Anda di halaman 1dari 50

Awal kuliah 10 17 nop 2014

Bab 10√
ROTATING EQUIPMENT INSPECTION

Inspeksi Peralatan Berotasi pada umumnya hanya bersifat quality assurance atau verifikasi
mutu, yang mencakup review dokumen seperti misalnya specification sheet, manufacturer
report, inspection and test report pihak pabrik pembuat, dll, pemantauan sewaktu
pemasangan di lapangan, penyaksian uji coba jalan, dan penyaksian uji kinerja.
Adapun maksudnya adalah untuk meyakinkan bahwa peralatan berotasi tersebut sesuai
dengan persyaratan yang tertera dalam spesifikasi pemesanan, dengan tujuan agar peralatan
dapat berfungsi sebagaimana diharapkan oleh pemilik/pemesan.
Lain halnya dengan manufacturing peralatan berotasi, fungsi inspeksi disamping
melaksanakan quality assurance juga mencakup pengendalian mutu (quality control),
karena pihak pembuat harus bertanggung jawab atas produknya.
Buku ini hanya mengkhususkan pada inspeksi pihak pemesan dan pemilik saja. Pihak
inspeksi tidak bertanggung jawab atas desain maupun konstruksi peralatan, namun
bertanggung jawab atas verifikasi mutu workmanship (pengerjaan) dan kinerja peralatan
yang harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi, baik teknik maupun operasional, serta good
engineering practice atau praktek-praktek yang baik dan sesuai standar dan kode
internasional.
Peralatan berotasi meliputi antara lain: pompa sentrifugal, pompa resiprokasi, kompresor
resiprokasi maupun sentrifugal, turbin uap, turbin gas, turbo expander, generator, motor, dll.
Obyek inspeksi di bidang teknik antara lain adalah: review dokumen, bahan pembuat,
ukuran, konstruksi, bagian-bagian yang bertekanan dan berotasi, pengerjaan (pengelasan,
pengecoran, tempaan, pemesinan, pengujian: NDT, DT, uji coba jalan, uji kinerja, uji kempa,
uji overspeed/ trip, uji kontrol dan sistem peringatan dini dan uji komoditas), peralatan bantu
(auxiliary), alat pengaman, dll.
Obyek inspeksi di bidang operasi adalah: putaran, tekanan (head) discharge, suction
head (tekanan isap), NPSH, kapasitas, selisih tekanan, kavitasi, surging, overspeed/ trip,
suhu bagian-bagian terutama bagian yang berotasi, getaran (aksial dan radial), dll.
Hal-hal lain yang menjadi perhatian inspeksi adalah: konsumsi tenaga, kondisi
pelumas, prakomisi (chemical cleaning, flushing, blowing, hydrotest, cold running,
alignment, grouting, drain & vent test, lub oil console, filter, orifice, dan no load test),
tingkat kebisingan dll.

2. Terminologi
Pumping (pemompaan) adalah penambahan energi ke fluida tertentu untuk
menggerakkannya dari satu tempat (titik) ke tempat (titik) lainnya.
Pompa resiprokasi menggunakan torak (piston), plunger, diaphragms, atau alat lain
untuk menggeser (displace) suatu volume dari fluida pada setiap langkah (stroke) dari
peralatan tersebut.
Piston atau plunger dari pompa resiprokasi adalah bagian yang bergerak dan
berhubungan langsung dengan fluida dan menghantarkan tenaga ke dalamnva.
Simpleks adalah pompa resiprokasi yang memiliki hanya satu piston atau plunger.
Dupleks atau tripleks adalah pompa resiprokasi yang memiliki dua atau tiga piston
atau plunger.
Single acting adalah pompa resiprokasi yang memiliki hanya satu discharge (kempa)
dan satu suction (hisap).
Double action adalah pompa resiprokasi yang memiliki dua discharge dan dua
suction.
Surge chamber (ruang guncangan tekanan) adalah suatu bejana yang terpasang pada
pompa atau perpipaannya untuk membantali terjadinya kejutan tekanan dari gerakan
resiprokasi guna menghaluskan/meratakan aliran fluida yang keluar melalui discharge.
Pompa sentrifugal adalah pompa yang menggunakan gaya sentrifugal putaran
impellernya untuk menciptakan tekanan guna memindahkan suatu fluida.
Impeller adalah bagian pompa yang berotasi dan dilalui fluida sehingga tenaga dapat
dihantarkan ke fluida tersebut.
Pompa sentrifugal tingkat tunggal (single stage), adalah pompa sentrifugal yang
tekanan dischargenya (total head) dihasilkan melalui impeller tunggal.
Pompa setctrifugal multi tingkat (multi stage) adalah pompa sentrifugal yang jumlah
tekanan dischargenya dihasilkan melalui dua impellernya atau lebih, dalam satu rumah
tunggal (casing).

Kecepatan kritis (critical speed)

Kecepatan kritis dari pompa sentrifugal adalah kecepatan rotasi dimana frekuensi poros
berpadu dengan frekuensi alaminya, sehingga terjadilah resonansi, sehingga keberadaan
ketidakseimbangan sedikit saja akan diperbesar menjadi vibrasi yang sangat tinggi sehingga
dapat merusak peralatan berotasi tersebut.

Pompa rotary
Adalah pompa yang menggunakan roda gigi (gear), sudu (vanes), cams dll, di dalam
suatu wadah yang fixed (tak bergerak), untuk menghasilkan displacement (perpindahan)
positif pada fluida yang dipompa.

Mechanical seal (paking mekanis)


Adalah piranti yang terpasang pada poros pompa sentrifugal, untuk menyumbat/
menghambat bocoran fluida terpompa dari dalam wadah (casing) melalui poros yang
berotasi.

Kavitasi (cavitation)
Adalah fenomena akibat menguapnya fluida (liquida/cairan) di dalam casing, apabila
tekanan di titik manapun di dalam casing tersebut jatuh di bawah tekanan uap karena suhu
liquida yang dipompa. Proses penguapan ini menimbulkan gelembung-gelembung mikro
(cavities) yang terikut aliran liquida hingga mencapai bagian yang bertekanan lebih tinggi.
Tekanan tinggi ini memaksa cavities tadi pecah (collaps). Pecahnya cavities yang kebetulan
menempel pada dinding casing menyebabkan tumbukan yang sangat besar pada casing
sehingga memecahkan lapisan pelindung pada perrnukaan casing tersebut. Dengan pecahnya
lapis pelindung permukaan, maka apapun dapat terjadi pada permukaan tersebut seperti karat,
erosi dan lain-lain, tanpa ada pelindungnya.

Viscositas (kekentalan)
Adalah sifat liquida yang melawan/menghambat gaya/tenaga yang akan mengalirkan
liquida tersebut.
Suction lift
Adalah kondisi dimana diperlukan tenaga untuk mengisap liquida ke atas karena letak
permukaan liquida yang dihisap pompa berada di bawah sumbu pompa.

Suction lift statis


Adalah jarak vertikal, dalam kaki, dari sumbu pompa ke permukaan fluida yang akan
dihisap pompa.

Total suction lift dinamis


Adalah jarak vertikal, dalam kaki, dari sumbu pompa ke permukaan fluida yang dihisap
pompa ditambah semua gesekan (friction losses) di dalam pipa dan fitting dalam sistem
hisap.

Suction head
Adalah tekanan hidrostatis yang terjadi akibat permukaan fluida yang dihisap
pompa berada di atas sumbu pompa.

Suction head statis


Adalah jarak vertikal, dalam kaki, dari sumbu pompa ke permukaan liquida yang
dihisap pompa.

Total suction head dinamis


Adalah jarak vertikal dari sumbu pompa ke permukaan liquida/ fluida yang dihisap
pompa dikurangi gesekan di dalam pipa dan fitting dalam sistem hisap.

Net Positive Suction Head ( NPSH )


Adalah tenaga yang diperlukan pada bagian hisap pompa untuk mengisi casing
pompa ke katup discharge selama beroperasi.

