Anda di halaman 1dari 12

TEMBAKAU DELI

Deli adalah sebuah kesultanan yang wilayahnya merupakan salah satu


daerah yang termasuk dalam wilayah Sumatera Timur. Deli merupakan wilayah
yang sangat kaya akan hasil perkebunan, salah satunya adalah tembakau.Karena
hasil perkebunan ini wilayah Sumatera Timur terkenal sampai ke Benua Eropa.
Faktor wilayah yang sangat strategis , tanah yang subur dan iklim yang sangat
mendukung dalam segi bercocok tanam semakin membangkitkan bangsa Belanda
untuk menguasai daerah di Sumatera Timur.Ketika pulau Jawa telah menjadi pusat
penanaman tebu, para pengusaha mencoba mendirikan perkebunan di Sumatera

Sejarah perkebunan Deli dimulai ketika kapal Josephin pada tahun 1863
yang membawa orang-orang dari perkebunan Tembakau dari Jawa Timur, salah
satunya Jacobus Nienhuys dari firma Van Den Arend Surabaya di Kesultanan Deli.
Kedatangan J.Nienhuys sangat disambut baik oleh Sultan Deli, Dia diberi tanah
seluas 4000 bahu (1 bahu = 8000 m) untuk kebun tembakau yang terletak di
Labuhan Deli dengan konsesi 20 tahun. Dia berniat untuk menetap sebagai
pengusaha dan Dialah peletak dasar budaya tembakau yang kemudian hari bakal
memajukan pesisir timur Sumatera keseluruh dunia, seperti yang ditulis Said

Sejarah perkebunan Deli dimulai ketika langkah kerja Jacobus Nienhuys


dan para pionir pengusaha perkebunan pertama kali menggarap atau membuka
wilayah perkebunan di Sumatera Timur. Sejak awal dimulainya perkebunan,
menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat dimana pada tahun
1864 produksi tembakau telah meledak di pasaran Eropa. Pada saat itu, dengan
meminjam istilah Karl J. Pelzer (1985),

Deli dikenal sebagai ’Dollar Land’ dengan predikat sebagai penghasil daun
pembungkus cerutu terbaik dunia mengalahkan tembakau dari Brazil dan Cuba.
Usaha Jacobus Nienhuys terus berkembang, Pada tahun 1869 Nienhuys mendirikan
Deli Matschapaij, suatu badan usaha yang membawahi sekitar 75 daerah
perkebunan di Sumatra Timur yang berasal dari usahawan mancanegara seperti
Jerman, Inggris, Swiss, Belgia dan Amerika. Pada tahun 1870 Deli Matschapaij
memindahkan kantornya dari Labuhan ke Medan tepatnya di Jalan Tembakau Deli
sekarang.

Dengan perpindahan kantor tersebut, Medan dengan cepat menjadi pusat


aktivitas pemerintahan dan perdagangan, sekaligus menjadi daerah yang paling
mendominasi perkembangan di Indonesia bagian barat. Pada tahun 1886 Medan
dijadikan sebagai Kotapraja(Ibukota) oleh Pemerintahan Hindia Belanda. Sejalan
dengan perkembangan perkebunan Deli, berbagai sarana dan pra sarana seperti
perhotelan, perbangkan, transportasi, pendidikan, jalan dan jembatan, kantor pos,
perkantoran, pertokoan, perumahan, rumah sakit, dan lain-lain.

Bangunan tersebut banyak yang masih berdiri kokoh, terkecuali beberapa


yang sudah dimusnahkan seperti eks bangunan Megaeltra dan Sipef ataupun
bangunan yang disengaja dibiarkan terlantar.Beberapa bangunan yang masih
berdiri kokoh tersebut adalah seperti Istana Maimoon dan Mesjid Raya.Disekitar
lapangan Merdeka, ada bangunan Harrisons & Crosfield (London Sumatra), Jakarta
Lloyd, Bank Mandiri (eks Nederlandsche Handel Maatschappij), Balai Kota, Bank
Indonesia, Hotel Dharma Deli (Hotel De Boer), Kantor Pos dan titi kereta api, Deli
Matscahapaij di jalan Tembakau Deli Sekarang. Bangunan yang terkenal lainnya
adalah dua rumah sakit di Jalan Puteri Hijau, salah satunya yaitu

