Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah
SWT mempunyai sifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada
semua rnakhluk-Nya. Oleh karena itu,semua makhluk-Nya harus menyembah
kepada-Nya. Namun,sifat-sifat Allah SWT tersebut tidak hanya tergambar dalam
sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya
(Asma’ulHusna).

Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 :


“Dia-lah Allah SWT Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa,
Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang
ada dilangit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa
dibuktikan dari seberapa sering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat
dilakukan dengan menyebut kalimat¬kalimat tayyibah atau menyebut nama-nama
Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat)
kepada Allah SWT.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alquran :

“Hanya milik Allah SWT asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu.”(QS. Al A’raaf : 180)

Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-


nama Allah SWT yang terhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang
dilakukan sebaiknya didahului dengan menyebut nama-Nya (terwujud dalam kalimat
basmalah). Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya dengan Asmaul Husna
sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta
sesuatu.Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa
kita tentu akan semakin besar.Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menjelaskan :
“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus
kurang satu,barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (HR.
Bukhari)
Hal ini menunjukkan apabila kita mengenal Asma`ul Husna
dengan bersungguh-sungguh,menghafal, kemudian memahami maknanya serta
beribadah kepada Allah SWT maka akan menjadi penguatan iman yang paling
besar, bahkan mengenal Asma` dan sifat -Nya merupakan dasar iman, di
mana iman seseorang itu kembali kepada dasar yang agung ini.Maka dalam
makalah ini kami akan menjabarkan tentang iman kepada Allah SWT melalui asmaul
husna.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Apakah yang dimaksud dengan iman kepada Allah SWT melalui asmaul husna?
2.Apa saja nama-nama Allah SWT (asmaul husna)?
3.Apa saja contoh perilaku yang meneladani asmaul husna?
4.Apa fungsi iman kepada Allah SWT?
5.Apa saja hikmah dan manfaat beriman kepada Allah SWT?

C.TUJUAN
1. Memahami definisi iman kepada Allah SWT
2. Mengenal nama-nama Allah SWT
3. Menerapkan perilaku yang meneladani asmaul husna
4. Mengetahui fungsi iman kepada Allah SWT
5. Mengetahui hikmah dan manfaat beriman kepada Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Iman Kepada Allah SWT


a.Pengertian IMAN
Menurut bahasa, Iman merupakan bentuk masdar atau kata kerja dari amana
yu’minu yang berarti percaya, setia, aman, melindungi, dan menempatkan
(sesuatu) pada tempat yang aman.Menurut ilmu tauhid, iman berarti hati atau
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati dan diikrarkan secara
lisan,kemudian direalisasikan dalam perbuatan. Iman diuraikan dalam Sabda nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari Sebagai berikut, “ Iman adalah
engkau percaya kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitrab-kitab-Nya, para Rasul-
Nya, Hari Kebangkitan, dan kada (peraturan) dan kadar atau kuasa-Nya.” Orang
yang beriman disebut mukmin. Iman Merupakan kunci keislaman seseorang yang
dalam perwujudannya disimbolkan dengan pengucapan dua kalimat syahadat
(persaksian bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan
sesungguhnya Nabi Muhammad adalah Utusan Allah). Iman tidak ada artinya tanpa
amal saleh dan amal saleh akan sia-sia jika tidak dilandasi dengan iman.
Alquran mengenmukakan ciri-ciri atau sifat orang beriman dalam surat Al Mu’minun
ayat 1-9 yang artinya :
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka
Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik ituMaka mereka Itulah orang-orang yang
melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

b.Pengertian Iman Kepada Allah SWT


Iman kepada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini akan adanya Allah
SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kemahasempurnaan-Nya dan
kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan, dan
dibuktikan dengan perbuatan amal saleh.
Dalam firman-Nya, Allah SWT menyatakan :

“Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah Timur dan Barat itu suatu kebajikan.
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah SWT, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan (sebagian) harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan orang-
orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”: (QS. Al-
Baqarah, 2: 177).

c. Pengertian Iman Kepada Allah SWT Melalui Asmaul Husna


Iman Kepada Allah SWT melalui Asmaul Husna adalah kita meyakini akan adanya
Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kesempurnaan-Nya, yang
keyakinan itu diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan, dan
diaplikasikan dengan memaknai asmaul husna.
2.Hukum Beriman Kepada Allah SWT

Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi, yang diperkuat oleh akal sehat,
maka hukum beriman kepada Allah SWT itu adalah fardu,ain. Jika ada orang yang
mengaku Islam, tetapi tidak percaya kepada Allah SWT, maka orang trsebut
dianggap telah murtad (keluar dari Islam). Beriman bahwa Allah itu ada adalah iman
yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka
sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.Dalam surat At-Thaha ayat 14 :

“Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha (20): 14)

Dan dalam surat Al Mukminun ayat 32 Allah juga berfirman :

Artinya : "Sembahlah Allah SWT oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan
selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (Al-
Mukminuun, 23:32)

Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa


frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan
bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara
dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada
yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui
keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk
mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta. Ada jutaan orang yang mengatur lalu
lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun,
demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas
laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat
terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan
lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada
yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas

.Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama
milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada
tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan
menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang
mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu
terjadi.Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah
menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut.
Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.

Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit,


bintang, matahari, bulan, dan lain-lain :

Artinya : tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(Q.S.Yasin
:40)

3. Ketauhidan (Keimanan Kepada Allah SWT)


Tauhid adalah mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Iktikad itu harus dihayati, baik dalam niat, amal, maupun dalam maksud
dan tujuan.(Azyumardi Azra, dkk, 2002:124).
Iman kepada Allah SWT (tauhid) disamping mengakui bahwa Allah SWT itu
Ada dan Maha Esa, juga perlu mempercayai sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Diantara
sifat kesempurnaan-Nya Allah SWT mengetahui segalanya, tiada yang tersembunyi
bagi-Nya barang sesuatu pun. Dia Maha Kuasa dan sanggup melaksanakan segala
kehendak-Nya, dengan tidak dapat dihalangi oleh siapapun dan kekuatan apapun.
Allah SWT berfirman :

Artinya : dan pada sisi Allah SWTlah kunci-kunci semua yang gaib;, tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh) (QS.
Al-An.am (6):59).
Dengan demikian semakin jelaslah bahwa tauhid benar-benar merupakan inti
dari akidah Islam, yakni dengan mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Maha Esa,
tidak ada sekutu baginya. Untuk lebih detailnya, tauhid itu meliputi tujuh macam
sikap :
a.Tauhid zat
Tauhid zat adalah mengiktikadkan bahwa zat Allah SWT itu Esa, tidak berbilang.
Zat Allah SWT hanya dimiliki oleh Allah SWT saja, yang selain-Nya tidak ada yang
memilikinya. Manusia dengan keterbatasannya tidak dapat mengetahui wujud zat
Allah SWT. Allah SWT mengisahkan bagaimana Nabi Musa ingin melihat-Nya
tetapi Musa tidak bisa melihat-Nya. Allah SWT berfirman dalam yang Artinya :

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah
Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa
:‘Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau.’ Tuhan berfirman : ‘Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku,
tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya
kamu dapat melihat-Ku.’ Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah
Musa sadar kembali, ia berkata:Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau
dan aku orang yang pertama-tama beriman.”(QS. Al-A,raf (7):143).

b.Tauhid sifat
Tauhid sifat adalah mengiktikadkan bahwa tidak ada suatu pun yang menyamai
sifat Allah SWT, dan hanya Allah SWT yang memiliki sifat kesempurnaan.
Allah SWT berfirman :

Artinya : (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan
Melihat. (QS. Al-Syura (42):11).

c.Tauhid wujud
Tauhid wujud adalah mengiktikadkan bahwa hanya Allah SWT yang wajib ada.
Adanya Allah SWT tidak memerlukan kepada yang mengadakan. Allah SWT
bersifat abadi, artinya Dialah yang pertama dan yang terakhir. Allah SWT berfirman
:

Artinya : Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu. ( QS. al-Hadid(57):3).
Berarti hanya Dialah yang abadi. Yang selain Allah SWT disebut mungkin ada, yaitu
adanya mengandung sifat tidak ada atau adanya itu berhajat kpada yang
mengadakan.
d. Tauhid af,al
Tauhid af,al adalah mengiktikadkan bahwa Allah SWT sendiri yang mencipta dan
memelihara alam semesta. Allah SWT berfirman :

Artinya : Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan dia
telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan (25):2).
Atas kehendak-Nya pula sesuatu itu hidup dan mati, kemuliaan dan kehinaan,
serta kelapangan dan kesempitan (QS. Ali Imron (3): 26-27) ; Allah SWT sendiri
yang menetapkan apa yang akan terjadi dan apa yang tidak akan terjai (QS. Al-
Taubah (9):51) ; Dia pula yang memegang rahasia kapan saat kehancuran alam
semesta akan tiba (Luqman, 31: 34) ; maka Allah SWT-lah tempat segala bergantung
(Al-Ikhlas, 112:2) ; dan kepada-Nya tempat menyerahkan segala urusan (Al-Anfaal,
8: 44).

e. Tauhid ibadah
Tauhid ibadah adalah mengiktikadkan bahwa hanya Allah SWT saja yang berhak
dipuja dan dipuji, serta hanya Allah SWT yang berhak mendapatkan ibadah dari
hamba-Nya. Allah SWT berfirmam :

Artinya : Hanya kepada-Mulah kami menyembah dan hanya kepada-Mu-lah kami


memohon pertolongan. (QS. al-Fatihah (1): 5)

f. Tauhid qasdi
Tauhid qasdi adalah mengiktikadkan bahwa hanya kepada Allah SWT segala
amal perbuatan ditujukan. Setiap amal harus dilakukan secara langsung tanpa
perantara dan ditujukan hanya untuk memperoleh keridaan-Nya (QS. al-Fatihah (1):
5 dan al-An,am (6): 162). Allah SWT berfirman :

