Alternatif Pengelolaan Waktu FTI TPB
Alternatif Pengelolaan Waktu FTI TPB
PENDAHULUAN
1
efektif, diharapkan mahasiswa TPB dapat mengembangkan diri semaksimal
mungkin, menjalani masa kulaih dengan baik dan dapat belajar secara efektif.
Karya tulis ini dibuat untuk mencari solusi dan berbagai pilihan yang dapat
dilakukan mahasiswa TPB. Hasil dari karya tulis ini adalah riset yang dibuat dengan
cara menganalisis pola hidup, kegiatan dan jadwal mahasiswa TPB. Karya tulis ini
akan memaparkan semua penggunaan waktu mahasiswa TPB, alasan penggunaan
waktu yang tidak efektif dan memberikan solusi atas permasalahan tesebut
sehingga produktivitas mahasiswa TPB meningkat. Dengan meningkatkan
produktivitas mahasiswa TPB, diharapkan mahasiswa TPB dapat menjalani masa
kuliah dengan lancar, masuk ke jurusan yang diinginkan, dan memperoleh hasil
yang terbaik.
2
2. Bagi universitas
Agar mengetahui pengelolaan waktu yang efektif untuk mahasiswa sehingga
dapat menerapkan kurikulum dan sistem perkuliahan yang menguntungkan dan
menghasilkan lulusan yang baik dan berguna dalam masyarakat.
3. Bagi masyarakat
Mendapatkan keuntungan karena bisa bekerja dengan mahasiswa yang efektif
sehingga mahasiswa dapat mengatasi masalah dalam masyarakat dengan baik
dan optimal.
4. Bagi penulis
Dapat berpikir kritis dan solutif untuk mencari alternatif penggunaan waktu
sehingga dapat membantu mahasiswa khususnya mahasiswa ITB tahun
pertama yang masih beradaptasi dengan lingkungan di perkuliahan.
3
1.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi,
wawancara, dan penyebaran google form. Observasi adalah aktivitas terhadap suatu
proses untuk merasakan dan memahami suatu masalah untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan untuk suatu penelitian. Wawancara adalah percakapan
antara narasumber dan pewawancara untuk mendapatkan informasi yang tepat dan
terpercaya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Dari sumber tersebut, waktu dapat didefinisikan sebagai sumber yang selalu
tetap, dengan nilai 24 jam atau 86.400 detik untuk satu hari. Waktu mempunyai
sifat yaitu tidak dapat ditabung, tidak dapat diganti atau dihilangkan, tidak dapat
ditambah, tidak elastis dan mempunyai nilai yang tetap dan terbatas dan tidak dapat
diulang kembali. Oleh karena itu, waktu sangat penting dan harus digunakan
dengan bijaksana serta tidak disia-siakan.
5
2.2 Pengelolaan Waktu
2.2.1 Definisi Pengelolaan Waktu
Menurut makalah “Time Management: Penggunaan Waktu Secara Efektif
dan Efisien” yang ditulis oleh Antonius Atosokhi Gea, “Time management adalah
tentang perencanaan hari atau waktu supaya bisa melakukan penggunaan paling
baik atas waktu yang dimiliki. Konsep atau istilah mengenai time management
berawal dari revolusi industri, yaitu ketika mulai ada perhatian tentang pengelolaan
waktu secara efektif dan efisien untuk bisa mengontrol waktu yang dimiliki
seseorang.”(Gea, 2014: 778).
Dalam makalah “Managemen Waktu yang Efektif” yang ditulis oleh Rosita
“Manajemen waktu merupakan keterampilan personal dan manajerial. Hal ini
merupakan proses untuk menyusun dan mencapai tujuan, memperkirakan waktu
dan sumber-sumber waktu yang dibutuhkan untuk mencapai masing-masing tujuan
dan mendisiplinkan diri sendiri memfokuskan pada tujuan.”(Rosita, 2008:2). Dari
definisi di atas, pengelolaan waktu berkaitan erat dengan penggunaan waktu secara
efisien dan efektif untuk menyeselesaikan sebuah pekerjaan dengan baik. Efektif
artinya mampu memilih tujuan yang benar dan dapat mencapai pekerjaan itu
dengan benar, sedangkan efisien artinya mencari cara terbaik untuk mencapai
tujuan yang ada.
