Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
NURFADILLAH
NITRAN AMRUNA
RESTU RISKA GEMVITA
EMILIANTI SELITRA MASKAL
SURYANI IBRAHIM
BADRUN DASRI
1. Replikasi DNA
Adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi DNA
terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus menerus melakukan replikasi
DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu
pada fase S siklus sel, sebelum mitosis atau meiosis. Penggandaan tersebut
memanfaatkan enzim DNA polymerase yang membantu pembentukan ikatan
antara nukleotida-nukleotida
penyusun polimer
DNA. Proses replikasi DNA
dapat pula dilakukan in vitro
dalam proses yang di sebut
reaksi berantai polymerase
(PCR).
Gambar Model Replikasi DNA
2. Transkripsi
3. Translasi
1. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan di replikasi
2. Molekul deoksiribo nukleotida, yaitu ATP, dTTP, dCTP, dGTP.
Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu basa purin atau pirimidin,
gula 5-karbon (deoksiribosa) dan gugus fosfat.
3. Enzim DNA polymerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisis proses
polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim DNA polymerase memiliki
fungsi lain, yaitu mengoreksi DNA yang baru terbentuk, membetulkan setiap
replikasi, dan memperbaiki DNA yang rusak. Adanya fungsi tersebut menjadikan
rangkaian nukleotida DNA sangat stabil dan mutasi jarang terjadi (Desy, 2010)
4. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai
replikasi DNA.
5. Enzim pembuka ikatan untaian induk, yaitu enzim helicase dan enzim girase.
6. Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka, yaitu
protein SSB (single strand binding protein).
7. Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung
fragmen-fragmen DNA.
1. Secara Semi konservatif, yaitu pita doble heliks molekul DNA lama akan
membuka dengan bantuan enzim. Lalu pada masing-masing pita DNA lama
terbentuklah pita DNA baru.
2. Secara Konservatif, yaitu molekul DNA yang lama tetap atau tidak
membuka, lalu disamping setiap molekul DNA lama dibentuklah molekul
DNA baru.
3. Secara Dispersif, yaitu molekul DNA terputus menjadi beberapa bagian,
kemudian pada setiap potongan tersebut dibentuk DNA baru.
Transkripsi gen kelas III (gen tRNA dan 5S rRNA) dilakukan oleh
RNA polimerase III dibantu oleh sekelompok protein yang dikenal sebagai
faktor transkripsi TFIII yang meliputi; TFIIIA, TFIIIB, dan TFIIIC serta
protein TBP.
Mekanise transkripsi gen kelas III pertama-tama, faktor TFIIIC
menempel pada kotak A dan kotak B yang ada pada promotor internal.
daerah sebelah hulu dari titik awal replikasi. Selanjutnya, RNA polimerase III
menempel pada daerah awal transkripsi dan siap memulai proses transkripsi.
terlepas dari ikatannya dengan kotak A dan kotak B pada daerah promotor
TFIIIC, dan RNA polimerase III tersebut dapat mendukung proses transkripsi
protein setiap kali terjadi proses transkripsi. Sejauh ini diketahui bahwa
terminasi transkripsi gen kelas III terjadi pada suatu daerah tertentu dan tidak
5S rRNA, serta berbagai snRNA dan RNA sitosolik. Transkrip pertama yang
terletak di sebelah hilir tapak inisiasi transkripsi. Ada dua urutan yang sangat
konservatif di dalam gen tRNA, yaitu kotak A (5’- TGGCNNAGTGG – 3’)
dan kotak B (5’- GGTTCGANNCC – 3’). Kedua urutan ini juga menyandi
urutan penting di dalam tRNA sendiri, yang disebut dengan kala D (D-loop)
dan kala TΨC.Hal ini berarti bahwa urutan yang sangat konservatif di dalam
peranan penting dalam inisiasi transkripsi tRNA oleh RNA Pol III TFIIIC
itu, TFIIIB mengikat daerah sejauh 50 pb ke arah hulu dari kotak A. TFIIIB
terdiri atas tiga subunit, yang salah satu di antaranya adalah TBP, suatu faktor
inisiasi umum yang diperlukan oleh ketiga RNA polimerase. Subunit yang
kedua dan ketiga masing-masing dinamakan BRF dan B’’.Faktor TFIIIB tidak
satunya subunit rRNA yang ditranskripsi secara terpisah. Seperti halnya gen-
gen rRNA lainnya yang ditranskripsi oleh RNA Pol I, gen-gen 5S rRNA
tersusun secara tandem (berurutan) di dalam suatu rumpun gen. Pada manusia
terdapat suatu rumpun yang berisi sekitar 2.000 gen. Promoter gen 5S rRNA
sekitar 81 hingga 99 pb ke arah hilir dari tapak inisiasi transkripsi. Selain itu,
terdapat juga kotak A yang berada pada posisi sekitar +50 hingga +65. Kotak
berikatan dengan DNA pada posisi yang relatif sama dengan posisi pengikatan
pada promoter tRNA. Begitu TFIIIC terikat pada DNA, TFIIIB dapat
Banyak gen yang ditranskripsi oleh RNAs Pol III bergantung kepada
snRNA dan gen-gen RNA kecil dari virus Epstein-Barr hanya menggunakan
khas. Akan tetapi, urutan ini tidak diperlukan untuk transkripsi.Daerah hulu
pada U6 snRNA mengandung urutan khas promoter RNA Pol II, yang
meliputi kotak TATA pada posisi -30 hingga -23. Promoter ini juga memiliki
II. Hal ini mendukung pendapat bahwa faktor-faktor transkripsi umum dapat
mengatur gen-gen yang ditranskripsi baik oleh RNA Pol II maupun oleh RNA
Pol III.
inisiasi yang dilakukan oleh RNA polimerase I dan dua faktor transkripsi
yaitu SL1 dan UBF (Upstream binding factor). SL1 merupakan faktor
membedakan antara promotor gen pada manusia dan promotor gen pada
berakhir pada sisi sebelah hulu promotor utama. Hal ini dimaksudkan untuk
Secara rinci mekanisme inisiasi transkripsi gen kelas I sampai saat ini belum
diketahui secara jelas. Selain faktor SL1 inisiasi transkripsi gen kelas I juga
memerlukan faktor transkripsi UBF. Faktor UBF inilah yang menempel pada
daerah promotor gen rRNA secara langsung dan bukan RNA polimerase I.
hasil penelitian menunjukan bahwa faktor SL1 yang berasal dari manusia
tidak berikatan langsung pada DNA sedangkan SL1 yang berasal dari mencit
dapat menempel pada promotor gen rRNA mencit sehingga faktor faktor
transkripsi SL1 yang berasal dari manusia hanya aktif terhadap promotor
manusia sedangkan SL1 mencit juga aktif pada promotor mencit. Sebaliknya,
faktor transkripsi UBF yang berasal dari manusia dapat menggantikan fungsi
gen penyandi rRNA yang terdiri atas sekitar 40 salinan dan terletak pada
transkrip 45S rRNA yang panjangnya lebih kurang 13.000 nukleotida (nt).
Transkrip ini akan terbagi menjadi sebuah 28S (5.000 nt), 18S (2.000 nt), dan
tersebut. Setelah sebuah sel dihasilkan dari mitosis, sintesis rRNA akan
dimulai kembali dan nukleoli yang kecil akan muncul pada lokasi
tegak lurus dari DNA.Transkrip yang pendek dapat dilihat pada bagian awal
transkripsi.
daerah kontrol transkripsi bipartit, yang terdiri atas elemen inti atau core
element dan elemen kontrol hulu atau upstream control element (UCE).
Elemen inti meliputi tapak awal transkripsi dan terbentang dari posisi -31
hingga +6, yang merupakan urutan esensial untuk transkripsi. Sementara itu,
UCE mempunyai panjang sekitar 50 hingga 80 pb yang dimulai dari posisi -
100 kali bila dibandingkan dengan laju transkripsi oleh elemen inti saja.
yang disebut dengan faktor pengikatan hulu atau upstream binding factor
(UBF). Selain dengan UCE, UBF juga berikatan dengan suatu urutan di
sebelah hulu elemen inti.Kedua urutan yang berikatan dengan UBF tersebut
yang kedua. Selanjutnya, kedua molekul UBF akan saling berikatan melalui
Selain UBF, terdapat faktor lain yang esensial untuk transkripsi RNA
Pol I. Faktor ini adalah faktor selektivitas atau selectivity factor (SL1), yang
Saat ini SL1 telah diketahui mengandung beberapa subunit, antara lain
berupa suatu protein yang dinamakan protein pengikat TATA atau TATA-
binding protein (TBP). TBP diperlukan untuk inisiasi ketiga RNA polimerase
TAF1s.
kontrol tunggal di daerah promoter gen rRNA yang terletak sekitar 12 hingga
72 pb ke arah hulu dari titik awal transkripsi. Tempat ini akan diikat oleh
faktor TIF-1, yang homolog dengan SL1. Dengan pengikatan ini RNA Pol I
akan dapat melakukan inisiasi transkripsi. Pada waktu RNA Pol I bergerak di
sepanjang molekul DNA, faktor TIF-1 tetap terikat pada tempat semula
mekanisme ini dapat dilihat sebagai sistem kontrol transkripsi yang sangat
tambahan yang bertanggung jawab atas pengikatan promoter oleh SL1 secara
spesifik.
Enzim ini terdapat di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap α-amanitin.
protein dan beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat di
rRNA, U6 snRNA dan beberapa RNA kecil lainnya. Enzim ini terdapat di
Pada bakteri E. Coli ada dua macam terminator, yaitu: 1) terminator yang
tidak tergantung pada protein rho (rho dependent terminator), 2) terminator
yang tergantung pada protein rho (rho-independent terminator). Protein Rho:
Enzim ini mempunyai aktivitas RNA-DNA helikase, untuk aktivitasnya
membutuhkan ATP, mungkin berfungsi untuk merusak/mengganggu hibrid
RNA-DNA. ATP dihidrolisa oleh protein Rho pada terminasi.
1. Pengakhiran transkripsi yang tidak tergantung pada fakto rho
Pengakhiran transkripsi yang tidak tergantung pada faktor rho
dilakukan tanpa harus melibatkan suatu protein khusus, melainkan ditentukan
oleh adanya sustu urutan nukleotida tertentu pada bagian terminator. Sinyal
yang akan mengkhiri transkripsi dengan mekanisme semacam ini ditentukan
oleh daerah yang banyak mengandung urutan GC yang dapat membentuk
struktur batang dan lengkung (stem and loop) pada RNA dengan panjang
sekitar 20 basa disebelah hulu dari ujung 3’ OH dan diikut oleh rangkaian 4-8
residu uridin berturutan. Struktur batang lengkung tersebut menyebabkan
RNA polimerase berhenti dan merusak bagian dari hibrid RNA-DNA. Bagian
sisa hibrid RNA-DNA tersebut berupa urutan oligo rU yang tiada cukup stabil
berpasnagan dengan dA. Akibatnya ujung 3’ hibrid tersebut akan terlepas
sehingga transkripsi berakhir.
Eksperimen yang dilakukan Peggy Franham dan Terry Platt
menunjukkan bahwa pengakhiran transkripsi tanpa melibatkan faktor rho
mempunyai dua ciri utama yaitu: 1) lengkungan, 2) adanya rangkaian basa T
pada untaian DNA bukan cetakan/nontemplate strand sehingga terbentuk
pasangan basa yang lemah antara rU-dA yang menahan transkrip RNA pada
untaian DAN cetakan. Pada waktu lenkungan RNA terbentuk, maka RNA
polimerase berhenti dan ikatan basa yang lemah menyebabkan RNA yang
baru terbentuk akan terlepas.
8. Regulasi Positif Dan Negatif Operan Lac Pada Ekspresi Gen Prokariotik
1. Pengendalian Negatif Operon Lac.
2. Pengendalian positif
Pengaturan gen diartikan sebagai positif hanya ketika suatu molekul aktivator
berinteraksi langsung dengan genom untuk mengubah transkripsi ke keadaan on.
Selain dikendalikan secara negatif, operon lac juga dikendalikan secara positif.
Dalam sistem semacam ini operon Lac diaktifkan kembali setelah sebelumnya
ditekan sampai aras yang paling dasar (basal level). Pengendaliaan ini memberikan
keuntungan bagi sel karena operon laktosa tetap dalam keadaan non-aktif selama
masih tersedia glukosa dalam jumlah yang banyak. Dalam kasus operon lac,
penghilangan represor dari operator tidak cukup untuk mengaktifkan operon
tersebut sehingga diperlukan suatu sistem yang bekerja secara positif
(mempercepat) proses pengaktifan operon. Pada saat E.coli ditumbuhkan dalam
medium yang mengandung dua macam sumber karbon yang berbeda, yaitu
glukosa dan galaktosa, maka sel tidak perlu mengaktifkan operon laktosa jika
dalam sel masih tersedia glukosa.
Represi katabolit pada operon Lac dilakukan melalui protein regulator yang
dikenal sebagai CAP (catabolite activator protein) dan suatu molekul efektor yaitu
cAMP. Pada saat konsentrasi cAMP meningkat, yaitu pada saat konsentrasi
glukosa rendah, maka cAMP akan berikatan dengan CAP dan mengaktifkan
operon lac. Operon lac mempunyai dua sisi pengikatan yang berbeda, yaitu sisi
pengikatan untuk RNA polimerase dan sisi pengikatan untuk kompleks CAP-
cAMP. Kompleks CAP- cAMP terikat pada promoter lac, pengikatan kompleks
CAP-cAMP pada promoter membantu RNA polimerase untuk terikat pada
promoter. Pengikatan CAP-cAMP pada promoter membentuk kompleks tertutup
yang selanjutnya mekjadi kompleks terbuka yang siap melakukan transkripsi.
1. Mekanisme yang melibatkan laju turn-on dan turn-off ekspresi gen sebagai respon
pada perubahan lingkungan. Mekanisme pengaturan ini penting pada
mikroorganisme karena organisme ini sering terpapar perubahan lingkungan yang
mendadak. Hal itu memberikan mikroorganisme cukup banyak "Plastisitas” atau
kemampuan untuk menyesuaikan proses metabolisme mereka dengan cepat agar
mencapai pertumbuhan maksimal dan reproduksi di bawah berbagai kondisi
lingkungan.
2. Mekanisme yang disebut sirkuit terprogram ekspresi gen. dalam kasus ini, berapa
peristiwa memicu ekspresi satu set gen. Produk dari satu atau lebih fungsi gen ini
dengan mematikan transkripsi dari rangkaian gen pertama atau menyalakan
transkripsi gen pada set kedua. Kemudian, satu atau lebih produk dari set kedua
bertindak dengan menyalakan transkripsi pada set ketiga dan seterusnya. dalam
kasus ini, ekspresi sekuensial gen adalah diprogram secara genetis dan gen
biasanya tidak dapat dinyalakan di luar sekuens.
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah
tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit
ribosom.mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh
ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika mRNA
masuk ke ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan
dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai
catatan ribosom yang datang untuk mebaca kodon biasanya tidak hanya satu,
melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk
rangkaian mirip tusuk satu, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging
adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat
berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal
kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino
metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.Ribosom di sini berfungsi
untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan
kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh
protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.
2. Elongasi
3. Terminasi
Marks, D.B. 2004. Pengaturan Ekspresi Gen. Dalam Biokimia Kedokteran Dasar.
Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Murray, R.K. 2003. Regulasi Ekspresi Gen. Dalam Biokimia Harper. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.
Suharsono dan Egi Nuryadin. 2018. Biologi Sel. Tasikmalaya. LPPM Universitas
Siliwangi.