Rumah Sakit Tembakau Deli.Dan masih banyak lagi bangunan-bangunan


lainnya yang masih berdiri kokoh di Kota Medan ini. Bangunan –bangunan tersebut
merupakan cerita masa lalu yang diangkat kembali untuk dijadikan identitas
lahirnya perkebunan di Sumatera Utara. Dari beberapa bangunan-bangunan yang
masih berdiri kokoh di Kota Medan, penulis tertarik dengan Rumah Sakit
Tembakau Deli. Rumah Sakit Tembakau Deli adalah salah satu warisan
peninggalan sejarah Kota Medan yang masih bisa dilihat pada saat ini, dan
bangunannya berciri khas Belanda yang tepatnya berada di Jalan Puteri Hijau.
Rumah Sakit ini diperkirakan berdiri padabulan Juli 1899 yang diprakarsai oleh Mr.
Ingerman, yang pada waktu itu menjabat sebagai General Manager Deli Mij dan
Dominee M.J. Brodners.Rumah Sakit ini mungkin Rumah Sakit yang tertua
di Kota Medan, Sinar (1991:59). 13 tahun setelah Kota Medan menjadi pusat
pemerintahan Hindia Belanda, disitu mulai dibangunnya sarana dan prasarana.Pada
tahun 1899 diperkirakan Rumah Sakit Tembakau Deli baru mulai didirikan.Oleh
karena itu, penelitian ini dimulai dari tahun 1899 dan saya membatasi sampai masuk
kemerdekaan.Hal inilah yang membuat penulis tertarik untu meneliti “Sejarah
Berdirinya Rumah Sakit Tembakau Deli Tahun 1899-1945 di Medan.

Tembakau Deli pertama kali ditanam Jacobus Neinhuisys pada 1867.


Perusahaan-perusahaan swasta milik Belanda, ketika itu bekerja sama dengan
Kesultanan Deli untuk mengembangkannya. Hasil panen tembakau, mulanya
dipasarkan di Eropa, tepatnya di pasar lelang Amsterdam-Rotterdam, Belanda.
Namun, kini dipasarkan di Bremen, Jerman (Anonimus, 1999). Sebelumnya usaha
penanaman tembakau ini gagal dan mengalami kerugian cukup besar. Kemudian
ada yang menyatakan bahwa Deli adalah dataran rendah yang berawa-rawa yang
sebagaian besar ditutupi hutan-hutan primer. Dari sini J. Neinhuisys tertarik dan
merasa usahanya akan berhasil dan meminta bantuan biaya dari tuan P. van Arend

Di dunia pertembakauan internasional, Indonesia telah terkenal karena jenis


tembakau cerutu ini. Sebab sejak 2,5 abad yang lalu, Indonesia sudah mengekspor
jenis tembakau ini.Tembakau deli termasuk jenis tembakau pembukus cerutu
terbaik bukan di Indonesia saja tetapi di seluruh dunia. Tembakau deli memiliki ciri
khas yang tidak didapatkan pada jenis tembakau lainnya, yaitu tipis dan elastis
dengan warna yang terang menyala. Hal ini karena keadaan iklim dan tanah yang
sesuai untuk tipe tembakau pembungkus. Selain itu juga ada jenis tembakau besuki
dan vorstenlanden yang juga diminati pabrik-pabrik rokok cerutu di Eropa sebagai
pembalut dan pengisi

Karena keunggulannya itu ratusan tahun yang lalu banyak peneliti telah
mencoba mengadopsi tembakau Deli dengan cara menanam tembakau deli di
daerahnya, bahkan menyilangkan dengan varietas lokal, agar diperoleh sifat baik
dari tembakau deli. Berdasarkan laporan penelitian yang diterbitkan pada tahun
1905 telah ditanam tembakau sumatera di Italia, Brazil, perusahaan Suerdieck
Chharutos di kota Bahia, dengan produktivitas yang sangat tinggi, namun mutu
yang dihasilkan belum bisa mengimbangi mutu tembakau sumatera yang ditanam
di daerah Deli. Hal yang sama juga telah dilakukan oleh perusahaaan perkebunan
tembakau di Jawa (PTPN-X). Namun rasa dan aroma tembakau tersebut belum bisa
mengimbangi tembakau deli

Tanaman tembakau Deli adalah jenis tanama yang solanaceae tetapi


merupakan tanaman perkebunan. Adapun sistematika tanaman Tembakau
adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Tembakau Deli

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Persontae

Familia: Solanaceae

Subfamilia: Nicotianae

Genus: Nicotiana

Spesies:Nicotiana tabacum

Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas


padatanah yang subur dan bukan berasal dari bibit cabutan. Tanaman dari
bibit cabutan terkadang mengalami gangguan kerusakan

- akar. Jenis akar tunggang pada tanamantembakau yang subur terkadang dapat
tumbuh sepanjag 0,75m. Selain akar tunggangterdapat pula akar-akar serabut dan
bulu-bulu akar. Pertumbuhan akar yang lurus,berlekuk, baik pada akar
tunggang maupun pada akar serabut. Banyak sedikitnyaperakaran tergantung
pada berbagai macam faktor. Bila pengolahan tanah baik, akaradventif terdapat
pada kedalaman 1 cm-30cm. Akar tumbuh terbanyak padakedalaman
lapisan tanah 15-20 cm dari permukaan tanah atas (top soil) Pada pertumbuhan
yang normal, batang tembakau dapat tumbuh tegakdenganbantuan ajir (lanjaran).
Tembakau bawah naungan dapat mencapai ketinggian 4 mUniversitas Sumatera
Utara karena tanaman mempunyai sifatetiolasi.

