Ambang Lebar Tri
Ambang Lebar Tri
PERCOBAAN 12
ALIRAN MELALUI BENDUNG BERMERCU LEBAR
(AMBANG LEBAR)
A. Teori Percobaan
Konstruksi bendung (ambang) dan sekat banyak digunakan sebagai pengatur
tinggi muka air dan pengukur debit pada aliran saluran terbuka. Untuk tujuan ini,
ambang/sekat tersebut berperilaku sebagai rintangan yang membantu menciptakan
suatu kondisi energi minimum (aliran kritis).Jika digunakan untuk tujuan pengukuran
debit, semua jenis ambang harus dikalibrasi karena perkiraan debit secara teoritis
memberikan hasil yang kurang memuaskan akibat pengaruh kekentalan dan
perubahan geometri aliran yang dipengaruhi aliran di hulu ambang. Jika keadaan
muka air di bagian hilir meninggi, mercu ambang akan tenggelam sehingga kondisi
energi minimum tidak tercapai.
Titik pada mercu ambang yang tidak lagi memiliki kondisi energi minimum
ditentukan oleh perbandingan antara kedalaman di hilir dan kedalaman di hulu,
diukur dari datum yang melalui puncak/mercu ambang.Perbandingan tersebut dikenal
sebagai batas modular bendung.
Gambar di bawah ini memperlihatkan profil bendung/ambang bermercu
lebar.Ujung hulu biasanya lengkung, tetapi dalam beberapa contoh adalah persegi
(bersudut).
Va 2
garis energi
2g
ambang lebar
Ha
ha Emin
y2
y1
p
y3
Jika suatu ambang lebar digunakan untuk pengendali aliran, maka debit dapat
diperkirakan jika tinggi energi diatas mercu bendung (H a) mendekati energi minimum
yang merupakan cirri aliran kritis:
1
3 Q 2 3
2
V 3
H a h a a ≈ E min y c
29 2 2 gb 2
Dalam kondisi seperti ini, debit akan mencapai nilai maksimum yang besarnya dapat
ditentukan dengan persamaan:
2 2 g 1,5
Q C d bha
3 3
b adalah panjang mercu, ha adalah tinggi muka air hulu diatas mercu bendung, dan C d
adalah koefisien pengaliran bendung yang merupakan fungsi dari Ha, bentuk ujung
hulu bendung dan kekasaran permukaan mercu bendung. Untuk bendung proto-type,
ha
nilai Cd berkisar antara 0,95 – 1; jika 0,2 0,6 ; dengan L adalah lebar mercu.
L
y3 p
Batas modular bendung: M
ha
D. Prosedur Percobaan
1. Levelkan saluran terlebih dahulu.
2. Jalankan pompa air.
3. Pasang ambang pada saluran terbuka.
4. Pasang sekat pada muara.
5. Ukur tinggi permukaan air dibelakang bendung (y1).
6. Ukur tinggi permukaan air didepan loncatan air (y3)
7. Ukur tinggi permukaan air diatas bendung (y2).
8. Ukur tinggi, panjang, dan lebar ambang.
9. Baca tinggi permukaan air pada tabung pembacaan.
10. Ulangi prosedur ini untuk beberapa variasi debit yang ditentukan.
E. Analisa Data
a. Keterangan
V = Volume (cm3)
Ha = Tinggi energi
Cw = Koefisien pengaliran
b. Perhitungan
Data I
Diketahui : V = 23 liter = 23000 cm3
y1 = 155 mm = 15,5 cm
y2 = 137,5 mm = 13,75 cm
y3 = 71,5 mm = 7,15 cm
L = 7,3cm
b = 34,7 cm
p = 10 cm
t = 16,04 detik
= 1433,915 cm3/detik
2 2
= b
3 3 g ha
1, 5
Qt
2 2
= 34 , 7 981 5,5
1,5
3 3
= 7630,818 cm3/detik
= 0,188
M =
y3 p
ha
=
7,15 10
5,5
= -0,518
ha = y1- p
= 15,5 – 10
= 5,5 cm
𝑉𝑎2
Ha = ha +
2𝑔
𝑄𝑎
Va =
𝐴1
1433,915
=
(𝑏 𝑥 𝑦1)
1433,915
=
(34,7 𝑥 15,5)
= 2,666
2,6662
Ha = 5,5 +
2 𝑥 981
= 5,504
Ha 5,503
=
L 7,3
= 0,754
ha 5,5
=
L 7,3
= 0,753
Data 2
Diketahui : V = 33 liter = 33000 cm3
y1 = 155 mm = 15,5 cm
y2 = 137,5 mm = 13,75 cm
y3 = 70,5mm = 7,05 cm
L = 7,3cm
b = 34,7cm
p = 10 cm
t = 22,99 detik
Menentukan koefisien Pengaliran
Menghitung Debit Aktual (Qa) :
𝑉
Qa =
𝑡
33000
=
22,99
= 1435,407 cm3/detik
2 2
= b
3 3 g ha
1, 5
Qt
2 2
= 34 , 7 981 5,5
1,5
3 3
= 7630,818 cm3/detik
= 0,188
Menghitung batas modular bendung :
M =
y3 p
ha
=
7,05 10
5,5
= -0,536
ha = y1- p
= 15,5 – 10
= 5,5
𝑉𝑎2
Ha = ha +
2𝑔
𝑄𝑎
Va =
𝐴1
1435,407
=
(𝑏 𝑥 𝑦1)
1435,407
=
(34,7 𝑥 15,5)
= 2,669
2,6692
Ha = 5,5 +
2 𝑥 981
= 5,504
Ha 5,504
=
L 7,3
= 0,754
ha 5,5
=
L 7,3
= 0,753
Data 3
Diketahui : V = 35 liter = 35000 cm3
y1 = 154,5 mm = 15,45 cm
y2 = 137,5 mm = 13,75 cm
y3 = 69mm = 6,9 cm
L = 7,3cm
b = 34,7cm