3. Lingkup lnspeksi Pada Saat Instalasi Peralatan Berotasi


1) Air -Cooled Heat Exchanger (bagian berotasinya)
LAPORAN
' KETERANGAN PEMILIK KE CATATAN
PEMILIK
Tindakan perlindungan W = Witness (kesaksian)
1 terhadap fasilitas yang W R SW = Spot Witness (kesaksian acak
ada di sekitar peralatan Spot)
Pemeriksaan visual SW R R = Laporan kepada pemilik
2 sebelum instalasi dimulai

3 Periksa pelat dasar


struktur peralatan
4 Penyetelan kedudukan
(alignment)
a. Ketegaklurusan
W = Witness (kesaksian)
(plumbness)
SW = Spot Witness (kesaksian acak
untuk gigi reduksi
- Spot)
b. Dimensi pulley -
SW R = Laporan kepada pemilik
c. Clearance clan ujung R
kipas
d. sudut sudu kipas SW R
5 Periksa sistem - R
6 Periksa rotasi kipas W R
7 Cara kerja louvers - -
Uji coba jalan tanpa
8 W R
beban

2) Kompresor torak dan penggeraknya

LAPORAN
KETERANGAN PEMILIK CATATAN
KE Pemilik

1 Lokasi dan elevasi W R


2 Kerata-airan (level) - -
3 Pemeriksaan Grouting W R
4 Penyetelan (alignment)
kopling
a. Sebelum perpipaan W R
dihubungkan
dengan kompresor
b. Setelah perpipaan
dihubungkan W R Setelah mechanical completion
dengan kompresor
c. Penyetelan sewaktu - R
panas(Hot alignment)

Penggelontoran sistem
5 SW R
pelumas
Penggelontoran sistem
6 SW R
seal oil
7 Memfungsikan alarm dan SW R
trip (apabila dianggap
Praktis)
8 Uji coba jalan penggerak - Kopling dilepas (sole run)
9 Uji coba lain W R Setelah menchnical completion
(perampungan mekanikal).
3) Pompa dan Penggeraknya
KETERANGAN PEMILIK
LAPORAN KE CATATAN
PEMILIK
1 Lokasi dan elevasi W R
2 Pengecekan kerata-airan
- -
(level) tatakan (bed)
3 Pemeriksaan Grouting W R
4 Penyetelan (Alignment)
kopling
a. Sebelum perpipaan W R
Dihubungkan dengan
pompa ,
b. setelah perpipaan W R
dihubungkan dengan
pompa
c. Penyetelan panas pada W R
suhu 350°F ke atas
selagi pengoperasian
pompa
5 Sistem lubrikasi
a. Pengecekan SW R
permukaan pelumas
b. Penggelontoran
dengan minyak
sistem lubrikasi paksa W R
c. Pemfungsian piranti W R
pengendali
dalam sistem
lubrikasi paksa

6 Pengecekan arah putaran


SW R
motor listrik
7 Uji coba jafan peralatan
- - Kopling dilepas
penggerak
8 Uji coba jalan dengan W R Setelah perampungan
media air (jika mekanikal
memungkinkan)

4) Fan dan Blower


KETERANGAN PEMILIK LAPORAN PEMILIK CATATAN
Pengecekan lokasi dan
1 W R
elevasi
2 Pengecekan kerata W R
aliran tatakan
(bed)
3 Pengecekan Grouting W R
4 Penyetelan Kopling
a. Sebelum perpipaan W R
dihubungkan
dengan peralatan
tersebut di atas
b. Setelah perpipaan W R
dihubungkan
dengan peralatan
c. Penyetelan panas W R
(jika diperlukan)

5 Sistem Lubrikasi
a. Pengecekan SW R
permukaan pelumas
b. Penggelontoran
dengan minyak
sistem lubrikasi W R
paksa.
c. Pemfungsian piranti W R
pengendali pada
sistem lubrikasi
paksa.

6 Pengecekan arah - R
putaran motor
listrik.
Uji coba jalan - R
7 peralatan penggerak. Kopling dilepas

Uji coba jalan (jika W R Setelah perampungan


8
memungkinkan) mekanikal

4. Standar Internasinal yang Diacu


1) Pompa .sentrifiigal
• AGMA (American Gear Manufacturer Association).
515.02 Balance Classification for Flexible Couplings. 1977.
• ANSI (American National Standards Institute
B16.5 Pipe Flanges and Flanged Fittings, Steel Nickel Alloy and Other Special
Alloys, 1981.
• ANSI AFBMA 4, Gaging practices for Ball and Roller Bearings, 1971.

• API (American Petroleum Institute).


Std. 601 Metallic Gaskets for Piping ( double jacketed corrugated and spiral wound,
1982.
Std. 610 Centrifugal Pumps for General Refinery Services, 1981.
Std. 614 Lubrication, Shaft Seating, and Control Oil Systems for Special Purpose
Applications , 1973.
• ASTM (American Society for Testing and Materials) B.88 Seamless Copper Water
Tube, 1981.
• Ketentuan-ketentuan berdasarkan Dasar Praktek yang balk (good basic practices) dari
pihak pelaksana konstruksi/ instalasi, yang disetujui pihak pemilik.

2) Kompresor sentrifugal untuk Penggunaan Umum Refinery


• API (American Petroleum Institute) Std. 614.
Std. 617. Centrifugal Compressors for General Refinery Services, 1979.
• ASME (American Society of Mechanical Engineer).
PTC 10 Performance Test Code: Compressors and Exhausters, 1979.
• ASTM.
A 574 Alloy Steel Socket - Head Cap Screw,1980
• NEMA (National Electrical Manufacturers Association)
ICS 6 Enclosures for Industrial Controls and Systems, 1978.
• Ketentuan-ketentuan berdasarkan Dasar Praktek yang Balk da.ri pihak pelaksana,
yang disetujui pihak pemilik.

5. Ketentuan-Ketentuan yang Patut Diketahui Inspektor

1). Pompa Sentrifugal


Beberapa ketentuan tentang standar diterapkan dalam pemesanan, desain maupun
konstruksi/instalasi pompa sentrifugal untuk memenuhi persyaratan teknis dan operasional
pihak pemesan/ pemilik.
• Untuk penggunaan dalam unit proses (battery limit), lebih disukai pompa jenis:
horizontal, centerline-mounted, self venting, radial split, end or side suction. Suction
header di bawah berada pada atau di bawah sumbu pompa.
• Pompa jenis non integral gear driven yang memenuhi API Standar 610 dapat diterima
untuk operasi pada maksimum 149 kW ( 200 bhp), dan suluu pemompaan 204oC
(400oF), (]all head dinamis total (TDH) 122m (400 ft).
• Pompa dengan penggerak yang berkecepatan tetap (constant speed driver) harus
mampu menghasilkan tambahan head paling sedikit 3m (10 kaki) atau 5%, pada
kondisi rated, dengan impeller baru.
• Pompa yang dipasok harus yang memiliki kurva kapasitas/head yang stabil yang naik
terus hingga shutoff (terhenti), kecuali ada permintaan khusus dari pemesan.
• Titik rated (kelas/ gradasi), tidak boleh melebihi 10% dari titik efisiensi terbaik.
• Untuk pemompaan fluida dengan suhu ≥ 100oC ( 212°F ) harus yang memiliki casing
yang ditumpu pada sumbunya (centerline supported).
• Pompa dengan hisap ganda sebaiknya didesain antara dua bearing.
• Untuk pemakaian di bawah 261 kW (.350 bhp), dapat digunakan pompa tipe inline,
integral gear-driven vertical. Apabila suhu pemompaan melebihi 54oC (130oF), dan
kecepatan melebihi 9.000 rpm, pompa harus dilengkapi dengan pendingin (cooler)
untuk mendinginkan minyak roda gigi, kecuali jika tidak diperlukan.
• Pompa tipe inline, non integral gear driven harus dilengkapi kopling pemisah yang kaku
(rigid.spacer coupling), kecuali jika pompa dan penggeraknya dilengkapi integral
thrust bearing, untuk tipe ini koplingnya harus tipe nonlubricated flexible disc type
spacer. Panjang spacer harus memungkinkan kemudahan penggantian bearing tanpa
membongkar pompa atau drivernya.
• Pompa sebaiknya memiliki impeller yang tertutup dan dicor dalam satu unit utuh
(enclosed single piece casting).
• Pihak pembuat harus mengirim lembar perhitungan (calculation sheet), atau test data
untuk displacement poros pada kopling dengan gaya dan momen sesuai aturan pihak
pemesan/pemilik.
• Pompa horizontal harus memiliki poros tunggal dan diujungnya memiliki fit silindris,
kecuali apabila diperlukan pemeliharaan seal yang rutin/seeing, ujung poros boleh tirus.
• Impeller pompa tangkat tunggal overhung yang beroperasi pada ≥ 3600 rpm harus
berdiameter tidak melebihi 375 mm (15 inci).
• Untuk pompa yang beroperasi pada suhu ≥ 204o (400oF), harus dilengkapi dengan
mechanical seal tipe metal-bellow.
• Pompa air harus didesain sedemikian sehingga suhu air pada permukaan sumbat (seal
face) tidak melebihi 71oC (160oF).
• Pendingin jaket stuffing box untuk mechanical seal harus dipasang untuk jenis pompa
yang beroperasi:
- pada suhu fluida di atas 149°C (300°F).
- pada suhu fluida di atas 315°C (600°F) dengan mechanical seal tipe metal bellow.
- untuk air ketel.
- dengan pengaturan sealing yang berujung mad (dead end).

• Apabila pompa dilengkapi dengan MS tandem untuk pemompaan bahan racun, ruang
antara dua MS harus diisi dengan bahan yang cocok seperti: methanol atau minyak
dengan flash point tinggi/mudah terbakar.
• Bearing tipe hydrodynamic radial atau thrust atau kedua-duanya harus dipasang pada
kondisi pompa sebagai berikut:
- tipe pompa barrel (radial dan thrust).
- tipe pompa antara dua bearing apabila faktor DN (ukuran lubang bearing/bore,
dalam mm, x kecepatan rated ; dalam rpm) ≥ 300.000.
- apabila bearing anti friksi gagal memenuhi persyaratan usia rated minimum dari
AFBMA-10 (radial dan thrust).
- apabila penggeraknya berkelas (rated) 298 kW (400 bhp) atau lebih (khusus
radial).
- apabila pompa air ketel tipe multi tingkat (radial dan thrust).
- apabila tipe pompa horizontal antara dua bearing untuk menara. pendingin, juga
pompa yang memiliki nozzle discharge berukuran ≥ 300 mm (12 inci) (khusus
radial).
• Pompa horizontal harus dilengkapi dengan ring oil lubricated bearing dan harus
dilengkapi pula dengan constant level oiler.
• Pompa tipe multi tingkat horizontal harus dilengkapi rumah bearing terbuat dari baja
(baik inboard maupun outboard ).
• Pompa tipe horizontal split yang berlubrikasi bertekanan, atau apabila total aliran
lubrikasi pada pompa tipe radial split, pompa multi tingkat atau driver, < 5,68 m3/jam
(25 US gpm), harus dilengkapi dengan:
- pompa lubrikasi utama yang digerakkan oleh poros pompa
- Pompa lubrikasi pembantu (auxiliary) yang diputar oleh motor listrik yang
dikendalikan baik secara otomatis maupun manual, yang diatur untuk dapat start
secara otomatis pada tekanan pelumas rendah. Penghentian pompa lubrikasi
auxiliary harus secara manual
- alarm untuk tekanan lubrikasi rendah dan berhentinya penggerak utama
- reservoir (tangki penyimpan) minyak pelumas yang dipanasi oleh heater yang
dikendalikan secara termostatis
- pendingin pelumas tunggal
- fasilitas pemasok pelumas dingin dan bersih ke bearing driver
- dua buah filter yang dapat dibersihkan sewaktu pompa beroperasi dengan saringan
25 micron atau lebih halus. Filter tidak boleh diby pass
- semua piranti pengendali dan penyelamat.√√

Peralatan (luboil console) tersebut di atas harus lulus uji kinerja dengan pompa yang
dibantu, dioperasikan.
• semua tubing untuk pelumas harus terbuat dari stainless steel.
• kopling harus dibalans apabila tenaga kuda ratednya > 373 kW (500 bhp) pada rpm ≥
3600.
• Pompa harus duduk pada sadelnya tanpa penggunaan shim (lembar hengganjal). Shim
hanya untuk penggerak dan harus mengganjal sepenuh luas tatakan kaki (full foot
support). Pengganjalan sebagian luas tatakan kaki tidak diizinkan.
• Pelat dasar (base plate) barns satu unit/ utuh untuk meminimumkan kemungkinan
misalignment (ketidaktepatan) penyetelan dan mampu menampung pompa dan
penggeraknya tanpa melewati luasnya.
• Baut anker harus minimum berdiameter 19 mm (3/4 inci). Jarak span antara dua anker
tidak boleh melebihi 915 mm (36 inci).
• Bagian atas pelat dasar harus ditutup dengan pelat datar dengan lubanglubang grout
tidak kurang dari diameter 100 mm (4 inci). Untuk menghindarkan masuknya
pelumas kedalam lubang grout lubang tersebut di beri pelat flensa (rised lip) setinggi
12 mm (1/2 inci). Di lokasi dimana cairan dapat memasuki lubang grout, dipasang
tutup dengan tebal minimum 16 USS gage.
• sekrup penyetelan harus dipasang pada penggerak dengan ketat 7.5 kW (l0 hp) ke
atas.
• Sekrup penyetelan vertikal, yang berjarak untuk stabilitas, harus dipasang sekeliling
luar pelat dasar.
• Pipa diameter 1/2 "hingga 2" NPS sekeliling dan pada pompa paling tipis schedule
160. Untuk pipa berdiameter lebih besar (≥ 21/2") schedule 40 dapat dipakai.
• Tubing untuk air pendingin harus terbuat dari stainless steel tipe 304 atau 316 dengan
ketebalan minimum 0,5 mm (0,018 inci) dengan diameter 15 mm (5/8") atau 19 mm
(1/4") . Pipe fitting 1/2" NPS dari baja diperbolehkan dipasang.
• Uji NPSH harus dilaksanakan jika NPSHA tidak melebihi NPSHR dengan 610 mm
(24 inci), khusus untuk hidrokarbon.
• Apabila suatu pompa memiliki tandem mechanical seal harus diuji jalan paling sedikit
satu jam pada kecepatan dan kapasitas rated.

2) Kompresor Sentrifugal
• Semua peralatan yang digunakan untuk kebutuhan pengilangan minyak bumi harus
tunduk pada standar tentang batas ambang kebisingan (noice level) tanpa menggunakan
peredam (acoustic enclosure).
• Tekanan kerja maksimum yang dibolehkan 689 kPa gage (100 psig) tekanan uji 1035
kPa gage (150 psig).
Faktor fouling pada bagian air 0,525 m2 K/ kW (0,003 h.ft2 .° F/Btu).
• Pada rumah-rumah bearing harus dibuat suatu tatakan yang datar dekat elevasi sumbu
poros pada setiap sisi kompresor, untuk memasang piranti penyetel optik (optical
alignment instrument). Luas tatakan harus cukup untuk target optik pada bidang X, Y
dan Z.
• Tekanan kerja maksimum yang dibolehkan harus selalu melebihi tekanan kerja casing
kompresor sebesar 10% atau 172 kPa gage (25 psig) mana saja yang lebih tinggi.
• Muka flensa pada sambungan axial split casing tidak diizinkan untuk diberi alur untuk
0-ring (cincin 0).
• Permukaan yang akan selalu dimonitor oleh proba pengendali/penyelamat, harus
dilindungi dari kerusakan akibat fabrikasi atau perakitan, karena akan mempengaruhi
pembacaan dan memberikan alarm atau data yang palsu.
• Impeller harus tile tertutup, ferdiri dari disc (piringan), vanes (sudu), dan cover
(penutup). Impeller dapat dilas, milling, atau proses electro erosion. Impeller sebaiknya
bentuk backward-lean untuk semua pcnggunaan.
• Head (tekanan) yang dihasilkan oleh suatu tingkat (stage) kompresor secara individual
(yang terdiri dari impeller, diffuser, (dan return channel) yang mengempa gas dengan
berat molekul lebih tinggi dari 39, tidak boleh melebihi 2439 m (8000 kaki). Untuk gas
lain yang berat molekulnya berbeda, head kompresor tidak boleh melebihi 3659 m
(12.000 kaki) untuk setiap stage.
• Kompresor yang memiliki impeller berbelakangan (back to hack) harus dilengkapi
dengan torak penyeimbang palsu (dummy balance piston), apabila tekanan melebihi
13.790 kPa gage (2000 psig).
• Minyak penyumbat (seal oil) yang telah keracunan oleh gas yang diproses yang bocor
ke dalam, tidak boleh melebihi jumlah di bawah ini:

