Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.

R DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG


GATOTKACA RS JIWA GRHASIA
PAKEM YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Tri Wuri Handayani (1710206084)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
PENDAHULUAN

A. MIND MAP PERILAKU KEKERASAN

ETIOLOGI
PENGERTIAN
TANDA GEJALA
 Masa kanak - kanak yang
tidak menyenangkan Keadaan dimana seseorang melakukan  Muka merah dan tegang
 Sering mengalami
tindakan yang membahayakan secara fisik,  Pandangan tajam
kegagalan
baik pada dirinya sendiri maupun orang  Mengatupkan rahang
lain, disertai amuk dan gaduh gelisah yang dengan kuat
 Kehidupan yang penuh
tak terkontrol.  Mengepalkan tangan
tindakan agresif
 Jalan mondar –mandir
 Lingkungan yang tidak  Bicara kasar
kondusif  Suara tinggi/keras
 Kecacatan fisik  Mengancam secara verbal
 Penyakit menahun atau fisik
 Kebutuhan/keinginan yang  Melempar atau memukul
benda/ orang lain
tak terpenuhi
 Tidak memliki
kemampuan mencegah.

ASUHAN KEPERAWATAN

Kaji penyebab, tanda gejala,


bentuk prilaku kekerasan, dan
cara mengontrol perilaku Perilaku kekerasan
kekerasan.

 SP 1: mengontrol prilaku
kekerasan dengan cara fisik TERAPI MEDIS
tarik nafas dalam, memukul
Benzodiazepine
bantal dan masukkan ke JKH
Antipsikotik
 SP 2: Evaluasi SP 1 dan JKH
Antidepresan
Melatih mengontrol PK
Mood Stabilizer
dengan social/verbal dan
masukkan JKH Beta Blocker
 SP 3 : Evaluasi SP 1, 2 dan
JKH
Melatih mengontrol PK
spiritual dan masukkan JKH
 SP 4 : Evaluasi SP 1,2,3 dan
JKH
 Melatih mengontrol PK
dengan patuh minum obat
masuk ke JKH
 Jelaskan patuh minum obat,
masukkan JKH
B. RENTANG RESPON PERILAKU KEKERASAN

Respon adaptif Respon maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Klien mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan


mengungkapk mencapai tidak dapat mengekpresik marah dan
an marah tujuan mengungkapka an secara bermusuhan
tanpa kepuasan saat n perasaannya, fisik, tapi yang kuat dan
menyalahkan marah dan tidak berdaya, masih hilang
orang lain dan tidak dapat dan menyerah. terkontrol, kontrol,
memberikan menemukan mendorong disertai amuk,
kelegaan. alternatifnya. orang lain merusak
dengan lingkungan.
ancaman.

Sumber: Yosep I (2010)


C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI PERILAKU KEKERASAN

FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR PRESIPITASI


a. Faktor psikologis Secara umum seseorang akan marah jika
1. Terdapat asumsi bahwa seseorang dirinya merasa terancam, baik berupa
untuk mencapai suatu tujuan injury secara fisik, psikis, atau ancaman
mengalami hambatan akan timbul konsep diri. Beberapa faktor pencetus
dorongan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan adalah sebagai berikut.
perilaku kekerasan. a. Klien
2. Berdasarkan penggunaan mekanisme Kelemahan fisik, keputusasaan,
koping individu dan masa kecil yang ketidakberdayaan, kehidupan yang
tidak menyenangkan. penuh dengan agresif, dan masa lalu
3. Rasa frustasi. yang tidak menyenangkan.
4. Adanya kekerasan dalam rumah, b. Interaksi
keluarga, atau lingkungan. Penghinaan, kekerasan, kehilangan
b. Faktor sosial budaya orang yang berarti, konflik, merasa
Budaya juga dapat mempengaruhi terancam baik internal dari
perilaku kekerasan. Adanya norma dapat permasalahan diri klien sendiri maupun
membantu mendefinisikan ekspresi eksternal dari lingkungan.
marah yang dapat diterima dan yang c. Lingkungan
tidak dapat diterima. Panas, padat, dan bising.
Kontrol masyarakat yang rendah dan Menurut Shives (1998) dalam Fitria (2010),
kecenderungan menerima perilaku hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku
kekerasan sebagai cara penyelesaiannya kekerasan atau penganiayaan antara lain
masalah perilaku kekerasan merupakan sebagai berikut.
faktor predisposisi terjadinya perilaku a. Kesulitan kondisi sosial ekonomi.
kekerasan. b. Kesulitan dalam mengkomunikasikan
c. Faktor biologis sesuatu.
Berdasarkan hasil penelitian, adanya c. Ketidaksiapan seorang ibu dalam
stimulus elektris ringan pada merawat anaknya dan
hipotalamus (pada sistem limbik) ketidakmampuannya dalam
ternyata menimbulkan perilaku agresif, menempatkan diri sebagai orang yang
dimana jika terjadi kerusakan fungsi dewasa.
limbik (untuk emosi dan perilaku), lobus d. Pelaku mungkin mempunyai riwayat
frontal (untuk pemikiran rasional), dan antisosial seperti penyalahgunaan obat
lobus temporal (untuk interpretasi indra dan alkohol serta tidak mampu
penciuman dan memori) akan mengontrol emosi pada saat
menimbulkan mata terbuka lebar, pupil menghadapi rasa frustasi.
berdilatasi, dan hendak menyerang e. Kematian anggota keluarga yang
objek yang ada di sekitarnya. terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau
perubahan tahap perkembangan
keluarga.
D. POHON MASALAH

Resiko Tinggi Mencederai, Orang Lain, dan Lingkungan

Perilaku Kekerasan PPS : Halusinasi

Regimen
Terapeutik
Inefektif

Harga Diri Rendah Isolasi Sosial :


Kronis Menarik Diri

Koping Keluarga
Tidak Efektif

Sumber : (Fitria, 2010)


E. PATHWAY
F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Umum:


Perilaku Kekerasan Paien dapat mengontrol
perilakukekerasannya

Tujuan Khusus:
TUK I : Pasien dapat mengenali
masalah perilaku kekerasannya

TUK II : Pasien dapat menggunakan


cara ke-1 mengontrol PK dengan
cara fisik tarik napas dalam,
memukul bantal

TUK III : Pasien dapat menggunakan


cara ke-2 mengontrol PK dengan
social/verbal

TUK IV : Pasien dapat menggunakan


cara ke-3 mengontrol PK dengan
spiritual

TUK V : Pasien dapat menggunakan


cara ke-4 mengontrol PK dengan
manajemen obat

TUK VI : Pasien memasukkan 4 cara


mengontrol PK yang telah
diajarkan ke dalam Jadwal
Kegiatan Harian (JKH).
DAFTAR PUSTAKA

Yosep I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.

Fitria, N. 2010. Prinsip Dasar dan aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.

Direja, A. H. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Keliat, D. B. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai