PELAKSANAAN PROYEK
1. Panjang = 1500 mm
2. Tinggi = 7500 mm
3. Lebar = 2000 mm
4. Mutu = K-350
5. Tulangan
IV-1
Memanjang = D16 – 200
6. Tebal Selimut = 30 mm
1. Panjang = 11506 mm
2. Tinggi = 3802 mm
3. Lebar = 2500 mm
4. Mutu = K-350
= D25
IV-2
4.2. Shop Drawing
IV-3
Gambar 4.2.3. Kepala Pilar P1
IV-4
Shop Drawing
Mobilisasi Persiapan JMF
Uji Tarik
Marking
Pembesian
Bekisting
Tidak
Inpeksi = Shop drawing Perbaikan
Ya
Slump test
Pemadatan Pengecoran
Tidak
Uji Kuat Tekan Review Calculation
Beton ≥ K-350
Ya Perkuatan
Modifikasi Struktur
Perawatan
Pembongkaran Bekisting
IV-5
4.3. Mobilisasi
1. Dump truck
IV-6
2. Excavator
3. Bar bending
IV-7
4. Concrete Pump
5. Truck mixer
IV-8
6. Concrete vibrator
IV-9
4.4. Pekerjaan Persiapan
4.4.1. Marking
IV-10
4.5. Pelaksanaan Pekerjaan Pilar (Pier)
4.5.1. Pekerjaan Badan Pilar
Setelah pekerjaan pondasi bor pile selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan pilecap
lalu badan pilar yang berfungsi antara lain sebagai tumpuan pier head yang berada
diatasnya serta struktur yang menahan dan menyalurkan beban dari struktur atas
yang berupa PCI Girder ke pilecap. Uraian pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Melanjutkan pembesian kedua badan pilar tulangan sengkang ring seperti Gambar
4.5.1.1 dengan baja tulangan D25-100 pada segmen tengah serta. Selain itu,
terdapat juga tulangan sengkang pengikat dengan baja tulangan D16-200 pada
segmen tengah serta D16-600/400 pada segmen badan pilar. Penulangan sengkang
pengikat diperlukan sebagai sengkang tambahan dikarenakan diameter kolom pilar
ini cukup besar, yaitu 7,487 m.
IV-11
dengan mengikuti survey sebelumnya. Bekisting ini disusun rapat berbentuk segi 4
dengan ketinggian ±3,5 m sesuai gambar rencana. Beberapa keuntungan penggunaan
plywood pinoltih film ini dibandingkan multipleks adalah kedap air sehingga mutu
beton lebih terjaga, dapat dipakai hingga maksimal 3 x penggunaan, dan hasil
pengecoran halus tanpa finishing. Sedangkan beberapa kelemahannya adalah
ketersediaan terbatas.
5. Sebelum dilakukan pengecoran kolom, terlebih dahulu dasar permukaan beton yang
akan dicor disiram – siram dengan Sikabond NV supaya pertemuan antara pilecap
dan badan pilar lebih monolit. Setelah siap, badan pilar dicor dari ready mix truk
mixer dengan Adukan yang dipakai untuk pengecoran pilar adalah adukan beton siap
pakai (ready mix) yang diproduksi sendiri oleh PT. Brantas Abipraya sebagai
kontraktor. Dimana letak batching plan sejauh 500 meter dari lokasi pengecoran.
Pengecoran dilakukan dengan bantuan Pipa Tremi dengan titik jatuh tidak lebih dari
1,5 meter.Disamping itu, disiapkan sebuah troly untuk pengambilan sampel benda uji
kubus dan uji slump.
IV-12
Gambar 4.5.3. Zat Adiktif Sikabond NV
Sumber : Dokumentasi Pribadi
6. Selagi dicor, beton juga dipadatkan dengan concrete vibrator yang prosedur
penggunaannya sama seperti sebelumnya. Namun perlu diingat, untuk kasus badan
pilar, pemadatan dilakukan tiap layer dimana maksimum ketebalan 1 layer berkisar
30 cm.
