mengalami kelaparan, ini menyebabkan gejala polifagia pada
DM.
3. terjadi peningkatan glikogenolisis dimana pemecahan glikogen menjadi glukosa dalam
sel meningkat karena tubuh kita membutuhkan energi, sehingga berapapun glikogen
yang ada di sel akan dipecah terus menerus untuk mencukupi energi.Akibat jumlah
glikogen yang minimal didalam sel tubuh, maka glukosa yang dihasilkan juga rendah ,
asam piruvat yang dihasilkan juga rendah, ATP yang diproduksi pun juga sedikit,
akibatnya menjadi lemas.
4. Enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase mengkatalisis tahap yang membatasi
kecepatan reaksi dalam glukoneogenesis. Sintesis enzim tersebut dikurangi oleh insulin
dengan demikian glukoneogenesis akan menurun. Kelenjar hipofisis anterior
menyekresi hormon-hormon yang cenderung meningkatkan kadar glukosa darah
sehingga melawan kerja insulin; hormon-hormon ini ialah hormon
pertumbuhan.Sekresi hormon pertumbuhan dirangsang oleh hipoglikemia,dan hormon
ini menurunkan penyerapan glukosa di jaringan otot. Glukokortikoid disekresikan oleh
korteks adrenal dan juga disintesis di jaringan adiposa tanpa diregulasi. Hormon ini
bekerja dengan meningkatkan glukoneogenesis melalui peningkatan katabolisme asam
amino di hati akibat induksi pada aminotransferase (dan enzim lain, misalnya triptofan
dioksigenase) serta enzim-enzim kunci pada glukoneogenesis. Hal ini menjelaskan
mengapa resistensi insulin sering dijumpai pada obesitas.
5. .

6. Teori jalur polyol berperan dalam beberapa perubahan dengan metabolism ini. Pada
status yang normoglikemik, kebanyakan glukosa intraseluler di fosforilasi ke glukosa-
6-phosphate oleh hexokinase, hanya sebagian kecil dari glukosa masuk jalur polyol.
Pada kondisi-kondisi hiperglikemia, hexokinase yang disaturasi, maka akan terjadi
influks glukosa ke dalam jalur polyol. Aldose reduktase yang secara normal
mempunyai fungsi mengurangi aldehid beracun di dalam sel ke dalam alkohol non
aktif, tetapi ketika konsentrasi glukosa di dalam sel menjadi terlalu tinggi, aldose
reduktase juga mengurangi glukosa ke dalam jalur sorbitol, yang mana kemudian
dioksidasi menjadi fruktosa. Dalam proses mengurangi glukosa intraseluler tinggi ke
sorbitol, aldose reduktase mengkonsumsi co-faktor NADPH (nicotinamide adenine
dinucleotide phosphat hydrolase). NADPH adalah co-faktor yang penting untuk
memperbaharui intracelluler critical anti oxidant, dan pegurangan glutathione.Dengan
mengurangi jumlah glutathione, jalur polyol meningkatkan kepekaan stress oksidatif
intraseluler.Stres oksidatif berperan utama di dalam patogenesis neuropati diabetika
perifer.Ada bukti peningkatan oksigen radikal bebas dan peningkatan beberapa
penanda stres oksidatif seperti malondialdehide dan lipid hydroksiperoksida pada
penderita neuropati diabetika.
Sorbitol sesudah dioksidasi sorbitol dehydrogenase menjadi fruktosa,
mengalami degradasi secara perlahan dan tidak cukup menebus ke membran sel .
Akumulasi sorbitol intraseluler mengakibatkan perubahan osmotik yang berpotensi ke
arah kerusakan sel. Adanya peningkatan osmolalitas intraseluler, dalam kaitan aliran
glukosa kedalam jalur polyol dan akumulasi sorbitol, sebagai akibatnya akan terjadi
kompensasi pengurangan endoneural osmolit taurine dan mioinositol untuk memelihara
keseimbangan osmotik. Metabolit intraseluler, seperti mioinositol menjadi berkurang
dan mendorong ke arah kerusakan sel saraf.Pada percobaan binatang penurunan
mioinositol berkaitan dengan penurunan aktivitas Na+/ K+-ATPase dan memperlambat
velositas konduksi saraf