Kalimat tersebut diucapkan oleh seorang muslim paling sedikit lima kali sehari
semalam didalam salat. Diluar itu, amal seorang muslim, apa pun bentuknya, selalu
dimulai dengan ucapan basmAllah SWT dan diakhii dengan hamdalah.
Setiap muslimin diwajibkan melatih diri menjaga konsentrasi (kekhusyukan)
sehingga pikirannya dipenuhi dengan pengagungan terhadap Allah SWT,
perasaannya penuh dengan syukur kepada-Nya. Keindahan alam yang dilihat
dihayatinya sebagai keindahan pencipta-Nya, kemerduan suara yang didengarnya
adalah kemerduan panggilan-Nya. Usaha tersebut diperkuat dengan doa :
: Ya Allah SWT, hanya Engkau yang aku tuju dan keridaan-Mu jua yang aku tuntut.
Berilah kepadaku mahabbah dan makrifat kepada-Mu:

g. Tauhid tasyri
Tauhid tasyri, adalah mengiktikadkan bahwa hanya Allah SWTlah pembuat
peraturan (hukum) yang paling sempurna bagi makhluk-Nya. Allah SWTlah sumber
dari segala sumber hukum (QS. al-Nisa, (4): 59 ; QS. al-Maidah (5): 44, 47 dan48).

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dalam QS. al-Maidah (5) ayat 48 Allah SWT berfirman

:
Artinya : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah SWT turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Sekiranya Allah SWT menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah SWT hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu,
maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah SWT-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu”, (QS. al-Maidah (5):48)

4. Sifat Wajib bagi Allah SWT


Membuktikan adanya Allah SWT tidak akan sama dengan membuktikan
adanya berbagai benda disekitar kita. Adanya (wujud) benda dapat dibuktikan
dengan pancaindera manusia. Dapat dilihat, diraba, dapat didengar, dan sebagainya.
Namun wujud Allah SWT sangat berbeda, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, dan
tidak dapat didengar langsung melalui pancaindera. Manusia dapat membuktikan
adanya Allah SWT dengan memperhatikan tanda-tanda yang ada di dunia ini.
Contohnya, kita dapat melihat adanya bumi dengan segala isinya yang unik, aneh,
dan mengagumkan. Kita juga dapat melihat benda angkasa, seperti matahari, bulan,
dan bintang. Apakah benda-benda itu terjadi dengan sendirinya
Coba perhatikan benda-benda disekitar kita seperti rumah, mobil, pesawat.
Semua itu kita yakini ada yang menciptakannya, yaitu Allah SWT. Zat Yang Maha
Pencipta dan Mahakuasa atas segala sesuatu. Keyakinan kita itulah yang dinamakan
iman. Iman adalah meyakini dengan kesungguhan hati bahwa Allah SWT itu ada
dengan segala sifat-sifat kesempurnaan-Nya. (Amminudin, dkk, 2004: 24).
Meyakini akan adanya Allah SWT berarti meyakini pula sifat-sifat wajib bagi
Allah SWT. Sifat-sifat Allaah ada 3 yaitu sifat wajib, sifat mustahil dan. Yang
dimaksud sifat wajib bagi Allah SWT ialah sifat yang pasti ada dan harus ada pada
Allah SWT untuk selama-lamanya. Allah SWT tidak dapat dilihat dengan mata dan
tidak dapat diraba dengan pancaindra kita, sebab akal manusia terbatas. Sedangakan
sifat mustahil bagi Allah SWT yaitu sifat yang tidak mungkin terjadi .(Amminudin,
dkk, 2004: 25).
Nabi Muhammad SAW bersabda : :Pikirkanlah tentang apa-apa yang telah
diciptakan Allah SWT dan janganlah kamu berfikir tentang zat Allah SWT karena
kamu tidak akan dapat mencapainya. (HR. Bukhari dan Muslim).:

Tabel Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Allah SWT


Sifat Sifat
No. Maksud Maksud
Wajib Mustahil
1 Wujud Ada Adam Tiada
2 Qidam Terdahulu Huduts Baru
3 Baqa Kekal Fana Berubah-ubah (akan binasa)

4 Mukhalafa Berbeda Mumathalatu Menyerupai sesuatu


tuhu dengan hu
lilhawadis makhluk-Nya lilhawadith
5 Qiyamuhu Berdiri Qiamuhu Berdiri-Nya dengan yang
binafsih sendiri bighairih lain
6 Wahdaniy Esa (satu) Ta'addud Lebih dari satu (berbilang)
at
7 Qudrat Kuasa Ajzun Lemah
8 Iradat berkehendak( Karahah Tidak berkemauan
berkemaun) (terpaksa)

9 Ilmu Mengetahui Jahlun Bodoh


10 Hayat Hidup Al-Maut Mati
11 Sam'un Mendengar Sami Tuli
12 Basar Melihat Al-Umyu Buta
13 Kalam Berbicara Al-Bukmu Bisu
14 qaadiran yang ajizan yang lemah
berkuasa
15 muriidan yang mukrahan yang tidak menentukan
berkehendak (terpaksa)
menentukan
16 'aliman yang jahilan yang bodoh
mengetahui

17 hayyan yang hidup mayitan yang mati

18 sami'an yang ashamma yang tuli


mendengar

19 bashiiran yang melihat a'maa yang buta

20 mutakalli yang abkam yang bisu


man berbicara

5. Asmaul Husna
Sebagai bentuk iman kepada Allah SWT kita juga harus percaya dan
mengetahui bahwa Allah SWT mempunyai nama-nama yang agung lagi indah yang
dikenal dengan Asmaul Husna sebagaimana firman Allah SWT berikut :
“Hanya milik Allah SWT asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Al-A,raaf (7):
180).
Kemudian,Nabi SAW bersabda yang artinya :Sesungguhnya Allah SWT mempunyai
sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa
menghitungnya, niscaya ia masuk surga.: (HR. Bukhari dan Muslim).

Berikut nama asmaul husna dan dalilnya :


1 Ar-Rahmaan Yang Maha Pemurah Al-Faatihah: 3
2 Ar-Rahiim Yang Maha Pengasih Al-Faatihah: 3
3 Al-Malik Maha Raja Al-Mu'minuun: 11
4 Al-Qudduus Maha Suci Al-Jumu'ah: 1
5 As-Salaam Maha Sejahtera Al-Hasyr: 23
6 Al-Mu'min Yang Maha Terpercaya Al-Hasyr: 23
7 Al-Muhaimin Yang Maha Memelihara Al-Hasyr: 23
8 Al-'Aziiz Yang Maha Perkasa Aali 'Imran: 62
9 Al-Jabbaar Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari Al-Hasyr: 23
10 Al-Mutakabbir Yang Memiliki Kebesaran Al-Hasyr: 23
11 Al-Khaaliq Yang Maha Pencipta Ar-Ra'd: 16
12 Al-Baari' Yang Mengadakan Dari Tiada Al-Hasyr: 24
13 Al-Mushawwir Yang Membuat Bentuk Al-Hasyr: 24
14 Al-Ghaffaar Yang Maha Pengampun Al-Baqarah: 235
15 Al-Qahhaar Yang Maha Perkasa Ar-Ra'd: 16
16 Al-Wahhaab Yang Maha Pemberi Aali 'Imran: 8
17 Ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rezki Adz-Dzaariyaat: 58
18 Al-Fattaah Yang Maha Membuka (Hati) Sabaa': 26
19 Al-'Aliim Yang Maha Mengetahui Al-Baqarah: 29
20 Al-Qaabidh Yang Maha Pengendali Al-Baqarah: 245
21 Al-Baasith Yang Maha Melapangkan Ar-Ra'd: 26
22 Al-Khaafidh Yang Merendahkan Hadits At-Tirmizi
23 Ar-Raafi' Yang Meninggikan Al-An'aam: 83
24 Al-Mu'izz Yang Maha Terhormat Aali 'Imran: 26
25 Al-Mudzdzill Yang Maha Menghinakan Aali 'Imran: 26
26 As-Samii' Yang Maha Mendengar Al-Israa': 1
27 Al-Bashiir Yang Maha Melihat Al-Hadiid: 4
28 Al-Hakam Yang Memutuskan Hukum Al-Mu'min: 48
29 Al-'Adl Yang Maha Adil Al-An'aam: 115
30 Al-Lathiif Yang Maha Lembut Al-Mulk: 14
31 Al-Khabiir Yang Maha Mengetahui Al-An'aam: 18
32 Al-Haliim Yang Maha Penyantun Al-Baqarah: 235
33 Al-'Azhiim Yang Maha Agung Asy-Syuura: 4
34 Al-Ghafuur Yang Maha Pengampun Aali 'Imran: 89
35 Asy-Syakuur Yang Menerima Syukur Faathir: 30
36 Al-'Aliyy Yang Maha Tinggi An-Nisaa': 34
37 Al-Kabiir Yang Maha Besar Ar-Ra'd: 9
38 Al-Hafiizh Yang Maha Penjaga Huud: 57
39 Al-Muqiit Yang Maha Pemelihara An-Nisaa': 85
40 Al-Hasiib Yang Maha Pembuat Perhitungan An-Nisaa': 6
41 Al-Jaliil Yang Maha Luhur Ar-Rahmaan: 27
42 Al-Kariim Yang Maha Mulia An-Naml: 40
43 Ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi Al-Ahzaab: 52
44 Al-Mujiib Yang Maha Mengabulkan Huud: 61
45 Al-Waasi' Yang Maha Luas Al-Baqarah: 268
46 Al-Hakiim Yang Maha Bijaksana Al-An'aam: 18
47 Al-Waduud Yang Maha Mengasihi Al-Buruuj: 14
48 Al-Majiid Yang Maha Mulia Al-Buruuj: 15
49 Al-Baa'its Yang Membangkitkan Yaasiin: 52
50 Asy-Syahiid Yang Maha Menyaksikan Al-Maaidah: 117
51 Al-Haqq Yang Maha Benar Thaahaa: 114
52 Al-Wakiil Yang Maha Pemelihara Al-An'aam: 102
53 Al-Qawiyyu Yang Maha Kuat Al-Anfaal: 52
54 Al-Matiin Yang Maha Kokoh Adz-Dzaariyaat: 58
55 Al-Waliyy Yang Maha Melindungi An-Nisaa': 45
56 Al-Hamiid Yang Maha Terpuji An-Nisaa': 131
57 Al-Muhshi Yang Maha Menghitung Maryam: 94
58 Al-Mubdi' Yang Maha Memulai Al-Buruuj: 13
59 Al-Mu'id Yang Maha Mengembalikan Ar-Ruum: 27
60 Al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan Ar-Ruum: 50
61 Al-Mumiit Yang Maha Mematikan Al-Mu'min: 68
62 Al-Hayy Yang Maha Hidup Thaahaa: 111
63 Al-Qayyuum Yang Maha Mandiri Thaahaa: 11
64 Al-Waajid Yang Maha Menemukan Adh-Dhuhaa: 6-8
65 Al-Maajid Yang Maha Mulia Huud: 73
66 Al-Waahid Yang Maha Tunggal Al-Baqarah: 133
67 Al-Ahad Yang Maha Esa Al-Ikhlaas: 1
68 Ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan Al-Ikhlaas: 2
69 Al-Qaadir Yang Maha Kuat Al-Baqarah: 20
70 Al-Muqtadir Yang Maha Berkuasa Al-Qamar: 42
71 Al-Muqqadim Yang Maha Mendahulukan Qaaf: 28
72 Al-Mu'akhkhir Yang Maha Mengakhirkan Ibraahiim: 42
73 Al-Awwal Yang Maha Permulaan Al-Hadiid: 3
74 Al-Aakhir Yang Maha Akhir Al-Hadiid: 3
75 Azh-Zhaahir Yang Maha Nyata Al-Hadiid: 3
76 Al-Baathin Yang Maha Gaib Al-Hadiid: 3
77 Al-Waalii Yang Maha Memerintah Ar-Ra'd: 11
78 Al-Muta'aalii Yang Maha Tinggi Ar-Ra'd: 9
79 Al-Barr Yang Maha Dermawan Ath-Thuur: 28
80 At-Tawwaab Yang Maha Penerima Taubat An-Nisaa': 16
81 Al-Muntaqim Yang Maha Penyiksa As-Sajdah: 22
82 Al-'Afuww Yang Maha Pemaaf An-Nisaa': 99
83 Ar-Ra'uuf Yang Maha Pengasih Al-Baqarah: 207
84 Maalik Al-Mulk Yang Mempunyai Kerajaan Aali 'Imran: 26
85 Zuljalaal Wa Al-'Ikraam Yang Maha Memiliki Kebesaran Serta Kemuliaan Ar-
Rahmaan: 27
86 Al-Muqsith Yang Maha Adil An-Nuur: 47
87 Al-Jaami' Yang Maha Pengumpul Sabaa': 26
88 Al-Ghaniyy Yang Maha Kaya Al-Baqarah: 267
89 Al-Mughnii Yang Maha Mencukupi An-Najm: 48
90 Al-Maani' Yang Maha Mencegah Hadits At-Tirmizi
91 Adh-Dhaarr Yang Maha Pemberi Derita Al-An'aam: 17
92 An-Naafi' Yang Maha Pemberi Manfaat Al-Fath: 11
93 An-Nuur Yang Maha Bercahaya An-Nuur: 35
94 Al-Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk Al-Hajj: 54
95 Al-Badii' Yang Maha Pencipta Al-Baqarah: 117
96 Al-Baaqii Yang Maha Kekal Thaahaa: 73
97 Al-Waarits Yang Maha Mewarisi Al-Hijr: 23
98 Ar-Rasyiid Yang Maha Pandai Al-Jin: 10
99 Ash-Shabuur Yang Maha Sabar Hadits At-Tirmizi