- kombinasi minyak pelumas dan minyak penyumbat: 19 liter (5 US gal) per hari/
seal.
- sistem terpisah dari minyak penyumbat: 38 liter (10 US gal) per hari/ seal.
• Drain pot dan perpipaan yang berhubungan dengannya harus didesain dan
dikonstruksi untuk memungkinkan pembersihan setiap float trap sewaktu kompresor
beroperasi, tanpa memungkinkan minyak penyumbat memasuki sistem proses.
• Balans dinamis rotor harus dicek setelah penggunaan coupling-hub.
• Thrust bearing harus dilengkapi dengan 4 piranti pengukur suhu metal bearing, dua
diantaranya barns dipasang pada muka (shoe) yang aktif dan dua lainnya pada muka
(shoe) yang tidak aktif dari thrust bearing. Indikator tersebut. harus terpasang di
panel dan dihubungkan dengan alarm suhu tinggi dengan set point yang dapat
dikendalikan untuk setiap channel den harus memiliki selector switch yang manual
untuk pembacaan channel secara individual.
• Rumah bearing harus terpisah dan diatur sedemikian rupa sehingga minyak pelumas
tidak langsung berhubungan dengan gas proses.
• Material yang memiliki regangan yield melebihi 620 Mpa (90.000 psi) atau memiliki
kekerasan melebihi Rockwell C22 tidak boleh digunakan untuk bagian-bagian yang
berhubungan dengan H2S (hidrogen sulfida) walaupun dalam jumlah yang sangat
sedikit (traces) akan menyebabkan keretakan/kegagalan.
• Semua sambungan las harus berpenetrasi penuh dan lajur akarnya (root pass) harus di
gauge ulang dan dilas sempurna (back weld ), namun jika hal tersebut tidak mungkin,
pengelasan akar las dilaksanakan dengan TIG. Semua bagian tersebut diatas diuji
dengan magnetic particle.
• Identifikasi poros harus dicapkan pada muka ujung poros sebelah kopling.
• Panjang minimum spacer kopling harus sebesar 457mm (18 inci).
• Kompresor, penggerak, dan roda gigi harus berada pada satu pelat dasar baja yang
utuh.
• Sekrup penyetel (jack screw) untuk gerak aksial, side horizontal dan vertikal harus
dipasang pada setiap peralatan dalam suatu unit instalasi kompresor (compressor
train).
• Di atas pelat dasar harus dipasang dek setebal minimum 5mm (3/16 inci) untuk
keperluan perlintasan atau pelaksanaan kerja di atasnya.

Tabel 10-1 Kendali Keselamatnn Kompresor


KETERANGAN STATUS TRIALA FUNGSITAMBAHA
1. Tekanan pelumas atau minyak seal Rendah - - pompa stand by distart
2. Tekanan pelumas Rendah,Rendah X X
3. Perbedaan tekanan minyak seal Rendah X X
4. Suhu outlet pendingin pelumas Tinggi - X
5. Suhu outlet pendingin pelumas Rendah - X
6. Permukaan tangki minyak seal Tinggi - X pompa stand by distart
7. Permukaan tangki minyak seal Rendah - X
8. Permukaan tangki minyak seal Rendah,Rendah X X
aktifkan start permissive
9. Tekanan minyak pelumas dan seal Normal - -
10. Perbedaan tekanan filter pelumas Tinggi - X
11. Pompa pelumas atau seal standby Berjalan - X
12. Permukaan penampung pelumas/seal Rendah - X
13. Suhu shoe thrust bearing Tinggi - X
14. Vibrasi lateral porcs Tinggi - X
15. Pergerakan aksial poros Tinggi X X
16. Suhu discharge Tinggi - X
17. Perbedaan tekanan gas buffer Rendah - X
18. Tekanan purging panel Rendah - X

• Program pengujian
Penyaksian Pemantauan
- uji hidrostatis x -
- Overspeed impellar - x
- uji coba jalan mekanikal x -
- up kebocoran gas x -
- Uji opsional dilentukan oleh pelaksana.

• Uji overspeed impeller harus disertifikasi oleh pihak pemanufaktur.


• Pemanufaktur harus menyerahkan:
- Sertifikat uji overspeed impeller
- Prosedur perlakuan panas impeller - Data kekerasan
- Data uji coba jalan rotor, secara mekanikal dan elekirikal
- Laporan uji mill sernua bahan komponen kompresor (yang berotasi yang berhubungan
dengan aliran gas)
- Charta penghilangan regangan (stress relief)
- laporan fabrikasi kompreson.
• Setiap impeller harus diuji oversixeed dengan durasi minimum satu menit:
- kompresor yang digerakkan motor: 127% dari kecepatan yang dapat tersynchrone
(syncronouss speed).
- Kompresor dengan kecepatan vuriabel: 115% dari kecepatan trip (trip speed).

• Detektor suhu metal thrust hearing harus diperiksa, dimana suhunya dicatat setiap
setengah jam untuk mengetahi tingkat kinerjanya.
• Uji kebocoran gas merupakan pengujian yang terakhir sebelum pengangkutan ke
lokasi proyek/unit operasi. Jika sambungan casing terganggu setelah uji ini berhasil
baik, pengujian serupa harus diulang lagi .
• Uji kinerja (performance test) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ASME PTC ,
class II. Minimum 5 point termasuk surge dan overload diuji pada 100% kecepatan
uji. Untuk unit yang berkecapatan varieabel 5 poin lagi ditambahkan untuk diuji : 3
poin pada 85% kecepatan uji, satu poin pada 100% kecepatan uji dan satun poin pada
105% kecepatan uji dan aliran surge. Untuk unit dengan kecepatan tetap, 3 poin
ditambahkan untuk diuji pada konidisi throtle. Penggunaan korekasi nomor Reynold
tidak diterima.
• Gas uji harus meerupakan komponen tunggal yang dapat dipakai untuk pengujian
pada 10% kecepatan rated. Apabila hal ini tidak mungkin, maka pabrik pembuat
harus menghitung kecepatan uji yang equivalen dan mengadakan pengujian kinerja
sistem lup tertutup. (closed loop)
• Kecepatan uji untuk kompresor yang memproses gas dengan berat molekul ≥
ditentukan sebagai berikut :
- suatu uji kecepatan yang equivalen dilaksanakan pada setiap tingkat komponen
(impeler, diffuse, dan return channel) harus diltentukan sesuai dengan ASME PTC
10 pada titik yang terjamin (guarantee point).
- Pengujian kecepatan secara menyeluruh dilaksanakan sesuai dengan ASME PTC
10 pada titik yang terjamin, titik overload, dan titik suge.

• Jika telah diputuskan bahwa terjadi cukup vareasi dalam uji kecepatan, agenda
pengujian final mungkin memerlukan kecepatan uji berganda TERSEBUT UNTUK
mendapatkan kurva kompresor yang benar.
• Pabrik pembuat harus mendesain roda gigi transmisi untuk mampu menanggung
beban paling sedikit 20% dari rating gigi untuk membuktikan kinerja yang baik.
Selama pengujian, pihak pabrik pembuat harus mencatat data secara rinci, termasuk
data vibrasi, aliran pelumas, suhu pelumas, tekanan pelumas dan kehilangan tenaga
(power loss)
• Apabila suatu kondisi operasi tertentu menunjukkan suatu kesetaraan akan berat
molekul ≤ 10, casing kompresor harus diuji helium.

6. Ketentuan tentang Vibrasi


1) Pompa Sentrifugal
• Vibrasi untuk pompa yang memiliki antifriksi bearing, atau pompa dengan roda gigi
jenis integral speed increasing yang bekerja pada > 6000 rpm diukur pada rumah bearing
sewaktu pcngujian di pabrik pembuat pada kecepatan rated dan kapasitas yang berkisar
dari aliran minimum yang direkomendasikan pabrik pembuat ke +10%, dari kapasiias
rated, tidak boleh melebihi:
1) suatu kecepatan yang tidak tersaring (unfiltered velocity) sebesar 5,1 mm/s (0,20
In/s), atau
2) Kecepatan yang tersaring (Viltered velocity) sebesar 3,8 mm/s (0,15 in/a), puncak
(peak) pada kecepatan operasional, frekuensi putaran sudut (Glade passing), dan
frekuensi khusus lainnya.