7. Aktivasi Protein Kinase C (PKC) juga berperan dalam patogenesis neuropati perifer
diabetika. Hiperglikemia didalam sel meningkatkan sintesis atau pembentukan
diacylglyserol (DAG) dan selanjutnya peningkatan Protein kinase C. Protein kinase
juga diaktifkan oleh stres oksidatif dan advanced glycosilation products (AGEs)
Aktivasi protein kinase C menyebabkan peningkatan permeabilitas
vaskular,gangguansintesis nitric oxyde (NOS) dan perubahan aliran darah.Ketika
PKCdiaktifkan oleh hiperglikemia intraseluler, mempunyai efek pada beberapa
ekspresigenetik. Vasodilator yang memproduksi endothelial nitric oxyde synthase
(eNOS)berkurang, sedangkan vasokonstriktor endothelin-1 (ET-1) akan meningkat.
Transformasi Growth Faktor β (TGF-β) dan plasminogen inhibitor -1 (PAI-1) juga
meningkat.Dalam endothelial sel, PKC juga mengaktifkan nuclear faktor (NFkB), suatu
faktor transkripsi yang dirinya sendiri mengaktifkan banyak gen proinflamasi di dalam
pembuluh darah.
8. Heksosamin pathways dimulai dari glukosa berubah menjadi glukosa 6 phosphate oleh
enzim glukokinase lalu mengalami isomerasi menjadi fruktosa 6 phosphate. Yang
terjadi apabila fruktosa 6 phosphate ini tidak bisa masuk ke dalam proses
glikolisis,maka fruktosa 6 phosphate ini akan masuk kedalam heksosamine pathway,
yaitu dimana fruktosa 6 phosphate ini direaksikan dengan asam amino glutamine.
Glutamin bereaksi dengan fruktosa 6 phosphate dengan dikatalisa oleh enzim glutamin
fruktosa amigo transferase dan terbentuk glutamin berubah menjadi glutamat dan
fruktosa 6 phosphate berubah menjadi glukosamine 6 phosphate. Ini akan memebentuk
gula amino yang menjadi dasar pembentukan glikosamino glikan dan dipakai untuk
pembentukan proteoglikan dan glikoprotein, glikolipid. Enzim pengendali dari jalur ini
adalah glutamin fruktosa 6 phosphate amido transferase. Sedangkan hasil akhir yang
paling banyak adalah N asetil glukosamine. Maka akan terbentuk Glikosamineglikan,
proteoglikan.

9. Peningkatan glukosa intraseluler menyebabkan pembentukan advanced glycosilation


products (AGEs) melalui glikosilasi nonenzymatik pada protein seluler. Glikosilasi dan
protein jaringan menyebabkan pembentukan AGEs.Glikosilasi nonenzimatik ini
merupakan hasil interaksi glukosa dengan kelompok amino pada protein.1 Pada
hiperglikemia kronis beberapa kelebihan glukosa berkombinasi dengan asam amino
pada sirkulasi atau protein jaringan. Proses ini pada awalnya membentukproduk
glikosilasi awal yang reversibel dan selanjutnya membentuk AGEs yang ireversibel.
Konsentrasi AGEs meningkat pada penderita DM. Pada endotel mikrovaskular manusia
, AGEs menghambat produksi prostasiklin dan menginduksi PAI-1(Plasminogen
Activator Inhibitor-1) dan akibatnya terjadi agregasi trombosit dan stabilisasi fibrin,
memudahkan trombosis. Mikrotrombus yang dirangsang oleh AGEs berakibat hipoksia
lokal dan meningkatkan angiogenesis dan akhirnya mikroangiopati

10. A. Efek somogyi merupakan komplikasi akut yang ditandai dengna penurunan unik
kadar glukosa darah dimalam hari, kemudian dipagi hari kadar glukosa kembali
meningkat diikuti peningkatan rebound pada pagi harinya. Hipoglikemi itu sendiri
kemudian menyebabkan peningkatan glucagon, katekolamin, kortisol, dan hormone
pertumbuhan. Hormone ini menstimulasi gluconeogenesis sehingga pada pagi harinya
terjadi hiperglikemia

B. Dawn Effect Hiperglikemia pada pagi hari (antara jam 5-9 pagi) yang tampaknya
disebabkan oleh peningkatan sirkadian kadar glukosa dipagi hari. Hormone-hormon
yang memperlihatkan variasi sirkadian pada pagi hari adalah kortisol dan hormone
pertumbuhan, dimana keduanya merangsang gluconeogenesis. Pada pengidap diabetes
tipe 2 ini juga dapat terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin juga terjadi pada
pagi hari, baik sebagai variasi sirkadian normal maupun sebagai respons terhadap
hormone pertumbuhan atau kortisol.

Anda mungkin juga menyukai