Ada beberapa jenis bentuk imbuhan awalan yakni men, di, ter, pen, ber, se, pe, per, ke.
Awalan men- digunakan untuk menyatakan perbuatan, menjadi, menggunakan, menuju, dan
dalam keadaan.
Contoh: menerima (perbuatan), menafkahi (perbuatan), meninggal (menjadi/keadaan).
Awalan ber- digunakan untuk menyatakan perbuatan, dalam keadaan, kumpulan, menggunakan,
memiliki.
Contoh: bermain (perbuatan/keadaan), bermacam-macam (kumpulan)
Awalan ter- digunakan untuk menyatakan perbuatan pasif, tidak sengaja, paling, kemungkinan.
Contoh: tertinggal (tidak sengaja)
Awalan pen- memiliki makna melakukan, perbuatan, alat, memiliki sifat, melakukan perbuatan
pada kata dasar.
Contoh: penjahat (memiliki sifat)
Awalan pe- digunakan untuk menyatakan orang yang melakukan kegiatan, orang yang di.
Contoh: pegulat (melakukan kegiatan)
Selanjutnya kita akan membahas imbuhan akhiran yakni berupa kan, i, an, hm.. Sedikit juga ya.
Akhiran -kan digunakan untuk menyatakan melakukan perbuuatan orang lain, membuat jadi,
menyebabkan, menganggap, membawa.
Contoh: hidangkan (membawa)
Akhiran -i digunakan utnuk menyatakan perbuatan berulang, memberi apa yang ada pada bentuk
dasarnya, tempat, menyebabkan.
Contoh: duduki (memberi pada kata dasar)
Akhiran -an digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan kata dasar, satuan,
setiap, sekitar, beberapa.
Contoh: himpunan (satuan)
Yang ketiga (konfiks) adalah imbuhan gabungan yakni awalan dan akhiran. Setidaknya ada 5
bentuk umum dari imbuhan gabungan ini yakni ke-an, per-an, pen-an, ber-an, se-nya.
Imbuhan ke-an digunakan untuk menyatakan hal, brhungunan kata dasar, dalam keadaa, tempat
atau daerah.
Contoh: kehidupan (berhubungan dengan kata dasar)
Imbuhan pen-an digunakan untuk menyatakan hal, perbuatan, hasil perbuatan, alat, tempat.
Contoh: penyampaian (pebuatan)
Imbuhan per-an digunakan untuk menyatakan hal, hasil, tempat, daerah, macam-macam.
Contoh: perkotaan (tempat)
Imbuhan ber-an digunakan untuk menyatakan perbuatan kata dasar, berulang-ulang, saling.
Contoh: berhadap-hadapan (saling)
Home » Samsung » Kata Berimbuhan me-, di-, dan ber- dalam Paragraf
Sebelum memulai pembahasan topik ini, bacalah teks berikut ini dengan cermat.
Pagi itu hari cerah. Udara seperti gelas jernih. Benih-benih bergerak di dalamnya, tidak bersuara.
Angin gunung dan bau cemara meresap menyusup dalam tubuh. Terasa badan jadi udara,
mengapung. Kami duduk di teras hotel. Bayangan. Meja, kursi, kakinya (dia), gelas (kami
minum kopi panas) semua turut terangkat di udara. Teras hotel, pekarangan, pohon-pohon
cemara, pegunungan dan kami sendiri, lukisan di belakang gelas. Tak bersuara. Sesekali lahar di
lereng Merapi mengkilap disentuh ombak sinar pagi. Bukan lukisan. Hanya uap kopi dan kepul
asap sigaret yang mengingatkan bahwa kami adalah makhluk hidup. Dan jauh ke bawah, ke
selatan dan ke timur, dataran Yogya membentang. Ada manusia. Jutaan. Ada Malioboro. Tapi
tak kedengaran.
Setelah membaca teks tersebut, dapatkah kalian menyebutkan atau menentukan kata berimbuhan
pada teks itu? Apa saja kata yang berimbuhan me-, di-, dan ber-? Lalu, apa sebenarnya makna
imbuhan bagi kata tersebut?
Pertanyaan itu akan kita jawab bersama-sama dengan memahami topik tentang kata berimbuhan
me-, di-, dan ber- ini. Imbuhan atau dikenal juga dengan sebutan afiks terbagi ke dalam empat
macam, yaitu prefiks (awalan), sufiks (akhiran), konfiks (awalan dan akhiran), dan infiks
(sisipan). Imbuhan merupakan bubuhan yang berupa awalan, akhiran, sisipan pada kata dasar
untuk membentuk kata baru.
