Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Nama : Untoro
NIM : P0712011842
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : P07120118421
Mengetahui
Klasifikasi Gout
Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih
atau akibat penurunan ekresi asam urat
Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi
asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat
tertentu.
2. Etiologi
Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu,dilihat dari
penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolik.
Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yang
hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
a. Pembentukan asam urat yang berlebih.
1) Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
2) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebih karana penyakit lain, seperti leukemia,terutama bila diobati
dengan sitostatika,psoriasis,polisitemia vera dan mielofibrosis.
b. Kurang asam urat melalui ginjal.
1) Gout primer renal terjadi karena ekskresi asam urat di tubuli distal
ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahui
2) Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,
misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
c. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini
tidak penting.
4. Patofisiologi
Goat akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal.
Pasien juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat.
Serangan akut biasanya didahului oleh tindakan pembedahan, obat, alkohol
dan stress emosional. Meskipun yang paling sering terserang pertama
adalah ibu jari kaki (Sendi metatarsofa longeal) tetapi sendi lainnya dapat
juga terserang, semakin lama penyakit makan sendi jari, lutut, pergelangan
tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan akut akan
berkurang setelah 10-14 hari walapun tanpa pengobatan. Produk buangan
termasuk asam urat dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran
ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan
ginjal dalam proses pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup
banyak dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Hal tersebut juga
dapat, menimbulkan komplikasi yaitu pengendapan asam urat dalam ginjal
yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari kristal asam urat.
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam
darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase
secara berurutan.
5. Manifestasi Klinik
a. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau
yang terkena adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat
terganggu, perasaan sakit sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini
mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala pertama.
b. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap
proses inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi
yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi metaatarso –
falongeal pertama (MTP–I). Hampir semua kasus lokasi artritis terutama
ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
c. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout)
Serangan akut dapat membaik pada serangan pertama dan selanjutnya
diikuti oleh remisi sempurna sampai serangan berikutnya. Apabila
hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul artritis gout
menahun.
d. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya
tidak selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat
darah. Banyak orang dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah
menderita serangan artritis gout ataupun terdapat tofi.
e. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang
karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling
sering timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari 10
tahun.
Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:
1) Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2) Nefrolitiasis karena endapan asam urat
3) Pielonefritis kronis
4) Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi
Tidak jarang ditemukan pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam
darah tanpa adanya riwayat gout yang disebut hiperurisemia asimtomatik.
Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam uratnya
karena menjadi faktor resiko dikemudian hari dan kemungkinan
terbentuknya batu urat diginjal.
6. Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan serangan akut
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
a. Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan
arthritis gout maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek
samping yang sering ditemui diantaranya sakit perut , diare, mual atau
muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap Kristal urat
dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5 – 0,6 mg per
jam sampai nyeri, mual atau diare hilang. Kontraindikasi pemberian oral
jika terdapat inflamammatory bowel disease.
b. OAINS, Semua jenis OAINS dapat diberikan yang paling sering
digunakan adalah indometasin. Dosisi awal indometasin 25-50 mg
setiap 8 jam. Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikus aktif,
gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi terhadap OAINS.
c. Kortikosteroid, untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral,
jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat
efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular.
d. Analgesic diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan
aspirin karena dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat
dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.
e. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang.
7. Kompilikasi
Keadaan hiperurisemia bisa menimbulkan terbentuknya batu ginjal dan
keadaan terminal berupa gagal ginjal.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Tampak sehat atau kesakitan akibat nyeri sendi.
Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya melibatkan sendi MTP-
1 atau sendi tarsal lainnya. Sendi yang mengalami inflamasi tampak
kemerahan dan bengkak.
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tampak pembengkakan asimetris pada sendi dan kista subkortikal tanpa
erosi pada pemeriksaan radiologis.
b. Kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl.
c. Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24
jam).
d. pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk menegakkan diagnosis.
Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali
sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan
gambarankristal asam urat ( berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d penimbunan asam urat
2. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
3. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul dan perubahan gaya hidup.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Defisit perawatan diri b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Self Care assistane : ADLs
kelemahan fisik 3 x 24 Jam, diharapkan masalah keperawatan
Monitor kemempuan klien untuk perawatan
deficit perawatan diri dapat teratasi dengan
Definisi : diri yang mandiri.
kriteria hasil :
Gangguan kemampuan untuk Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat
Klien terbebas dari bau badan
melakukan ADL pada diri bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
Menyatakan kenyamanan terhadap
berhias, toileting dan makan.
Batasan karakteristik : kemampuan untuk melakukan ADLs
ketidakmampuan untuk mandi, Dapat melakukan ADLS dengan bantuan Sediakan bantuan sampai klien mampu
ketidakmampuan untuk secara utuh untuk melakukan self-care.
berpakaian, ketidakmampuan
Dorong klien untuk melakukan aktivitas
untuk makan,
sehari-hari yang normal sesuai kemampuan
ketidakmampuan untuk
yang dimiliki.
toileting
3. Defisiensi Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1-2 jam Pengajaran : Proses penyakit
Definisi : Ketiaaan atau diharapkan masalah keperawatan defisiensi
defisiensi informasikognitif dapat teratasi dengan indicator : 1. Kaji tingkat pengetahuan klien terkait
yang berkaitan dengan topic Pengetahuan : Proses penyakit proses penyakit yang spesifik
tertentu a. Karakter spesifik penyakit (1 2 3 4 5) 2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan
b. Factor-faktor penyebab dan factor yang hubungannya denga anatomi
Batasan Karakteristik : berkontribusi (1 2 3 4 5) fisiologi,sesuai kebutuhan
□ Ketidakakuratan c. Factor resiko (1 2 3 4 5) 3. Review pengetahuan pasien mengenai
mengikuti perintah d. Efek fisiologis penyakit (1 2 3 4 5) kondisinya
□ Ketidakakuratan e. Tanda dan gejala penyakit (1 2 3 4 5) 4. Kenali pengetahuan pasien tentang
melakukan tes f. Proses perjalanan penyakit biasanya (1 2 3 4 kondisinya
□ Perilaku tidak tepat (mis: 5) 5. Jelaskan tanda dan gejala umum dari
histeria, bermusuhan, g. Strategi untuk meminimalkan perkembangan penyakit
agitasi, apatis) penyakit (1 2 3 4 5) 6. Jelaskan mengenai proses penyakit
□ Kurang Pengetahuan h. Potensial komplikasi penyakit (1 2 3 4 5) 7. Identifikasi kemungkinan penyebab
i. Tanda dan gejala komplikasi penyakit (1 2 3 8. Berikan informasi pada pasien tentang
4 5) kondisinya
Faktor yang berhubungan : j. Efek psikososial penyakit pada individu (1 2 9. Identifikasi perubahan kondisi fisik
□ Gangguan fungsi kognitif 3 4 5) pasien
□ Salah pengertian terhadap k. Sumber – sumber informasi penyakit spesifik 10. Hindari memberikan harapan yang
orang lain yang terpercaya (1 2 3 4 5) kosong
□ Kurang informasi Keterangan skala indicator : 11. Beri informasi kepada keluarga
□ Kurang minat untuk 1. Tidak ada pengetahuan mengenai perkembangan pasien
belajar 2. Pengetahuan terbatas 12. Berikan informasi mengenai
□ Kurang sumber 3. Pengetahuan sedang pemeriksaan diagnostic
pengetahuan 4. Pengetahuan banyak 13. Edukasi pasien mengenai tanda dan
□ Gangguan memori 5. Pengetahuan sangat banyak gejala yang harus dilaporkan kepada
petugas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner & suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
2. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius FKUI
: Jakarta
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima.Jakarta
: Yarsif Watampone.
4. Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.