Menurut Ati Harmoni (2006:5) dalam jurnalnya yang berjudul “Manajemen
waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti
dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan
6
2.2.2 Manfaat Pengelolaan Waktu
Pengelolaan waktu sangat penting dilakukan karena waktu tidak dapat
diulang kembali dan dapat menyebabkan penyesalan jika tidak digunakan dengan
baik. A Dale Timpe (1993:4) menulis dalam bukunya Mengelola Waktu yang
diterjemahkan oleh Susanto Budidharmo menjelaskan bahwa waktu tidak pernah
kembali atau diciptakan kembali, waktu yang sudah berlalu akan hilang. Oleh
karena itu, waktu adalah komoditi paling berharga dan harus diinvestasikan, tidak
dibuang-buang.
Pengelolaan waktu juga penting dilakukan untuk meringankan beban
pekerjaan dan menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik tanpa penimbulkan
stress yang berlebihan. “Time management menghadirkan skills, tools, dan
kemampuan melakukan hal yang benar pada waktu yang benar, dengan usaha
minimal dan sumber daya minimal, efektif dan efisien, yang melaluinya seorang
bisa mencapai tujuan dan nilai-nilai personal yang diprioritaskan.” (Gea, 2014:783)
Selain manfaat di atas, pengelolaan waktu yang baik juga dapat
mengembangkan sebuah individu untuk menjadi lebih disiplin dan bertanggung
jawab karena dapat mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan tidak
meninggalkan tugas yang sudah diberikan. Dengan pengelolaan waktu yang baik,
individu dapat mencapai target dan tujuan sehingga menjadi professional dalam
bidangnya dan mempunyai kesempatan untuk maju.
7
Selain itu, Benjamin Fraklin, seorang negarawan dan ahli fisika dari Amerika
Serikat juga pernah berkata, “Jika waktu adalah hal yang paling penting maka
membuang-buang waktu adalah pemborosan yang paling besar.”
8
5. Penangguhan Tugas yang menumpuk cenderung ditangguhkan karena
penundaan.
6. Kertas kerja yang kecil-kecil: menjadi sumber pemborosan waktu karena
cara kerja yang tidak efektif dan harus melakukan pencatatan ulang
(pemindahan data) dalam beberapa kertas atau buku.
7. Ingin segalanya sempurna dapat membuat sesuatu yang penting menjadi
tidak tergarap dan terlalu fokus pada satu hal saja sehingga tugas tidak
selesai.
8. Gangguan yang terjadi ketika mengerjakan suatu tugas seringkali tidak
dapat dihindarkan. Pekerjaan yang menumpuk di atas meja bahkan bisa
merengggut perhatian, sehingga proses kerja sebelumnya menjadi
terganggu.
Menurut Nurul Hikmah dalam blogspotnya
http:/firslesson.blogspot.com/2012/09/managemenwaktu-1.html yang dikutip pada
tanggal 1 November 2018, ada dua sumber pemborosan waktu yaitu internal dan
eksternal. Sumber internal meliputi penundaan, kurangnya perencanaan, kegagalan
menentukan tujuan dan sasaran, tidak mampu melakukan delegasi, tidak mampu
berkata tidak, manajemen krisis, keraguan serta terburu-buru. Sedangkan
pemborosan waktu eksternal melipuri interupsi telepon, pergaulan, pertemuan,
kurangnya informasi, kurangnya komunikasi dan kurangnya hubungan timbal
balik.
Pada dasarnya, pemborosan waktu sering terjadi karena merasa waktu tidak
penting, kemalasan dan penundaan jadwal. Dengan mengulur-ulur waktu, seorang
individu dapat merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas sehingga tidak dapat
mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penundaan waktu merupakan salah satu
faktor terbesar dalam pemborosan waktu. “Penundaan merupakan batu sandungan
terbesar bagi hamper semua orang untuk mencari perbaikan dalam memanfaatkan
waktunya. Ada tiga sebab yang mengarah ke penundaan yaitu: tidak
menyenangkan, proyek yang sulit dan keraguan.” (Timpe, 1993:17)
9
2.4 Alternatif Pengelolaan Waktu
2.4.1 Prinsip Pengelolaan Waktu
Dalam mengelola waktu ada beberapa prinsip atau konsep dasarnya. Menurut
Yuni dalam website www.fungsiklopedia.com/fungsi-manajemen-waktu/ yang
dikutip tanggal 1 November 2018, prinsip pengelolaan waktu adalah:
mempelajari tujuan, rencana dan menetapkan prioritas anda,
menyelesaikan tugas prioritas tertinggi bila memungkinkan, dan
menyelesaikan satu tugas sebelum memulai yang lain,
prioritas ulang didasarkan pada tugas-tugas yang tersisa dan informasi baru
yang mungkin telah diterima.
Selain itu, menurut Antonius Atosokhi Gea (2014:718):
“Konsep dasar time management adalah penggunaan waktu secara efisien
dalam merealisasikan pengerjaan suatu tugas. Para ahli percaya bahwa
beberapa hal berikut penting dipertimbangkan dalam perancangan time
management yang bagus. Pertama, memprioritaskan tugas-tugas penting,
dan didasarkan atas sumber daya yang tersedia. Kedua, mengembangkan
perencanaan dan menggunaan waktu yang tersedia dengan cara seefisien
mungkin. Ketiga, terus memantau penyimpangan dan gangguan yang
terjadi yang mengganggu jalannya pekerjaan sesuai jadwal. Keempat,
mengembangkan efisiensi dan mengurangi tekanan atas jadwal yang telah
dibuat termasuk tekanan kepada para individu yang terlibat dalam
proyek.”
Doulas dalam buku Mengelola Waktu yang ditulis oleh A Dale Timpe dan
diterjemahkan oleh Susanto Budidharmo (1993:11) mengatakan bahwa, “Belajar
untuk mengendalikan waktu sendiri berarti mengubah kebiasaan Anda. Tetapi
Anda tidak dapat mengubahnya sebelum Anda mengetahui apa kebiasaan itu.” Dari
kutipan di atas, pengelolaan waktu dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan
sehingga dapat melakukan semua kegiatan dengan lebih efektif.
10
Beberapa cara untuk mengubah kebiasaan agar dapat mengelola waktu secara
efektif yaitu:
membuat kalender meja untuk menjadwalkan tugas dan perjanjian yang jauh,
membuat catatan waktu yang harus dikerjakan untuk menjadwalkan rencana
jangka pendek dalam satu dan dua minggu ke depan,
membuat lembaran rencana, berisi pedoman kegiatan yang selesai dan yang
masih dikerjakan sehingga membantu pengawasan dalam memperkirakan
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas,
meninjau kembali dan menganalisis bagaimana penggunaan waktu,
menentapkan sasaran jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai,
menentukan prioritas utama agar perencanaan efektif,
menghindari penundaan dengan menyelesaikan tugas yang sulit terlebih
dahulu dan membuat jadwal,
melakukan kerja dengan optimal dengan cara menemukan waktu kerja yang
optimal dan melakukan komunikasi dengan efektif,
mengordinasi dan memilah tugas atau mengatur lingkungan dalam
menyelesaikan tugas:
menentukan tugas atau kegiatan yang dapat dikerjaan orang lain agar waktu
kerja semakin efektif.
11
2. Lakukan Sekarang Juga
Pekerjaan yang menumpuk sering terjadi karena seseorang menunda
pekerjaannya. Agar pekerjaan dapat dilakukan dengan maksimal, seseorang
harus berpikir untuk mulai melakukan pekerjaan tanpa menunda-nunda
sehingga dapat melakukan pekerjaan lainnya tanpa terburu-buru. Setelah itu,
tentukan juga batas waktu tugas harus selesai.
12
berkaitan dengan pekerjaan tersebut, kegiatan yang dilakukan dapat menjadi
efektif dan memperoleh hasil yang nyata.
9. Beranilah Menolak
Dalam adat Indonesia, banyak orang tidak berani untuk menolak dan ingin
menyenangkan orang lain sehingga cenderung menerima semua permintaan.
Akan tetapi, untuk mengelola waktu dengan efektif, terkadang seseorang
harus menolak permintaan terutama permintaan yang memerlukan banyak
waktu dan tidak ada tujuannya.
13
dikerjakan secara bersamaan sehingga dapat terselesaikan tanpa
mengorbankan pekerjaan lainnya.
14
2.4.3 Analisis Penggunaan Waktu
15
7. Apakah anda memulai belajar dengan mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah yang paling sulit?
8. Apakah anda menyelesaikan belajar anda selama jam produktif setiap
harinya?
Jika jawabannya lebih banyak “Tidak”, maka perlu diadakan perencanaan waktu
yang baru.
Dengan menganalisis dan mengevaluasi penggunaan waktu, kita dapat
mempertahankan kebiasaan ini jika hasil evaluasi sudah efektif dan efisien. Akan
tetapi, jika penggunaan waktu dinilai belum efektif, kita dapat menyusun ulang
jadwal dengan skala prioritas agar dapat menggunakan waktu dengan lebih efektif.
Penilaian pengelolaan waktu juga dapat dilihat dari hasil kerja dan cara kerja yang
dilakukan.
16
BAB III
ANALISIS PENGELOLAAN WAKTU MAHASISWA TPB
Jumlah Unit
6%
3%
12%
46%
33%
1 2 3 5 Tidak menjawab
17
Tabel 3.1 Jumlah Unit Mahasiswa TPB FTI
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata jumlah unit yang diambil oleh mahasiswa TPB FTI adalah 1.7. Hal ini
merupakan angka yang cukup sedikit jika dilihat dari jumlah unit yang tersedia,
yaitu lebih dari 80 unit. Beberapa mahasiswa yang sudah diwawancarai berasalan
bahwa mereka mengikuti unit yang cukup sedikit karena kesibukan di aspek
akademis karena pelajaran yang cukup sulit sehingga hanya mempunyai sedikit
waktu luang.
Selain itu, satu unit saja sudah memakan banyak waktu luang karena adanya
kaderisasi dengan wawancara sesama calon unit, wawancara senior di unit tersebut,
tugas esai dan mindmap, acara-acara unit, forum setiap minggu dan lainnya yang
bergantung pada bidang keahlian unit tersebut. Unit yang berfokus pada keahlian
biasanya mempunyai kegiatan lain seperti pemberian teori, latihan untuk lomba dan
acara, seleksi masuk dan kuis. Hal ini berbeda dengan unit olahraga yang lebih
berfokus pada kekuatan fisik dan latihan rutin.
Salah satu responden menjawab bahwa sebenarnya ia tertarik dengan
beberapa unit dan mendaftar lebih dari lima unit pada saat open house ITB. Akan
18
tetapi, seiring dengan waktu dan kegiatan lainnya, unit yang bertahan hingga
sekarang hanya dua unit. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa TPB FTI
mempunyai minat terhadap banyak hal, tetapi pada akhirnya tidak dapat
mempertahankan karena kurangnya pengelolaan waktu yang efektif.
Jumlah Kepanitiaan
6%
9%
24%
21%
40%
Belum ada 1 2 3 4
19
Pemira, karya angkatan
Ca-KSEP, Acara unit.
3 3 Wisokto, AMI, Pemira,
OlimxKM ITB, Timses
Calon Ketua KM ITB,
DDAT
4 2 Wisokto, OlimxKM ITB,
Permira, Formatur
Angkatan, AMI,
Permira, Acara unit.
Dari diagram dan tabel berikut, nilai rata-rata jumlah kepanitian yang
diambil oleh mahasiswa TPB FTI adalah 1.2. Angka tersebut merupakan angka
yang rendah jika dibandingkan dengan banyaknya kepanitiaan yang tersedia di ITB.