Berikut beberapa penjelasan dari asmaul husna :


a. al-Kariim (Maha Mulia)
Allah memiliki nama dan sifat al-Karim yang artinya Maha Mulia dan
kemuliaan Allah terdapat pada sifat-sifat-Nya yang Maha sempurna, seperti halnya
Allah Maha Pengasih yang tak pernah pilih kasih, Allah maha Penyayang yang rasa
sayang-Nya tak pernah terbilang, Allah Maha Pemberi Rizki yang tak pernah
mengenal pamrih, dan lain sebagainya. Allah berfirman:
Artinya : Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk
kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

b. al-Mu’min (Maha Memberi Keamanan)


Allah SWT memberi keamanan kepada seluruh makhluk.Tidak ada satupun
makhluk yang tidak terjamin oleh pengamanan Allah SWT . Sesuai firman Allah:

“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha
Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha
perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Hasyr (59): 23)

Sebagai manusia yang beriman, yakin atas jaminan pengamanan dari Allah SWT.
Merupakan keharusan,selama yang kita lakukan merupakan suatu yang baik dan
benar sesuai perintah Allah, dan contoh rasulnya. Dengan demikian, maka orang
yang beriman tidak boleh merasa khawatir, takut,atau bersedih hati karena jelas telah
ada jaminan dari Allah SWT.Firman Allah SWT. Sesuai Q.S At-taubah ayat 40
c. al-Wakiil (Maha Penolong/Pelindung)
Allah memiliki sifat Maha Melindungi atau Maha Menolong dari segala
sesuatu yang tidak kita inginkan. Allah adalah satu-satunya Zat yang pantas, dan
bahkan harus menjadi sandaran dalam hidup. Firman Allah:

(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada
Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.

