Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Institut Teknologi Bandung baru saja menerima mahasiswa baru dari seluruh
Indonesia. Mahasiswa tersebut baru saja menjalani masa kuliah selama 3 bulan.
Dalam 3 bulan ini, mahasiswa baru merasakan perubahan pola hidup, diantaranya
materi dan proses pembelajaran yang berbeda, aktivitas yang cukup banyak, dan
teman-teman baru dari berbagai daerah. Perubahan lainnya yang dirasakan oleh
mahasiswa yang merantau adalah harus hidup mandiri, menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru dan jauh dari keluarga.
Mahasiswa perlu beradaptasi dengan semua lingkungan kampus. Namun,
proses beradaptasi ini dapat menjadi keresahan bagi mahasiswa karena perubahan
yang terlalu signifikan. Beberapa mahasiswa merasakan kesulitan dalam
beradaptasi karena belum menggunakan waktu dengan maksimal dalam belajar,
apalagi materi belajar dalam kuliah yang lebih sulit daripada sekolah. Selain itu,
masih banyak kegiatan lain seperti unit terutama kaderisasinya dan juga panitia
yang membutuhkan waktu. Pemakaian waktu yang tidak efektif dapat
menyebabkan jadwal mahasiswa menjadi tidak teratur dan menimbulkan stres.
Selain itu, dapat mengakibatkan produktivitas mahasiswa menurun dan
menghambat perkembangan mahasiswa dalam ilmu dan keahlian. Hal ini dapat
menjadi kendala mahasiswa dalam menjalani aktivitas di kampus.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa perlu suatu metode
yang efektif dalam mengelola waktu. Dengan mengontrol waktu dengan baik,
mahasiswa TPB dapat menjalani masa kuliah dengan produktif dan memperoleh
esensi yang maksimal dari pembelajaran mahasiswa di masa TPB. Keuntungan lain
yang dapat diperoleh yaitu dapat menjalani masa kuliah dengan lancar, tidak
terbebani dengan tugas yang ada dan dapat mengikuti organisasi untuk
mengembangkan keahlian lainnya. Dengan mengetahui penggunaan waktu yang

1
efektif, diharapkan mahasiswa TPB dapat mengembangkan diri semaksimal
mungkin, menjalani masa kulaih dengan baik dan dapat belajar secara efektif.
Karya tulis ini dibuat untuk mencari solusi dan berbagai pilihan yang dapat
dilakukan mahasiswa TPB. Hasil dari karya tulis ini adalah riset yang dibuat dengan
cara menganalisis pola hidup, kegiatan dan jadwal mahasiswa TPB. Karya tulis ini
akan memaparkan semua penggunaan waktu mahasiswa TPB, alasan penggunaan
waktu yang tidak efektif dan memberikan solusi atas permasalahan tesebut
sehingga produktivitas mahasiswa TPB meningkat. Dengan meningkatkan
produktivitas mahasiswa TPB, diharapkan mahasiswa TPB dapat menjalani masa
kuliah dengan lancar, masuk ke jurusan yang diinginkan, dan memperoleh hasil
yang terbaik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan
karya tulis ini sebagai berikut.
1. Mengapa mahasiswa belum mengelola waktu dengan efektif?
2. Bagaimana mahasiswa mengatur jadwal agar semua kegiatannya dapat
diselesaikan dengan maksimal?
3. Bagaimana solusi yang harus dilakukan oleh mahasiswa TPB untuk
memaksimalkan penggunaan waktunya?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk:
1. mengetahui alasan mahasiswa belum mengelola waktu dengan efektif;
2. mencari cara terbaik agar mahasiswa dapat mengatur jadwal dengan maksimal;
3. menemukan solusi yang harus dilakukan mahasiswa TPB untuk
memaksimalkan penggunaan waktunya.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Mahasiswa
Agar dapat mengelola waktu dengan efektif sehingga dapat mencapai tujuan
pada masa perkuliahan dan mendapatkan hasil yang maksimal.

2
2. Bagi universitas
Agar mengetahui pengelolaan waktu yang efektif untuk mahasiswa sehingga
dapat menerapkan kurikulum dan sistem perkuliahan yang menguntungkan dan
menghasilkan lulusan yang baik dan berguna dalam masyarakat.
3. Bagi masyarakat
Mendapatkan keuntungan karena bisa bekerja dengan mahasiswa yang efektif
sehingga mahasiswa dapat mengatasi masalah dalam masyarakat dengan baik
dan optimal.
4. Bagi penulis
Dapat berpikir kritis dan solutif untuk mencari alternatif penggunaan waktu
sehingga dapat membantu mahasiswa khususnya mahasiswa ITB tahun
pertama yang masih beradaptasi dengan lingkungan di perkuliahan.

1.5 Ruang Lingkup Kajian


Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok,
yaitu pembagian waktu mahasiswa TPB FTI, usaha dalam mengoptimalkan waktu,
kendala yang dihadapi dalam mengoptimalkan waktu, pemborosan waktu yang
dilakukan, strategi untuk mengelola waktu, serta solusi dan alternatif untuk
mengoptimalkan waktu.

1.6 Metode Penelitian


Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif berarti
memberikan gambaran secara lengkap untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi
masalah. Metode deskriptif dibagi menjadi dua yaitu longitudinal dan cross
sectional. Dalam penelitian ini, metode deskriptif yang digunakan adalah metode
cross sectional (dalam waktu tertentu) dengan batas waktu selama satu bulan.
Setelah mendapatkan informasi dari metode deskriptif, informasi tersebut akan
dikembangkan dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab solusi yang
berkaitan dengan penggunaan waktu secara efektif.

3
1.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi,
wawancara, dan penyebaran google form. Observasi adalah aktivitas terhadap suatu
proses untuk merasakan dan memahami suatu masalah untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan untuk suatu penelitian. Wawancara adalah percakapan
antara narasumber dan pewawancara untuk mendapatkan informasi yang tepat dan
terpercaya.

1.8 Sistematika Penulisan


Penulisan laporan ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori
dasar, analisis pengelolaan waktu mahasiswa TPB, serta kesimpulan dan saran.
Pada bab satu akan dibahas latar belakang pembahasan aspek laporan
penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang
lingkup masalah, metode dan teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
Pada bab dua akan dibahas definisi pengelolaan waktu, karakteristik waktu,
pemicu kegagalan dalam pengelolaan waktu, perbedaan efesien dan efektif, fungsi
dan manfaat pengelolaan waktu, alternative pengelolaan waktu serta keefektifan
pengelolaan waktu.
Pada bab tiga akan mencantumkan data pembagian waktu mahasiswa FTI
tahun pertama berupa kuisioner dan wawancara, usaha dalam mengoptimalkan
waktu, kendala yang dihadapi dalam mengoptimalkan waktu, pemborosan waktu
yang dilakukan serta berbagai strategi untuk mengelola waktu. Bab empat berisi
tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai permasalahan terkait pengelolaan
waktu mahasiswa TPB.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Karakteristik Waktu


“Waktu adalah sumber yang unik. Waktu tidak dapat ditabung; tapi hanya
dapat digunakan dengan bijaksana. Waktu yang sudah berlalu hilang selamanya.
Waktu tidak dapat diganti dan tidak elastis. Waktu adalah sumber paling penting
bagi seseorang. Waktu tidak mungkin dibalik jalannya.”(Timpe, 1993:11
diterjemahkan oleh Susanto Budidharmo). Menurut Rizal Yuswardi (2016:66)
dalam jurnalnya “Managemen Waktu Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala”:
“Waktu juga sumber daya yang tidak dapat dibeli atau dijual, waktu tidak
dapat ditambah atau dikurangi. Setiap harinya, semua orang memiliki
jumlah waktu yang sama, yaitu 24 jam. Orang yang berhasil
memaksimalkan penggunaan waktu adalah yang menerapkan teknik dan
sistem yang berbeda beda, namun memiliki satu tujuan yang sama dan
memiliki visi tentang bagaimana cara seseorang menghabiskan waktu,
visi yang mengandung kesadaran tentang prioritas, dan mengetahui apa
yang ingin dilakukan dengan waktu yang tersedia.”