7. Jika pengecoran telah mencapai batas cor dan sesuai tinggi rencana, maka
pengecoran telah selesai. Hasil pengecoran harus expose, sehingga perlu pengawasan
dalam penggunaan vibrator dan nilai slump beton.
8. Kemudian, dilakukan curing dengan penyemprotan air, air yang digunakan adalah air
sungai setempat.
IV-13
Gambar 4.5.1.4. Penyiraman air untuk perawatan
Sumber : Dokumentasi PT. Taram
IV-14
Scaffolding
Leveling
Pembesian
Side form
End form Bekisting
Tidak
Inpeksi = Shop drawing Perbaikan
Ya
Slump Test
Pemadatan
Sikabond NV Pengecoran
Tidak
Uji Kuat Tekan Review Calculation
Beton ≥ K-350
Ya Perkuatan
Modifikasi Struktur
Perawatan
Pembongkaran Bekisting
IV-15
Setelah pekerjaan kedua badan pilar, dilanjutkan dengan pekerjaan pier head
serta back wall yang berada di atas kolom pilar dengan mutu beton ready mix K-350
yang dicor 2 tahap, yaitu dengan volume 39,5 m3 untuk pier head dan 22,1 m3 untuk
back wall pada pelaksanaan ini. Fungsi pokok pier head antara lain sebagai tumpuan
perletakan bentang jembatan yang kemudian akan menyalurkan gaya dari PCI girder
menuju struktur yang berada di bawahnya. Sedangkan fungsi dari back wall adalah
sebagai dinding pembatas pertemuan antar PCI girder yang akan dipasang. Uraian
pekerjaan adalah sebagai berikut :
2. Melakukan survey elevasi (leveling) dan kemiringan dengan waterpass dan rambu
ukur untuk pemasangan bekisting sesuai dengan gambar kerja.
3. Pemasangan bekisting base form seperti Gambar 4.5.2.3 yang berupa plywood
pinolith film yang dipasang sesuai gambar kerja.
IV-16
Gambar 4.5.2.3. Pemasangan bekisting base form
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Pembesian tulangan pokok pier head 10D25 untuk bagian bawah dan 16D25 untuk
bagian atas seperti Gambar 4.5.2.4 yang mengacu pada gambar detail. Setelah itu,
dianyam juga tulangan sengkang luar D16-200 dan tulangan sengkang dalam sebelah
kiri kanan D16-200 yang mengacu pada gambar detail. Baja tulangan merupakan hasil
fabrikasi sebelumnya yang telah dikelompokkan sesuai kode sebagai pembedanya.
Untuk mengantisipasi lendutan sementara akibat berat sendiri tulangan, maka perlu
dipasang batu tahu berbentuk silinder setebal ±70 mm tiap 1 m2 di bawah tulangan
bawah.
5. Pembesian tulangan pokok back wall D16-200 untuk bagian atas dan D16-200 untuk
bagian pinggang seperti Gambar 4.48 yang mengacu pada gambar detail. Selain itu
IV-17
terdapat juga tulangan sengkang luar dan dalam D16–200.
6. Kemudian, dilakukan opnam atau inspeksi kualitas dan kuantitas pekerjaan oleh tim
konsultan pengawas. Kebersihan daripada bekisting pier head perlu diperhatikan.
7. Pemasangan bekisting side form seperti Gambar 4.5.2.5 yang berupa plywood
pinolith film yang dipasang sesuai gambar kerja.
8. Pemasangan bekisting end form pier head yang berupa plywood pinolith film yang
dipasang sesuai gambar kerja seperti Gambar 4.5.2.6. Bekisting ini berfungsi sebagai
penutup sisi ujung pier head.