Vibrasi tak tersaring dan pompa dengan sleeve-bearing , sebagaimana diukur pada poros
dengan proba proximity atau proba yang dipegang sewaktu pengujian di pabrik pembuat
pada kecepatan rated dan kapasitas yang berkisar dari aliran minimum yang
direkomendasikan pihak pabrik pembuat hingga + 10% dari kapasitas rated, tidak boleh
melebihi batas vibrasi berikut termasuk putaran liar poros (shaft runout):
Amplitudo (puncak ke puncak)
Kecepatan, rpm µm Mil
1800 dan kurang 50,8 2,0
1801 hingga 4500 38,1 1,5
Di atas 4500 25,4 1,0

• Untuk pompa dengan sleeve bearing yang tidak dapat dipasang proba proximity atau
proba yang dipegang, vibrasi yang diukur pada rumah bearing sewaktu pengujian di
pabrik pembuat pada kecepatan rated dan kapasitas yang berkisar dari aliran minimum
yang direkomendasikan pihak pabrik pembuat hingga + 10% dari kapasitas rated, tidak
boleh melebihi :
1) suatu kecepatan tak tersaring sebesar 5,1 mm/s (0,20 in/s ) atau
2) suatu kecepatan tersaring sebesar 3,8 mm/s (0,15 in/s), puncak, pada kecepatan
operasional, frekuensi putaran sudu, clan frekuensi khusus lainnya.

• Limit vibrasi untuk motor penggerak (motor driver) sewaktu pengujian di pabrik pihak
pembuat, sebagai berikut:
Bearing antifriksi* Bearing sleeve ◊
Velositas amplitudo
Kecepatan, rpm mm/s in/s µm mil
3600 hingga 1801 3,8 0,15 63,5 2,0
1800 ke bawah 3,8 0,15 76,2 2,5

*= diukur pada dasar housing, pembacaan tersarirag pada kecepatan operasional.


◊= diukur pada poros, pembacaan tidak tersaring dan amplitudo puncak ke puncak
diukur dengan proba proximity.
• Sewaktu inspeksi dan pengujian, amplitudo vibrasi tidak boleh melebihi ketentuan
vibrasi pompa sentrifugal. Data harus dicatat (record) dalam empat kapasitas
berbeda, termasuk aliran minimum yang direkomendasikan pabrik pembuat, 110%
aliran rated, dan dua titik kapasitas antara.

2) Kompresor Sentrifugal
• Sewaktu pengujian di pabrik pembuat pada kecepatan maksimum terus menerus atau
kecepatan lainnya dalam lingkup (range) kecepatan operasional, amplitudo rangkap
dari vibrasi pada bidang yang diukur pada poros didekatnya dan relatif terhadap
setiap bearing radial, tidak boleh melebihi angka-angka dibawah ini, atau 25,4 µm
(1,0 mil), mana saja yang lebih rendah:
Batas uji yang diizinkan = amplitudo rangkap termasuk putaran liar (runout).
= (mils)vibrasi + runout
12.000 12.000
= + 0,25
N me N me
Dimana Nme= kecepatan maksimum terus menerus, dalam rpm.
• Pada kecepatan trip penggerak, vibrasi tidak boleh melebihi angka-angka di atas + 13
rpm (0,5 mil). Vibrasi maksimum pada kecepatan kritis tidak boleh melebihi 50,8
rpm (2,0 mil).
• Semua pigtail proba vihrasi harus mempunyai panjang l m (3 kaki). Kabel yang
menghubungkan proba dengan detektor posisi harus sepanjang 4 m (12 kaki).
7. Beberapa Hal Fundamental tentang Pompa Sentrifugal √
Tekanan pada setiap titik di dalam cairan disebabkan oleh kolom vertikal cairan
tersebut, yang karena beratnya menghasilkan tekanan yang sama dengan tekanan yang
berada pada titik tersebut diatas.
Tinggi kolom ini disebut head statis (static head). Head statis ini, yang menghasilkan
tekanan tertentu, tergantung pada berat cairan sesuai formula di bawah ini.

tekanan dalam psi x 2,31


head (dalam feet ) =
berat jenis
Pompa sentrifugal memberi velositas pada cairan. Sebagian besar energi yang
dihasilkan velositas ini kemudian diubah menjadi energi tekanan sewaktu cairan
meninggalkan pompa. Relasi antara energi velositas dan energi tekanan ini diekspresikan
dalam formula:

v2
H=
2g

Dimana: H = Head total yang terbentuk, dalam kaki


v = Velositas pada sekeliling impeller, dalam kaki/detik
g = 32,2 kaki/detik2

Kita dapai memperkirakan besarnya head dari setiap pompa sentrifugal dengan
menghitung velositas sekeliling impeller dan menggantinya menjadi formula di atas.
Formula velositas sekeliling impeller (peripheral velocity) adalah:
RPM x D
v=
229
dimana: D = diameter impeller, dalam inci.

Itulah sebabnya maka dalam hal pompa sentrifugal, kita harus menggunakan istilah
head (kaki cairan) dan bukan tekanan.
Suatu pompa sentrifugal dengan ukuran impeller tertentu dan kecepatan tertentu akan
menaikkan cairan ke suatu ketinggian tertentu tanpa tergantung berapapun berat cairan
tersebut.
Di samping ini digambarkan beberapa pompa yang identik, memompa cairan dengan
berat jenis berbeda.
Gambar 10-3 Pompa-pompa yang memompa cairan dengan berat jenis yang berbeda

Semua bentuk energi yang terlibat dalam sistem aliran cairan dapat diekspresikan
dalam kaki cairan (feet of liquid). Jumlah berbagai head menentukan total head dari sistem
yang harus dipenuhi oleh pompa sentrifugal yang dipergunakan dalam sistem tersebut

Di bawah ini didefinisikan beberapa bentuk head :


• Suction Lift, terjadi apabila sumber suplai berada di bawah sumbu pompa. Jadi
Suction Lift Statis adalah jarak vertikal, dalam feet, antara sumbu pompa dengan
permukaan (bebas) cairan yang dipompa.
• Suction Head (head hisap), terjadi apabila sumber suplai berada di atas sumbu
pompa. Jadi Suction Head adalah jarak vertikal, dalam feet, antara sumbu pompa
dengan permukaan (bebas) cairan yang dipompa.
• Static Discharge Head (head pengeluaran statis), adalah vertikal, dalam kaki, antara
sumbu pompa dengan titik discharge (bebas) atau permukaan cairan di dalam tangki
discharge.
• Total Head Statis, adalah jarak vertikal, dalam kaki, antara permukaan (bebas)
sumber suplai dengan titik discharge (bebas), atau dengan permukaan (bebas) cairan
yang didischarge (dikeluarkan).
• Head Friksi (h) adalah jumlah head yang diperlukan untuk mengatasi perlawanan
(resistance) guna mengalirkan cairan di dalam pipa dan fitting. Hal ini tergantung
dari ukuran (tan tipe pipa, laju aliran, dan aifat cairan. (Tabel friksi tercantum di
belakang).
• Head velositas (h), adalah energi cairan sebagai akibat dari gerakannya pada suatu
velositas tertentu (v), yaitu Head, dalam kaki, dimana air harus jatuh untuk
mendapatkan velositas yang sama, atau dengan kata lain, suatu head yang diperlukan
untuk mempercepat aliran air. Head velositas dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:

V2
hv =
2g

dimana g =32,2 kaki/detik2


v = Velositas cairan, dalam kaki/detik

Head velositas biasanya dianggap kurang penting dan diabaikan di dalam sabagian
besar sistem dengan head tinggi. Namun sebaiknya di dalam sistim dengan head rendah,
head velositas merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan.
• Head tekanan harus diperhitungkan apabila suatu sistem pemompaan dimulai dari
atau berakhir pada tangki di bawah tekanan selain atmosferis.
Tekanan di dalam tangki ini terlebih dahulu harus diubah menjadi kaki cairan. Suatu
vakum dalam tangki hisap atau discharge positif di dalam tangki discharge harus
ditambahkan pada head sistem, sedangkan tekanan positif di dalam tangki hisap atau
vakum di dalam tangki discharge merupakan faktor pengurang.