Adapun kata berimbuhan merupakan morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk
menghasilkan kata baru. Bentuk dasar yang dimaksud dalam kata berimbuhan adalah morfem
bebas. Jadi, kata berimbuhan berasal dari gabungan morfem bebas dan morfem terikat. Contoh
morfem bebas misalnya, bisa, baca, tulis dan morfem terikat selalu membutuhkan morfem lain,
tidak dapat berdiri sendiri, seperti me- dan -kan.
Imbuhan me-, di-, dan ber- termasuk ke dalam bentuk prefiks yaitu awalan. Perhatikanlah contoh
kata berimbuhan dan maknanya berikut ini.
1) Melakukan perbuatan
Contoh: menjual, mencari, menilai, membeli, merawat
5) Menuju ke
Contoh: menepi, melaut, mendarat
6) Mencari
Contoh: merotan, mendamar
Sebagai contoh penggunaan imbuhan me(N)-, kalian dapat memperhatikan kata-kata berikut ini.
2) Mempunyai
Contoh: beratap, bersayap, beruang, berambut, berhasil,
3) Memakai/menggunakan/mengendarai
Contoh: bersepeda, bersandal, berbaju
4) Mengeluarkan
Contoh: berbau, berbunyi, berkata, bertelur
Kalimat aktif
Ibu sedang menemani Dea di taman bermain.
Kalimat pasif
Dea ditemani oleh Ibu di taman bermain.
Kata ulang sebagian atau disebut dengan dwipurwa adalah kata – kata yang mengalami proses
reduplikasi pada sebagian kata saja. Biasanya, proses reduplikasi ini terjadi pada bagian awal
kata. Kata ulang dwipurwa di antaranya adalah Tetangga, Tetua, Lelaki, Pegunungan, Leluasa,
pepohonan, dedaunan, dan lain – lain.
Jenis kata ulang ini adalah kata – kata yang mengalami proses reduplikasi secara keseluruhan.
Kata ulang dwilingga di antaranya adalah Ibu – ibu, bapak – bapak, adik – adik, rumah – rumah,
mobil – mobil, dan lain – lain.
Generalisasi adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang khusus ke yang lebih umum
atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.
Contoh :
Kata bapak dahulu bermakna ayah, sekarang semua orang yang lebih tinggi
kedudukannya disebut bapak.
Kata berlayar dahulu bermakna mengarungi laut dengan kapal yang memakai layar,
sekarang mengarungi laut dengan semua jenis kapal, tanpa layar sekalipun.
Bapaksaya mempunyai adik tiga orang.
Contoh :
1. 3. Ameliorasi/ Amelioratif
Ameliorasi adalah makna yang baru dianggap lebih baik, lebih terhormat daripada makna
yang lama /semula (yang bermakna sama).
Contoh :
1. 4. Peyorasi/Peyoratif
Peyorasi adalah proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada
makna semula atau kata-kata yang dipandang lebih rendah/ buruk jika digunakan.
Contoh :
1. Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda
/perubahan makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh :
Kata pedas seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (bibir/mulut) tetapi justru ditanggapi oleh
indra pendengaran.
Kata tajam seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (kulit), tetapi justru ditanggapi oleh indra
pendengaran.
1. 6. Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata akibat persamaan sifat (makna yang dihubungkan dengan
benda lain yang dianggap mempunyai kesamaan sifat. (makna kias).
Contoh :
Ia memberi amplop kepada petugas sehingga urusannya cepat selesai. Kata amplop
berasosiasi dengan sogok atau suap. (uang)
Nilai matematikaku merah.
Adaptasi:
o Option -> opsi,
o Provocateur -> provokator,
o Conspiracy -> konspirasi,
o Reformation ->reformasi,
o Pluralization -> pluralisasi,
Terjemahan:
o Overlap -> tumpang-tindih,
o Acceleration -> percepatan,
o Pilot Project -> proyek rintisan,
o Try Out -> uji coba
o Velocity -> percepatan
Kreasi:
o Effective -> Berhasil guna,
o Shuttle -> Ulang alik,
o Spare part -> Suku cadang,
o mouse -> Tetikus
o upload -> unduh
o download -> unggah