Memang, kepanitian yang cukup terkenal dan pemilihannya terbuka bagi semua
mahasiswa hanya sedikit, yaitu AMI, Wisokto, OlimxKM ITB, dan DDAT. Selain
itu, terdapat kepanitiaan yang hanya dapat diambil jika mahasiswa merupakan
bagian atau calon dari unit seperti TPB CUP yang panitianya hanya dapat diikuti
oleh calon unit olahraga saja, serta acara-acara spesifik dari unit lainnya. Adapula
kepanitian yang langsung ditawarkan kepada beberapa mahasiswa saja seperti
Timses calon ketua, Pemira dan lainnya yang tidak ada pemilihan panitia secara
terbuka.
Setelah mewawancarai seorang mahasiswa yang belum mengikuti
kepanitian, ada beberapa alasan yang menghambatnya mengikuti kepanitian.
Alasan pertama adalah mahasiswa tersebut cenderung mengutamakan kegiatan unit
atau akademik. Alasan lainnya mahasiswa tersebut secara pribadi kurang tertarik
dengan kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan. Selain itu, mahasiswa tesebut
tidak diterima di divisi kepanitian yang ia minati, sehingga ia tidak melanjutkan
kegiatan kepanitiaan tersebut.
20
3.1.3 Waktu Belajar per Hari
Waktu belajar/hari
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
<2 jam 2-4 jam 5-7 jam >7 jam
Waktu belajar/hari
Dari data di atas, nilai rata-rata waktu belajar per hari (tidak termasuk waktu
kuliah) adalah 2 sampai 4 jam per hari. Hal ini merupakan hal yang wajar jika dilihat
dari mata kuliah yang cukup sulit dan tugas yang cukup banyak. Mata kuliah seperti
matematika, fisika dan kimia butuh pemahaman lebih sehingga harus dipelajari lagi
diluar perkuliahan. Selain itu, mahasiswa FTI juga mempunyai tugas yang cukup
banyak walaupun tidak tiap hari. Tugas yang cukup memberatkan adalah tugas
menggambar teknik yang selalu ada pada hari minggu sehingga mahasiswa FTI
tetap harus menggerjakan tugas pada hari sabtu dan minggu. Selain itu, ada tugas
lain seperti tugas PRD dan TTKI yang cukup menghabiskan waktu dan harus
21
dikerjakan secara berkelompok. Ada pula latihan mandiri dari pelajaran olahraga
yang harus dilakukan dua kali per minggu.
Setelah mewawancarai seorang mahasiswa FTI yang membutuhkan 2-4 jam
untuk belajar mandiri, ia berkata bahwa sebenarnya waktu yang dibutuhkan untuk
belajar dan mengerjakan tugas berbeda-beda tiap harinya. Jika esok harinya ada
kuis atau penggumpulan tugas, ia akan menghabiskan waktu lebih untuk belajar
mandiri. Menurutnya, 2-4 jam per hari untuk belajar mandiri merupakan angka
yang kurang untuk belajar karena sulitnya mata perkuliahan di ITB. Mata kuliah
seperti fisika, kalkulus dan kimia memerlukan waktu lebih untuk dipelajari karena
cukup sulit.
Namun, saat ini ia hanya dapat meluangkan waktu sebanyak 2 sampai 4 jam
untuk belajar karena mempunyai banyak kesibukan seperti unit, kepanitiaan dan
jam perkuliahan. Rata-rata mahasiswa FTI mempunyai jam kuliah yang padat pada
hari senin dan selasa, tetapi pada hari rabu sampai jumat jam perkuliahan hanya
sedikit. Oleh karena itu, banyak mahasiswa FTI yang merasa sangat sibuk pada hari
senin dan selasa hingga pulang cukup malam, dan menganggur pada hari lainnya.