p = 10 cm
t = 24,56 detik
Menentukan koefisien Pengaliran
Menghitung Debit Aktual (Qa) :
𝑉
Qa =
𝑡
35000
=
24,56
= 1425,081 cm3/detik
2 2
Qt = b g ha 1,5
3 3
2 2
= 34 , 7 981 5, 45
1,5
3 3
= 7526,998 cm3/detik
= 0,189
M =
y3 p
ha
=
6,9 10
5,45
= -0,569
ha = y1- p
= 15,45 – 10
= 5,45
𝑉𝑎2
Ha = ha +
2𝑔
𝑄𝑎
Va =
𝐴1
1425,081
=
(𝑏 𝑥 𝑦1)
1425,081
=
(34,7 𝑥 15,45)
= 2,658
2,6582
Ha = 5,45+
2 𝑥 981
= 5,454
Ha 5,453
=
L 7,3
= 0,747
ha 5,45
=
L 7,3
= 0,746
F. Grafik
25
20
t (detik)
15
10
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
V (cm3)
Grafik Qa vs Cd
y = -0,0001x + 0,3351
0,1892 R² = 0,9821
0,189
0,1888
0,1886
Cd
0,1884
0,1882
0,188
0,1878
1424 1426 1428 1430 1432 1434 1436 1438
Qa (cm3/detik)
0,189
0,1888
0,1886
Cd
0,1884
0,1882
0,188
0,1878
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
V (cm3)
G. Pembahasan
1. Dari grafik V vs t dapat disimpulkan bahwa volume suatu aliran berbanding lurus
dengan waktu yang diperlukan untuk menampung volume aliran tersebut, dimana
semakin besar volume aliran maka semakin besar pula waktu yang dibutuhkan
untuk menampung volume aliran tersebut.
2. Dari grafik Qa vs cd dapat disimpulkan bahwa debit aktual (Qa) suatu aliran
berbanding terbalik dengan koefisien pengaliran (cd), dimana semakin kecil
koefisien pengaliran (cd) maka semakin besar debit aktual (Qa) suatu aliran.
3. Dari grafik V vs cd dapat disimpulkan bahwa volume suatu aliran berbanding
lurus dengan koefisien pengaliran (cd) suatu aliran, dimana semakin kecil volume
suatu aliran maka semakin kecil pula koefisien pengaliran (cd) dari aliran
tersebut.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diperoleh nilai koefisien
pengaliran (Cd) yaitu sebesar 0,188, 0,188, dan 0,189.
b. Untuk bending proto-type memiliki nilai Cd berkisar antara 0,95 – 1; jika 0,2 <
ℎ𝑎
< 0,6, namun pada percobaan diatas memiliki nilai rata – rata Cd berkisar
𝐿
ℎ𝑎
antara 0,188 – 0,189, dan 0,2 > < 0,6 (Tidak Memenuhi).
𝐿
c. Percobaan tersebut memiliki nilai batas modular (M) berkisar antara (-0,569)
– (-0,518).
d. Berdasarkan hasil percobaan di atas kita dapa tmengetahui bahwa percobaan
tersebut tidak memenuhi luapan ambang bermercu lebar.
2. Saran
1. Peserta praktikum agar memperhatikan dengan baik arahan dari asisten dalam
pelaksanaan praktikum aliran melalui bendung bermercu lebar agar
pengambilan data dapat dilakukan dengan baik.
2. Sebaiknya pada saat pengambilan data diharapkan agar peserta memperhatikan
lebih serius, teliti, dan hati – hati agar data yang diperoleh lebih akurat.
3. Alat – alat yang tidak berfungsi dengan baik (rusak) supaya diperbaiki atau
diganti.
4. Diharapkan kepada setiap praktikan agar menjaga ketertiban pada saat proses
praktikum agar tidak mengganggu konsentrasi terutama pada saat pengambilan
data, serta lebih disiplin saat praktikum berlangsung agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar.
5. Sebaiknya kipas angin ditambahankan.
6. Sebaiknya alat-alat yang telah digunakan dikembalikan pada tempatnya.
7. Sebelum melakukan percobaan sebaiknya periksa dan perhatikan alat-alat yang
digunakan dalam keadaan baik.
8. Sebaiknya praktikan tidak diperbolehkan membawa makanan kedalan
laboratorium.
9. Diharapkan para praktikan saling bekerja sama dalam melaksanakan praktikum
agar praktikum berjalan dengan baik.
10.Sebaiknya asisten dan praktikan menjaga kebersihan laboratorium.
11.Gunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya dan jaga alat-alat tersebut agar
tidak cepat rusak.
12.Sebaiknya praktikan datang tepat waktu, agar praktikum dapat dilakukan sesuai
jadwal
2. Hidraulic Bench
3. Pompa Air
4. Mistar Ukur
6. Stopwatch
7. Saluran Terbuka
b. Foto Kegiatan
1. Melevelkan saluran terlebih dahulu
c. Foto Kelompok
DaftarPustaka
Streeter V.L. & Wylie E.B. 1996. Mekanika Fluida, Edisi Delapan, Jilid 1.
Penerbit Erlangga, Jakarta.