Menurut Widya Mauludi,dkk dalam makalahnya yang berjudul “Manajemen


Waktu” (2015:1) “Ada dua pribahasa mengatakan bahwa “waktu adalah uang” dan
“waktu itu lebih berharga dari emas”. Kedua ungkapan ini sangat menggambarkan
betapa pentingnya waktu dalam kehidupan kita. Urgensi waktu juga dijelaskan
dalam Al-Qur’an, salah satunya yakni dalam Qs. Al-Ashr [103]: 1-2, yang berarti
“Demi massa. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian.”

Dari sumber tersebut, waktu dapat didefinisikan sebagai sumber yang selalu
tetap, dengan nilai 24 jam atau 86.400 detik untuk satu hari. Waktu mempunyai
sifat yaitu tidak dapat ditabung, tidak dapat diganti atau dihilangkan, tidak dapat
ditambah, tidak elastis dan mempunyai nilai yang tetap dan terbatas dan tidak dapat
diulang kembali. Oleh karena itu, waktu sangat penting dan harus digunakan
dengan bijaksana serta tidak disia-siakan.

5
2.2 Pengelolaan Waktu
2.2.1 Definisi Pengelolaan Waktu
Menurut makalah “Time Management: Penggunaan Waktu Secara Efektif
dan Efisien” yang ditulis oleh Antonius Atosokhi Gea, “Time management adalah
tentang perencanaan hari atau waktu supaya bisa melakukan penggunaan paling
baik atas waktu yang dimiliki. Konsep atau istilah mengenai time management
berawal dari revolusi industri, yaitu ketika mulai ada perhatian tentang pengelolaan
waktu secara efektif dan efisien untuk bisa mengontrol waktu yang dimiliki
seseorang.”(Gea, 2014: 778).
Dalam makalah “Managemen Waktu yang Efektif” yang ditulis oleh Rosita
“Manajemen waktu merupakan keterampilan personal dan manajerial. Hal ini
merupakan proses untuk menyusun dan mencapai tujuan, memperkirakan waktu
dan sumber-sumber waktu yang dibutuhkan untuk mencapai masing-masing tujuan
dan mendisiplinkan diri sendiri memfokuskan pada tujuan.”(Rosita, 2008:2). Dari
definisi di atas, pengelolaan waktu berkaitan erat dengan penggunaan waktu secara
efisien dan efektif untuk menyeselesaikan sebuah pekerjaan dengan baik. Efektif
artinya mampu memilih tujuan yang benar dan dapat mencapai pekerjaan itu
dengan benar, sedangkan efisien artinya mencari cara terbaik untuk mencapai
tujuan yang ada.
Menurut Ati Harmoni (2006:5) dalam jurnalnya yang berjudul “Manajemen

Waktu Untuk Mahasiswa”, ia berpendapat bahwa “Manajemen waktu merupakan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas

waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti

dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan

menggunakan waktu dan efisien mengandung dua makna ,yaitu: makna

pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan

waktu yang ada.”

6
2.2.2 Manfaat Pengelolaan Waktu
Pengelolaan waktu sangat penting dilakukan karena waktu tidak dapat
diulang kembali dan dapat menyebabkan penyesalan jika tidak digunakan dengan
baik. A Dale Timpe (1993:4) menulis dalam bukunya Mengelola Waktu yang
diterjemahkan oleh Susanto Budidharmo menjelaskan bahwa waktu tidak pernah
kembali atau diciptakan kembali, waktu yang sudah berlalu akan hilang. Oleh
karena itu, waktu adalah komoditi paling berharga dan harus diinvestasikan, tidak
dibuang-buang.
Pengelolaan waktu juga penting dilakukan untuk meringankan beban
pekerjaan dan menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik tanpa penimbulkan
stress yang berlebihan. “Time management menghadirkan skills, tools, dan
kemampuan melakukan hal yang benar pada waktu yang benar, dengan usaha
minimal dan sumber daya minimal, efektif dan efisien, yang melaluinya seorang
bisa mencapai tujuan dan nilai-nilai personal yang diprioritaskan.” (Gea, 2014:783)
Selain manfaat di atas, pengelolaan waktu yang baik juga dapat
mengembangkan sebuah individu untuk menjadi lebih disiplin dan bertanggung
jawab karena dapat mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan tidak
meninggalkan tugas yang sudah diberikan. Dengan pengelolaan waktu yang baik,
individu dapat mencapai target dan tujuan sehingga menjadi professional dalam
bidangnya dan mempunyai kesempatan untuk maju.

2.3 Pemborosan Waktu


2.3.1 Definisi Pemborosan Waktu
Dari definisi di atas, waktu merupakan sesuatu yang penting sehingga harus
dikelola dengan baik dan bijaksana. Namun, dalam kehidupan sehari-hari,
pemborosan waktu masih sering terjadi. Menurut Rosita (2008:2), “membuang
waktu merupakan hal yang sangat mudah dilakukan, bahkan seringkali tanpa
disadari telah melakukannya berkali-kali. Kegiatan yang membuang waktu
merupakan kegiatan memboroskan waktu yang hendaknya tidak banyak
dilakukan.”

7
Selain itu, Benjamin Fraklin, seorang negarawan dan ahli fisika dari Amerika
Serikat juga pernah berkata, “Jika waktu adalah hal yang paling penting maka
membuang-buang waktu adalah pemborosan yang paling besar.”

2.3.2 Alasan Pemborosan Waktu


A Dale Timpe (1993:37) dalam bukunya Mengelola Waktu yang
diterjemahkan oleh Susanto Budidharmo, telah melakukan survey dan menemukan
pemboros waktu terbesar, yaitu:
1. Gangguan telepon
2. Tidak adanya tujuan, prioritas dan rencana
3. Mencoba terlalu banyak sekali jalan dan perkiraan waktu yang tidak wajar
4. Meja yang semrawut dan disorganisasi diri
5. Informasi yang tidak cukup, tidak tepat atau terlambat
6. Keraguan dan penundaan
7. Tidak mampu mengatakan tidak
8. Tanggung jawab dan wewenang yang membingungkan
9. Tidak menyelesaikan tugas
10. Tidak adanya disiplin diri
Selain itu, alasan pemborosan waktu juga dikemukakan oleh Rosita (2008:3-5)
dalam makalahnya yang berjudul “Managemen Waktu yang Efektif”, yaitu:
1. Tidak menemukan apa yang dicari: menghabiskan waktu untuk mencari
barang yang hilang pada saat tugas bertumbukan, sehingga penggunaan
waktu tidak efektif dan tidak produktif.
2. Pertemuan: rapat yang tidak relevan dengan pekerjaan kita dan tidak
penting, serta memakan waktu yang lama.
3. Telepon: bermain telepon, pembicaraan telepon yang bertele-tele, telepon
bordering setiap hari, menunggu balasan sms atau social media, menonton
film dari telepon dan lainnya.
4. Interupsi: Interupsi oleh orang lain yang tidak dapat dihindari sehngga
pekerjaan harus berhenti dan tidak dapat menolak orang tersebut karena
perasaan tidak enak.

8
5. Penangguhan Tugas yang menumpuk cenderung ditangguhkan karena
penundaan.
6. Kertas kerja yang kecil-kecil: menjadi sumber pemborosan waktu karena
cara kerja yang tidak efektif dan harus melakukan pencatatan ulang
(pemindahan data) dalam beberapa kertas atau buku.
7. Ingin segalanya sempurna dapat membuat sesuatu yang penting menjadi
tidak tergarap dan terlalu fokus pada satu hal saja sehingga tugas tidak
selesai.
8. Gangguan yang terjadi ketika mengerjakan suatu tugas seringkali tidak
dapat dihindarkan. Pekerjaan yang menumpuk di atas meja bahkan bisa
merengggut perhatian, sehingga proses kerja sebelumnya menjadi
terganggu.
Menurut Nurul Hikmah dalam blogspotnya
http:/firslesson.blogspot.com/2012/09/managemenwaktu-1.html yang dikutip pada
tanggal 1 November 2018, ada dua sumber pemborosan waktu yaitu internal dan
eksternal. Sumber internal meliputi penundaan, kurangnya perencanaan, kegagalan
menentukan tujuan dan sasaran, tidak mampu melakukan delegasi, tidak mampu
berkata tidak, manajemen krisis, keraguan serta terburu-buru. Sedangkan
pemborosan waktu eksternal melipuri interupsi telepon, pergaulan, pertemuan,
kurangnya informasi, kurangnya komunikasi dan kurangnya hubungan timbal
balik.
Pada dasarnya, pemborosan waktu sering terjadi karena merasa waktu tidak
penting, kemalasan dan penundaan jadwal. Dengan mengulur-ulur waktu, seorang
individu dapat merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas sehingga tidak dapat
mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penundaan waktu merupakan salah satu
faktor terbesar dalam pemborosan waktu. “Penundaan merupakan batu sandungan
terbesar bagi hamper semua orang untuk mencari perbaikan dalam memanfaatkan
waktunya. Ada tiga sebab yang mengarah ke penundaan yaitu: tidak
menyenangkan, proyek yang sulit dan keraguan.” (Timpe, 1993:17)

9
2.4 Alternatif Pengelolaan Waktu
2.4.1 Prinsip Pengelolaan Waktu
Dalam mengelola waktu ada beberapa prinsip atau konsep dasarnya. Menurut
Yuni dalam website www.fungsiklopedia.com/fungsi-manajemen-waktu/ yang
dikutip tanggal 1 November 2018, prinsip pengelolaan waktu adalah:
 mempelajari tujuan, rencana dan menetapkan prioritas anda,
 menyelesaikan tugas prioritas tertinggi bila memungkinkan, dan
menyelesaikan satu tugas sebelum memulai yang lain,
 prioritas ulang didasarkan pada tugas-tugas yang tersisa dan informasi baru
yang mungkin telah diterima.
Selain itu, menurut Antonius Atosokhi Gea (2014:718):
“Konsep dasar time management adalah penggunaan waktu secara efisien
dalam merealisasikan pengerjaan suatu tugas. Para ahli percaya bahwa
beberapa hal berikut penting dipertimbangkan dalam perancangan time
management yang bagus. Pertama, memprioritaskan tugas-tugas penting,
dan didasarkan atas sumber daya yang tersedia. Kedua, mengembangkan
perencanaan dan menggunaan waktu yang tersedia dengan cara seefisien
mungkin. Ketiga, terus memantau penyimpangan dan gangguan yang
terjadi yang mengganggu jalannya pekerjaan sesuai jadwal. Keempat,
mengembangkan efisiensi dan mengurangi tekanan atas jadwal yang telah
dibuat termasuk tekanan kepada para individu yang terlibat dalam
proyek.”

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip pengelolaan


waktu adalah menentukan priotitas berdasarkan kemampuan dan merencanakan
waktu dengan seefisien mungkin agar dapat mencegah penyimpagan dan gangguan
yang ada sehingga dapat memperoleh tujuan dengan maksimal dan cara yang benar.

2.4.2 Strategi Pengelolaan Waktu

Doulas dalam buku Mengelola Waktu yang ditulis oleh A Dale Timpe dan
diterjemahkan oleh Susanto Budidharmo (1993:11) mengatakan bahwa, “Belajar
untuk mengendalikan waktu sendiri berarti mengubah kebiasaan Anda. Tetapi
Anda tidak dapat mengubahnya sebelum Anda mengetahui apa kebiasaan itu.” Dari
kutipan di atas, pengelolaan waktu dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan
sehingga dapat melakukan semua kegiatan dengan lebih efektif.

10
Beberapa cara untuk mengubah kebiasaan agar dapat mengelola waktu secara
efektif yaitu:

 membuat kalender meja untuk menjadwalkan tugas dan perjanjian yang jauh,
 membuat catatan waktu yang harus dikerjakan untuk menjadwalkan rencana
jangka pendek dalam satu dan dua minggu ke depan,
 membuat lembaran rencana, berisi pedoman kegiatan yang selesai dan yang
masih dikerjakan sehingga membantu pengawasan dalam memperkirakan
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas,
 meninjau kembali dan menganalisis bagaimana penggunaan waktu,
 menentapkan sasaran jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai,
 menentukan prioritas utama agar perencanaan efektif,
 menghindari penundaan dengan menyelesaikan tugas yang sulit terlebih
dahulu dan membuat jadwal,
 melakukan kerja dengan optimal dengan cara menemukan waktu kerja yang
optimal dan melakukan komunikasi dengan efektif,
 mengordinasi dan memilah tugas atau mengatur lingkungan dalam
menyelesaikan tugas:
 menentukan tugas atau kegiatan yang dapat dikerjaan orang lain agar waktu
kerja semakin efektif.

Menurut Widya, Mauludi, dkk dalam makalahnya yang berjudul “Manajemen


Waktu” (2015:12), ada beberapa cara untuk menjalani kegiatan dengan efektif.

1. Tetapkan Batas Waktu


Hidup sebagai sebuah perjalanan harus diprogramkan sebelum perjalanan
tersebut dimulai. Walaupun hidup adalah takdir, tetapi perlu dilakukan usaha
untuk mencapai hasil yang maksimal. Pemrograman itu dibagi menjadi dua
tahap yaitu program jangka pendek dan program jangka panjang.Program
jangka pendek dibuat sebelum aktivitas tersebut akan dilakukan dengan cara
menguraikannya terlebih dahulu dan diperkirakan waktu yang diperlukan.
Setelah itu, tentukan juga batas waktu tugas harus selesai.

11
2. Lakukan Sekarang Juga
Pekerjaan yang menumpuk sering terjadi karena seseorang menunda
pekerjaannya. Agar pekerjaan dapat dilakukan dengan maksimal, seseorang
harus berpikir untuk mulai melakukan pekerjaan tanpa menunda-nunda
sehingga dapat melakukan pekerjaan lainnya tanpa terburu-buru. Setelah itu,
tentukan juga batas waktu tugas harus selesai.

3. Hindari Tatap Muka Langsung


Beberapa orang cenderung untuk memilih komunikasi secara langsung,
walaupun sebenarnya komunikasi tersebut memakan waktu yang lebih lama.
Cara berkomunikasi dengan telepon dan email sebenarnya lebih efektif
karena dapat menyampaikan tujuan pembicaraan tanpa melakukan basa-basi.

4. Rencanakan Dan Siapkan Pekerjaan Besok


Setelah menyelesaikan pekerjaan, sebaiknya lakukan evaluasi dan penilaian
terhadap pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan. Jika terdapat kegiatan yang
belum sesuai rencana, lakukan perbaikan dengan merencanakan hari
berikutnya dan membuat daftar kegiatan secara detail.

5. Belajar Pada Pengalaman


Untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik, perlu mengingat pengalaman
sebelumnya dan menghindari kesalahan yang pernah dilakukan agar tidak
terulang. Sama halnya dalam mengelola waktu, seseorang perlu belajar pada
pengalaman agar dapat mengerjakan kegiatannya dengan efektif dan
menghindari kesalahan yang pernah dilakukannya seperti menunda-nunda,
kemalasan dan lainnya.

6. Ajukan Pertanyaan Sebelum Memulai


Agar kegiatan dapat dilakukan dengan optimal, perlu memastikan dulu apa
manfaat dari kegiatan tersebut serta memikirkan dampak dari tindakan yang
akan dilakukan. Dengan memikirkan dan mengajukan pertanyaan yang

12
berkaitan dengan pekerjaan tersebut, kegiatan yang dilakukan dapat menjadi
efektif dan memperoleh hasil yang nyata.

7. Persingkat Waktu Pertemuan


Dalam melakukan pertemuan dengan seseorang, sulit untuk mengatur jadwal
yang pasti karena kesibukan masing-masing. Dalam kehidupan sehari-hari,
pertemuan sering memakan waktu dimulai dengan adanya keterlambatan
dalam memulai, agenda yang tidak jelas, pembicaraan yang mengarah kepada
perdebatan dan bertele-tele dalam mencapai kesepakatan atau menentukan
tujuan. Oleh karena itu untuk mempersingkat waktu perlu dilakukan upaya-
upaya dengan cara memulai pertemuan sesuai jadwal, menentukan topic
pembahasan, menjaga pembicaraan agar tetap pada topik, menggunakan
bahasa yang sederhana, dekatkan waktu rapat dengan jam makan.

8. Manfaatkan Waktu Dalam Perjalanan


Beberapa orang memerlukan waktu yang banyak dalam perjalanan karena
lokasi rumah yang jauh dari universitas dan lainnya. Oleh karena itu,
beberapa kegiatan dapat dilakukan di mobil seperti belajar, menghafal sesuatu
dan melakukan kegiatan lainnya sehingga waktu perjalanan tidak terbuang
sisa-sia.

9. Beranilah Menolak
Dalam adat Indonesia, banyak orang tidak berani untuk menolak dan ingin
menyenangkan orang lain sehingga cenderung menerima semua permintaan.
Akan tetapi, untuk mengelola waktu dengan efektif, terkadang seseorang
harus menolak permintaan terutama permintaan yang memerlukan banyak
waktu dan tidak ada tujuannya.

10. Jangan Melaksanakan Segala Aktivitas


Jika pekerjaan yang diberikan terlalu banyak, seseorang harus menganalisis
kesempatan yang ada agar semua pekerjaan dapat diselesaikan, Pekerjaan
yang dapat dilakukan orang lain atau tugas tim dapat dikerjaan secara
bersama-sama sehingga menjadi lebih ringan. Hal lain yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan pembagian tugas. Tentukan pekerjaan yang bisa

13
dikerjakan secara bersamaan sehingga dapat terselesaikan tanpa
mengorbankan pekerjaan lainnya.

11. Hindari Mencapai Kesempurnaan


Kesempurnaan sangat sulit dicapai terutama jika dikerjakan oleh beberapa
orang sehingga terkadang tidak sesuai dengan harapan. Mencari
kesempurnaan hanya membuang waktu karena manusia tidak pernah puas.
Oleh karena itu, lakukan semua kegiatan dengan semaksimal mungkin
walaupun tidak akan sempurna.
Menurut Zhafran Ghani Al Rafisqy dalam https://ekspektasia.com/pengertian-
skala-prioritas/ dikutip tanggal 10 November 2018, “Skala prioritas adalah ukuran
kebutuhan yang tersusun dalam daftar berdasarkan tingkat kebutuhan seseorang
yang dimulai dari kebutuhan paling penting sampai kebutuhan yang bersifat bisa
ditunda pemenuhannya.”

Steven R. Covey mengenalkan tabel skala prioritas untuk membantu pengelolaan


waktu.

Kuadran I :PENTING DAN SEGERA Kuadran 2 TIDAK PENTING TAPI


1. Kegiatan yang memerlukan SEGERA
pemecahan masalah 1. Menjawab telepon
2. Pertemuan segera dengan deadline 2. Mengecek email
3. menyetujui interupsi seperti
memberikan info atau bantuan

Kuadran 3:PENTING TAPI TIDAK Kuadran 4:TIDAK PENTING & TDK


SEGERA SEGERA
1. Membaca buku yang berkaitan 1. Khawatir atau marah
dengan prioritas saat ini 2. Melihat tv pada waktu istirahat
2. Menyiapkan kegiatan 3. Mengoperasikan internet bukan
3. Meluangkan waktu dengan teman untuk alasan tertentu
atau keluarga

14
2.4.3 Analisis Penggunaan Waktu

Setelah menerapkan pengelolaan waktu pada kehidupan sehari-hari, perlu


diadakan evaluasi hasil dari pengelolaan waktu untuk mengetahui keefektifan
pengelolaan waktu tersebut. Menurut Rosita dalam kegiatan “Pelatihan
Managemen Diri Dalam Mengingkatkan Kinerja Guru BK” tanggal 10 Desember
2008:
Dalam menganalisis penggunaan waktu, perlu mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada diri sendiri mengenai bagaimana penggunaan waktu
yang telah dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, misalnya:
seberapa besar proporsi pekerjaan yang dikerjakan sesuai target, berapa
banyak interupsi yang telah dihadapi, apakah selama ini betul-betul
produktif atau hanya sibuk dsb. Jawaban dari beberapa pertanyaan
tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
bagaimana penggunaan waktu sekarang ini.

Menurut A Dale Timpe (1993:184) menjelaskan bahwa analisis ulang perlu


dilakukan dengan cara membuat catatan waktu. “Catatan harian di atas dapat
membantu Anda menggunakan waktu dengan lebih efektif. Beberapa pertimbangan
analisis waktu adalah apakah Anda melakukan apa yang Anda seharusnya lakukan
dengan waktu Anda? Apa yang dapat Anda kerjakan? Apa yang Anda harapkan
dapat dilakukan? Bila semua dapat dan harapan dapat di realisasikan maka
pengelolaan waktu sudah terbilang efektif.”
Menurut Ati Harmoni (2006:2) dalam jurnalnya yang berjudul “Manajemen
Waktu Untuk Mahasiswa”, evaluasi penggunaan waktu dapat dilakukan dengan
menjawab pertanyaan berikut.
1. Kegiatan atau aktivitas apa yang paling banyak menyita waktu anda
(menonton tv, main PS, jalan-jalan ke mall, belajar, tidur, ngobrol, atau apa?).
2. Apakah anda mengestimasi berapa jam anda membutuhkan waktu untuk
belajar setiap minggu?
3. Apakah anda selalu tepat waktu dalam mengerjakan tugas?
4. Apakah anda mulai mengerjakan tugas akhir/penulisan ilmiah pada awal
semester?
5. Apakah anda membuat daftar apa yang harus dikerjakan (to do list)?
6. Apakah anda menentukan target tertentu untuk setiap periode studi?

