Anda di halaman 1dari 35

Modul

Pendahuluan Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga


melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjolmelalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut.

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh


darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus
hemorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena
yang berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau luar
linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang
berada di bawah mukosa (submukosa) di atas atau di dalam
linea dentate.

Tujuan Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta mampu


Pembelajaran memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan hernia dan
hemoroid.
Umum

Tujuan Setelah mengikuti pembelajaran asuhan keperawatan hernia


dan hemoroid:
Pembelajaran
Khusus 1. Menjelaskan definisi hernia dan hemoroid
2. Mengetahui etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan
penunjang, patofisiologi hernia dan hemoroid
3. Membuat asuhan keperawatan hernia dan hemoroid

Strategi 1. Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 Asuhan


Keperawatan Hernia dan Asuhan Keperawatan Hemoroid
Referensi

Dermawan, Deden dan Tutik Rahayuningsih.2010. Keperawatan Medikal

Bedah (Sistem Pencernaan).Gosyen Publishing:Yogyakarta

Prince, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Jakarta. EGC.

Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta. EGC.

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Auhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC NOC. Jogjakarta.

Mediaction
A. Definisi

a) Hernia

Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui

defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia

abdomen, isi perut menonjolmelalui defek atau bagian lemah dari lapisan

muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong

dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya hernia dibagi atas hernia bawaan

atau congenital dan hernia dapatan atau akuisita.

Letak hernia yaitu:

1. Ventral

2. Epigastrik

3. Umbilical

4. Inguinal Indirek atau lateral

5. A.V. Epigastrika inferior

6. Inguinal direk/media

7. A.V.Femoralis

8. Femoral

9. Obturatoria perineal

10. Rectum

11. Perineal

12. Iskiadika

13. M. Periformis

14. A.V.iliaka komunis kiri

15. Lumbal
16. Aorta

17. Hiatus diafragma

18. V. Kava inferior

b) Hemoroid

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena

di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid

eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) di

bawah atau luar linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran vena

yang berada di bawah mukosa (submukosa) di atas atau di dalam linea

dentate.

B. Klasifikasi

a) Hernia

1. Bagian-bagian hernia:

a. Kantong hernia

Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis.Tidak semua

hernia memiliki kantong, misalnya hernia insisional, hernia

adipose, hernia intertitialis.

b. Isi hernia

Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,

misalnya usus,ovarium dan jaringan penyangga usus (omentum).

c. Pintu hernia

Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong

hernia.

d. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong

hernia.

e. Locus minoris resistance (LMR).

b) Hemoroid

Berdasarkan gambaran klinis hemoroid interna dibagi atas (Sudoyo

Aru, 2009):

1. Derajat 1 : pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar

kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.

2. Derajat 2 : pembesaran hemroid yang prolpas dan menghilang

atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.

3. Derajat 3 : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk

lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari

4. Derajat 4 : prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan

cenderung untuk mengalami thrombosis dan infark.

C. Macam-macam hernia

a) Berdasarkan terjadinya:

1) Hernia bawaan atau congenital

2) Hernia didapat atau akuisita

b) Berdasarkan tempatnya:

1) Hernia Inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di

daerah sela paha (region inguinalis).

2) Hernia femoralis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah

fosa femoralis.
3) Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di

daerah isi perut.

4) Hernia diafragmatik adalah hernia yang masuk melalui lubang

diafragma ke dalam rongga dada.

5) Hernia nucleus pulposus (HNP).

c) Berdasarkan sifatnya

1) Hernia reponibel yaitu isi hernia masih dapat dikembalikan ke

kavum abdominalis lagi tanpa operasi.

2) Hernia ireponibel yaitu isi kantong hernia tidak dapat

dikembalikan ke dalam rongga.

3) Hernia akreta yaitu perlengketan isi kantong pada peritonium

kantong hernia.

4) Hernia inkarserata yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin

hernia.

d) Berdasarkan isinya

1) Hernia adipose adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringan

lemak.

2) Hernia litter adalah hernia inkarserata atau strangulata yang

sebagian dinding ususnya saja yang terjepit di dalam cincin

hernia.

3) Slinding hernia adalah hernia yang isi hernianya menjadi

sebagian dari dinding kantong hernia.(Sjamsuhidajat, 2004).

Secara anoskopi hemoroid dibagi atas:


1. Hemoroid eksterna (diluar/dibawah linea denteta)

2. Hemoroid interna (didalam/diatas linea denteta)

D. Patofisiologi

a. Hernia

Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama

adalah faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis

pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga

perut melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang

didapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat

dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika

cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis

eksternus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum

karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada lakilaki, sehingga

menyebakan hernia.

Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual

juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual

akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong

hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini

akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga

aktivitas akan terganggu.

Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia

akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan

menimbulkan gejala ileus yaitu gejala obstruksi usus sehingga

menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan


kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia

ini akan menjadi nekrosis(Syamsuhidajat 2004).

Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang

akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi

hubungan dengan rongga perut.Obstruksi usus juga menyebabkan

penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada

keadaan strangulate akan timbul gejala ileus yaitu perut kembung,

muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan

kontineu, daerah benjolan menjadi merah (Syamsuhidajat 2004)


Pathway Patofisiologi Hernia

Faktor pencetus:
Aktivitas berat, bayi premature, kelemahan dinding Hernia
abdominal, intraabdominal tinggi, adanya tekanan.

Hernia Umbilikalis Hernia para umbilikalis Hernia inguinalis


kongenital

Kantung hernia melewati dinding


Masuknya omentum abdomen Kantung hernia
organ intestinal ke memasuki celah inguinal
kantong umbilikalis
Prostusi hilang timbul
Dinding posterior canalis
Gangg. Suplai inguinal yang lemah
darah ke intestinal Ketidaknyaman
abdominal
Benjolan pada
Nekrosis intestinal
region inguinal
Intervensi bedah
relative/konservatif

Pembedahan

Insisi bedah Asupan gizi kurang mual

Peristaltic usus Nafsu makan menurun


Resti perdarahan
menurun
Resti infeksi
Intake makanan inadekuat
Diatas ligamentum
Terputusnya
inguinal mengecil bila
jaringan syaraf Ketidakseimbangan nutrisi
berbaring
kurang dari kebutuhan tubuh
Nyeri

Hernia insisional Kantung hernia memasuki


celah bekas insisi

Kantung hernia memasuki


Heatus hernia
rongga thoraks
b. Hemoroid
Hemoroid dikatakan sebagai penyakit keturunan. Namun sampai

saat ini belum terbukti kebenarannya. Akhir-akhir ini, keterlibatan

bantalan anus (anal cushion) makin dipahami sebagai dasar terjadinya

penyakit ini. Bantalan anus merupakan jaringan lunak yang kaya akan

pembuluh darah. Agar stabil, kedudukannya disokong oleh ligamentum

Treitz dan lapisan muskularis submukosa. Bendungan dan hipertrofi pada

bantalan anus menjadi mekanisme dasar terjadinya hemoroid. Pertama,

kegagalan pengosongan vena bantalan anus secara cepat saat defekasi.

Kedua, bantalan anus terlalu mobile, dan ketiga, bantalan anus

terperangkap oleh sfingter anus yang ketat. Akibatnya, vena

intramuskular kanalis anus akan terjepit (obstruksi). Proses

pembendungan diatas diperparah lagi apabila seseorang mengedan atau

adanya feses yang keras melalui dinding rektum (Felix, 2006). Selain

itu, gangguan rotasi bantalan anus juga menjadi dasar terjadinya keluhan

hemoroid.

Dalam keadaan normal, bantalan anus menempel secara longgar

pada lapisan otot sirkuler. Ketika defekasi, sfingter interna akan

relaksasi. Kemudian, bantalan anus berotasi ke arah luar (eversi)

membentuk bibir anorektum. Faktor endokrin, usia, konstipasi dan

mengedan yang lama menyebabkan gangguan eversi pada bantalan

tersebut. Mitos di masyarakat yang mengatakan, hemoroid mudah terjadi

pada ibu hamil ternyata benar, kehamilan menjadi faktor pencetus

hemoroid. Faktor pendukungnya yaitu Pertama, hormon kehamilan

mengurangi fungsi penyokong dari otot dan ligamentum di sekitar


bantalan. Kedua, terjadi peningkatan vaskuler di daerah pelvis. Ketiga,

seringnya terjadi konstipasi pada masa kehamilan. Dan terakhir adalah

kerusakan kanalis anus saat melahirkan pervaginam.


Pathway Patofisiologi Hemoroid

Kehamilan Obesitas
Penurunan relative venous return di
daerah perineal ( yang disebut dengan
Konstipasi dan efek tourniquet)
mengejan dalam jangka
yang lama

Duduk terlalu lama Aliran vena balik terganggu

Sering angkat beban berat Tekanan periver meningkat- pelebaran


vena anus (hemoroid)

Kondisi penuan
Peradangan pada pleksus hemoroidalis
Hipertensi Portal

( Sirosis Hepatis )
Prolaps vena haemorhoidalis

Membesar di spinchter Membesar di luar rektum

Ruptur vena Vena menegang

Intoleransi aktivitas
Perdarahan

Anemia Operasi (hemoroidektomi)


Resiko syok hipovolemik

Pre Operasi Contuinitas Jaringan rusak

Ansietas
Ujung Saraf Rusak Port d’entréekuman

Nyeri dipersepsikan Perlepasan prostaglandin Resiko Infeksi

Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguan defekasi Konstipasi


E. Etiologi
a. Hernia

Menurut Giri Made Kusala (2009), hal-hal yang dapat menyebabkan

terjadinya hernia adalah:

1. Umur Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria

maupun wanita. Pada anak–anak penyakit ini disebabkan karena

kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring

dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah

berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus

atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan

dalam rongga perut(Giri Made Kusala, 2009).

