ANTARA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
CABANG MALANG
DENGAN
LABORATORIUM PARAHITA DIAGNOSTIC CENTER
TENTANG
PELAYANAN LABORATORIUM PENUNJANG RUJUK BALIKDAN
PELAYANAN PENAPISAN ATAU SKRINING KESEHATAN
BAGI PESERTA JAMINANKESEHATAN
Nomor: ..............................
Nomor: ………………………..
Perjanjian Kerja Sama ini, dibuat dan ditandatangani di Malang, pada hari Selasa
tanggal 31 Desember 2019, oleh dan antara :
Selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK.
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-istilah di
bawah ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut :
1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (disingkat BPJS Kesehatan)
yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU adalah badan hukum, yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
2. Bulan Pelayanan adalah bulan dimana PIHAK KEDUA memberikan Pelayanan
Laboratorium kepada Peserta;
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Faskes adalah suatu
alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
4. Formulir Pengajuan Klaim yang selanjutnya disebut FPK adalah formulir baku
yang dikeluarkan oleh PIHAK KESATU yang wajib diisi oleh PIHAK KEDUA dan
disertakan sebagai salah satu syarat dalam pengajuan klaim/ tagihan atas biaya
pelayanan kesehatan.
5. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar Peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar Iuran Jaminan Kesehatan atau Iuran Jaminan Kesehatannya
dibayar oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
6. Laboratorium adalah Laboratorium milik pemerintah atau swasta yang ditunjuk
atau menjalin kerjasama dengan PIHAK KESATU.
7. Penyakit kronis yang termasuk dalam pelayanan rujuk balik adalah penyakit
Diabetes Melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung, Asma, Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK), Epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke dan Sindroma
Lupus Eritematosus (SLE) dan penyakit kronis lain yang ditetapkan oleh Menteri.
8. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar Iuran Jaminan Kesehatan.
9. Program Rujuk Balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada penderita
penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih membutuhkan pengobatan atau
asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di PIHAK KEDUA atas
rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub-spesialis yang merawat.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian ini adalah bahwa PARA PIHAK bersepakat untuk bekerjasama
dalam Pelayanan Laboratorium Penunjang Rujuk Balik bagi Peserta penyandang
penyakit kronis danpelayanan penapisan atau skrining kesehatan bagi peserta
JKN-KIS.
(2) Tujuan Perjanjian ini adalah untuk mengatur syarat dan ketentuan dalam
pelaksanaan kerjasama Pelayanan Laboratorium Penunjang Rujuk Balik bagi
Peserta penyandang penyakit kronis dan pelayanan penapisan atau skrining
kesehatan bagi Peserta JKN-KIS.
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerja sama dalam Pelayanan Laboratorium
Penunjang Rujuk Balik bagi Peserta Penyandang Penyakit Kronisdan pelayanan
penapisan atau skrining kesehatandengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini.
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR PELAYANAN
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini,
PARAPIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
PASAL 5
KERAHASIAAN INFORMASI
b. Informasi tersebut yang saat ini atau sewaktu-waktu di kemudian hari dapat menjadi
atau tersedia untuk masyarakat umum;
c. Diperintahkan oleh badan peradilan atau instansi pemerintah lainnya secara tertulis
dan resmi, berkaitan dengan proses penegakan hukum atas suatu perkara yang
terkait dengan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini;
PASAL 6
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
Biaya dan Tata Cara Pembayaran Pelayanan LaboratoriumPenunjang Rujuk Balik bagi
PesertaPenyandang Penyakit Kronis dan pelayanan penapisan atau skrining
kesehatanyang diatur Perjanjian ini adalah sebagaimana diuraikan dalam Lampiran II
Perjanjian ini.
PASAL 7
KADALUARSA KLAIM
(1) Kadaluarsa klaim kolektif yang diajukan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU
adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak pelayananLaboratorium Penunjang Rujuk
Balik bagi PesertaPenyandang Penyakit Kronis dan pelayanan penapisan atau
skrining kesehatan selesai diberikan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi pelayanan
Laboratorium Penunjang Rujuk Balik bagi PesertaPenyandang Penyakit Kronis
dan pelayanan penapisan atau skrining kesehatan yang diberikan oleh Fasilitas
Kesehatan sebelum berlakunya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018
tentang Jaminan Kesehatan.
(3) Dalam hal jangka waktu pengajuan klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terlampaui, klaim tidak dapat diajukan kembali.
PASAL 8
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku secara efektif sejak tanggal 01 Januari 2020 dan berakhir pada
tanggal 31 Desember 2020.
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian,
PARA PIHAKakan saling memberitahukan maksudnya apabila hendak
memperpanjang Perjanjian ini.