15
7. Apakah anda memulai belajar dengan mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah yang paling sulit?
8. Apakah anda menyelesaikan belajar anda selama jam produktif setiap
harinya?
Jika jawabannya lebih banyak “Tidak”, maka perlu diadakan perencanaan waktu
yang baru.
Dengan menganalisis dan mengevaluasi penggunaan waktu, kita dapat
mempertahankan kebiasaan ini jika hasil evaluasi sudah efektif dan efisien. Akan
tetapi, jika penggunaan waktu dinilai belum efektif, kita dapat menyusun ulang
jadwal dengan skala prioritas agar dapat menggunakan waktu dengan lebih efektif.
Penilaian pengelolaan waktu juga dapat dilihat dari hasil kerja dan cara kerja yang
dilakukan.

16
BAB III
ANALISIS PENGELOLAAN WAKTU MAHASISWA TPB

3.1 Pembagian Waktu Mahasiswa TPB FTI


Pada tanggal 30 Oktober 2018, kuisioner tentang pemanfaatan waktu telah
dibuat dan diedarkan melalui google form. Pertanyaan yang tertera pada kuisioner
antara lain:
1. Nama
2. Unit yang diikuti
3. Kepanitiaan
4. Keaktifan dalam menjadi supporter di TPB Cup
5. Waktu belajar mandiri dan pengerjaan tugas per hari
6. Waktu tidur
7. Kendala yang dihadapi dalam mengatur waktu
8. Keefektifan pengelolaan waktu di masa perkuliahan
Kuisioner ini telah dijawab oleh 34 mahasiswa dan hasil dilampirkan dalam uraian
di bawah ini.

3.1.1 Jumlah unit yang diikuti

Jumlah Unit
6%
3%

12%

46%

33%

1 2 3 5 Tidak menjawab

Gambar 3.1 Jumlah Unit Mahasiswa TPB FTI

17
Tabel 3.1 Jumlah Unit Mahasiswa TPB FTI

Jumlah Unit Banyak Mahasiswa Nama Unit


1 15 ISO,LSS,KMPA,Skhole,
Softball,PS,KSEP,Gamais,
Apres,Atlas,UKT, LFM
2 11 URPA, MUN, KSEP,Altas,
Voli, MWAMW, KMPA,
Apres,MBWG,UBG,MGG,
Tarung Derajat, 8EH, SEF,
US, PSIK, ISO, UT, KMH,
MGG,PSM, ITB Jazz.
3 4 PSM,KSEP, Nautika, ITB
Jazz, PMK, STEMA, URO,
UKT, Kendo, Pasopati
5 1 ISS,UBT,UT,LFM, 8EH

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata jumlah unit yang diambil oleh mahasiswa TPB FTI adalah 1.7. Hal ini
merupakan angka yang cukup sedikit jika dilihat dari jumlah unit yang tersedia,
yaitu lebih dari 80 unit. Beberapa mahasiswa yang sudah diwawancarai berasalan
bahwa mereka mengikuti unit yang cukup sedikit karena kesibukan di aspek
akademis karena pelajaran yang cukup sulit sehingga hanya mempunyai sedikit
waktu luang.
Selain itu, satu unit saja sudah memakan banyak waktu luang karena adanya
kaderisasi dengan wawancara sesama calon unit, wawancara senior di unit tersebut,
tugas esai dan mindmap, acara-acara unit, forum setiap minggu dan lainnya yang
bergantung pada bidang keahlian unit tersebut. Unit yang berfokus pada keahlian
biasanya mempunyai kegiatan lain seperti pemberian teori, latihan untuk lomba dan
acara, seleksi masuk dan kuis. Hal ini berbeda dengan unit olahraga yang lebih
berfokus pada kekuatan fisik dan latihan rutin.
Salah satu responden menjawab bahwa sebenarnya ia tertarik dengan
beberapa unit dan mendaftar lebih dari lima unit pada saat open house ITB. Akan

18
tetapi, seiring dengan waktu dan kegiatan lainnya, unit yang bertahan hingga
sekarang hanya dua unit. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa TPB FTI
mempunyai minat terhadap banyak hal, tetapi pada akhirnya tidak dapat
mempertahankan karena kurangnya pengelolaan waktu yang efektif.

3.1.2 Kepanitian yang diikuti

Jumlah Kepanitiaan
6%
9%
24%

21%

40%

Belum ada 1 2 3 4

Gambar 3.2 Jumlah Kepanitiaan Mahasiswa TPB FTI

Tabel 3.2 Jumlah Kepanitiaan Mahasiswa TPB FTI


Jumlah Kepanitiaan Banyak mahasiswa Nama kepanitiaan
Belum ada 8 -
1 13 AMI, Wisokto, Acara
unit, OlimxKM ITB,
SOLVE IT, TPB CUP,
Pemira.
2 6 AMI, Wisokto,
OlimxKM ITB, Makrab,

19
Pemira, karya angkatan
Ca-KSEP, Acara unit.
3 3 Wisokto, AMI, Pemira,
OlimxKM ITB, Timses
Calon Ketua KM ITB,
DDAT
4 2 Wisokto, OlimxKM ITB,
Permira, Formatur
Angkatan, AMI,
Permira, Acara unit.

Dari diagram dan tabel berikut, nilai rata-rata jumlah kepanitian yang
diambil oleh mahasiswa TPB FTI adalah 1.2. Angka tersebut merupakan angka
yang rendah jika dibandingkan dengan banyaknya kepanitiaan yang tersedia di ITB.
Memang, kepanitian yang cukup terkenal dan pemilihannya terbuka bagi semua
mahasiswa hanya sedikit, yaitu AMI, Wisokto, OlimxKM ITB, dan DDAT. Selain
itu, terdapat kepanitiaan yang hanya dapat diambil jika mahasiswa merupakan
bagian atau calon dari unit seperti TPB CUP yang panitianya hanya dapat diikuti
oleh calon unit olahraga saja, serta acara-acara spesifik dari unit lainnya. Adapula
kepanitian yang langsung ditawarkan kepada beberapa mahasiswa saja seperti
Timses calon ketua, Pemira dan lainnya yang tidak ada pemilihan panitia secara
terbuka.
Setelah mewawancarai seorang mahasiswa yang belum mengikuti
kepanitian, ada beberapa alasan yang menghambatnya mengikuti kepanitian.
Alasan pertama adalah mahasiswa tersebut cenderung mengutamakan kegiatan unit
atau akademik. Alasan lainnya mahasiswa tersebut secara pribadi kurang tertarik
dengan kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan. Selain itu, mahasiswa tesebut
tidak diterima di divisi kepanitian yang ia minati, sehingga ia tidak melanjutkan
kegiatan kepanitiaan tersebut.

