Disusun oleh :
NIM : 20171112010
Semester/Kelas : V/2.05
FAKULTAS EKONOMI
2017
TUGAS
Program Audit
Program audit untuk membuktikan asersi manajemen
Dalam program audit, berbagai keputusan terkait bukti audit adalah:
1. Daftar atas berbagai prosedur audit untuk audit tertentu atau untuk
Selain itu, dalam program audit, keputusan untuk menentukan jenis dan jumlah bukti audit,
antara lain:
Kelangsungan operasional perusahaan tak lepas dari peran IT Governance atau Tata Kelola
TI perusahaan yang dimiliki dalam internal organisasi.
Berikut terdapat beberapa alasan mengapa tata kelola TI menjadi baik dan harus dilakukan
oleh perusahaan, diantaranya:
Perusahaan yang menerapkan tata kelola TIK dengan baik terbukti dapat menekan biaya
setidaknya antara 20% ketika telah menetapkan strategi seperti operational excellence yang
dapat dicapai dalam waktu 3 tahun semenjak diterapkan.
Investasi pada infrastruktur TI harus bersifat flexible, yang artinya investasi harus dilakukan
dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan bisnis saat ini dan di masa mendatang
dengan tetap memperhatikan efektifitas dan efisiensi biaya yang sudah dikeluarkan untuk
mencapai tujuan bisnis.
Dalam upaya mencapai keberhasilan, maka diperlukan kerja sama dan hubungan yang baik
dari semua pihak, tidak terkecuali bagian TI. Atas dasar itu maka diperlukan tindakan
pengelolaan yang baik karena perngelolaan TI di perusahaan tidak bertumpu pada satu
departemen yang ada dalam organisasi perusahaan.
Tatakelola TI yang baik adalah suatu hal yang kritis bagi perusahaan
Peran TI cukup penting didalam perusahaan jika dapat di kelola dengan baik untuk
mendapatkan manfaatnya. Manajemen TI yang baik akan membawa dampak baik pada
perusahaan berupa performa dan citra baik dari publik.
Keberhasilan bisnis tidak semata-mata hanya dibantu dengan adanya TI dalam perusahaan,
tata kelola TIK yang baik menjadi kunci mencapai tujuan agar tercipta suatu kondisi yang
diharapkan. Salah satu langkah keberhasilan adalah adanya penempatan sumber daya baik
manusia maupun infrastruktur yang tepat ketika menangani suatu proses tertentu.
Tidak semua hal harus menunggu aksi dari level eksekutif perusahaan, hal ini dikarenakan
adanya keterbatasan pada kemampuan dan waktu pada suatu kondisi tertentu. Maka dari itu
perlu adanya tata kelola TIK yang baik agar proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan investasi TI bisa dilakukan secara cepat dan akuntabel namun tetap in line sesuai
sasaran dan arahan yang diinginkan oleh level eksekutif perusahaan.
Tujuan yang ingin dicapai tentu membuat perusahaan harus memikirkan langkah yang
mereka ambil. Maka dari itu masing-masing perusahaan memiliki kecenderungan untuk
mengelola TI dengan cara mereka masing-masing. Hal ini disesuaikan dengan tujuan utama
perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Merupakan penyedia cloud terbesar di dunia yang pada 28 Februari 2017 yang lalu
mengalami downtime selama 5 jam. Downtime yang terjadi pada layanan cloud AWS
menyebaban Netflix, Tinder, Airbnb, Reddit dan IMDb menjadi offline.
Kejadian downtime tersebut disebabkan karena kesalahan coding konfigurasi pada salah satu
sensor yang menyebabkan masalah katastropik. Namun, untuk perusahaan dengan sistem
yang sangat kompleks, AWS mampu melakukan pemulihan dalam waktu 5 jam merupakan
hal yang cukup baik. Tentunya hal ini tidak baik secara biaya dan kerugian para pelanggan.
Penyebaran dengan kode yang buruk merupakan faktor terbesar penyebab downtime di
perusahaan manapun. Oleh karena itu, seluruh perusahaan wajib memiliki infrastruktur data
center cadangan agar tetap dapat beroperasi. Kebutuhan akan Disaster Recovery Center ini
akan semakin terlihat pada contoh kasus disaster recovery plan kedua dibawah ini.
Pada tanggal 1 Maret 2017, salah satu data center Biznet di Jakarta mengalami kegagalan
dalam membangkitkan sumber listrik cadangan. Hal ini mengakibatkan beberapa situs
marketplace besar di Indonesia tumbang selama kurang lebih 6 jam.
Sayangnya Tokopedia, Bukalapak, dan JD.ID sepertinya tidak memiliki disaster recovery
plan. Karena selama data center Biznet downtime, ketiga situs e-commerce tersebut tetap
tidak dapat diakses.
Bisa jadi ini merupakan contoh kasus disaster recovery plan yang tidak didukung dengan
strategi pemulihan bencana. Anda dapat melihat perbedaan rencana pemulihan bencana
dengan rencana keberlangsungan usaha agar terbebas dari kesesatan yang dapat
menempatkan perusahaan ada pada kondisi sulit.
E-Outsourcing: Tugas dan proses yang bisa diproses secara online diberikan
kepada pihak ketiga. Berbagai disiplin pemasaran, proyek desain logo dan
situs web, pengoptimalan mesin telusur atau hosting server harus disebutkan
Sistem ERP dan CRM, aplikasi intelijen bisnis atau perangkat lunak sebagai
layanan (SaaS) adalah area yang bisa diambil alih oleh ASP.
Komputasi awan: Ini sebenarnya adalah contoh pengalihan layanan IT, namun
ada model harga lainnya dan, dalam beberapa kasus, kondisi lebih fleksibel
bagi pelanggan. Komputasi awan dapat dikaitkan dengan layanan ASP. Salah
Dalam dunia kerja modern peran outsourcing telah berubah secara signifikan. Tujuan untuk
outsourcing berkisar dari pengurangan biaya, pergeseran kompetensi hingga optimalisasi
proses. Semua proses dalam rantai nilai merupakan inti dari perkembangan ini. Ini bukan lagi
pertanyaan bagaimana produk bisa diproduksi dengan cara yang lebih efektif, tapi bagaimana
proses produksi dapat dioptimalkan secara umum. Tugas yang lebih kecil sering
dioutsourcing terutama karena ini juga masuk akal dari sudut pandang bisnis untuk
mengoptimalkan keseluruhan proses.