2. Jenis Kelamin Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya

adalah jenis hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang

terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses

perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih

banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu

pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian

besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan

adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi

hernia keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri Made Kusala, 2009).

3. Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada

kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung

kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis,

sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat


memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat

menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam

kanalis inguinalis.

4. Keturunan Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah

terkena hernia.

5. Obesitas berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih

pada tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu

pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus

terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang

lemah.

6. Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi

tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus

terjadinya hernia.

7. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat

menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat

barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan

tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan

tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau

penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.

8. Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal

daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis

belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi

keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila


seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan

mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009)

b. Hemoroid

Penyebab pasti dari pembesaran hemoroid masih belum diketahui.

Meskipun demikian, ada beberapa teori yang dapat digunakan menjelaskan

apa yang menyebabkan timbulnya hemoroid, diantaranya: kurangnya

konsumsi serat pada makanan, susah buang air besar dalam jangka waktu yang

lama dan adanya konstipasi. Kehamilan juga diduga berperan dalam

timbulnya hemoroid, namun alasan untuk itu masih belum jelas. Penyebab lain

terjadinya hemoroid antara lain:

1. Terlalu banyak duduk

2. Diare menahun/kronis

3. Kehamilan disebabkan oleh karena perubahan hormon

4. Keturunan penderita wasir

5. Hubungan seks tidak lazim (perianal)

6. Penyakit yang membuat penderita mengejan

7. Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun

8. Penekanan kembali aliran darah vena

9. Melahirkan

10. Obesitas

11. Usia lanjut

12. Batuk berat

13. Mengangkat beban berat

14. Tumor di abdomen/usus proksimal


F. Komplikasi

a. Hernia

1. Ileus

2. Terjadi peningkatan antara isi hebura dengan dinding kartona

hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.

3. Terjadi penekanan terhadap cincin herni, akibat makin

bertambah/banyaknya usus yang masuk.

4. Bila inkaserata dibiarkan makan akan timbul edema sehingga

terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. (kapita

selekta kedokteran)

b. Hemoroid

1) Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehinga lama-lama darah akan membeku dan

terjadi trombosis.

2) Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi

dan meradang karena disana banyak kotoran. Terjadinya perdarahan pada

derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada

umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh

darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada

hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami

perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi

yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia

karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah

yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak

menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena


adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat

masuk lagi (inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat

menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

G. Tanda dan gejala

a. Hernia

1. gangguan pernapasan yang berat

2. sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)

3. takipneu (laju pernafasan yang cepat)

4. bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)

5. tarikardi (denyut jantung yang cepat)

Hernia dapat terjadi pada semua umur , baik tua atau muda. Pada

kanak-kanak atau bayi, lebih sering disebabkan kurang sempurnanya

procesusvaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya fetus atau

buah zakar.Biasanya sering terkena hernia adalah bayi atau anak laki-

laki.Pada orang dewasa hernia terjadi karena adanya tekanan yang

tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena

factor usia.

Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan batuk

yang kronik, susahbuang air besar ,adanya pembesaran prostate pada

pria serta orang yang sering mengangkut barang-barang berat. Hernia

akan meningkat seiring dengan penambahan umur. Disebabkan oleh

melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyangga

yang menyebabkan tekanan dalam perut meningkat.


b. Hemoroid

Gejala utama dari hemoroid adalah timbulnya rasa nyeri saat buang air

besar akibat rangsangan pada saraf yang ada disekitar anus. Bila hemoroid

terus membesar maka akan dapat diraba tonjolan pada anus yang terkadang

bisa mengecil dengan sendirinya. Tonjolan ini akan membesar saat

mengedan, sebaliknya akan mengecil saat rebahan. Bila terjadi gesekan

hemoroid dengan kotoran yang keras, maka hal tersebut akan menyebabkan

hemoroid teriritasi dan luka sehingga terjadi perdarahan.

H. Pemeriksaan penunjang

a. Hernia

1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam

usus/obstruksi usus.

2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah

putihdan ketidakseimbangan elektrolit.

b. Hemoroid

1. Sinar X Barium Enema

Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat rektum, kolon, dan usus kecil

bagian bawah untuk mengetahui lokasi masalahnya. Tes ini dapat

menunjukkan obstruksi intestinal dan penyakit hirschsprung. Malam

sebelum menjalani tes, dilakukan pembersihan bowel untuk

membersihkan saluran cerna bawah. Pasien minum cairan khusus untuk

membilas kotoran keluar dari usus. Usus yang bersih itu penting, karena

tinja dalam jumlah kecil pun dapat mempersulit pemeriksaan. Karena

kolon tidak terlihat baik pada sinar X, maka diisi barium. Begitu
campuran melapisi bagian dalam kolon dan rectum, sinar X diambil,

yang menunjukkan bentuk dan kondisi mereka. Pasien mungkin merasa

sedikit kram pada perut, ketika barium mengisi kolon dan biasanya

merasa sedikit tidak nyaman setelah prosedur. Tinja mungkin berwarna

putih selama beberapa hari setelah pemeriksaan.