20
3.1.3 Waktu Belajar per Hari

Waktu belajar/hari
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
<2 jam 2-4 jam 5-7 jam >7 jam

Waktu belajar/hari

Gambar 3.3 Waktu Belajar Mahasiswa TPB FTI

Tabel 3.3 Waktu Belajar Mahasiswa TPB FTI


Waktu belajar mandiri/ Hari Jumlah Mahasiswa
<2 jam 18
2-4 jam 8
5-7 jam 3
>7 jam 3

Dari data di atas, nilai rata-rata waktu belajar per hari (tidak termasuk waktu
kuliah) adalah 2 sampai 4 jam per hari. Hal ini merupakan hal yang wajar jika dilihat
dari mata kuliah yang cukup sulit dan tugas yang cukup banyak. Mata kuliah seperti
matematika, fisika dan kimia butuh pemahaman lebih sehingga harus dipelajari lagi
diluar perkuliahan. Selain itu, mahasiswa FTI juga mempunyai tugas yang cukup
banyak walaupun tidak tiap hari. Tugas yang cukup memberatkan adalah tugas
menggambar teknik yang selalu ada pada hari minggu sehingga mahasiswa FTI
tetap harus menggerjakan tugas pada hari sabtu dan minggu. Selain itu, ada tugas
lain seperti tugas PRD dan TTKI yang cukup menghabiskan waktu dan harus

21
dikerjakan secara berkelompok. Ada pula latihan mandiri dari pelajaran olahraga
yang harus dilakukan dua kali per minggu.
Setelah mewawancarai seorang mahasiswa FTI yang membutuhkan 2-4 jam
untuk belajar mandiri, ia berkata bahwa sebenarnya waktu yang dibutuhkan untuk
belajar dan mengerjakan tugas berbeda-beda tiap harinya. Jika esok harinya ada
kuis atau penggumpulan tugas, ia akan menghabiskan waktu lebih untuk belajar
mandiri. Menurutnya, 2-4 jam per hari untuk belajar mandiri merupakan angka
yang kurang untuk belajar karena sulitnya mata perkuliahan di ITB. Mata kuliah
seperti fisika, kalkulus dan kimia memerlukan waktu lebih untuk dipelajari karena
cukup sulit.
Namun, saat ini ia hanya dapat meluangkan waktu sebanyak 2 sampai 4 jam
untuk belajar karena mempunyai banyak kesibukan seperti unit, kepanitiaan dan
jam perkuliahan. Rata-rata mahasiswa FTI mempunyai jam kuliah yang padat pada
hari senin dan selasa, tetapi pada hari rabu sampai jumat jam perkuliahan hanya
sedikit. Oleh karena itu, banyak mahasiswa FTI yang merasa sangat sibuk pada hari
senin dan selasa hingga pulang cukup malam, dan menganggur pada hari lainnya.

3.1.4 Waktu Tidur per Hari

Waktu tidur/hari
Waktu tidur/hari
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1-2 jam 3-4 jam 5-6 jam 7-8 jam >8 jam

Gambar 3.4 Waktu Tidur Mahasiswa TPB FTI

22
Tabel 3.4 Waktu Tidur Mahasiswa TPB FTI
Waktu tidur/ Hari Jumlah Mahasiswa
1-2 jam 2
3-4 jam 2
5-6 jam 17
7-8 jam 5
>8 jam 5

Dari data di atas, nilai rata-rata waktu tidur per hari adalah 5 sampai 6 jam per
hari. Hal ini merupakan hal yang biasa dilihat dari jumlah aktivitas dan waktu
belajar yang signifikan. Kegiatan-kegiatan seperti unit, panitia suatu acara, dan
kegiatan di luar kampus merupakan faktor yang paling memengaruhi waktu tidur
mahasiswa. Banyak mahasiswa yang merasa kekurangan waktu untuk
menyelesaikan semua tugas, menjalani semua kegiatan dan juga belajar dan
mempersiapkan kuis atau uts. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang melakukan
semua kegiatan sehari sebelum tugas dikumpulkan. Ditambah lagi, mahasiswa FTI
juga mempunyai banyak tugas yang menyita waktu yaitu tugas menggambar teknik.
Denga kegiatan sebanyak itu, mahasiswa akan merasa sangat sibuk jika tidak dapat
memanfaatkan waktu dengan baik dengan membuat jadwal dan prioritas.
Salah satu mahasiswa FTI berkata bahwa ia sering mengerjakan tugas sehari
sebelum dikumpulkan karena mempunyai banyak kegiatan seperti unit, panitia dan
belajar mandiri. Pada semester satu, jam perkuliahan FTI memang cukup banyak
yaitu sebesar 19 SKS. Selain itu banyak tugas unit karena ia masih dalam tahap
kaderisasi sehingga mempunyai tugas wawancara yang cukup memerlukan banyak
waktu. Ia sadar bahwa ia tidak dapat mengatur prioritas sehingga tugas menjadi
banyak dan menumpuk dan tidak mempunyai waktu tidur yang cukup. Akibatnya,
keesokan harinya ia merasa tidak fokus dalam perkuliahan karena hanya tidur di
kelas dan tidak dapat mengerjakan kegiatannya secara fokus. Selain itu, banyak
tugas yang harus dikerjakan bersama-sama atau secara kelompok sehingga sulit
menemukan waktu yang tepat untuk membuat tugas tersebut.

23
3.2 Usaha dalam Mengoptimalkan Waktu
Usaha yang dapat dilakukan dalam mengomptimalkan waktu antara lain :
1. Merencanakan kegiatan sehari-hari
Melakukan perencanaan yang matang dapat membuat kegiatan sehari-hari
lebih terorganisir dan dapat dilakukan dengan optimal. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan pembuatan jadwal jangka pendek dan jadwal jangka
panjang. Pembuatan jadwal jangka pendek dilakukan untuk kegiatan yang
membutuhkan waktu yang sedikit atau kegiatan yang kurang penting seperti
tugas unit. Sedangkan, pembuatan jadwal jangka panjang dilakukan untuk
kegiatan yang membutuhkan waktu yang banyak, kegiatan yang penting dan
juga kegiatan kelompok yang perlu disesuaikan dengan jadwal orang lain.

2. Memilih prioritas
Kita harus dapat membedakan setiap kegiatan menurut penting tidaknya
suatu kegiatan itu. Ada hal yang penting tapi tidak mendesak, tidak penting
tapi mendesak, penting juga mendesak, dan tidak penting juga tidak
mendesak. Kita dapat membedakan prioritas suatu kegiatan dengan mencari
tahu manfaat dan dampak dari kegiatan tersebut. Kegiatan yang mempunyai
manfaat dan dampak yang cukup besar dapat diurutkan dalam prioritas
pertama.Dengan mengurutkan kegiatan berdasarkan prioritasnya, kegiatan
dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu pengumpulannya.

3. Fokus dalam melakukan suatu kegiatan


Dalam melakukan suatu kegiatan, kita harus tetap fokus dalam mengerjakan
tugas tersebut dan tidak terpengaruh dengan gangguan mendadak yang tidak
penting. Distraksi tersebut merupakan faktor eksternal, tetapi pada akhirnya
itu merupakan pilihan kita sendiri untuk mengabaikan distraksi itu atau
tidak. Dengan mengabaikannya, kita dapat menggunakan waktu dengan
efektif dan menyelesaikan semua kegiatan dengan baik.

24
4. Membuat kebiasaan
Membuat kebiasaan suatu kegiatan yang tidak sering kita lakukan bukanlah
hal yang mudah maka dari itu kita harus sering melakukannya supaya kita
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Kebiasaan
untuk melakukan tugas setelah tugas itu diberikan adalah salah satu
kebiasaan yang baik untuk memudahkan pengelolaan waktu. Selain itu,
hindari penundaan waktu karena kebiasaan itu merupakan penyebab
pengelolaan waktu yang tidak efektif.

3.3 Kendala yang Dihadapi dalam Mengoptimalkan Waktu


Dari data hasil kuisioner, mahasiswa FTI menghadapi kendala dari faktor
internal dan juga eksternal. Faktor internal yang menjadi kendala adalah kemalasan
dan kurang tidur. Kedua hal tersebut merupakan kendala internal yang dirasakan
dalam diri dan berasal dari pemikiran masing-masing individu tersebut. Kurang
tidur menjadi salah satu kendala yang banyak dirasakan mahasiswa FTI karena
tidak dapat mengatur waktu dengan baik.
Faktor eksternal juga dapat menjadi pemicu faktor internal. Contohnya,
kemalasan dapat dipicu oleh faktor eksternal seperti bermain smart phone,
menonton youtube serta muncul distraksi lain seperti diajak teman bermain atau
jalan-jalan. Faktor eksternal lainnya adalah tugas yang terlalu banyak. Banyak
responden yang menjawab tidak mempunyai waktu karena terlalu banyak aktivitas
seperti panitia, unit, dan lain-lain sehingga menomorduakan prioritas utama
mahasiswa yaitu belajar.
Kendala lainnya adalah menunda-nunda pekerjaan karena merasa masih
mempunyai waktu yang cukup. Banyak mahasiswa FTI yang terlalu santai dan
merasa tugas tersebut tidak penting sehingga tidak menjadi prioritas utama.
Masalah lainnya adalah tidak dapat menentukan prioritas atau salah menentukan
prioritas. Beberapa mahasiswa FTI lebih mengutamakan berkumpul bersama teman
dan bersosialisasi daripada mengerjakan tugas. Bahkan saat tugas kelompok pun,
mahasiswa FTI hanya berkumpul dan mengobrol tanpa memulai pembuatan tugas.

25
3.4 Pemborosan Waktu yang Dilakukan
Pemborosan waktu yang sering dilakukan mahasiswa adalah melakukan
kegiatan yang tidak penting dan mendesak ataupun tidak penting dan tidak
mendesak seperti menggunakan handphone untuk mengecek sosial media, pergi
jalan-jalan bersama teman,berleha-leha,dan lain-lain. Distraksi tersebut memicu
kemalasan sehingga mahasiswa tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik dan
memicu ketundaan pembuatan tugas. Selain itu, kurang tidur juga menjadi
pemborosan waktu karena dapat memicu individu tidak dapat melakukan kegiatan
dengan fokus dan efektif sehingga kegiatan yang dilakukan harus diulang dan tidak
mendapatkan hasil yang baik.
Mahasiswa juga sering kali menghabiskan waktu secara sia-sia ketika
melaksanakan tugas kelompok. Waktu yang habis untuk menunggu anggota dari
kelompok untuk berkumpul sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang
bermanfaat seperti belajar atau membahas topik mengenai tugas kelompok tersebut.
Selain itu, mahasiswa cenderung mencari kegiatan lain, seperti mengobrol atau
makan ketika anggota kelompok sudah lengkap. Hal ini tentu sangat tidak efektif
dalam melaksanakan tugas dan malah menjadi pemborosan waktu dari mahasiswa.

3.5 Strategi untuk Mengelola Waktu


Strategi dalam mengelola waktu dapat dimulai dari niat atau motivasi dari
seseorang untuk mengatur waktunya dengan efektif. Untuk mengatasi kendala
seperti distraksi dan kemalasan, merencanakan semua kegiatan yang akan
dilakukan per harinya dan membuat jadwal bisa menjadi solusi yang relevan untuk
masalah tersebut. Strategi lain untuk mengatasi kemalasan adalah dengan
mengubah kebiasaan tersebut. Kebiasaan untuk mengelola waktu dengan baik
contohnya dengan mengerjakan tugas secara bertahap dan mengerjakan tugas
sebelum bersenang senang. Selain itu, dibutuhkan kesadaran dari dalam diri sendiri
dan motivasi untuk melakukan kegiatan agar tidak mengundur jadwal yang telah
dibuat.
Solusi untuk mengatasi kegiatan yang terlalu banyak adalah dengan
menentukan prioritas dan memberi jangka waktu yang akan digunakan untuk
kegiatan tersebut, fokus dalam melakukan kegiatan yang dilakukan sehingga dapat

26
mencapai hasil yang dinginkan. Dengan melakukan solusi tersebut, diharapkan
seseorang dapat menyelesaikan kegiatannya dengan efektif dan tepat dengan baik
dan tidak mengulang sehingga dapat melanjutkan aktivitas penting lainnya. Pada
akhirnya akhir seluruh kegiatan lakukan evaluasi untuk menilai ke-efektifan
individu dalam mengelola waktu, dan terakhir jadikan kebiasaan strategi dalam
mengelola waktu.

3.6 Solusi dan Alternatif untuk Mengoptimalkan Waktu


Mengelola waktu secara efektif bukanlah hal yang mudah dilakukan bagi
semua orang, maka dari itu diperlukan solusi dan alternatif dalam mengoptimalkan
waktu. Hal terpenting dalam mengoptimalkan penggunaan waktu adalah kemauan
serta kesadaran diri akan waktu yang telah terbuang sia-sia oleh individu karena
melakukan kegiatan yang kurang produktif dan secara tidak efektif. Dengan adanya
kemauan tersebut, seseorang dapat mengubah kebiasaannya menjadi lebih efektif
dan melakukan semua aktivitas denngan optimal.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan waktu adalah:
1. Membuat catatan kegiatan mengenai apa yang harus dilakukan di hari tersebut
Membuat catatan adalah langkah pertama untuk mengatur waktu. Catatan yang
baik adalah catatan waktu atau jadwal yang detail dari waktu yang dibutuhkan,
manfaat dan dampak dari kegiatan tersebut, dan informasi lain yang penting
dalam menjalani kegiatan tersebut.
2. Membuat Pengingat/ Reminder
Pengingat dapat diperoleh dengan pemanfaatan teknologi dari smart phone
atau komputer. Dengan adanya pengingat, seorang individu tersebut tidak lupa
akan komitmennya dan kegiatan atau tanggung jawab yang harus
dikerjakannya.
3. Mengingatkan orang-orang terdekat
Memberi tahu orang terdekat akan komitmennya juga dapat menjadi alternatif.
Manusia adalah mahkluk sosial sehingga memerlukan orang lain dalam
kehidupannya. Teman dapat bekerja sama dengan saling mengingatkan
sehingga menjalin hubungan yang baik dan juga peduli terhadap satu sama lain.

27
4. Mengapresiasi diri sendiri
Mengapresiasi diri sendiri dapat menjadi alternatif karena dapat memotivasi
diri sendiri sehingga menjadi lebih semangat dalam mengerjakan sebuah tugas
atau kegiatan tanpa mengeluh.Akan tetapi, jangan terlalu sering mengapresiasi
diri karena dapat menghasilkan kebiasaan yang buruk yaitu hilangnya motivasi
karena hilangnya makna apresiasi itu.

28
BAB IV
SIMPULAN

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai alternatif pengolahan waktu bagi mahasiswa TPB ITB.
1. Mahasiswa TPB masih gagal dalam mengelola waktu secara optimal disebabkan
oleh beberapa faktor, baik secara internal maupun eskternal. Faktor internal
antara lain, kemalasan dan waktu tidur yang kurang. Adapun faktor eksternal
antara lain, ketidakmampuan untuk memprioritaskan kegiatan karena adanya
distraksi seperti keinginan untuk bermain smart phone, pergi bermain dengan
teman,serta banyaknya tugas, baik yang bersifat akademis maupun non
akademis.
2. Strategi terbaik untuk mengatur jadwal dengan baik dimulai dari niat atau
motivasi diri untuk mengatur jadwalnya itu sendiri. Dengan diawali niat atau
motivasi diri untuk mengatur jadwal dengan baik, mahasiswa dapat mengatasi
kendala seperti kemalasan serta mahasiswa menjadi mampu untuk mengatur
jadwal kegiatan berdasarkan priotitas dan tetap mengikuti jadwal tersebut
apabila tidak ada hal penting yang sifatnya mendesak.
3. Solusi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa agar dapat mengoptimalkan waktu,
yaitu meningkatkan kesadaran akan banyaknya waktu yang terbuang sia-sia
karena kegiatan yang tidak penting. Dengan meningkatnya kesadaran akan
waktu yang terbuang sia-sia, mahasiswa dapat mulai mengatasi distraksi-
distraksi yang menyebabkan ketidakefektifan dalam mengelola waktu.
4. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pengelolaan waktu
adalah dengan membuat catatan mengenai kegiatan yang harus dilakukan dalam
1 hari, membuat pengingat mengenai komitmen untuk menjadi pribadi yang
efektif, dan mengapresiasi diri secara wajar mengenai keberhasilan yang telah
tercapai. Selain itu, kita juga dapat memberitahu orang terdekat mengenai
komitmen yang telah diambil agar ada pengingat yang sifatnya aktif.

