Anda di halaman 1dari 3

Transcient Flow

Brown et al (2007) membagi tipe aliran dalam Groundwater System menjadi Local System,
Intermediate System, dan Regional System. Selain ditinjau dari luas daerah alirannya yang jauh
lebih besar, pada dasarnya pola aliran Reional System memiliki sifat cenderung lebih stabil
dibanding kedua pola lainnya. Pola aliran yang terletak lebih jauh dibawah permukaan membuat
Regional System lebih sedikit dipengaruhi oleh varasi musiman di di llingkungan. Variasi yang
dimaksud adalah berbagai kondisi lingkungan baik diatas atau dibawah permukaan seperti curah
hujan, iklim, vegetasi, litologi, dan lain-lainnya. Variasi ini mempengaruhi zona recharge, transisi,
dan discharge dari sistem sehingga debit air yang mengalir pun dapat berubah seiring waktu.
Identifikasi zona recharge, transisi, dan discharge dapat dilakukkan untuk mengklasifikasikan
suatu Groundwater Flow System. Berikut adalah karakteristik dari ketiga zona tersebut.

Gambar 2.1. (Brown et al, 2007)

Salah satu bukti dari dari prinsip ini terdapat pada studi kasus Grounwater System di dekat Eastern
Snake River, Idaho. Ackermann (2019) mengidentifikasi pola aliran di sungai tersebut dan
membaginya menjadi pola aliran regional yang bersifat stabil dan local-intermediate yang bersifat
transient atau sementara. Terlihat bahwa pada tahun 1963-1963 dan tahun 1980, terlihat terdapat
perbedaan zona aliran sungai yang cukup signifikan. Ackermann menyatakan variasi terebut
disebabkan oleh perbedaan litologi disekitar sungai. Pada zona dengan litologi lebih muda,
groundwater flow menghilang. Hal tersebut disebabkan oleh litologi yang masih muda sehingga
belum terkonsolidasi sempurna sehingga permeabilitasnya pun berubah seiring wakt. Zona yang
mengalami perubaah tersebut diidentifikasi sebagai Groundwater Flow yang bersifat transcient
sehingga kemungkinan tergolong kedalam local-intermediate system.

Springs

Salah satu zona recharge dan discharge yang paing umum terdapat dalam Groundwater Flow
System adalah springs. Spring merupakan zona mata air yang dapat menjadi tempat masuk atau
keluarnya air. Setidaknya terdapat lima fatkor pembentuk spring, yaitu perbedaan topografi,
kontak litologi, patahan, sifat dasar litologi, dan rekahan. Dalam tipe springs yang disebabkan oleh
perbedaan topografi, air keluar akibat permukaan tersebut berada di bawah garis water table
(Gambar A). Hal lain yang dapat menyebabkan terbentuknya zona aliran air adalah terdapatnya
permeabilitas tinggi dari lingkungan disekitarnya. Permeabilitas tersebut dapat disebabkan oleh
kontak litologi (Gambar B), dan terdapatnya strukur geologi (Gambar C, E, F). Permeabilitas
tersebut juga dapat dipengaruhi oleh karakter spesifik dari litologi, misal batuan karbonat yang
cenderung memiliki porositas dan permeabilitas sekunder (Gambar D).
Studi Kasus: South Florida Aquifer
Dalam regional groundwater flow system, zona recharge dan discharge tidak selalu didominasi
oleh springs. Segala macam tipe zona recharge dan discharge turut diperhitungkan, sehingga total
kesetimbangan dari pergerakan air dalam suatu kawasan tetap seimbang. Hal tersebut dibuktikan
melalui studi groundwater system di South Florida Aquifer yang zona discharge dominannya
berjumlah lebih dari satu jenis.

South Florida Aquifer terdiri dari litologi dominan batuan sedimen dan batuan gamping dengan
permeabilitas tinggi. Meskipun sifatnya yang permeable, Fetter (2014) menyatakan bahwa salah
satu kawasan dari zona aquier tersebut memiliki tipe zona discharge yang bertipe difused zone.
Zona ini mengeluarkan air dari groundwater system melalui prinsip difusi yang pada dasarnya
terjadi pada lapisan yang cenderung impermeabel. Hal tersebut membuktikan bahwa meskipun
tidak terdapat zona discharge yang bertipe springs, regional groundwater system akan terus
mempertahankan kesetimbangan aliran airnya dengan berbagai cara lain.

Anda mungkin juga menyukai