Terjemah:
(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada
orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", Maka
Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah
menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali ‘Imran
(3): 173)

Ketika kita hidup di alam dunia ini, Allah maha pelihara terhadap seluruh
makhluknya yang ada di alam semesta ini. Allah SWT memelihara makhluknya
dengan sifat-sifatnya kebaikannya yang lain seperti Ar-rahman yang artinya maha
pengasih terhadap semua makhluk. Sedangkan ketika di akhirat kelak, Allah SWT
akan memelihara makhluk-nya yang beriman dengan sifat Ar-rahim (Maha
penyayang), yang artinya pemeliharaan AllahSWT. Hanya khusus diberikan kepada
manusia yang beriman.

d. al-Matiin (Maha Kokoh)


Allah SWT bersifat sangat kokoh dalam menguasai dan merajai alam semesta
dan seluruh isinya. Dengan nama dan sifat Wahdaniyah (maha esa),maka kekuasaan
Allah bersifat kokoh dan abadi, tidak akan pernah goyah, apalagi runtuh dan hancur.
Berbeda dengan kekuasaan manusia, yang goyah, runtuh, bahkan hancur karena
pengaruh dari pihak lain dalam waktu singkat.

Terjemah:
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat (51): 58)

e. al-Jaami’ (Maha Mengumpulkan)


Maksudnya, Alah yang memadukan hal-hal yang sama, hal-hal yang berbeda
dan hal-hal yang bertentangan. Termasuk juga bahwa Allah yang mengumpulkan
seluruh umat manusia pada hari kebangkitan di Padang Mahsyar. Semua itu sungguh
sangat mudah bagi Allah. Firman Allah:

Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi
keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan
Maha Mengetahui.” (QS AS SABA (34):26)

f. al-Akhiir (Maha Akhir)


Nama ini merupakan penegasan bahwa tidak ada zat yang tersisa di alam
semesta ini kecuali Allah yang kekal dan abadi di saat semua makhluk-Nya hancur
dan binasa. Firman Allah:
Terjemah:
" Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Hadid (57): 3)
Maha akhirnya Allah SWT bersifat tidak terbatas oleh waktu (selama-
lamanya). Karena Allah bersifat kekal dan abadi. Allah SWT tidak pernah mati
/rusak, Yangmengalami kerusakan sepertisakit dan mati adalah makhluk, termasuk
manusia. Firman Allah SWT:

Artinya : 26. Semua yang ada di bumi itu akan binasa. 27. Tetapi zat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.

g. al-‘Adl (Maha Adil)


Keadilan Allah mutlak dan sempurna. Dia tidak membebani seseorang kecuali
sesuai dengan kesanggupannya. Keadilan Allah tidak dapat dipengaruhi oleh zat
apapun, termasuk dalam memberikan balasan terhadap semua amal manusia yang
dilakukan di dunia.
Keadilan Allah SWT terhadap makhluk-Nya berlaku di dalam segala hal, baik
dalam persoalan rezeki, umur, ilmu, kesehatan , kedudukan, sampai pembalasan
terhadap amal yang dilakukan manusia di duniaa. Berapapun jumlahnya dan amal
perbuatan manusia akan memperoleh balasan,tidak ada sedikitpun yang akan
terlewatkan dari pembalasan Allah. Allah berfirman:
Terjemah:
“Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar
daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya
kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar
Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan
amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang
panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.” (QS. Yunus (10): 4)

6. Contoh Perilaku Yang Meneladani Asmaul Husna

Nama dan sifat Allah SWT.yang terdapat di dalam Asma'ul Husna akan
memberi pengaruh bagi kehidupan manusia dan makhluk lain apabila nama dan sifat
Asma'ul Husna tersebut di praktikan dalam perilaku sehari hari. Nama dan sifat
Asma'ul Husna dapat di jadikan landasan perilaku setiap manusia, sehingga
kehidupannya akan terasa indah,nyaman,harmonis,akan jauh dari murka Allah swt.

`Telah nampak contoh perilaku lengkap sebagai cerminan nama dan sifat Asma'ul
Husna di dalam pribadi Rasullulah saw. sehingga umat islam perlu mengambil
teladan yang sempurna itu dalam kehidupan sehari hari secara utuh, tanpa
mencampuradukkan perilaku manusia di abad modern yang mulai jauh dari ajaran
agama. Firman Allah Swt.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.(Qs Al ahzab : 21)

Berikut ini, contoh perilaku yang meneladani Asmaul Husna :

a.Kokoh Pendirian

Kokoh pendirian adalah sikap tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh pihak
lain. karena pendiriannya sesuai kebenaran ajaran islam. sikap kokoh pendirian di
sebut juga dengan isthiqomah yang artinya langgeng dan kontinu di dalam
melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan.

Setiap Umat Islam hendaklah senantiasa menegakkan, mengamalkan dan


membela demi tegaknya ajaran agama islam. sikap ini menjadi bagian akhlakul
karimah yang perlu di tegakkan dalam kehidupan sehari-hari. karena perilaku ini
sangat di tekankan oleh Allah dan rasul

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian


mereka tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan.
Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan
atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs . Al-Ahqof: 13-14)