(3) Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK KESATU
akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUA atas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan;
b. kepatuhan dan komitmen terhadap Perjanjian.
(4) Keputusan untuk memperpanjang perjanjian ini atau tidak, merupakan kewenangan
masing-masing pihak.
PASAL 9
MONITORING DAN EVALUASI
PASAL 10
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PASAL 11
SANKSI
PASAL 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu PIHAK sebelum berakhirnya Jangka
Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal PIHAK KEDUA pindah lokasi praktik ke lokasi yang tidak disepakati
oleh PIHAK KESATU;
b. Salah satu pihak telah menerima surat peringatan secara tertulis sebanyak 3
(tiga) kali;
c. Salah satu pihak menyalahgunakan wewenang Pelayanan Laboratorium
Penunjang Rujuk Balik bagi PesertaPenyandang Penyakit Kronis danpelayanan
penapisan atau skrining kesehatansebagaimana diatur pada pasal 11 ayat (3);
d. PIHAK KEDUA sudah tidak memenuhi persyaratan kerja sama sebagaimana
tercantum dalam ketentuan peraturan perundang-undangan khususnya dalam
hal Ijin operasional PIHAK KEDUA yang telah habis masa berlakunya atau
dicabut oleh Pemerintah, maka Perjanjian Kerja Sama ini berakhir pada tanggal
habis masa berlakunya atau pada saat pencabutan ijin operasional PIHAK
KEDUA oleh Pemerintah;
e. Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi oleh
perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya
pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut oleh Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia;
f. Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh Pengadilan. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan pailit oleh Pengadilan;
g. Salah satu Pihak melakukan/berada dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan telah dinyatakan di
likuidasi secara sah menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku;
h. PIHAK KEDUA berhenti praktek yang disebabkan karena kehendaknya sendiri.
i. Salah satuPIHAK menerima relaas gugatan perdata dari PIHAK lainnya yang
berkaitan dengan ketentuan yang berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian
ini, maka Perjanjian ini dinyatakan berakhir pada saat relaas gugatan tersebut
diterima. Terkait dengan terjadinya pemindahan Peserta menjadi kewenangan
dari PIHAKKESATU.
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara
sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib
memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KESATU mengenai
maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan
dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, sejauh yang
mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan
terlebih dahulu untuk membatalkan/ mengakhiri suatu Perjanjian.
(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah
timbul dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force Majeure)
adalah suatu keadaan yang terjadinya diluar kemampuan, kesalahan, atau
kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya
tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya
dalam Perjanjian ini. Force Majeure tersebut meliputi bencana alam (gempa bumi,
tsunami, banjir bandang, angin topan, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran,
ledakan benda-benda angkasa), wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang
tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran dan
kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap
pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure
tersebut kepada Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa
Force Majeure tersebut. Pihak yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan
dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana
diatur dalam Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
(3) Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali
Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat
terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab pihak yang
lain.
PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan Perjanjian ini
akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.
(2) Dalam hal perselisihan dan perbedaan pendapat tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat, maka akandiselesaikan melalui mediasi dengan
menunjuk mediator sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Apabila mediasi sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak dapat diselesaikan, PARA
PIHAK memilih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut melalui
pengadilan negeri Malang.
PASAL 15
PEMBERITAHUAN
PIHAK KESATU :
BPJS Kesehatan Kantor Cabang .......
Jl. ………………......
Telp. …………….....
Fax……………….....
Email......................
PIC………………....
PIHAK KEDUA :
LABORATORIUM PARAHITA DAIGNOSTIC CENTER
Jl.Kaliurang No 30 Malang
Telp.0341-4376737
Fax (-)
Email malang@labparahita.com
PIC Handoko
PASAL 16
LAIN-LAIN
........................................ HANDOKO
Lampiran I Perjanjian
Nomor :
Nomor :
I. RUANG LINGKUP
........................................ HANDOKO
Lampiran II Perjanjian
Nomor :
Nomor :
I. BIAYA PELAYANAN
2. Dalam hal Jangka Waktu Perjanjian berakhir dan tidak diperpanjang oleh Para
Pihak, maka tagihan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU wajib
diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah berakhirnya Perjanjian ini.
B. Mekanisme Pembayaran
2. Tagihan yang diajukan lebih dari 6 (enam) bulan sejak berakhirnya Bulan
Pelayanan dan/atau berakhirnya Perjanjian ini (tanpa ada kesepakatan Para
Pihak untuk memperpanjang Perjanjian ini), berhak untuk ditolak/diproses
pembayarannya oleh PIHAK KESATU.
........................................ HANDOKO