Anda di halaman 1dari 6

P r o s i d i n g | 293

Identifikasi Karakter Fenotipe Labu Kuning (


) Sebagai Sumber Genetik dalam
Pemuliaan Tanaman
Reza Prakoso Dwi Julianto dan Astri Sumiati
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Email : Reza.July@yahoo.com

ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya dengan sumber plasma
nutfah. Sumber plasma nutfah ini digunakan sebagai bahan dalam perakitan varietas
unggul. Kegiatan awal yang harus dilakukan adalah atau pengumpulan
plasma nutfah potensialserta kegiatan identifikasi karakterfenotipe perlu dilakukan
sebagai kegiatan awal pemuliaan tanaman terutama dalam upaya perakitan varietas labu
kuning yang unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
karakter fenotipe yang meliputi karakter vegetatif dan karakter agronomis varietas labu
kuning. kabupaten Malang yang terletak pada ketinggian rata-rata 350 mdpl. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini berupa benih labu kuning lokal Lumajang, Malang,
dan Thailand. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ratio bunga jantan dan bunga
betina pada semua varietas labu kuning yang di identifikasi menunjukkan jumlah bunga
jantan lebih banyak dari pada jumlah bunga betina. Kadar betakaroten pada labu kuning
lokal lumajang lebih rendah dibandingkan dengan varietas labu kuning lokal malang dan
labu kuning Thailand, hal ini terlihat dari warna labu yang berwarna kuning pudar serta
memiliki rasa yang kurang manis. Ketahanan terhadap penyakit semua varietas labu
kuning yang di uji menunjukkan kriteria tahan. Labu kuning lokal Lumajang dan Malang
mempunyai ketahanan yang rendah terhadap kondisi kekeringan. Warna labu kuning
lokal lumajang relatif sama yaitu berwarna coklat, sedangkan varietas labu kuning lokal
malang terdapat perbedaan yaitu berwarna coklat dan berwarna hijau, sedangkan labu
kuning Thailand memiliki warna relatif sama yaitu berwarna coklat, tetapi bentuk labu
kuning Thailand mempunyai bentuk buah lebih bulat dan seragam dibandingkan dengan
labu yang lain.

Keywords : Eksplorasi, Fenotipe, Introduksi, Labu Kuning, Pemuliaan Tanaman

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya dengan sumber plasma
nutfah, dibandingkan dengan negara-negara lain. Keragaman hayati tersebut digunakan
sebagai sumber plasma nutfah yang berperan pada semua aspek di bidang pertanian
terutama untuk kegiatan pemuliaan tanaman dalam rangka pengembangan varietas
unggul baru. Tanaman labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat
digunakan sebagai alternatif bahan pangan sumber karbohidrat. Kandungan nutrisi
utama labu kuning adalah karbohidarat, selain itu labu kuning juga banyak mengandung
vitamin dan protein serta rendah lemak.
Kebutuhan beras setiap tahun terus meningkat, tetapi produksi beras di Indonesia
masih tergolong rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh
P r o s i d i n g | 294

masyarakat. Berdasarkan data Susenas 2010-2013 Kebutuhan konsumsi beras setiap


tahun terus meningkat dengan proyeksi peningkatan sebesar 1,45 % per-tahun sampai
tahun 2014, dimana kalau pada tahun 2005 konsumsi beras sekitar 56 juta ton naik
menjadi 65 juta ton tahun 2011. WHO memprediksi bahwa apabila aspek kecukupan
pangan tidak diantisipasi maka sekitar tahun 2020 akan terjadi krisis pangan global.
Tanaman labu kuning merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai
bahan pangan, sehingga kebutuhan manusia akan pangan tetap tercukupi.
Kegiatan perakitan varietas unggul sangat penting dilakukan secara konsisten,
terutama dalam tujuan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman. Labu kuning
yang digunakan oleh petani saat ini sebagian besar merupakan benih yang berasal dari
pertanaman sebelumnya tanpa adanya upaya untuk melakukan seleksi, sehingga
produktivitas yang dihasilkan masih tergolong rendah. Oleh karena itu kegiatan
atau pengumpulan plasma nutfah potensialserta kegiatan identifikasi
karakterfenotipe perlu dilakukan sebagai kegiatan awal pemuliaan tanaman dalam upaya
perakitan varietas labu kuning yang unggul.