29
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis dapat memberi saran,
yaitu:
1. mahasiswa meningkatkan kesadaran bahwa kegiatan yang bersifat akademis
lebih penting dibanding kegiatan seperti bersenang-senang dan tugas unit;
2. mahasiswa menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa menuggu deadline
yang diberikan;
3. mahasiswa dapat mengatur waktu dengan baik agar memperoleh waktu tidur
yang cukup dan dapat menjalani kegiatan dengan fokus;
4. mahasiswa dapat menentukan prioritas dan jadwal agar semua kegiatan
dapat diselesaikan dengan baik;
5. mahasiswa dapat mengaplikasikan solusi dan alternatif untuk mengelola
waktu dengan baik agar dapat menjalani kegiatan dalam masa perkuliahan
dengan maksimal.

30
DAFTAR PUSTAKA

Al’Rafisqy,Zafran Ghani.2017.Pengertian Skala Prioritas Beserta Contoh dan


Tabel. Dalam https://ekspektasia.com/pengertian-skala-prioritas/
Covey, Steven R. 2014.Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Terjemahan
oleh Lyndon Saputra. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.
Gea, Antonius Atosokhi.2014.“Time Management:Menggunakan Waktu Secara
Efektif dan Efisien”. Makalah.
Harmoni, Ati .2017.“Manajemen Waktu Untuk Mahasiswa”. Jurnal.
Hikmah, Nurul.2012.Manajemen Waktu.dalam
http://firslesson.blogspot.com/2012/09/manajemenwaktu-1.html
Mauludi, Widya dkk.2015. “Manajemen Waktu”.Makalah.
Rosita.2008. “Manajemen Waktu yang Efektif”.Makalah.Disampaikan dalam
kegiatan Pelatihan Manajemen Diri Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
BK,10 Desember 2008.
Timpe, A Dale.1993. Manajemen Waktu.Terjemahan oleh Susanto Budidharmo.
Jakarta: Elek Media Komputindo.
Yuni.2015.Fungsi Manajemen Waktu. Dalam www.fungsiklopedia.com/fungsi-
manajemen-waktu/
Yuswardi,Rizal.2016. “Manajemen Waktu Mahasiswa Kurikulum Berbasis
Kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala”. Jurnal.

31
RIWAYAT HIDUP

Penulis pertama bernama Jefany. Ia lahir di Bekasi pada


tanggal 13 Maret 2000. Penulis menempuh pendidikan
dasar di SD Mahatma Gading, sebuah sekolah di Jakarta
Utara tepatnya di Kelapa Gading selama 6 tahun.
Selanjutnya, pendidikan sekolah menengah pertama di
SMP Santa Ursula di Jakarta Pusat, dan sekolah
menengah atas di SMAK 3 Penabur yang berlokasi di
Jalan Gunung Sahari 90A, Jakarta Pusat. Sekarang ini,
penulis menempuh pendidikan tinggi di Institut
Teknologi Bandung, sebagai mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri pada
semester satu.

Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan dan saat ini penulis sedang mengikuti
kepanitian Aku Masuk ITB sebagai calon panitia tour. Sebelumnya, penulis
mengikuti kepanitiaan olimpiade x KM ITB sebagai juru pencatat skor. Selain itu,
penulis juga aktif dalam unit. Saat ini penulis ikut dalam Unit Berenang dan Polo
Air, sebuah unit olahraga (berenang) dan Ganesha MUN Club, sebuah unit debat
bahasa Inggris seperti perwakilan negara.

Saat menempuh pendidikan di sekolah menengah, penulis juga aktif dalam


organisasi seperti mengajar anak-anak, menjadi panitia dalam acara sekolah,
menjadi panitia pencatat dalam perlombaan voli dan mengikuti pramuka serta
jelajah alam. Penulis adalah pribadi yang aktif dan tekun, yang dapat dilihat dengan
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin. Laporan ini dibuat dengan
ketekunan, motivasi dan kemauan untuk berusaha, serta kerja sama yang baik
dengan penulis lainnya.

32
Penulis kedua bernama Aldryan Minanto. Lahir di
Pontianak pada tanggal 13 September 2000. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD Immanuel, sebuah
sekolah di Kalimantan Barat tepatnya di Kota Pontianak
selama 6 tahun. Selanjutnya, pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP Immanuel, dan sekolah
menengah atas di SMAK Immanuel yang berlokasi di
Jalan Sutoyo Indah, Pontianak. Sekarang ini, penulis
menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi
Bandung, sebagai mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri pada semester satu.

Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan dan saat ini penulis sedang mengikuti
kepanitian Aku Masuk ITB sebagai calon panitia lapangan. Sebelumnya, penulis
mengikuti kepanitiaan olimpiade x KM ITB sebagai wasit dalam perlombaan lari
jarak menengah dan sprint. Selain itu, penulis juga aktif dalam unit. Saat ini penulis
ikut dalam Unit Atletik, sebuah unit olahraga cabang atletik dan Kelompok Studi
Ekonomi dan Pasar Modal Institut Teknologi Bandung (KSEP ITB), sebuah unit
yang mempelajari tentang ekonomi dan juga pasar modal.

Saat menempuh pendidikan di sekolah menengah, penulis juga aktif dalam acara
sekolah dalam divisi logistik, menjadi panitia dalam acara sekolah. Penulis adalah
pribadi yang aktif dan bertanggung jawab, yang dapat dilihat dengan menyelesaikan
laporan ini dengan sebaik mungkin. Laporan ini dibuat dengan ketekunan, motivasi
dan kemauan untuk berusaha, serta kerja sama yang baik dengan penulis lainnya.

33
Penulis ketiga bernama Timotius Weslie. Lahir di
Lhokseumawe, pada tanggal 25 Agustus 2000. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD Swasta Methodist-3,
sebuah sekolah di Medan selama 6 tahun. Selanjutnya,
pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Swasta
Methodist-3, dan sekolah menengah atas di SMA Swasta
Methodist-3 yang berlokasi di Jalan Perintis
Kemerdekaan No.37, Medan. Sekarang ini, penulis
menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi
Bandung, sebagai mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri pada semester satu
TPB.

Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan dan saat ini penulis sedang mengikuti
kepanitian Aku Masuk ITB sebagai panitia logistik. Sebelumnya, penulis mengikuti
kepanitiaan ITB Open 2018 sebagai panitia logistik. Selain itu, penulis juga aktif
dalam unit. Saat ini penulis ikut dalam Unit Aktivitas Tenis Meja, sebuah unit
olahraga tenis meja.

Penulis adalah pribadi yang tekun dan bertanggungjawab dalam melaksanakan


tugas yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil laporan yang dibuat. Laporan
ini dibuat dengan ketekunan, motivasi dan kemauan untuk berusaha, serta kerja
sama yang baik antar penulis.

34
LAMPIRAN

A KUESIONER KOSONG

35
B KUESIONER YANG TELAH DIISI

36
C DATA HASIL KUESIONER

37
38

Anda mungkin juga menyukai