Di bawah ini adalah rumus konversi vakum dalam inci ke kaki cairan:
Vakum, inc Hg x 1,13
Vakum dalam kaki cairan =
Berat jenis

Berbagai head tersebut di atas, yakni head statis, head friksi, head velositas dan head
tekanan dijumlah menjadi head total dari sistem pada laju aliran tertertentu. Di bawah ini
adalah definisi dari kombinasi tersebut di atas yang disebut sebagai head dinamis.

• Suction lift dinamis total(SLDT) (total dynamic suction lift) (hS ), adalah suction lift
statis ditambah head velositas pada flensa hisap pompa ditambah head friksi total
dalam pipa hisap. SLDT yang ditentukan di dalam pengujian pompa, adalah angka
yang dibaca dalam gage pada flensa hisap, yang dikonversi kedalam kaki cairan dan
dikoreksi ke sumbu pompa, dikurangi head velositas pada titik dimana gage tersebut
terpasang.
• Head hisap dinamis total (hS.), adalah heed hisap statis dikurangi head velositas pada
flensa hisap pompa dikurang head friksi total dalam pipa hisap. HHDT, sebagaimana
ditentukan di dalam pengujian pompa, adalah angka yang dibaca dalam gage pada
flensa hisap pompa, yang dikonversikan kedalam kaki cairan dan dikoreksi ke sumbu
pompa, ditambah head velositas pada titik dimana gage tersebut terpasang.
• Head Total (h) atau Head Dinamis Total (TDH) adalah Head Discharge Dinamis Total
dikurangi Head Hisap Dinamis Total atau ditambah Suction Lift Dinamis Total.

TDH = hd + hS (dengan suction lift)


TDH = hd – hS (ditambah head hisap)
Di bawah ini digambarkan Head Statis dari suatu sistem pemompaan dimana pompa
terletak di atas Tangki hisap.

Gambar 10-4 Sistem head stotis dari pompa yang terletak di atas tangki hisap.

DI bawah ini digambarkan Head Statis dari satu sistim pemompaan dimana pompa
terletak di bawah tangki hisap :.
Gambar 10-5 Sistem head statis dari pompa yang terletak dl bawah tangki hisap.
Kapasitas :
• Kapasitas (Q) biasanya diekspresikan dalam gallon per menit (gpm). Karena calran
tidak dapat dimampatkan maka terdapat hubungan langsung antara kapasitas di dalam
suatu pipa dan velositas aliran. Adapun hubungan tersebut adalah sebagai berikut:
Q
Q = A x v atau v =
A
Dimana : A = luas pipa atau conduit, dalam kaki persegi
v = velositas aliran, dalam kaki/detik

Power dan Efisiensi


• Pekerjaan yang dilakukan pompa adalah fungsi dari head total dan berat cairan yang
dipompa dalam waktu yang telah ditentukan. Kapasitas pompa dalam gpm, dan berat
jenis calran biasanya dipakai dalam formula dari berat sebenarnya cairan yang
dipompa.
• Input pompa atau brake horse power (bhp), adalah tenaga kuda yang sebenarnya yang
diberikan ke poros pompa. Output pompa atau hydraulic horse power (whp) adalah
tenaga kuda dari cairan yang dipasok oleh pompa. Kedua istilah ini didefinisikan oleh
formula ini:
QxTDHxBD
whp =
3960
QxTDHxBD
bhp =
3960xefisiensi pompa
Konstanta 3960 didapat dari membagi jumlah atau kaki pon untuk satu tenaga kuda
(33.000) dengan berat satu galon air (8,33 pon).
• Brake Horse Power (bhp) atau input ke pompa lebih besar dari hydraulic Horse Power
atau output pompa disebabkan kehilangan mekanikal hydrolik (mechanical and
hydraulic losses) yang terjadi di dalam pompa. Karenanya efisiensi pompa adalah
perbandingan antara dua nilai ini.
whp QxTDHxBD
Effisiensi pompa = =
bhp 3960xbhp

Kecepatan Spesifik dan Tipe Pompa

• Kecepatan Spesifik (NS) adalah desain tanpa dimensi untuk mengklasifikasi impeller
pompa mengenai tipe dan proporsinya. Kecepatan Spesifik didefinisikan sebagai
kecepatan dalam rpm, dimana impeller yang secara geometris sama akan beroperasi
untuk memompakan satu galon per menit terhadap satu kaki head. Adapun formulanya
adalah sebagai berikut:
NxQ
NS =
3
H 4

Dimana: N= Kecepatan pompa, dalam rpm


Q = Kapasitas dalam gpm pada titik efisiensi yang terbaik
H = Head total per tingkat pada titik efisiensi yang lerbaik
Untuk impeller dengan hisap ganda (double suction impeller), total aliran harus dibagi
dua dalam menghitung kecepatan spesifik.

• Kecepatan spesifik menentukan bentuk umum atau kelas impeller, sebagai tertera di
bawah ini. Jika kecepatan spesifik naik, perbandingan diameter luar impeller D2
dengan diameter inlet atau eye D1 menurun. Perbandingan ini menjadi 1,0 untuk
impeller aliran aksial yang sebenarnya.
• Impeller aliran radial secara.prinsip membentuk head melalui gaya sentrifugal.
Pompa dengan impeller yang berkecepatan spesifik lebih tinggi membentuk head
sebagian melalui gaya sentrifugal dan sebagian lagi melalui gaya aksial. Suatu
kecepatan spesifik yang lebih tinggi mengindikasikan bahwa desain pompa
menghasilkan head sebagian besar oleh gaya aksial dan sedikit oleh gaya sentrifugal.
• Aliran aksial atau pompa propeller dengan kecepatan spesifik 10.000 atau lebih,
menghasilkan head secara eksklusif melalui gaya aksial.
Gambar 10-7 Desain Impeller versus kecepatan spesifik
Kinerja suatu pompa sentrifugal tampak dari karakteristik kurvanya. Pada kurva
tersebut akan tampak head dinamis total, brake home power, efisiensi dan NPSH di dalam
jangkauan kerja (range) pompa tersebut.
Di bawah ini dipampangkan kurva (tanpa dimensi) dari tipe-tipe pompa sentrifugal
aliran radial, aliran aduk (campuran), dan aliran aksial. Banyak pompa sentrifugal yang
kurvanya berkarakteristik diantara ketiganya.
Pihak pabrik pembuat biasanya memasok produknya dengan dilengkapi kurva terpadu
(composite) yang menunjukkan karakteristik pompa dengan berbagai variasi kecepatan
dan diameter impeller dari minimum ke maksimum.
Gambar 10-5 Kurva pompa aliran campuran
Dibawah ini digambarkan beberapa cara perhitungan NPSH (tersedia) dengan beberapa variasi
hisap:
Gambar 10-12 Beberapa cara perhitungan NPSH dengan beberapa variasi hisap

Selanjutnya di bawah ini digambarkan sistem head dinamis dimana perlawanan untuk
mengalir meningkat dengan meningkatnya aliran. Karakteristik head sistem menjadi
melengkung. Sistem friksi ini pada kenyataannya selalu mengadakan koreksi sendiri (self
correcting). Friksi berasal dari dalam sistem perpipaan dan dari dalam pompa sendiri. Jika
sistem perpipaan dan pompa telah menua, tingkat friksi bertambah besar. Hal ini akan
menimbulkan penurunan sedikit pada head pompa. Perubahan hanya sedikit berpengaruh
pada aliran dinamis (kurva menanjak/steep curve), dibanding pada aliran statis (kurva
datar/flatt curve).
Apabila sistem aliran bervareasi cukup besar, pemasangan dua buah pompa atau
lebih secara paralel, menguntungkan.
Gambar 10-14 Kurva pompa dalam sistem aliran bervareasi