Waktu tidur/hari
Waktu tidur/hari
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1-2 jam 3-4 jam 5-6 jam 7-8 jam >8 jam
22
Tabel 3.4 Waktu Tidur Mahasiswa TPB FTI
Waktu tidur/ Hari Jumlah Mahasiswa
1-2 jam 2
3-4 jam 2
5-6 jam 17
7-8 jam 5
>8 jam 5
Dari data di atas, nilai rata-rata waktu tidur per hari adalah 5 sampai 6 jam per
hari. Hal ini merupakan hal yang biasa dilihat dari jumlah aktivitas dan waktu
belajar yang signifikan. Kegiatan-kegiatan seperti unit, panitia suatu acara, dan
kegiatan di luar kampus merupakan faktor yang paling memengaruhi waktu tidur
mahasiswa. Banyak mahasiswa yang merasa kekurangan waktu untuk
menyelesaikan semua tugas, menjalani semua kegiatan dan juga belajar dan
mempersiapkan kuis atau uts. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang melakukan
semua kegiatan sehari sebelum tugas dikumpulkan. Ditambah lagi, mahasiswa FTI
juga mempunyai banyak tugas yang menyita waktu yaitu tugas menggambar teknik.
Denga kegiatan sebanyak itu, mahasiswa akan merasa sangat sibuk jika tidak dapat
memanfaatkan waktu dengan baik dengan membuat jadwal dan prioritas.
Salah satu mahasiswa FTI berkata bahwa ia sering mengerjakan tugas sehari
sebelum dikumpulkan karena mempunyai banyak kegiatan seperti unit, panitia dan
belajar mandiri. Pada semester satu, jam perkuliahan FTI memang cukup banyak
yaitu sebesar 19 SKS. Selain itu banyak tugas unit karena ia masih dalam tahap
kaderisasi sehingga mempunyai tugas wawancara yang cukup memerlukan banyak
waktu. Ia sadar bahwa ia tidak dapat mengatur prioritas sehingga tugas menjadi
banyak dan menumpuk dan tidak mempunyai waktu tidur yang cukup. Akibatnya,
keesokan harinya ia merasa tidak fokus dalam perkuliahan karena hanya tidur di
kelas dan tidak dapat mengerjakan kegiatannya secara fokus. Selain itu, banyak
tugas yang harus dikerjakan bersama-sama atau secara kelompok sehingga sulit
menemukan waktu yang tepat untuk membuat tugas tersebut.
23
3.2 Usaha dalam Mengoptimalkan Waktu
Usaha yang dapat dilakukan dalam mengomptimalkan waktu antara lain :
1. Merencanakan kegiatan sehari-hari
Melakukan perencanaan yang matang dapat membuat kegiatan sehari-hari
lebih terorganisir dan dapat dilakukan dengan optimal. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan pembuatan jadwal jangka pendek dan jadwal jangka
panjang. Pembuatan jadwal jangka pendek dilakukan untuk kegiatan yang
membutuhkan waktu yang sedikit atau kegiatan yang kurang penting seperti
tugas unit. Sedangkan, pembuatan jadwal jangka panjang dilakukan untuk
kegiatan yang membutuhkan waktu yang banyak, kegiatan yang penting dan
juga kegiatan kelompok yang perlu disesuaikan dengan jadwal orang lain.
2. Memilih prioritas
Kita harus dapat membedakan setiap kegiatan menurut penting tidaknya
suatu kegiatan itu. Ada hal yang penting tapi tidak mendesak, tidak penting
tapi mendesak, penting juga mendesak, dan tidak penting juga tidak
mendesak. Kita dapat membedakan prioritas suatu kegiatan dengan mencari
tahu manfaat dan dampak dari kegiatan tersebut. Kegiatan yang mempunyai
manfaat dan dampak yang cukup besar dapat diurutkan dalam prioritas
pertama.Dengan mengurutkan kegiatan berdasarkan prioritasnya, kegiatan
dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu pengumpulannya.
24
4. Membuat kebiasaan
Membuat kebiasaan suatu kegiatan yang tidak sering kita lakukan bukanlah
hal yang mudah maka dari itu kita harus sering melakukannya supaya kita
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Kebiasaan
untuk melakukan tugas setelah tugas itu diberikan adalah salah satu
kebiasaan yang baik untuk memudahkan pengelolaan waktu. Selain itu,
hindari penundaan waktu karena kebiasaan itu merupakan penyebab
pengelolaan waktu yang tidak efektif.