IV-18
9. Sebelum dicor, terlebih dahulu dasar permukaan beton yang akan dicor disiram–
siram dengan Sikabond NV supaya pertemuan antara kolom dan pier head lebih
monolit. Setelah siap, pier head dicor dari ready mix truk mixer dengan bantuan
concrete pump seperti Gambar 4.50. Pengecoran beton dimulai dari bagian tengah
lalu menuju sisi samping pier head. Perlu diperhatikan bahwa pengecoran dengan
bantuan concrete pump harus memperhatikan tinggi jatuh beton, yaitu tidak boleh
lebih dari 1,5 m. Hal ini dikarenakan oleh bila tinggi jatuh melampaui 1,5 m, maka
dapat menyebabkan segregasi pada beton. Disamping itu, beton juga dibongkar pada
sebuah troly untuk sampel benda uji kubus dan slump test.
10. Selagi dicor, beton juga dipadatkan dengan concrete vibrator yang prosedur
penggunaannya sama seperti sebelumnya.
11. Jika pengecoran telah mencapai batas cor dan sesuai tinggi rencana, maka
pengecoran telah selesai. Hasil pengecoran harus expose, sehingga perlu pengawasan
dalam penggunaan vibrator dan nilai slump beton.
12. Kemudian, dilakukan curing dengan penyemprotan air, air yang digunakan adalah
air sungai setempat.
13. Bekisting dapat dibongkar setelah minimal 3 x 24 jam untuk side form dan end form.
Untuk bekisiting base form, pembongkaran baru boleh dilakukan setelah mutu beton
telah mencapai kekuatan minimal 85% atau berumur minimal 21 hari. Pembongkaran
dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga agar tepian beton tidak hancur.
IV-19
14. Setelah Bekisting side form dan end form dapat dibongkar , maka pemasangan
bekisting untuk back wall yang merupakan Bekisting side form dan end form dapat
dilaksanakan sesuai gambar kerja seperti Gambar 4.5.2.9. Kebersihan daripada
bekisting back wall perlu diperhatikan sebelum dilakukan pengecoran.
15. Kemudian, sebelum dicor, terlebih dahulu dasar permukaan beton yang akan dicor
disiram – siram dengan Sikabond NV supaya pertemuan antara pier head dan back
wall lebih monolit.. Setelah siap, back wall dicor dari ready mix truk mixer dengan
bantuan concrete pump seperti Gambar 4.5.2.7. Pengecoran beton dimulai dari
bagian tengah back wall. Disamping itu, beton juga dibongkar pada sebuah troly
untuk sampel benda uji kubus dan slump test.
IV-20
Gambar 4.5.2.10 Pengecoran back wall
Sumber : Dokumentasi PT. Taram
16. Selagi dicor, beton juga dipadatkan dengan concrete vibrator yang prosedur
penggunaannya sama seperti sebelumnya.
17. Jika pengecoran telah mencapai batas cor dan sesuai tinggi rencana, maka
pengecoran telah selesai. Hasil pengecoran harus expose, sehingga perlu pengawasan
dalam penggunaan vibrator dan nilai slump beton.
18. Kemudian, dilakukan curing dengan penyemprotan air, air yang digunakan adalah air
sungai setempat.
19. Bekisting back wall dapat dibongkar setelah minimal 3 x 24 jam. Pembongkaran
dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga agar tepian beton tidak hancur.
IV-21
Gambar 4.5.2.11 Pilar Jembatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
IV-22
4.6. Pengendalian Keselamatan Kerja
Rambu – rambu keamanan yang terpasang disekitar lokasi proyek :
IV-23
Gambar 4.6.5 Gambar 4.6.6
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pengendalian mutu dilapangan dilakukan pada tahap beton baru tiba di proyek.
Yaitu dengan melakukan pengujian slump, gunanya untuk mengetahui tingkat
kekentalan dari beton. Hal ini menjadi indikator awal untuk menjaga mutu beton agar
beton yang tiba dilapangan benar-benar bermutu baik.
Dalam melakukan pengendalian mutu beton (quality control) pekerjaan beton
yaitu dengan melakukan pemeriksaan, yaitu dengan pengambilan sample kubus di
lapangan.
IV-24
Untuk menjadi pembanding kekuatan beton maka dilakukan juga pemeriksaan
dengan metode hammer test dan pemeriksaan bor inti atau core drill test supaya
pemeriksaan mutu beton benar-bener akurat.
IV-25