Tokoh :
Dua bulan setelah masa orientasi peserta didik, kini waktunya SMA Harapan mengadakan kegiatan
perkemahan, tapi SMA Harapan punya program dimana tidak semua siswa yang ikut perkemahan,
hanya tiga orang perwakilan untuk setiap kelasnya, karena terlalu banyak kelas yang ada di SMA
Harapan dan akan sulit jika semua siswa berkemah. Pagi itu Pak Rasyid, seorang guru yang masih
magang di SMA Harapan memberikan pengumuman di kelas XI-IPA 9
Pak Rasyid : ke-ke-kembali lagi ber-bersama Pak Rasyid yang i-i-imut nan lucu ini. Hari ini ba-bapak
akan me-mengumumkan perwakilan kelas yang akan mengikuti perkemahan. Ya-ya-yang akan
mewakili kelas ini untuk ke-ke-kemah adalah Rara, Mia, dan Nisa yang akan membimbing kalian saat
berkemah nanti adalah Tiara dan Mia dari kelas XII-IPA 9. Mohon untuk dipersiapkan dari sekarang.
Informasi lebih lanjut silahkan tanyakan kepada kakak pembimbing kalian.
Hari ini perkemahan akan diselenggarakan, para siswa termasuk Rara, Mia dan Nisa mulai
berkumpul dengan perlengkapan masing-masing. Pukul 11.00 siang mereka tiba di tempat
perkemahan. Jadwal perkemahan nanti malam adalah penjelajahan tengah malam.
Mia : iya, kan kata Nisa semuanya wajib ikut, sebenernya aku males sih ikutan, tapi ya mau gimana
lagi
Rara : aku juga takut keluar malam-malam. Malesin juga keliling hutan tengah malem gitu kayak ga
ada kerjaan lain aja
Nisa : tenang aja Rara, Mia, waktu SMP aku pernah ikut kegiatan kayak gini. Ga ada yang aneh kok,
Cuma jalan-jalan aja. Ga ada yang nyeremin, malah seru tau
Mia: oh ya?? Awas aja kalo nanti di tengah hutan kamu ketakutan
Jam 00.00 pun tiba. Kegiatan jerit malam akan segera dimulai.
Tiara : Mita, adik kelas bimbingan kita udah pada siap belum ??
Mita : udah Tiara, tenang aja, tuh mereka udah ada di lapang, tinggal kita kasi intruksi buat
berangkat
Tak lama kemudian, kegiatan pun dimulai. Rara, Mia dan Nisa sudah bersiap menjelajahi
hutan.
Tiara : sebelum kalian mengikuti penjelajahan kali ini, kalian harus menutupi mata kalian
menggunakan syal
Mita : eitss.. jangan ngeluh! Jangan banyak protes, udah kerjakan aja apa yang kakak suruh
Dalam penjelajahan malam ini digunakan rapia sebagai penanda jalan agar para peserta tidak
tersesat. Semua peserta wajib memegang rapia. Setelah mata mereka ditutup dengan syal mereka
langsung mengikuti arahan dari kakak kakak pembimbingnya dan mengikuti arah tali rapia.
Nisa : kan udah aku bilang, kalian jangan takut, kan ada aku disini
Mia : berbeda gimana? eh kok suara Nisa jadi mirip laki-laki sih??
Nisa : perasaan perwakilan dikelas kita Cuma kita bertiga deh, ga ada cowok, ga ada guru ( pelan
pelan mereka menengok kebelakang sambil mengintip dari balik syal)
Pak Rasyid : ini pak Rasyid, bapak juga pengen ikutan soalnya dulu disekolah bapak gak ada yang
kayak gini hehe (sambil tersenyum cengengesan)
Pak Rasyid : bapak pe-pe-penasaran, lagian ka-kalo bapak ikut kan bisa sambil jagain juga,, bapak kan
ga-ga-gak penakut ,, ststst diam na-nanti kakak pembimbingnya tau lagi kalo bapak ikut, bapak kan
di-diam diam disini
Tiara : heh, kalian ngobrol terus, diem.. banyak rintangan yang harus kalian lewati untuk sampai
ketujuan , hati hati jangan melepaskan pegangan kalian
Mita : Jangan melamun dan jangan berfikiran yang aneh-aneh, ntar kalo kesambet bakal ditinggalin
sendirian
Nisa : eh, eh, kok talinya gak ada lagi?? Udah nyampe ya?
Nisa : ya udah ikutin aja kata kakak pembimbing, kita buka aja penutup mata kita sama-sama
Nisa : (mencoba memperjelas pandangan lalu membeku dan menepuk pada Rara)
Rara : bentar
Rara : ngapain sih nepuk nepuk mulu (sambil menutup pembuka mata)
Hantu : hihhhiiihiii
Pak Rasyid: A-A-A-A-YA JURIIIIIIIG!!!! (baru saja melangkahkan kaki untuk melarikan diri, kaki Pak
Rasyid tersandung, lalu hantu menghampiri dan menarik kaki Pak Rasyid)
Rara, Mia dan Nisa, lari pontang-panting, Nisa yang mengaku dirinya bisa diandalkan justru berlari
paling depan. Mereka berusaha mencari jalan kembali ke perkemahan. Sesampainya di perkemahan,
pembimbing kaget melihat kedatangan mereka karena seharusnya mereka tiba ke perkemahan
sekitar pukul 03.00 dini hari.
Tiara : eh, kok kalian udah nyampe sini lagi? Ini kan belum waktunya, rutenya masih panjang waktu
kakak ninggalin kalian.
Mita : Emangnya ada Pak Rasyid? Sejak kapan Pak Rasyid ada di hutan?
Rara : dia pengen tau gimana rasanya ikutan penjelajahan tengah malam
Mia : (bangun lagi) iya, dia bilang dia mau ngejagain kita, eh tapi malah dibawa kabur sama
hantu…
Rara, Mia, Nisa, Tiara dan Mita kembali memasuki hutan dan mencari Pak Rasyid. Sementara itu dua
hantu dan Pak Rasyid malah berbincang-bincang merencanakan suatu siasat karena rencana
pertama mereka gagal. Hantu dan Pak Rasyid merencanakan untuk menyatakan perasaannya
kepada salah satu muridnya.
Revan : Bapak gimana sih, masa dandanannya kayak cewek begitu, kita jadi salah tangkap kan
Toni : iya nih, sekarang kita jadi harus nyiapin rencana B. Rencana A udah gagal total
Pak Rasyid: ma-maafin bapak deh.. ba-bapak kan dandan ka-kayak cewek Cuma biar ga ke-ke-
ketahuan sama panita.. re-rencana kalian selanjutnya a-apa?
Revan : menurut gue sih lebih baik kita tungguin aja mereka di sini sampe mereka nemuin Pak
Rasyid, ntar kalo mereka udah berhasil sampe sini, baru deh kita beraksi.. kalo lo gimana, Toni?
Toni : ya udah gue setuju, tapi Pak Rasyid harus rela kita buat se-mengenaskan mungkin
Pak Rasyid: ba-bapak pasrah aja deh, a-anggap aja ini ba-ba-bayar hutang atas kegagalan rencana
kalian yang tadi
Setelah menunggu beberapa jam lamanya, akhirnya sang mentari menampakkan sinarnya
menerobos embun pagi. Mereka hampir putus asa. Tetapi, beberapa saat kemudian, mereka
mendengar sayup-sayup suara memanggil Pak Rasyid. Akhirnya para murid menemukan pak rasyid
dengan keadaan yang mengenaskan, tangan dan kakinya diikat, mereka langsung menghampiri Pak
Rasyid dan membuka ikatan di tangan dan kakinya.
Tiara : bapak ngapain ikutan penjelajahan? Beneran tadi bapak ditangkap sama hantu?
Nisa : bapak gimana sih, katanya pemberani, mau ngejagain, kok malah keadaan bapak yang paling
memprihantinkan
Rara : ya elah Nisa, kamu juga ngakunya berani tapi larinya kayak lagi lomba marathon
Mia : tau nih, aku sampe pingsan ngikutin lari marathonnya kamu, Nis.
Beberapa saat kemudian, muncullah kedua biang kerok sekaligus pangeran dari sekolah tetangga
yang sedang mencari cinta membawa sekuntum bunga. Lalu mereka menghampiri wanita yang
menjadi pujaan hati mereka. Dan kemudian mengutarakan apa yang selama ini mereka rasakan.
Toni : Sebenernya…. Aku udah lama memendam perasaan ini. Cuman, rasanya hati berat untuk
mengungkapkan. Tapi, lope-lope ini rasanya tidak mau pergi, dan daripada dipendem terus, mending
di ungkapin.
Revan : Kita sengaja ngikutin kalian sampe ke sini, terus pura-pura jadi hantu juga buat nakut-
nakutin kalian supaya kita bisa menyatakan perasaan dengan nangkap kalian terus bawa kalian ke
bukit di sana. (menunjuk ke arah bukit) Cuma bodohnya kita, kita salah nangkap orang, kita malah
bawa guru magang ini.
Toni : kita tuh udah nyiapin kayak candle light dinner di atas bukit, sekalian pengen double date
juga, di bawah bintang-bintang, ada lampionnya juga di setiap sudut, lilin berbentuk hati….
Revan : Eeehhhh taunya putri salju kita malah berubah jadi putri kodok. Tapi kita ga kehabisan
akal, kita punya rencana B. Ini salah satu rencana kita juga.. sebenarnya kita Cuma mau bilang….
Toni&Revan : I Love You (Toni berlutut dengan menyodorkan bunga pada Mia dan Revan berlutut
pada Rara)
Pak Rasyid : (menyenggol Nisa) Sstt..sstt.. Nisa daripada kamu gigit jari liat temen kamu, mending
sama bapak aja ya, bapak masih lajang kok, umur bapak juga ga tua-tua amat
Akhir cerita, kegiatan perkemahan yang diadakan SMA Harapan mengukir kenangan yang
sangat berkesan untuk Rara, Mia dan Nisa. Rara akhirnya menjadi sepasang kekasih dengan Revan
dan Mia menjadi sepasang kekasih dengan Toni. Sedangkan Nisa terus diminta oleh Pak Rasyid untuk
menjadi kekasihnya. Mita dan Tiara juga merasakan pengalaman yang belum pernah mereka alami
sebelumnya, baru kali ini ada akhir acara perkemahan yang begitu dramatis.