25
3.4 Pemborosan Waktu yang Dilakukan
Pemborosan waktu yang sering dilakukan mahasiswa adalah melakukan
kegiatan yang tidak penting dan mendesak ataupun tidak penting dan tidak
mendesak seperti menggunakan handphone untuk mengecek sosial media, pergi
jalan-jalan bersama teman,berleha-leha,dan lain-lain. Distraksi tersebut memicu
kemalasan sehingga mahasiswa tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik dan
memicu ketundaan pembuatan tugas. Selain itu, kurang tidur juga menjadi
pemborosan waktu karena dapat memicu individu tidak dapat melakukan kegiatan
dengan fokus dan efektif sehingga kegiatan yang dilakukan harus diulang dan tidak
mendapatkan hasil yang baik.
Mahasiswa juga sering kali menghabiskan waktu secara sia-sia ketika
melaksanakan tugas kelompok. Waktu yang habis untuk menunggu anggota dari
kelompok untuk berkumpul sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang
bermanfaat seperti belajar atau membahas topik mengenai tugas kelompok tersebut.
Selain itu, mahasiswa cenderung mencari kegiatan lain, seperti mengobrol atau
makan ketika anggota kelompok sudah lengkap. Hal ini tentu sangat tidak efektif
dalam melaksanakan tugas dan malah menjadi pemborosan waktu dari mahasiswa.
26
mencapai hasil yang dinginkan. Dengan melakukan solusi tersebut, diharapkan
seseorang dapat menyelesaikan kegiatannya dengan efektif dan tepat dengan baik
dan tidak mengulang sehingga dapat melanjutkan aktivitas penting lainnya. Pada
akhirnya akhir seluruh kegiatan lakukan evaluasi untuk menilai ke-efektifan
individu dalam mengelola waktu, dan terakhir jadikan kebiasaan strategi dalam
mengelola waktu.
27
4. Mengapresiasi diri sendiri
Mengapresiasi diri sendiri dapat menjadi alternatif karena dapat memotivasi
diri sendiri sehingga menjadi lebih semangat dalam mengerjakan sebuah tugas
atau kegiatan tanpa mengeluh.Akan tetapi, jangan terlalu sering mengapresiasi
diri karena dapat menghasilkan kebiasaan yang buruk yaitu hilangnya motivasi
karena hilangnya makna apresiasi itu.
28
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai alternatif pengolahan waktu bagi mahasiswa TPB ITB.
1. Mahasiswa TPB masih gagal dalam mengelola waktu secara optimal disebabkan
oleh beberapa faktor, baik secara internal maupun eskternal. Faktor internal
antara lain, kemalasan dan waktu tidur yang kurang. Adapun faktor eksternal
antara lain, ketidakmampuan untuk memprioritaskan kegiatan karena adanya
distraksi seperti keinginan untuk bermain smart phone, pergi bermain dengan
teman,serta banyaknya tugas, baik yang bersifat akademis maupun non
akademis.
2. Strategi terbaik untuk mengatur jadwal dengan baik dimulai dari niat atau
motivasi diri untuk mengatur jadwalnya itu sendiri. Dengan diawali niat atau
motivasi diri untuk mengatur jadwal dengan baik, mahasiswa dapat mengatasi
kendala seperti kemalasan serta mahasiswa menjadi mampu untuk mengatur
jadwal kegiatan berdasarkan priotitas dan tetap mengikuti jadwal tersebut
apabila tidak ada hal penting yang sifatnya mendesak.
3. Solusi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa agar dapat mengoptimalkan waktu,
yaitu meningkatkan kesadaran akan banyaknya waktu yang terbuang sia-sia
karena kegiatan yang tidak penting. Dengan meningkatnya kesadaran akan
waktu yang terbuang sia-sia, mahasiswa dapat mulai mengatasi distraksi-
distraksi yang menyebabkan ketidakefektifan dalam mengelola waktu.
4. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pengelolaan waktu
adalah dengan membuat catatan mengenai kegiatan yang harus dilakukan dalam
1 hari, membuat pengingat mengenai komitmen untuk menjadi pribadi yang
efektif, dan mengapresiasi diri secara wajar mengenai keberhasilan yang telah
tercapai. Selain itu, kita juga dapat memberitahu orang terdekat mengenai
komitmen yang telah diambil agar ada pengingat yang sifatnya aktif.