2. Sigmoidoskopi atau kolonoskopi

Kolonoskopi dapat dilakukan untuk mengetahui tipe konstipasi,

fungsional atau organik. Dengan demikian dapat diketahui kemungkinan

komplikasi serta pengobatannya. Tes ini merupakan pemeriksaan pada

rektum dan bagian bawahnya, atau sigmoid. Pasien umumnya diberi

makanan cair malam sebelum kolonoskopi atau sigmoidoskopi, dan

menggunakan enema pada pagi harinya. Penggunaan enema 1 jam

sebelum tes, mungkin juga diperlukan. Untuk sigmoidoskopi, digunakan

sigmoidoskop untuk melihat rektum dan kolon bawah. Pasien diberi

sedikit sedasi sebelum pemeriksaan. Dokter memeriksa rektum dengan

jari menggunakan sarung tangan.

Kemudian sigmoidoskop dimasukkan melalui anus ke dalam rectum dan

kolon bawah. Prosedur dapat menyebabkan tekanan abdominal dan

sensasi ringan untuk buang air besar. Kolon dapat diisi dengan udara

untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik, namun udara dapat

menyebabkan kram ringan. Untuk kolonoskopi, digunakan kolonoskop

untuk melihat keseluruhan kolon. Selama pemeriksaan, pasien berbaring

menyamping, dan alat dimasukkan melalui anus dan rectum ke dalam

kolon. Jika terlihat abnormalitas, dapat digunakan kolonoskop untuk

mengambil sejumlah kecil jaringan untuk pemeriksaan (biopsi). Pasien

mungkin merasa kembung setelah prosedur.


3. Tes fungsi anorektal

a) Tes ini mendiagnosa konstipasi yang disebabkan oleh gangguan

fungsi anus atau rectum (juga disebut fungsi anorektal), yang

mencakup: Manometri anorektal, mengevaluasi fungsi otot sfingter

anal. Untuk tes ini, sebuah kateter atau balon berisi udara

dimasukkan ke dalam anus dan perlahan ditarik ke belakang

melalui otot sfingter untuk mengukur kontraksi dan denyut otot.

b) Baloon expulsion test, pengisian balon dengan sejumlah air setelah

dimasukkan secara rektal. Kemudian pasien diminta untuk

mengeluarkan balon. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan balon

yang diisi dengan < 150 ml air dapat mengindikasi turunnya fungsi

usus.

4. Defekografi

Defekografi adalah pemeriksaan sinar X pada area anorektal yang

mengevaluasi pengeluaran tinja, mengidentifikasi abnormalitas anorektal

dan mengevaluasi kontraksi dan relaksasi otot rektal. Selama

pemeriksaan, dokter mengisi rectum dengan pasta lembut yang mirip

dengan konsistensi tinja. Kemudian pasien duduk pada toilet yang di

dalamnya ditempatkan mesin sinar X, kemudian rileks dan mendorong

anus untuk mengeluarkan pasta tersebut. Dipelajari sinar X untuk

masalah anorektal, yang terjadi ketika pasta dikeluarkan.

I. Penatalaksanaan

1. Terapi konservatif/non bedah meliputi :

a. Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti

pemakaian sabuk/korset pada hernia ventralis.


b. Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata

yang tidak menunjukkan gejala sistemik.

2. Terapi umum adalah terapi operatif.

3. Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi

efektif.

4. Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan

kompres hangat dan setelah 5 mennit di evaluasi kembali

5. Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya

digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut setempat.

6. Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan

pasien berbaring dalam posisi trendelernberg 40 OC.

7. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya

Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak

tinja untuk mencegah sembelit.

8. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian

makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat

sembelit dan mengadan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat,

cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.

J. Masalah yang lazim muncul

Hernia :

1. Nyeri akut berdasarkan diskontuinitas jaringan akibat tindakan

operasi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan

mual muntah
3. Gangguan rasa nyaman

4. Resiko perdarahan

Hemoroid :

1. Nyeri akut berdasarkan iritasi, tekanan, dan sensitifitas pada area

rectal/anal sekunder akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter

pada pascaoperatif

2. Intoleransi aktivitas

3. Gangguan rasa nyaman

4. Resiko syok (hipovolemi)

K. Discharge planning

a. Hernia

1. Menggunakan korset/penyangga

2. Hindari hal-halyang memicu tekanan di dalam rongga perut

3. Tindakan operasi dan pemberian analgesik pada hernia yang

menyebabkan nyeri sesuai resep dokter

4. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat

5. Jaga balutan luka operasi tetap kering bersih, mengganti balut steril

setiap hari dan kalau perlu

6. Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi

diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat.