Berhubung head sistem terdiri dari beda elevasi dan beda tekanan, head sistem
tidak terpengaruh oleh aliran .
Misalnya BD cairan yang dipompa = 1,0, NPSH = 19 kaki, dan kebutuhan aliran
100 gpm.
Head sistem normal menjadi 250 kaki (beda elevasi 19 ’ + selisih tekanan 231’).
Karena tekanan discharge vessel dapat bervariasi ±3 psi , head sistem akan berkisar
antara 243' hingga 257'.
Misalkan pompa digunakan untuk kebutuhan aliran 100 gpm dengan TDH 250',
dengan kurva kinerja yang relatif datar, pompa akan berhenti beroperasi pada TDH
254'. Pada tekanan maksimum tangki discharge, pompa akan berhenti memasok cairan,
karena head sistem lebih besar dari TDH pompa.
Pertimbangan kedua yang berkaitan dengan head sistem statis adalah overloadnya
motor akibat pompa yang lari liar (runout).
Head sistem minimum 243', pompa akan memasok 130 gpm terhadap head 243'.
Kehutuhan tenaga meningkat dari 8,9 BHP pada 100 gpm menjadi 12 BHP pada 130
gpm. Motor 10 BHP akan overload pada operasi ini.
Problem NPSH akan muncul apabila terjadi kenaikan besar pada aliran. Pada
rating 100 gpm dan TDH 250', NPSH B pompa hanya 10' sedangkan NPSH A 13. Pada
head sistem yang lebih rendah (243'), pompa akan memerlukan NPSH 13,5', karenanya
mungkin akan terjadi kavitasi.
Pilihan yang lebih baik adalah pompa dengan karakteristik di bawah ini. Dengan
makin terjalnya karakteristik kurva, akan membatasi aliran antara 90 gpm/ TDH 257'
dan 110 gpm/ TDH 243'.
Sedikit kenaikan kapasitas pada kondisi head rendah menyebabkan motor tidak
mengalami overload (beban lebih).
Karena aliran maksimum 110 gpm, NPSH R maksimum menjadi 12', dan pompa
tidak akan mengalami kavitasi.
9. Penyetelan (Alignment)
Penyetelan (alignment) pada peralatan berpusingan merupakan faktor yang sangat
menentukan, karena ketidaktepatan alignment akan menggagalkan penggunaan peralatan
tersebut sekaligus menghambat proses produksi, bahkan dapat menyebabkan break down
yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang membawa korban baik raga, jiwa, harta,
kejiwaan dan lingkungan.
Inspektor akan sangat peduli (concern) dengan alignment ini, sehingga mereka
berhak/berwenang untuk memverifikasi hasil alignment tersebut. Apabila hasilnya tidak
meyakinkan, rotating equipment inspector dapat meminta alignment diulang dengan
disaksikannya sendiri.

1) Penyetelan poros penggerak dan poros yang digerakkan


Penyetelan menggunakan metode grafik sebagai tampak pada sketsa dibawah ini. Dalam
hal ini yang diukur adalah penyetelan kopling antara poros penggerak (driver) dan poros
yang digerakkan (driven). Piranti yang digunakan adalah dial gage. Jarak maksimum antar
dua kopling adalah 9 inci, jika melebihi akan terjadi sagging (melengkung ke bawah) akibat
gaya berat tangan-tangan peralatan sendiri , karenanya jika jarak ini tak terelakkan makzi
peralatan perlu diperkuat dengan batang dan braket khusus.
.
Tahap pertama : Pasanglah kedua dial gage beserta batangnya seperti sketsa di atas.
Tahap kedua : Pasang kedua dial gage ditengah flensa dari hub kopling. Posisikan di puncak
flensa dan set angka 0 nya. Kemudian putarlah hub untuk meyakinkan bahwa
batang bebas dari tangan-tangan piranti dan dial gage membaca pada posisi
dasar (bawah). Periksa puntiran bed plate (pelat dudukan) dengan
mengencangkan dan melonggarkan secara bergiliran kaki-kaki motor. Pasang
shim (liner tipis) pada kaki motor hingga pembacaan kedua dial gage
menunjukkan angka yang sama yang berarti kaki-kaki motor benar-benar rata
air (level).

Tahap ketiga : Geser motor ke samping pada posisi sentral. Pasang dial gage pada hub mesin
yang digerakkan (driven) untuk mendapatkan pembacaan samping setara
(sketsa di bawah). Setelah itu eratkan baut pondasi motor. Langkah ini
menjamin pembacaan dial gage lebih stabil dan akurat. Pembacaan kedua dial
gage -30.
Tahap keempat : Posisikan dial gage di puncak dan set pada 0. Putar kedua hub bersama-
sama hingga 180". Catat pembacaannya (TIR) untuk setiap dial gage,
misalnya hub pompa - 56, hub motor +42.

tahap kelima : Ukur jarak anvil (C), lihat sketsa di bawah ini. Ukur jarak dari anvil dial
gage pada hub mesin yang digPrakkan (driven) ke sumbu kepala baut di
kaki motor (Fl dan F2), misalnya C = 6 3 inci, Fl = 13 3 inci, F2 =
4 4
23 3 inci.
4
Tahap keenam : Masukkan pengukuran C, FI dan F2 pada skala A dari grafik
penyetelan kopling (lihat graft berikut), kemudian tarik garis vertikal
melalui masing-masing titik tersebut.
Catatan : Skala A diukur dalam inci. Untuk pelat dudukan (bed plate)
yang melebihi panjang 25 inci, perpanjang grafik dengan mengalikan
skala dengan faktor pengali yang sesuai. Jangan mengubah skala B.
Tahap ketujuh : Ambil separuh pembacaan pada dial gage dipompa dan plotkan ke
skala B pada grafik. Pembacaan minus dari dial gage dipompa
diplotkan di bawah garis 0 (zero), ditambah pembacaan di atas garis,
contoh = pembacaan pompa - 56, plotkan 28 pada skala B di bawah
garis 0.
Tahap kedelapan : Plotkan pada garis C separuh pembacaan dial gage di motor.
Pembacaan ini selalu diplotkan di sebelah garis tengah yang sama
dengan pembacaan pompa. Contoh = Pembacaan motor + 42, plotkan
21 pada skala B di bawah garis 0.
Tahap kesembilan : Tank garis dari angka pompa pada skala B (28), melalui angka motor
(21) pada skala C, kemudian proyeksikan garis ini melalui garis
vertikal kedua dan ketiga.
Taihap kesepuluh : Koreksi yang diperlukan untuk merata airkan (level) kaki motor
adalah berupa jarak yang diukur dan titik dimana garis memotong Fl
dan F2 pada garis 0. Contoh = Kaki depan, Fl memerlukan koreksi +
0,015 inci. Kaki belakang, F2 memerlukan koreksi + 0,005 inci.
Tahap kesebelas : Koreksi penyetelan horizontal motor dengan mengambil pembacaan
samping (side reading) pada hub dengan kedua dial gage dan
menggerakkan motor pada posisi dimana dial gage menunjukkan
bahwa motor pada posisi sentral. Baut jek samping (side jacking bolt)
membuat gerakan ini mudah dilaksanakan. Disarankan untuk me-
nambah pelat dudukan (bed plate) pada kaki motor.
Tahap kedua belas : Konfirmasikan DBSE terhadap spesifikasi kopling dan ikat baut-
bautnya (fixing bolts).

2) Jenis jenis Ketidaktepatan Penyetelan


Terdapat tiga jenis ketidaktepatan penyetelan (misalignment), yakni:
a. Angular = kedua garis tengah poros berpotongan di titik di tengahtengah antara
kedua ujung poros. Keadaan ini biasanya terjadi pada ketiga sistem bearing, yang
dapat diakomodasikan dengan memasang kopling jenis non spacer.

b. Lateral = Kedua garis tengah poros-poros paralel namun tidak dalam satu garis.
Untuk misalignment ini diperlukan jenis koling spacer. Misalignment maksimum
yang disarankan tergantung dari diameter kopling dan jarak kedua ujung poros
(DBSE= distance between shaft ends).