Agar menjadi penghuni surga, kebaikan yang di lakukan dari hari ke hari
harus terus meningkat. kalaupun belum mampu, kebaikan yang telah di lakukan
walaupun sedikit perlu di lakukan secara terus menerus

b.Pemberi Rasa Aman

Pada saat Abu Bakar As-sidiq berada di dalam gua Tsur untuk
menyelamatkan diri dari kejaran orang kafir Quraisy bersama Nabi Muhammad
SAW. Ketika sedang hijraj ke madinah, abu bakar As-sidiq menangis karena takut.
Nabi mengingatkan Abu Bakar As-sidiq bahwa Allah swt. Menjadmin keaman
mereka berdua seraya berkata : "Wahai Abu Bakar. kamu jangan menangis,
sesungguhnyya Alah swt selalu bersama kita.
Ucapan Nabi Muhammad SAW. tersebut, mampu memberikan rasa aman
kepada Abu Bakar As-sidiq. hal senada terjadi ketika umat islam sedang marah dan
meratapi kekalahan perang uhud melawan kaum kafir Quraisy. Malaikat Jibril
memberikan penawan kepada Nabi Muhammad SAW. di mana malaikat penjaga
gunung akan mengangkat gunung Uhud dan di jatuhkan kepada orang orang kafir
Quraisy sehingga mereka mati semua

Nabi menjawab tawaran tersebut dengan bijaksana : "Jangan malaikat Jibril,


sekarang Orang orang kafir memusuhi kami lantaran mereka belum tahu, semoga
nanti dari anak anak mereka mau beriman, kalau tidak dari anak anak mereka
mungkin cucu cucu mereka, sehingga mereka akan bersatu dengan kami." perkataan
nambi Muhammad SAW. ini mampu menurunkan kemarahan prajurit muslim,
sekaligus menumbuhkan rasa aman. perilaku nabi Muhammad SAW menjadi sumber
perilaku yang mampu memberikan rasa aman

c.Tawakal

Menurut bahasa, lafal tawakal dari bahasa Arab artinya bersandar. menurut
istilah, tawakalberarti sikap berserah diri kepada Allah swt. setelaj melakukan usaha
secara maksimal. seorang yang bertawakal termasuk orang yang berakhlak mulia.
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka allah akan memberikal jalan keluar
dari setiap persoalan hidupnya

d.Adil

Adil berarti melakukan sesuatu sesuai atura yang berlaku, Bagi umat islam,
di katakan berperilaku adil apabila yang di lakukan tetap sesuai dengan hukum islam.
sikap adil merupakan bagian akhlakul karimah, sebagaimana Firman Allah:
"sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berperilaku adil dan berbuat kebajikan....(Qs
. An nahl/16 :90)

Setiap orang yang beriman kepada Allah SWT, termasuk beriman dengan
menghayati sifat-sifat Allah SWT dan Asmaul Husna, tentu dalam kehidupan sehari-
hari ia akan senantiasa berusaha agar mampu membiasakan diri dengan bersikap dan
berperilaku terpuji yang diridhai Allah SWT dan menjauhkan diri dari sikap perilaku
tercela yang dimurkai-Nya. Sikap dan perilaku yang dimaksud antara lain :
1. Berusaha Menjadi Orang Berguna
Sifat Allah SWT Wujud (ada) sebagai pencipta alam semesta dan segala isinya,
tentu yang diciptakan Allah SWT ada manfaatnya. Sifat dan perbuatan Allah SWT
seperti tersebut hendaknya mendorong setiap orang beriman (mukmin), untuk selalu
berusaha menjadi orang yang berguna, baik bagi dirinya dan keluarganya, maupun
bagi bangsa, negara dan agamanya. Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang paling
baik adalah orang yang hidupnya paling berguna bagi orang banyak.” (Al-Hadis)

2. Berusaha selalu berbuat baik


Allah SWT mempunyai sifat Arrahman (Maha Pengasih, pemberi kenikmatan
yang agung-agung, pengasih didunia). Dialam dunia ini Allah SWT telah berbuat
baik kepada seluruh makhluk-Nya, khususnya umat manusia. Penghayatan terhadap
sifat dan nama Allah SWT seperti tersebut hendaknya mendorong setiap orang
beriman untuk berusaha agar senantiasa bersikap dan berperilaku baik kepada
sesama manusia, tanpa membedakan warna kulit, suku bangsa, bangsa dan agama.
Rasulullah SAW berfirman: “orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya,
ialah yang terbaik budi pekertinya.” (H.R. Tirmizi)

3. Berusaha Menjadi Mukmin yang Bertakwa


Allah SWT wajib bersifat Qudrah (Maha Kuasa) yang menciptakan alam dunia
dan segala isinya dan juga menciptakan alam Akhirat, alam tempat membalas amal
perbuatan manusia dengan seadil-adilnya. Diakhirat kelak keadilan Allah SWT akan
betul-betul ditegakkan. Penghayatan terhadap sifat dan nama Allah SWT seperti
tersebut diharapkan dapat mendorong orang-orang beriman untuk betul-betul
bertakwa kepada Allah SWT.
4. Berusaha Agar Lebih Maju
Allah SWT bernama Al-Alim (Maha mengetahui segala yang berwujud ini, dan
tidak ada satu benda pun yang tidak terjangkau oleh ilmu-Nya). Penghayatan
terhadap sifat dan nama Allah SWT seperti tersebut diharapkan dapat mendorong
orang beriman untuk melakukan usaha-usaha agar ilmu pengetahuannya dalam
berbagai bidang terus meningkat kearah yang lebih maju.