METODE PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini dilakukan di kecamatan kepanjen kabupaten Malang yang
terletak pada ketinggian rata-rata 350 mdpl. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
berupa benih labu kuning lokal yang berasal dari hasil dari kegiatan eksplorasi yang di
lakukan di wilayah Lumajang, dan Malang, selain itu benih labu kuning yang digunakan
sebagai bahan tanam juga berasal dari Thailand dari hasil kegiatan introduksi.
Parameter pengamatan meliputi beberapa hal antara lain penampilan tanaman,
luas daun, variasi daun, umur berbunga jantan dan betina, ratio bunga betina dan
jantan, ketahanan terhadap penyakit, penampilan buah dan daging buah, diameter
buah, tebal daging buah, warna daging buah, dan rasa buah Penelitian dilaksanakan
tanpa menggunakan rancangan. Benih dari masing-masing jenis di tanam kedalam lima
(3) baris setiap baris terdiri atas 20 tanaman, dengan menggunakan jarak tanam yaitu
100 cm x 100 cm. Hasil penelitian dan pengujian dibuat deskripsi dan interpretasi serta
dilaporkan sebagai hasil akhir.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui perbedaan karakter tanaman antara labu lokal
Lumajang,labu lokal Malang, dan benih introduksi dari thailand. Labu lokal Lumajang
dan labu lokal malangmempunyai luas daun lebih besar yaitu 530 cm2 dan 583,3 cm2
dibandingkan dengan labu hasil introduksi dari Thailand yang relatif lebih kecil yaitu
350,2 cm2. Labu kuning hasil introduksi dari Thailand mempunyai ukuran daun yang
lebih seragam dibandingkan dengan labu kuning lokal yang berasal dari Lumajang dan
Malang (Gambar 1).
Umur berbunga jantan dari ketiga varietas yang ditanam relative hamper sama
yaitu berkisar dari umur 41 – 42 hst (hasri setelah tanam), sedangkan umur bunga betina
yaitu berkisar antara 44 – 45 hst. Umur bunga jantan lebih cepat dibandingkan dengan
umur bunga betina. Ratio bunga jantan dan bunga betina dari ketiga jenis labu kuning
yang ditanam mempunyai jumlah bunga betina lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah bunga jantan, tetapi jumlah bunga betina yang dihasilkan dari labu kuning
P r o s i d i n g | 295

Thailand hasil dari kegiatan introduksi menunjukkan jumlah bungab betina lebih banyak
dibandingkan dengan varietas lokal Lumajang dan malang. Lokal Lumajang
menghasilkan ratio bunga jantan dan betian dengan perbandingan yaitu 18 : 1, lokal
Malang mempunyai perbandingan bunga jantan dan betina yaitu 21 : 1, sedangkann
labu kuning Thailand mempunyai perbandingannya yaitu 22 : 4. Karakter ketahanan
terhadap penyakit dari ketiga varietas labu kuning yang ditanam memilki sifat tahan,
tetapi berdasarkan hasil pengamatan dilapang labu kuning lokal Lumajang dan Malang
mempunyai ketahanan yang rendah dibandingkan dengan labu kuning Thailand
terhadap kondisi kekeringan sehingga menyebabkan warna daun pada labu menjadi
kekuningan (Gambar 2).