- Batang ada yang bercabang, Biasanya,tanaman tembakau akan bercabang


apabila bagian titik tumbuhnya terputus(mengalami gangguan saat memasang
ajir), sehingga merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru. Apabila bagian batang
dibelah di dalamnya terdapat empelur

- Daun tembakau sangat bervariasi, ada yang berbentuk ovalis, obolongus,


orbicularis, danovatus. Daun-daun tersebut mempunyai tangkai yang
menempellangsung pada bagian batang. Jumlah daun yang dapat dimanfaatkan
(dipetik) dalamsetiap batangnya dapat mencapai 32 helai daun. Ukuran besar
kecilnya daun dan tebaltipisnya berbeda-beda, tergantung jenis daun dan varietas
yang ditanam, kesuburantanh dan pengolahan

- Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai, masing-


masing seperti terompet dan mempunyai bagian sebagai berikut.

1.Kelopak bunga
2.Mahkota bunga
3.Bakal buah
4.Kepala putik

- Biji tanaman tembakau mempunyai fungsi generatif, untuk perkembang


biakan tanaman. Biji tembakau sangat kecil sehingga dalam 1cm3 dengan
beratkurang lebih 0,5 g berisi sekitar 6000 butir biji. Setiap batang dapat
menghasilkan 2 g biji

Tingkat produktivitas tembakau Deli, yang merupakan pembungkus


cerututerbaik di dunia, ternyata semakin anjlok dari tahun ke tahun. Penurunan itu
disebabkan beragam dimana salah satunya serangan penyakit layu bakteri.Selain itu
juga menurunnya kesuburan tanah, pengambilalihan lahan olehmasyarakat, serta
seringnya perkiraan iklim yang kurang tepat, curah hujan yang kian berkurang. -
Produktivitas tembakau deli hanya sekitar 270 kg/hektar dari 700 kg/ha. Pada
zaman Belanda, produktivitas sekitar 1.000- 1.200 Pada bulan Juni tahun 2005
tembakau Deli di Bremen, Jerman, sekitar 1.500-2.000 ton
Salah satu faktor yang menyebabkan turunnya produksi Tembakau Deli di
antaranya karena penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri (Ralstonia
solanacearum p.v tabaci E.F Smith). Pada tahun 1994, Tembakau Deli yang layu
karena bakteri tersebut mencapai 13,5% - 53,8%(Anonimus, 2004). Banyak
pengendalian yang telah dilakukan terhadap penyakit layu bakteri ini (R.
solanacearum). Dari Penyiapan media bibit, pemilihan lahan, konservasi areal,
kebersihan lahan pertanaman, pergiliran tanaman, mencabut pohon atau tanaman
yang terserang, pengolahan lahan, draenase, penggunaan varietas tahan,
pengendalian secara biologis yang masih dicobakan selama ini Mimosa invisa

Berbagai pengendalian di atas ternyata tidak mampu mengurangi serangan


penyakit layu bakteri ini pada tanaman tembakau. Hal ini dapat terlihat dari
berbagai Data yang disebutkan di atas tidak mampu mengurangi kehilangan hasil
atau penurunan produksi pada tanaman tembakau. Pengendalian hayati yang selama
ini sering dibicarakan menjadi hal yang menarik untuk dicobakan. Pengendalian
hayati merupakan aplikasi agens hayati terhadap penyakit bakteri patogen tanaman
pada umumnya bertujuan untuk membatasi pertumbuhan dan aktivitas pada
permukaan tanaman menggunakan bakteri yang bersifat antagonis terhadap
patogen. Salah satunya adalah Pseudomonas flourecens

Penggunaan bahan-bahan pengendali kimia yang selama ini sering


dilakukan ternyata dapat menimbulkan pencemaran. Sehingga alternatif bahan
pengendali lainnya dilakukan guna mencegah pencemaran yang lebih lanjut.
Misalnya penggunaaan bahan-bahan nabati seperti ekstrak serai yang akan
dicobakan dalam penelitian ini. Selain itu pupuk juga dapat digunakan sebagai salah
satu usaha dalam membantu pengendalian penyakit layu bakteri ini.

Misalnya pupuk organik yang mempunyai kadar hara yang rendah dan
lambat tersedia untuk tanaman. Oleh karena itu peranan utama dari pupuk organik
bukanlah untuk menambah unsur hara, tetapi untuk memparbaiki sifat fisika tanah
dan meningkatkan aktifitas mikro organisme di dalam tanah Berhubungan dengan
uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih lanjut dalam menekan serangan
penyakit layu ini maka perlu diadakan suatu penelitian untuk mengendalikan
penyakit ini, tetapi hal ini masih dilakukan di rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai