Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

Revitalisasi Pendidikan Agama dan


Jati Diri Bangsa dalam Pencegahan Radikalisme Berbasis Agama
kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan
sekali.
Revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital.
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk
menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya.
1.1 Definisi
Pendidikan Agama
adalah proses pembelajaran yang memiliki tujuan atau target
mengoptimalkan pemahaman dan ketrampilan dalam bidangilmu agama,
sehingga lulusannya benar-benar memiliki kualitasyang utuh dan
komprehensif. Pendidikan agama memiliki dua misi yaitu
akademik/keilmuan dan dakwah Jati Diri Bangsa
Jati diri atau identitas merupakan ciri khas yang menandai seseorang,
sekelompok orang, atau suatu bangsa. Jika ciri khas itu menjadi milik
bersama suatu bangsa, hal itu tentu menjadi penanda jati diri bangsa
tersebut

kata radik (dari bahasa Latin: radix) yang memiliki arti “akar”, sehingga
kata “radikal” secara sederhana dapat diartikan sebagai “perubahan
secara mendasar dan menyeluruh”.
Radikalisme tidak selalu merupakan sesuatu yang tertutup, eksklusif,
dan tersembunyi.
Banyak kasus pikiran-pikiran radikal dinyatakan secara terbuka atau
terang-terangan dan secara eksplisit pula diwadahi dalam organisasi-
organisasi, perkumpulan, kelompok, bahkan partai politik.
Salah satu penyebab kemunculannya adalah keleluasaan yang diberikan
pada masyarakat sebagai implikasi dari demokrasi dan hak asasi
manusia di masa kini.
Teori bahwa agama sebagai inti kebudayaan menunjukkan relevansinya
(Geertz, 1966).
Radikalisme membutuhkan pembenaran dan pembenaran yang paling
kuat dan sahih adalah agama sebagai pusat kebudayaan.
Dengan alasan agama, misalkan, tindakan kekerasan dapat
dimungkinkan atau di”halal”kan
Menurut Lewis Mulford Adams dan C. Ralph Taylor,
Fundamentalisme adalah istilah umum untuk gerakan keagamaan di
sejumlah sekte Protestan untuk menguatkan penafsiran tekstual dari
Injil.
mereka yang memahami ayat-ayat kitab suci secara literal, maka ia
disebut kaum fundamentalis atau berfaham fundamentalisme.
Ketika pemikiran yang fundamental tersebut kemudian pada satu waktu
karena kondisi sosial-ekonomi, politik-psikologis tertentu berubah
menjadi tindakan untuk mengubah struktur secara fundamental
(mendasar dan menyeluruh), maka itulah yang kita maksud dengan
radikalisme.
Ketika pemikiran yang fundamental berubah menjadi upaya radikal yang
berwujud aksi teror.
konteks Indonesia sekitar 15 tahun terakhir kata “radikal” populer
digunakan untuk menyebut kelompok orang yang cenderung
memaksakan ide perubahan mendasar dan cenderung menggunakan cara
kekerasan (Saifuddin, 2011, Solnit, David, 2004).
Salah satu mode kekerasan ialah sejumlah aksi teror yang menimbulkan
rasa khawatir, tidak aman, dan takut.
Satu bentuk aksi teror adalah pengeboman suatu tempat yang
menimbulkan kepanikan dan ketakutan yang besar di kalangan
masyarakat yang lebih luas dari pada lokasi aksi terornya
Teror dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menciptakan
ketakutan, kengerian, atau kekejaman oleh seseorang atau golongan

1.2 bagaimana dengan topik seminar?


Revitalisasi Pendidikan Agama dan Jati Diri Bangsa dalam Pencegahan
Radikalisme Berbasis Agama

Sebaliknya

Revitalisasi Pendidikan Agama dan Jati Diri Bangsa


dalam Pencegahan Radikalisme Teror Berbasis Agama
1.3 sejarah Teror
Yunani kuno,Romawi kuno dan abad pertengahan, artinya kejahatan
kemanusiaan
Yunani kuno, Xenophon (430-349 SM) menulis manfaat dan efektivitas
perang urat saraf untuk menakut-nakuti musuh.
Sekte Zaelots kelompok keagamaan Yahudi menggunakan cara-cara
teror untuk melawan pemerintahan pendudukan Romawi
Sien Tzu ahli strategi militer Cina pada sekitar 500 M teroris
konsep”bunuh satu seribu ketakutan ”
Sicari faksi ekstrem Yahudi terlibat pengepungan bunuh diri masal di
Masada, membunuh pendeta, membakar rumah dan arsip-arsip Dinasti
Herodes 1890 Perang Dunia I Armenia VS Turki, pembunuhan massal
terhadap warga Armenia.
Teroris Jepang kontemporer adalah Japanense Red Army (Tentara
Merah Jepang), melakukan pembajakan pesawat, pembunuhan dan aksi
sabotase kilang minyak Shell di Singapura, Kedubes Perancis di Den
Haag, dan pembantaian di Bandara Lod di Israel.
Jewish Defense League (JDL) didirikan 1968 oleh Rabbi Meir Kahane
merupakan peranakan Yahudi. Bertanggung jawab atas 18 tindakan teror
terhadap kelompok, dan perorangan non Yahudi.1985 FBI memasukkan
JDL kedalam organisasi kriminal dan teroris.
Indonesia mayoritas pelaku teror muslim, non muslim ada sekitar
belasan pelaku.

1.4 Radikalisme Teror di Kampus


Pengalaman pribadi
Riset INSEP 2011-2012
2016 Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme UI
Ada beberapa Kampus Negeri rendah partisipasi mahasiswanya dalam
kegiatan kontra radikalisme teror
Tiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 dan Polda Riau, Sabtu
(2/6/2018), merakit empat bom di gelanggang mahasiswa kampus FISIP
Universitas Riau.
Dita Oepriarto atau Dita Supriyanto pelaku bom 3 gereja di Surabaya

1.5 Analisis Dan Solusi

Anda mungkin juga menyukai