(A) (B) (C)

Gambar 1. (A) Labu Kuning Lokal Lumajang, (B) Labu Kuning Lokal Malang, dan (C)
Labu Kuning Thailand

Gambar 2. Warna Daun Kekuningan

Warna daun pada labu kuning menjadi warna kekuningan mengindikasikan adanya
adanya penurunan konsetrasi klorofil tersebut dapat berakibat pada terganggunya
proses fotosintesis pada tanaman. Penurunan kadar klorofil pada daun dapat disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain berupa cekaman abiotik seperti kekeringan, kadar garam
tinggi (salinitas), suhu tinggi atau rendah, keasaman tanah, tercatat menurunkan hasil
pertanian dunia hingga lebih dari 50% (Wood, 2005). Berbagai cekaman tersebut
mengakibatkan perubahan-perubahan pada morfologi, fisiologi, dan biokimia,yang
akhirnya akan berpengaruh buruk pada pertumbuhan tanaman serta produktivitasnya.
Kekeringan, salinitas, temperatur ekstrim, dan cekaman oksidatif, seringkali saling
P r o s i d i n g | 296

berhubungan dan menginduksi kerusakan yang sama pada sel (Levitt, 1980). Klorofil
merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis merupakan
proses perubahan senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik
(karbohidrat) dan O2 dengan bantuan cahaya matahari.

Tabel 1. Parameter Pengamatan


Parameter
Lokal Lumajang Lokal Malang Thailand
Pengamatan
Karakteristik Tanaman
Luas Daun 530 cm2 583,3 cm2 350,2 cm2
Variasi Daun Bervariasi Bervariasi Seragam
Umur Bunga Jantan 42 hst 41 hst 41 hst
Umur Bunga Betina 44 hst 45 hst 44 hst
Ratio Bunga Jantan 18 : 1 21 : 1 22 : 4
dan Bunga Betina
Ketahanan Terhadap Tahan Tahan Tahan
Penyakit
Karakteristik Buah
Diameter Buah 23,5 cm 24,0 cm 18,5 cm
Tebal Daging Buah 4,5 cm 4,0 cm 3,5 cm
Warna Daging Buah Kuning muda Orange Orange tua
Rasa Kurang manis Manis manis

Karakter buah labu kuning lokal Lumajang dan Malang mempunyai ukuran buah
lebih besar dibandingkan dengan labu kuning lokal Thailand hasil introduksi. Diameter
labu kuning lokal Lumajang rata-rata nya adalah 23,5 cm, labu kuning lokal Malang rata-
rata diameter buahnya adalah 24,0 cm sedangkan labu kuning Thailand hanya
mempunyai ukuran diameter buah sebesar 18, 5 cm. Tebal daging buah labu kuning
lokal Lumajang yaitu 4,5 cm dan labu kuning lokal Malang yaitu 4,0 cm lebih tebal
dibandingkan dengan labu kuning Thailand yang hanya mempunyai ukuran tebal daging
buah sebesar 3,5 cm (Tabel 1). Labu kuning lokal Malang dan Thailand mempunyai
warna buah lebih berwarna orange dibandingkan dengan labu kuning lokal Lumajang
yang lebih berwarna kuning muda (gambar 3). Warna kuning pada daging buah dapat
digunakan sebagai indikasi kandungan betakaroten, semakin warna daging berwarna
orange, menunjukkan kandungan betakaroten semakin tinggi. Menurut Gardjito (2006),
kadar beta karoten daging buah labu kuning segar adalah 19,9 mg/100 g. Rasa daging
buah labu kuning lokal Lumajang jika dimakan segar memiliki rasa yang lebih hambar
atau bersifat kurang manis, dibandingkan dengan labu kuning lokal Malang dan Thailand
yang memiliki rasa lebih manis.
P r o s i d i n g | 297

(A) (B) (C)


Gambar 3. Perbedaan Warna Daging Buah pada Ketiag Varieta Labu Kuning (A) Lokal
Lumajan, (B) Lokal Malang, dan (C) Thailand