b. Hemoroid

1. Berendamlah tiga kali sehari selama 10-15 menit dalam air

hangat. Berendam membantu mengatasi nyeri dan membersihkan

area sekitar hemoroid

2. Minum banyak air putih minimal 8 gelas perhari

3. Perbanyak makanan yang mengandung tinggi serat

4. Olahraga secara teratur dan biasakan berjalan kaki

5. Hindari mengejan dan menggosok daerah sekitar hemoroid

karena dapat mengakibatkan iritasi dan membuat hemoroid

bertambah parah

6. Mempertahankan tinja tetap lunak sehingga mudah keluar

7. Menghindari banatalan duduk yang keras, setiap beberapa saat

bangun dari duduk, berjalan-jalan sejenak

8. BAB dengan kloset duduk

9. Turunkan berat badan hingga berat badan ideal dan olahraga

secara teratur.
L. Asuhan Keperawatan

Contoh Asuhan Keperawatan pada pasien Hernia :

A. Pengkajian

1. Status Respiratori

Kebebasan saluran nafas, kedalaman bernafas, kecepatan,

sifatnya. Bunyi nafas : ada dan sifatnya.

2. Status Sirkulatori

Nadi, tekanan darah, suhu, warna kulit, pengisian kapiler.

3. Status Neurologis

Tingkat kesadaran, penurunan tingkat kesadaran merupakan

gejala shock dan harus segera dilaporkan kepada ahli bedah dan

disertai gejala lain yang jelas.

4. Balutan

Keadaan balutan, terdapat drain, terdapat selang yang harus

disambung dengan system drainase.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat

tindakan operasi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mual muntah

3. Gangguan rasa nyaman

4. Resiko pendarahan
Asuhan keperawatan Nanda Nic Noc

no Diagnosa keperawatan Tujuan dan Intervensi


Kriteria Hasil
1 Nyeri akut NOC NIC
Definisi: pengalaman sensori 1. Pain level Pain management
dan emosional yang tidak 2. Pain control 1. Lakukan
menyenangkan yang muncul 3. Comfort level pengkajian nyeri
akibat kerusakan jaringan Kriteria Hasil: secara
yang aktual atau potensial 1. Mampu komprehensif
atau digambarkan dalam hal mengontrol termasuk lokasi,
kerusakan sedemikian rupa nyeri (tahu karakteristik,dur
(international Assosiation for penyebab asi, frekuensi,
the study of pain): awitan nyeri, mampu kualitas, dan
yang tiba-tiba atau lambat menggunakan faktor presipitasi
dari intensitas ringan hingga teknik 2. Obeservasi
berat dengan akhir yang nonfarmakolo reaksi nonverbal
dapat diantisipasi atau gi untuk dari
diprediksi dan berlangsung mengurangi ketidaknyamana
<6 bulan. nyeri, mencari n
Batasan karakteristik: bantuan) 3. Gunakan teknik
1. Perubahan selera makan 2. Melaporkan komunikasi
2. Perubahan tekanan darah bahwa nyeri terapeutik untuk
3. Perubahan frekuensi berkurang mengetahui
jantung dengan pengalaman
4. Perubahan frekuensi menggunakan nyeri pasien
pernafasan manajemen 4. Kaji kultur yang
5. Diaforesis nyeri mempengaruhi
6. Sikap melindungi rasa 3. Mampu respon nyeri
nyeri mengenali 5. Kaji tipe dan
7. Fokus menyempit (misal: nyeri (skala, sumber nyeri
gangguan persepsi nyeri, intensitas, untuk
penurunana interaksi frekuensi, dan menentukan
dengan orang dan tanda nyeri) intervensi
lingkungan) 4. Menyatakan 6. Berikan
8. Gangguan tidur rasa nyaman analgetik untuk
Agen yang berhubungan: setelah nyeri mengurangi
1. Agen cedera ( misal: berkurang nyeri
biologis, zat kimia, fisik, 7. Tingkatkan
psikologis) istirahat
8. Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
Analgesic
administration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. Cek riwayat
alergi
4. Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
5. Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
2 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan tubuh 1. Nutritional Nutrion
Definisi: asupan nutrisi tidak Status management
cukup untuk memenuhi 2. Nutritional 1. Kaji adanya
kebutuhan metabolik Status: food and alergi makanan
Batasan karakteristik: fluid 2. Kolaborasi
1. Kram abdomen 3. Intake dengan ahli gizi
2. Nyeri abdomen 4. Nutritional untuk
3. Menghindari makanan Status: nutrient menentukan
4. Berat badan 20% atau intake jumlah kalori dan
lebih dibawah berat 5. Weight control nutrisi yang
badan ideal Kriteria Hasil: dibutuhkan
5. Kerapuhan kapiler 1. Adanya pasien
6. Diare peningkatan 3. Anjurkan pasien
7. Bising usus hiperaktif berat badan untuk
Faktor yang berhubungan: sesuai dengan meningkatkan
1. Faktor biologis tujuan intake Fe
2. Faktor ekonomi 2. Berat badan 4. Anjurkan pasien
3. Ketidakmampuan untuk ideal sesuai untuk
mengkonsumsi nutrien dengan tinggi meningkatakan
4. Ketidakmampuan untuk badan protein dan
mencerna makanan 3. Mampu vitamin C
5. Ketidakmampuan mengidentifikas 5. Berikan
menelan makanan i kebutuhan informasi tentang
6. Faktor psikologis nutrisi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada 6. Kaji kemampuan
tanda-tanda pasien untuk
malnutrisi mendapatkan
5. Menunjukkan nutrisi yang
peningkatan dibutuhkan
fungsi Nutrion monitoring
pengecapan 1. BB pasien dalam
dari menelan batas normal
6. Tidak terjadi 2. Monitor adanya
penurunan berat penurunan berat
badan yang badan
berarti 3. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
4. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
5. Monitormual dan
muntah
6. Monitor kalori
dan intake nutrisi
3 Gangguan rasa nyaman NOC NIC
Definisi: merasa kurang 1. Ansiety Anxiety Reduction
senang, lega dan semprna 2. Fear leavel (penurunan
dalam dimensi 3. Sleep kecemasan)
fisik,psikospiritual, deprivation 1. Gunakan
lingkungan dan sosial 4. Comfort, pendekatan
Batasan karakteristik: readines for yang
1. Ansietas enchaced menenangkan
2. Menangis Kriteria hasil: 2. Nyatakan
3. Gangguan pola tidur 1. Mampu dengan jelas
4. Takut mengontrol harapan
5. Ketidakmampuan untuk kecemasan terhadap pelaku
rileks 2. Status pasien
6. Iritabilitas lingkungan 3. Pahami
7. Merintih yang nyaman prespektif
8. Melaporkan persaan tidak 3. Mengontrol pasien terhadap
nyaman nyeri situasi stress
Faktor yang berhubungan: 4. Kualitas tidur 4. Bantu pasien
1. Gejala terkait penyakit dan istirahat mengenal
2. Sumber yang tidak adekuat adekuat situasi yang
3. Kurang pengendalian 5. Agresi menimbulkan
lingkungan pengendalian kecemasan
4. Stimulasi lingkungan yang diri 5. Berikan obat
mengganggu 6. Status untuk
kenyaman mengurangi
meningkat kecemasan
7. Dapat
mengontrol
ketakutan
4 Resiko perdarahan NOC NIC
Definisi: beresiko 1. Blood lose Bleeding
mengalami penurunan severity precautions
volume darah yang dapat 2. Blood 1. Monitor ketat
mengganggu kesehatan koagulation tanda-tanda
Faktor resiko: Kriteria Hasil: perdarahan
1. Aneurisme 1. Tidak ada 2. Catat nilai Hb
2. Sirkumsisi hematuria dan dan HT sebelum
3. Defisiensi pengetahuan hematemisis dan sesudah
4. Koagulopati intravaskuler 2. Kehilangan terjadinya
diseminata darah yang perdarahan
5. Riwayat jatuh terlihat 3. Monitor nilai lab
6. Trauma 3. Tekanan darah (koagulasi) yang
7. Pemberian produk darah dalam batas meliputi PT,
defisiensi trombosit, normal sistol PTT, trombosit
kemoterapi dan diastol 4. Pertahankan
4. Tidak ada bedrest selama
distensi perdarahan aktif
abdominal 5. Anjurkan pasien
5. Hemoglobin untuk
dan hematrokrit meningkatkan
dalam batas intake makanan
normal yang banyak
6. Plasma, PT, menagndung
PTT dalam vitamin K
batas normal 6. Instruksikan
pasien untuk
membatasi
aktivitas
C. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan langkah ke empat dari proses

keperawatan dan merupakan wujud nyata dari rencana keperawatan

yang memuenuhi pasien akan keperawatan dengan melaksanakan

kegiatan-kegiatan sesuai dengan alternative tindakan yang telah di

rencanakan .pelaksanaan keperawatan sebagai data untuk rencana

keperawatan .

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam keperawatan

untuk menilai pencapaian tujuan berdasarkan analisis ,jika tujuan

belum tercapai maka dilakukan perencanaan selanjutnya sebagai

berikut :

1. Rencana di lanjutkan yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan

atau intervensi masih memadai .

2. Di revisi yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan atau

intervensi perlu di revisi

3. Diagnosa keperawatan disingkirkan (untuk diagnose

kemungkinan). Jika diagnosa menjadi aktual maka di butuhkan

perencanaan baru sehingga dalam planing diuraikan perencanaan

yang di maksud

4. Tujuan tercapai maka perencanaan selanjutnya tidak perlu di

lanjutkan, tidak perlu direvisi dan tidak perlu perencanaan baru.

5. Rencana semula dipakai lagi, jika dalam analisis ditentukan

bahwa masalah atau diagnosa yang telah teratasi terjadi kembali.


Asuhan Keperawatan Hemoroid

A. Pengkajian
a. Demografi
Hemoroid sangat sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35%
penduduk yang berusia lebih dari 25 tahun. Laki-laki maupun
perempuan bisa mengalami hemoroid, karena faktor pekerjaan
seperti angkat berat, mengejan , pada saat defekasi, pola makan yang
salah bisa mengakibatkan feses menjadi keras dan terjadinya
hemoroid, kehamilan.
a. Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit diare kronik, konstipasi kronik, kehamilan,
hipertensi portal, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor
rektum.
b. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Konsumsi makanan rendah serat, pola BAB yang salah (sering
mengedan saat BAB), riwayat diet, penggunaan laksatif, kurang
olahraga, atau imobilisasi, kebiasaan bekerja contoh: angkat berat,
duduk, atau berdiri terlalu lama.
c. Pola Nutrisi dan metabolik
Mual, muntah anoreksia, penurunan berat badan, membran mukosa
kering, kadar Hb turun.
d. Pola Eliminasi
Pola eliminasi feses: Konstipasi, diare kronik, dan mengejan saat
BAB.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Kurang olahraga atau imobilisasi, kelemahan umum, keterbatasan
beraktivitas karena nyeri pada anus sebelum dan sesudah operasi.
f. Pola istirahat dan tidur.
Gangguan tidur (Insomnia / karena nyeri pada anus sebelum dan
sesudah operasi).
g. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pengkajian kognitif pada pasien hemoroid pre dan post hemoroid
yaitu sangat gatal, rasa terbakar dan nyeri, sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi dan adanya
pus.
h. Pola Hubungan dengan orang lain
Kesulitan menentukan kondisi misal tak mampu bekerja
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam bekerja.
i. Pola Reproduksi dan Seksual
Penurunan libido.
j. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien biasanya merasa malu dengan keadaannya, rendah diri,
ansietas, peningkatan ketegangan, takut, cemas, trauma jaringan,
masalah tentang pekerjaan
k. Pemeriksaan Fisik
1) Keluhan Utama :Malaise, lemah, tampak pucat.
2) Tingkat kesadaran :compos mentis sampai koma
3) Pengukuran antropometri :Berat badan menurun.
4) Tanda Vital :Tekanan darah meningkat,
suhu meningkat, takikardi, hipotensi
5) Abdomen :nyeri pada abdomen
berhubungan dengan saat defekasi
6) Kulit : turgor kulit menurun , pucat.
7) Anus : Pembesaran pembuluh darah
balik (vena) pada anus, terdapat benjolan pada anus, nyeri
pada anus, perdarahan.
B. Diagnosa Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Intervensi