29
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis dapat memberi saran,
yaitu:
1. mahasiswa meningkatkan kesadaran bahwa kegiatan yang bersifat akademis
lebih penting dibanding kegiatan seperti bersenang-senang dan tugas unit;
2. mahasiswa menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa menuggu deadline
yang diberikan;
3. mahasiswa dapat mengatur waktu dengan baik agar memperoleh waktu tidur
yang cukup dan dapat menjalani kegiatan dengan fokus;
4. mahasiswa dapat menentukan prioritas dan jadwal agar semua kegiatan
dapat diselesaikan dengan baik;
5. mahasiswa dapat mengaplikasikan solusi dan alternatif untuk mengelola
waktu dengan baik agar dapat menjalani kegiatan dalam masa perkuliahan
dengan maksimal.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
RIWAYAT HIDUP
Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan dan saat ini penulis sedang mengikuti
kepanitian Aku Masuk ITB sebagai calon panitia tour. Sebelumnya, penulis
mengikuti kepanitiaan olimpiade x KM ITB sebagai juru pencatat skor. Selain itu,
penulis juga aktif dalam unit. Saat ini penulis ikut dalam Unit Berenang dan Polo
Air, sebuah unit olahraga (berenang) dan Ganesha MUN Club, sebuah unit debat
bahasa Inggris seperti perwakilan negara.
32
Penulis kedua bernama Aldryan Minanto. Lahir di
Pontianak pada tanggal 13 September 2000. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD Immanuel, sebuah
sekolah di Kalimantan Barat tepatnya di Kota Pontianak
selama 6 tahun. Selanjutnya, pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP Immanuel, dan sekolah
menengah atas di SMAK Immanuel yang berlokasi di
Jalan Sutoyo Indah, Pontianak. Sekarang ini, penulis
menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi
Bandung, sebagai mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri pada semester satu.
Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan dan saat ini penulis sedang mengikuti
kepanitian Aku Masuk ITB sebagai calon panitia lapangan. Sebelumnya, penulis
mengikuti kepanitiaan olimpiade x KM ITB sebagai wasit dalam perlombaan lari
jarak menengah dan sprint. Selain itu, penulis juga aktif dalam unit. Saat ini penulis
ikut dalam Unit Atletik, sebuah unit olahraga cabang atletik dan Kelompok Studi
Ekonomi dan Pasar Modal Institut Teknologi Bandung (KSEP ITB), sebuah unit
yang mempelajari tentang ekonomi dan juga pasar modal.
Saat menempuh pendidikan di sekolah menengah, penulis juga aktif dalam acara
sekolah dalam divisi logistik, menjadi panitia dalam acara sekolah. Penulis adalah
pribadi yang aktif dan bertanggung jawab, yang dapat dilihat dengan menyelesaikan
laporan ini dengan sebaik mungkin. Laporan ini dibuat dengan ketekunan, motivasi
dan kemauan untuk berusaha, serta kerja sama yang baik dengan penulis lainnya.
33
Penulis ketiga bernama Timotius Weslie. Lahir di
Lhokseumawe, pada tanggal 25 Agustus 2000. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD Swasta Methodist-3,
sebuah sekolah di Medan selama 6 tahun. Selanjutnya,
pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Swasta
Methodist-3, dan sekolah menengah atas di SMA Swasta
Methodist-3 yang berlokasi di Jalan Perintis
Kemerdekaan No.37, Medan. Sekarang ini, penulis
menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi
Bandung, sebagai mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri pada semester satu
TPB.
Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan dan saat ini penulis sedang mengikuti
kepanitian Aku Masuk ITB sebagai panitia logistik. Sebelumnya, penulis mengikuti
kepanitiaan ITB Open 2018 sebagai panitia logistik. Selain itu, penulis juga aktif
dalam unit. Saat ini penulis ikut dalam Unit Aktivitas Tenis Meja, sebuah unit
olahraga tenis meja.
34
LAMPIRAN
A KUESIONER KOSONG
35
B KUESIONER YANG TELAH DIISI
36
C DATA HASIL KUESIONER
37
38