c. Axial = Kedua ujung poros berjarak lebih dari semestinya akibat displacement
axial dari salah satu atau kedua poros. Hal ini disebabkan oleh ekspansi thermal.
10. Mekanika Seal
Karena mechanical seal merupakan salah satu piranti penentu kelayakan suatu pompa atau
peralatan berpusingan sejenisnya untuk dapat dioperasikan atau tidak, maka pihak inspeksi sangat
peduli dengan kondisi, kinerja, desain, material, mutu dan lain-lain dari komponen pompa ini.
Berikut adalah beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk suatu perangkat mechanical seal
agar layak digunakan.
1) Poros harus berputar secara tenang (tidak bergetar). Apabila poros dilengkapi dengan
selubung poros (shaft sleeve), selubung tersebut harus benar-benar konsentris, harus ada
upaya tertentu untuk mencegah terjadinya kebocoran antara poros dan selubungnya.
2) Poros dan selubung poros harus memiliki permukaan yang tingkat kehalusannya lebih balk
dari 32 mikro inci (0,8 mikron) CLA dan harus bebas dari berbagai jenis non konformasi/
cacat, terutama di daerah paking. Bahan pembuat poros dan selubung poros harus
sedemikian rupa sehingga dapat dicegah terjadinya kerusakan akibat serangan karat.
3) Setiap tonjolan yang dilalui paking sewaktu pemasangan, harus diserong (chamfere) 15° X
1/8 " atau lebih panjang. Harus diperhatikan agar paking jangan sampai rusak oleh spline
(alur), key ways (alur kunci), atau lubang spanner (spanner hole), dll.
4) Permukaan stuffing box harus dibuat datar (flat) dan tegak lurus terhadap poros.
5) Seal dengan jenis pegas yang benar merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pemasangannya. Dengan melihat pada rotary seal ring, poros dengan putaran arah jarum jam
memerlukan jenis pegas right hand (ulir kanan), sedang untuk poros yang berputar kebalikan
jarum jam, harus dipasang pegas tipe left hand (ulir kiri).
6) Hanya selapis tipis pelumas dilumurkan pada poros atau selubung poros sewaktu memasang
rotary assembly dari mechanical seal. Kedua permukaan seal (seal faces) tidak boleh terkena
pelumas. Kedua permukaan tersebut harus dilindungi agar tidak rusak, baik sebelum atau
selama pemasangan.
7) Selongsong pegas (spring sleeve) dan selongsong pembantu (auxiliary sleeve), harus diikat
pada poros atau selubung poros sesuai dengan informasi dimensi yang dipasok oleh pabrik
pembuat.
8) Sebagian besar instalasi mechanical seal, suatu sistem sirkulasi dipasang melalui lubang
berulir pada pelat seal ke bagian inlet pompa, dan yang lain dihubungkan dengan bagian outlet
pompa. Sistem sirkulasi ini cocok apabila head yang dihasilkan pompa tidak melebihi 50 psig
(3,51 kg/cmz gge). Untuk head yang lebih tinggi perlu dipasang pengontrol aliran, yang jika
dipasang harus terbuka penuh dan harus tetap demikian untuk beberapa jam. Pengontrol aliran
tersebut dapat diatur untuk dapat dilewati aliran minimum yang diperlukan untuk menahan suhu
tetap sama pada pelat seal dan bagian pompa lainnya.
9) Akan halnya instalasi baru atau apabila pompa digunakan untuk memompa cairan yang
mengandung bahan asing, disarankan untuk memasang saringan yang sesuai pada saluran pipa
yang menuju mechanical seal untuk melindungi seal tersebut dan flow controler dari kerusakan.
Dari waktu ke waktu saringan tersebut dicek dan dibersihkan untuk memelihara kelancaran
aliran.
10) Disarankan untuk menyediakan suku cadang untuk mechanical seal. Pemesanannya harus
disertai part number dan unit mechanical seal yang diberikan oleh pabrik pembuat. Suku cadang
bekas tidak boleh dipergunakan lagi (suku cadang hanya boleh sekali pakai).
11) Apabila mengganti stationary seal ring dalam pelat seal, pakingnya harus dipasang terlebih dulu
melingkari leher stationary seal ring tersebut dan ditekan hingga duduk pada cekukannya
(shoulder). Paking jangan sampai terpuntir. Pemasangan paking biasanya mudah karena ada
selapis pelumas yang melicinkan jalannya. Apabila untuk keperluan pemasangan paking
diperlukan alat penekan (press), rotary seal ring harus dirapatkan dengan stationary seal ring,
dan leher rotary seal ring dilindungi dengan kayu sebelum penekanan dengan press dilaksanakan.
12) Apabila pegas harus dilepas dari rotary seal ring, atau dari selongsong pegas
(springsleeve),pegas tersebut harus diputar arah jarum jam apabila kumparannya ulir kanan, atau
kebalikan arah jarum jam apabila kumparannya ulir kin'. Hal yang sama dilaksanakAn dalam
memasang pegas tadi.
13) Faktor kebersihan mutlak diperhatikan selama pemasangan pegas atau paking.
14) Mechanical seal tidak boleh dioperasikan dalam keadaan kering walaupun hanya dalam sekejap
(beberapa detik).
15) Mechanical seal harus dioperasikan sesuai spesifikasi tugasnya yang ditentukan oleh pabrik
pembuat.
16) jika sudah ada tanda-tanda kebocoran, sebaiknya seal segera diganti dan jangan dipergunakan
kembali.
17) Dalam keadaan tertentu, mungkin paking rotary seal ring tidak cocok untuk pelaksanaan uji
kinerja dengan menggunakan media air di pabrik pembuat, dalam hat ini supaya
berkonsultasi dengan pihak pabrik pembuat tersebut.
18) Hubungan pendinginan harus dibuat berdasarkan persyaratan mechanical seal secara
individual.
19) Gland pembantu (auxiliary gland) dapat dibelah untuk memudahkan pemasukan dan
pengeluaran paking. Dalam hat ini diperlukan suatu cincin gland pembantu (auxiliary gland
washer) atau piranti lain yang cocok untuk mengikat kedua belahan gland tersebut.
20) Ruang sempit antara stationary seal ring dengan paking pembantu (auxiliary packing) harus
dihubungkan dengan titik pencerat yang sesuai (bleed - off point).
Di bawah ini dipampangkan contoh posisi mechanical seal pada pompa proses.

Gambar 10-26 Pompa type proses

11. Berbagai Kegagalan Komponen Peralatan Berpusingan Akibat Kondisi Operasi


Di bawah ini dipaparkan beberapa contoh kegagalan komponen peralatan herpusingan
yang diakibatkan oleh kondisi operasi seperti: impingement attack (serangan partikel
padat), erosi, overheating, serangan hidrogen (lepuhan hidrogen/hydrogen blister) dan
lain-lain.

1) Erosi pada impeller pompa keong


Impeller pompa produk yang mengandung catalyst berupa butir-butir halus padat
terserang erosi yang gawat sehingga harus diganti. Penanggulangannya dengan
meningkatkan kekerasan material impeller dengan metode hard facing.
2) Serangan impingement (tumbukan butir-butir padat)
Serangan ini terjadi pada komponen turbin (rotor blade) yang digerakkan oleh nap
basah. Butir-butir padat terbawa nap dan menumbuk~ sudutsudut rotor sehingga
menimbulkan takik-takik. Hal ini disebabkan oleh kurang sempurnanya pembersihan
pipa nap sewaktu instalasi barunya (steam atau aii - blowing), atau tidak terpasangnya
saringan pada saat precomrraissioning (persiapan start up).

Cara penanggulangannya adalah dengan memasang target plate sewaktu steam atau air
blowing pada tahap akhir instalasi pipa nap untuk menilai tingkat kesempurnaan
kebersihan sebelah dalam pipa.
3) Retak radial akibat overheating
Terjadi gesekan antara inlet guide pada turbin nap de,ngan sudu rotor akibat gerakan
aksial yang berlebihan yang disebabkan oleh gagalnya thrust bearing.
Karena gesekan ini timbullah overheating yang mengakibatkan cracking radial pada
permukaan guide-tersebut.
Komponen harus diganti barn secara keseluruhan termasuk thrust bearing dan rotor.
4). Kegagalan thrust bearing
Kegagalan thrust bearing akibat overheating yang disebabkan oleh pompa berjalan
tanpa media (dry running).

5) Hydrogen blister (pelepuhan hidrogen)


Terjadi pada turbin inlet nozzle berupa penggelembungan pada daerah di seberang
ujung nozzle.
Penggelembungan disebabkan oleh intrusi H2 ke dalam material dan menghasilkan
gas metan (CH4) yang mengumpul pada fissure atau impurities di dalam material
pada kedalaman sub serface. Dengan bertambahnya gas metan bertambah pula
tekanan di tempat tersebut sehingga material tidak kuat lagi menahannya dan
timbullah gelembung tersebut.

Anda mungkin juga menyukai