Penampilan buah labu kuning Thailand lebih bersifat agak bulat dibandingkan
dengan labu kuning lokal Lumajang da labu kuning lokal Malang. Warna kuliat buah
untuk labu kuning lokal Lumajang dan Thailand mempunya warna buah relatif sama
yaitu berwarna coklat, sedangkan lokal Malang mempunyai warna buah yang beragam
yaitu berwarna coklat dan berwarna hijau (gambar 4), hal ini disebabkan umur berbunga
relatif hamper tidak bersamaan sehingga menyebabkan umur panen buah yang berbeda,
akibatnya pengeringan buah juga akan mengalami perbedaan. Ukuran buah yang
dihasilkan dari varietas lokal Malang dan Lumajang lebih beragam dibandingkan dengan
labu kuning Thailand yang ukuran buahnya lebih bersifat seragam, hal ini diduga akibat
ukuran daun labu kuning lokal lebih beragam dibandingkan dengan labu kuning
Thailand.

(A) (B) (C)


Gambar 4. Penampilan Buah dan Kulit Buah (A) Lokal Lumajang, (B) Lokal Malang, dan
(C) Thailand

KESIMPULAN
1. Ratio bunga jantan dan bunga betina pada ketiag varietas labu kuning menunjukkan
jumlah bunga jantan lebih banyak dari pada jumlah bunga betina, sehingga hal
tersebut dapat berdampak pada rendahnya produksi tanaman labu.
P r o s i d i n g | 298

2. Ukuran daun labu kuning lokal Lumajang dan Malang lebih beragam dibandingkan
dengan labu kuning Thailand hasil dari introduksi
3. Kadar betakaroten pada labu kuning lokal lumajang lebih rendah dibandingkan
dengan labu kuning lokal malang dan Thailand hal ini terlihat dari warna labu kuning
yang semakin kuning pudar serta rasa yang kurang manis.
4. Ketahanan terhadap penyakit ketiga varietas labu kuning menunjukkan kriteria tahan.
5. Labu kuning lokal Lumajang dan Malang lebih bersifat tidak tahan terhadap
kekeringan dibandingkan dengan labu kuning Thailand.
6. Umur bunga jantan dari ketiga varietas tersebut lebih cepat dibandingkan dengan
umur bunga betina. Umur bunga jantan berkisar antara 41-42 hst sedangkan umur
bunga betina berkisar antara 44-45 hst.
7. Warna labu kuning lokal Lumajang dan Thailand relatif sama yaitu berwarna coklat,
sedangkan varietas labu kuning lokal malang terdapat perbedaan yaitu berwarna
coklat dan berwarna hijau
8. Bentuk buah labu kuning Thailand mempunyai bentuk yang lebih bulat dan seragam
hal ini diduga disebabkan karena ukuran daunnya yang seragam.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih disampaikan kepada:
a. Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang membiayai kegiatan ini pada skema Penelitian
Dosen Pemula (PDP), tahun 2017.
b. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tribhuwana
Tunggadewi yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Gardjito, M. 2006. Labu Kuning Sumber Karbohidrat Kaya Vitamin A. Tridatu Visi
Komunikasi. Yogyakarta.
Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stresses. II Water, radiation, salt
and other stresses. 2nd Ed. Academic Press. New York.
Muhuria, L. 2003. Strategi Perakitan Gen-Gen Ketahanan Terhadap Hama. Pengantar
Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana/S3 Institut Pertanian Bogor
November 2003. Diakses http://tumoutou.net/702_07143/la_muhuria.pdf. pada
10 Desember 2012.
Rais, Sri Astuti. 2004. Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan di Provinsi Kalimatan
Barat. Buletin Plasma Nutfah vol 10 no 1. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor
Susenas. (2010-2013). Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.
BPS. Jakarta
Wood, A.J. 2005. Eco-physiological adaptations to limited water environments. Dalam:
Jenks MA, Hasegawa PM (ed) . Blackwell Publishing Ltd, India.
hal 1-13.

Anda mungkin juga menyukai