Kriteria Hasil
1 Nyeri akut NOC NIC
Definisi: pengalaman sensori 1. Pain level Pain management
dan emosional yang tidak 2. Pain control 1. Lakukan
menyenangkan yang muncul 3. Comfort level pengkajian
akibat kerusakan jaringan Kriteria Hasil: nyeri secara
yang aktual atau potensial 1. Mampu komprehensif
atau digambarkan dalam hal mengontrol termasuk lokasi,
kerusakan sedemikian rupa nyeri (tahu karakteristik,dur
(international Assosiation for penyebab nyeri, asi, frekuensi,
the study of pain): awitan mampu kualitas, dan
yang tiba-tiba atau lambat menggunakan faktor
dari intensitas ringan hingga teknik presipitasi
berat dengan akhir yang nonfarmakologi 2. Obeservasi
dapat diantisipasi atau untuk reaksi nonverbal
diprediksi dan berlangsung mengurangi dari
<6 bulan. nyeri, mencari ketidaknyamana
Batasan karakteristik: bantuan) n
a. Perubahan selera makan 2. Melaporkan 3. Gunakan teknik
b. Perubahan tekanan darah bahwa nyeri komunikasi
b. Perubahan frekuensi berkurang terapeutik untuk
jantung dengan mengetahui
c. Perubahan frekuensi menggunakan pengalaman
pernafasan manajemen nyeri pasien
d. Diaforesis nyeri 4. Kaji kultur yang
e. Sikap melindungi rasa 3. Mampu mempengaruhi
nyeri mengenali respon nyeri
f. Fokus menyempit (misal: nyeri (skala, 5. Kaji tipe dan
gangguan persepsi nyeri, intensitas, sumber nyeri
penurunana interaksi frekuensi, dan untuk
dengan orang dan tanda nyeri) menentukan
lingkungan) 4. Menyatakan intervensi
g. Gangguan tidur rasa nyaman 6. Berikan
Agen yang berhubungan: setelah nyeri analgetik untuk
1. Agen cedera ( misal: berkurang mengurangi
biologis, zat kimia, fisik, nyeri
psikologis) 7. Tingkatkan
istirahat
8. Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
Analgesic
administration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. Cek riwayat
alergi
4. Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
5. Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
2 Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi: ketidakcukupan 1. Energy Activity Therapy
energi psikologis atau conservation 1. Kolaborasikan
fisiologis untuk melanjutkan 2. Activity dengan tenaga
atau meneylesaikan aktivitas tolerance rehabilitasi
kehidupan sehari-hari yang 3. Self care: ADLs medik dalam
harus atau yang ingin Kriteria Hasil: merencanakan
dilakukan. 1. Berpartisipasi program terapi
Batasan Karakteristik: dalam aktivitas yang tepat
1. Respon tekanan darah fisik tanpa 2. Bantu klien
abnormal terhadap disertai untuk
aktivitas peningkatan mengidentifikas
2. Respon frekuensi jantung tekanan darah, i aktivitas yang
abnormal terhadap nadi dan RR mampu
aktivitas 2. Mampu dilakukan
3. Ketidaknyaman setelah melakukan 3. Bantu untuk
beraktivitas aktivitas sehari- mengidentifikas
4. Dipsnea setelah hari (ADLs) i dan
beraktivitas secara mandiri mendapatkan
5. Meyatakan merasa letih 3. TTV normal sumber yang
6. Menyatakan merasa 4. Mampu diperlukan
lemah berpindah: untuk aktivitas
Faktor yang berhubungan: dengan atau yang diinginkan
1. Tirah baring atau tanpa bantuan 4. Monitor respon
imobilisasi alat fisik, emosi,
2. Kelemahan umum sosial, dan
3. Ketidakseimbangan spiritual
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3 Gangguan rasa nyaman NOC NIC
Definisi: merasa kurang 1. Ansiety Anxiety Reduction
senang, lega dan semprna 2. Fear leavel (penurunan
dalam dimensi 3. Sleep kecemasan)
fisik,psikospiritual, deprivation 1. Gunakan
lingkungan dan sosial 4. Comfort, pendekatan
Batasan karakteristik: readines for yang
1. Ansietas enchaced menenangkan
2. Menangis Kriteria hasil: 2. Nyatakan
3. Gangguan pola tidur 1. Mampu dengan jelas
4. Takut mengontrol harapan
5. Ketidakmampuan untuk kecemasan terhadap pelaku
rileks 2. Status pasien
6. Iritabilitas lingkungan 3. Pahami
7. Merintih yang nyaman prespektif
8. Melaporkan persaan tidak 3. Mengontrol pasien terhadap
nyaman nyeri situasi stress
Faktor yang berhubungan: 4. Kualitas tidur 4. Bantu pasien
1. Gejala terkait penyakit dan istirahat mengenal
2. Sumber yang tidak adekuat situasi yang
adekuat 5. Agresi menimbulkan
3. Kurang pengendalian pengendalian kecemasan
lingkungan diri 5. Berikan obat
4. Stimulasi lingkungan 6. Status untuk
yang mengganggu kenyaman mengurangi
meningkat kecemasan
7. Dapat
mengontrol
ketakutan
4 Resiko syok NOC NIC
Definisi: beresiko terhadap 1. Syok prevention Syok Prevention
ketidakcukupan aliran darah 2. Syok 1. Monitor status
kejaringan tubuh, yang dapat management sirkulasi BP,
mengakibatkan disfungsi Kriteria Hasil: warna kulit,
seluler yang mengancam 1. Nadidalam suhu kulit,
jiwa batas yang denyut jantung,
Faktor resiko: diharapkan HR, dan ritme,
1. Hipotensi 2. Irama jantung nadi perifer, dan
2. Hipovolemi dalam batas kapiler refill
3. Hipoksemia yang diharapkan 2. Monitor tanda
4. Hipoksia 3. Frekuensi nafas inadekuat
5. Infeksi dalam batas oksigenasi
6. Sepsis yang diharapkan 3. Monitor suhu
7. Sindrom respons dan pernafasan
inflamasi sistemik 4. Monitor input
dan output
5. Ajarkan
keluarga dan
pasien tentang
tanda dan gejala
datangnya syok
6. Ajarkan
keluarga dan
pasien tentang
langkah untuk
mengatasi
gejala syok
Syok management
1. Monitor fungsi
neurologis
2. Monitor fungsi
renal
3. Monitor
tekanan nadi
4. Monitor status
cairan, input
dan output
5. Catat gas darah
arteri dan
oksigen di
jaringan
6. Memanfaatkan
pemantauan
jalur arteri
untuk
meningkatkan
akurasi
pembacaan
tekanan darah
7. Memantau
faktor penentu
pengiriman
jaringan
oksigen

Anda mungkin juga menyukai