5. Berusaha menjadi Orang yang Lebih Pemaaf


Salah satu nama Allah SWT yang termasuk Asmaul Husna ialah Algaffar yang
berarti Maha Pengampun. Allah SWT tentu akan memaafkan dan mengampuni dosa
manusia, apabila manusia yang berbuat salah dan dosa itu betul-betul mohon ampun
kepada Allah SWT serta betul-betul bertaubat. Penghayatan terhadap nama Allah
SWT Algaffar seperti tersebut dapat menjadikan muslim (muslimah) seorang
pemaaf, yang bersedia memaafkan kesalahan orang lain terhadap dirinya. Rasulullah
SAW berfirman :
“Tidaklah seseorang memafkan, melainkan Allah SWT tambah kemuliaannya.”(H.R.
Muslim)

7.Fungsi Iman Kepan Allah SWT


1).Menambah keyakinan
Kita tahu bahwa Allah SWT lah yang menciptakan segala sesuatunya dan membuat
kita masih hidup sampai sekarang.Jadi kita harus semakin yakin dan bersyukur
kepada Allah.

2).Menambah Ketaatan
Dengan beriman kepada Allah dapat menjadi acuan untuk taat menjalani perintah
Allah dan menjhui larangannya sehingga hati kita akan selalu ingat kepada Allah.

3).Menentramkan Hati
Dalam Surah Ar-Ra’ad ayat 28 dan artinya
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.

4).Dapat menyelamatkan hidup manusia di dunia maupun di Akhirat


Dalam Al-Qur’an Al-Mukminin,Allah befirman :
“ Sesungguhnya kami menolong Rasul-Rasul kami dan orang-orang yang beriman
dalan kehidupan dunia dan pada berdirinya saksi-saksi ( hari kiamat)”

5).Mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan hidup


Manusia yang beriman kepada Allah hati mereka menjadi tentram,hidup pastinya
akan lebih bahagia dan permasalahan akan lebih mudah diselesaikan karena Allah
akan membantunya.

8.Hikmah Beriman Kepada Allah

1. Orang yang beriman meiliki sikap dan jiwa sosial, menyayangi anak yatim,
menyantuni fakir miskin, dan mengahrgai sesama orang lain.

2. Orang yang beriman akan selalu Melakukan amalan-amalan saleh, rendah hati,
kasih sayang terhadap sesame manusia, bahkan terhadapsemua makhluk ciptaan
tuhan, baik hewan atau tumbuh-tumbuhan.

3. Allah akan memasukkan orang yang berimanb kedalam surga sebagai rahmatnya
dana pahala atas ketaatan serta kepatuhannya selama hidup didunia firman Allah swt
dalam surat Al Maidah ayat 9.

Artinya : “Allah Telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang
beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

4. Setiap tingkah laku orang - orang beriman pasti mendapat petunjuk serta
perlindungan dari Allah SWT
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Iman kepada Allah SWT merupakan kunci dari iman kepada yang lain, atau
merupakan pintu masuk kepada iman kepada yang lain. Iman kepada Allah SWT
mencakup iman kepada seluruh firman-Nya. Apabila seseorang telah beriman kepada
Allah SWT, maka otomatis ia beriman kepada kitab, malaikat, rasul-Nya, hari kiamat
serta qada dan qadar. Degan demikian, iman kepada Allah SWT menjadi awal dan
pintu masuk kepada iman-iman kepada yang lainnya itu. Seorang yang beriman
kepada Allah SWT akan senantiasa memelihara keakrabannya kepada Allah SWT.
Mulutnya akan senantiasa dihiasi dengan berbagai ucapan yang memelihara
ikatannya dengan Allah SWT. Misalnya, mengatakan :insya Allah SWT: untuk
ucapan janji, :masya Allah SWT: jika mendapat kegagalan dalam usaha, dan :inna
lillahi wa inna ilaihi rajiun: jika terkena musibah atau mendengar ada orang
meninggal dunia. Dengan mempelajari Iman Kepada Allah hendaknya kita juga
dapat meningkatkan keimanan dan taqwa kita pada Allah SWT sebagai bentuk
pertanggungjawaban kita sebagai hamba –Nya.

B.DAFTAR PUSTAKA
Sadi dan M.H Nasikin (2013) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA
Kelas X
Aminudin, dkk. (2004). Pendidikan Agama Islam 1 untuk SMP Kelas 1. Jakarta:
Bumi Aksara
Azra, Azyumardi, dkk. (2002). Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta: Departemen Agama. Cet. III.
Marzuki.(2012). Pendidikan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam
di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: Ombak
Syamsuri.(2007). Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.(2004). Pendidikan Agama Islam SMA. Jakarta: Erlangga
http://www.risalahislam.com/2013/10/asmaul-husna-daftar-tulisan-dan-arti.html.
http://www.informasi-pendidikan.com/2013/01/20-sifat-wajib-dan-mustahil-bagi-
Allah SWT.html.
http://www.gudangnews.info/2015/06/makalah-pendidikan-agama-islam-
tentang.html
http://rafly98.blogspot.com/2013/09/makalah-iman-kepada-allah-swt.html
https://www.eduspensa.id/pengertian-fungsi-contoh-iman-kepada-allah/
https://islamqa.info/id/34630
http://agussulisyanto.blogspot.co.id/2013/12/hikmah-beriman-kepada-allah-
swt.html
http://newjoesafirablog.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai