program SPSS, Dengan SPSS kita dapat melakukan berbagai macam uji atau persamaan regresi yang
diperlukan pada Bab Analisa Data, kali ini saya akan share bagaimana cara mencari persamaan
regresi linear berganda pada SPSS, adapun saya menggunakan SPSS versi 19, berikut tutorialnya
lengkap dengan gambar agar lebih mudah dipahami.
1. Buka SPSS
2. Siapkan data yang hendak dicari persamaannya, sebagai contoh saya menggunakan 3 variabel X
dan 1 variabel Y
Klik menu analyze, pilih Regression dan pilih Linear seperti pada gambar dibawah ini.
4. Masukan variabel Y pada kolom dependen dan 3 variabel X pada kolom independen, lalu klik
tombol OK
5. Akan muncul tampilan baru, lihat pada kolom coefficients, perhatikan pada kolom B pada
unstandardized coefficients (yang dilingkari merah)
6. Untuk mencari persamaan regresi linear berganda berdasar pada hasil nomor 5,
adapun Rumus Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = 2,621 + 0,686X1 + 0,469X2 + 0,405X3
Bagaimana? Setelah melihat tutorial diatas ternyata mudah bukan? tidak serumit yang kita
bayangkan sebelumnya.
Cara Membaca Tabel T
Kita lihat dulu bagian-bagian dari tabel T masing-masing kolom mulai dari kolom kedua
(angka yang dicetak tebal) dari tabel tersebut adalah nilai probabilita atau tingkat signifikansi.
Nilai yang lebih kecil menunjukkan probabilita satu arah (satu sisi) sedangkan nilai yang
lebih besar menunjukkan probabilita kedua arah (dua sisi). Misalnya pada kolom kedua,
angka 0,25 adalah probabilita satu arah sedangkan 0,50 adalah probabilita dua arah. Lanjut di
bagian kiri ada degree of freedom (derajat kebebasan) seinget saya waktu kuliah dulu
angkanya 1 sampai 200
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu kita tetapka apa yang disebut dengan
probabilita. Probabilita itu adalah taraf signifikansi atau sering disebut alpha α.
Jenis probabilita tergantung pada rumusan hipotesis yang akan kita uji. Misal kita ingin
menguji suatu hipotesis ” Dari sisi ini, pengujian hipotesis memiliki dua bentuk pengujian
yaitu pengujian satu arah dan pengujian dua arah. Pengujian satu arah atau dua arah
tergantung pada perumusan hipotesis yang akan kita uji. Misalnya jika hipotesis kita
berbunyi, “ pendidikan berpengaruh positif terhadap pendapatan”. Artinya semakin tinggi
pendidikan semakin besar pendapatan”. Maka pengujiannya menggunakan uji satu arah.
Atau, misalnya “ umur berpengaruh negatif terhadap pendapatan”. Artinya semakin tua umur
semakin rendah pendapatan”. Ini juga menggunakan pengujian satu arah.
Tetapi jika hipotesisnya berbunyi, “ terdapat pengaruh umur terhadap pendapatan”. Artinya
umur bisa berpengaruh positif , tetapi juga bisa berpengaruh negatif terhadap pendapatan.
Maka, pengujiannya menggunakan uji dua arah.
Kalau kita melakukan pengujian satu arah. Maka pada tabel t, lihat pada judul kolom bagian
paling atasnya (angka yang kecilnya). Sebaliknya kalau kita melakukan pengujian dua arah,
lihat pada judul kolom angka yang besarnya.
Selanjutnya bagaimana menentukan derajat bebas atau degree of freedom (df) tersebut ?
Dalam pengujian hipotesis untuk model regresi, derajat bebas ditentukan dengan rumus n – k.
Dimana n = banyak observasi sedangkan k = banyaknya variabel (bebas dan terikat).
(Catatan: untuk pengujian lain misalnya uji hipotesis rata-rata dllnya rumus ini bisa berbeda).
Misalnya kita punya persamaan regresi yang memperlihatkan pengaruh pendidikan (X1) dan
umur (X2) terhadap pendapatan (Y). Jumlah observasi (responden) yang kita gunakan untuk
membentuk persamaan ini sebanyak 10 responden (jumlah sampel yang sedikit ini hanya
untuk penyederhanaan saja). Pengujian hipotesis dengan α = 5%. Sedangkan derajat bebas
pengujian adalah n – k = 10 – 3 = 7.
Tabel T
Tabel T Statistika – Dalam statistika di kenal namanya tabel distribusi normal. Tabel ini digunakan
untuk membantu kita menentukan hipotesis. Hal ini dilakukan dengan cara perbandingan antara
statistik hitung dengan statistik uji. Kalau statistik hitung bisa mudah saja diperoleh dari perhitungan
sendiri. Nah untuk statistik uji, kita perlu tabel distribusi. Lalu, tabel distribusi apa yang mau dipakai?
Ini tergantung statistik uji yang mau dipakai. Kalau pakai statistik uji F, maka kita harus menggunakan
tabel distribusi F. jika statistik uji t yang kita gunakan, maka tabel distribusi t yang harus kita pakai
sebagai perbandingan. Begitu juga untuk uji hipotesis dengan menggunakan statistik untuk uji Z,
maupun Chi-Square. Berikut ini tabel t untuk uji statistik t