Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

DIARE AKUT
DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM RS Dr. MOH. HOESIN

RSUP Dr. Moh DIARE AKUT


Hoesin Palembang No. Dokumen No. Revisi Halaman
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan

Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Dr. H.KM. Yamin Alsoph, SpB K.Onk
NIP. 19540425198211101
Pengertian Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau
lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih lembek
atau cair dan bersifat mendadak datangnya serta berlangsung dalam
waktu kurang dari dua minggu.

 Durasi dan frekuensi diare untuk membedakan dengan diare


Anamnesis kronis.
 Keluhan yang menyertai : demam, nyeri abdomen, mual dan
muntah.
 Riwayat makanan/minuman dalam 6-24 jam terakhir seperti:
ayam/bebek/unggas lainnya, makanan yang tidak dipasteurisasi,
seafood atau kerang, konsumsi keju, susu, telur mayonaise, nasi
goreng, sayur dan buah kaleng, kacang, buah rapsberry segar.
 Riwayat pemakaian obat antibiotika, riwayat perawatan di
Rumah sakit atau day care.
 Riwayat berenang, perjalanan keluar kota (wisatawan), pola
kehidupan seksual.
 Pola diare (sekretorik atau inflamatif), kontak infeksius disekitar
pasien, tempat tinggal. Pasien dengan diare cair hebat dan
dehidrasi, diare berdarah, berlendir, demam tinggi, >6 kali dalam
24 jam, durasi diare pada geriatri, pasien HIV atau kanker
membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
 Karakteristik feses: bau busuk, mengambang, sulit disiram,
berminyak, adanya makanan yang utuh, darah segar, diare
dengan air yang banyak, tenesmus, diare pada malam hari.
 Masa inkubasi yaitu bila disertai dengan muntah bisa
memprediksi etiologi. Bila terjadi dalam 6 jam setelah makan
makanan tertentu kemungkinan suatu toksin S.aureus atau
B.cereus, bila antara 8-14 jam C.perfringens Bila >14 jam
kemungkinan suatu virus.

Pemeriksaan Fisik  Penilaian status nutrisi pasien (berkaitan dengan risiko kematian)
 Hemodinamik (perubahan kesadaran, tekanan darah, takikardia).
 Nyeri perut, demam, distensi abdomen, hilangnya bising usus.
 Status hidrasi :
 Dehidrasi ringan : badan lemah dan rasa haus
 Dehidrasi sedang : takikardi, mata cekung, lidah kering ,
penurunan tugor kulit.
 Dehidrasi berat : kesadaran mulai menurun, hipotensi
terutama ortostatik, bahkan bisa terjadi syok, turgor kulit
jelek, oligouria/ anuria, gangguan elektrolit hipokalemia bisa
bermanifestasi irama jantung/ henti jantung, ileus paralitik,
dan paralisis

Pemeriksaan Indikasi kuat pada diare disertai darah, panas > 38.5, diare>48 jam
Laboratorium tanpa perbaikan, dehidrasi, KLB, nyeri perut hebat pada usia >50
tahun, pada usia lanjut (>70 tahun) dan pada imunokompromais
Pasien dengan diare <24 jam pada umumnya tidak memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut kecuali bila ada faktor risiko tersebut di
atas.

Darah perifer lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit (Na, K, CI)


analisis gas darah bila didapatkan tanda klinis kusmaull,
immunoassay (toksin bakteri, antigen virus atau protozoa),
pemeriksaan feses lengkap (lekosit, ditemukannya parasit, hifa)
kultur dan resistensi feses (bila perlu) Pemeriksaan serologis: untuk
amuba, yersinia, strongyloidosis, schistosomiasis. Pemeriksaan foto
polos bila di curigai adanya perforasi. Tindakan endoskopi pada
keadaan tertentu.

Diagnosis banding 1. Diare akibat bakteri, virus atau parasit, atau akibat antibiotika
2. Diare terkait dengan penyakit lain seperti demam tifoid/paratifoid

Terapi Rehidrasi Cairan (berdasarkan derajat dehidrasi)


Non Farmakologik
Derajat dehidrasi berdasarkan defisit berat badan diklasifikasikan
sbb:

• Dehidrasi ringan defisit < 3 % BB


- Kebutuhan cairan = 103/100 x 30-40cc/KgBB/hari atau
- Kebutuhan cairan = pengeluaran (feses + IWL(10%BB)) +
30-40 cc/KgBB/hari

• Dehidrasi sedang defisit 3-9 % BB


- Kebutuhan cairan = 109/100 x 30-40cc/KgBB/hari atau
- Kebutuhan cairan = pengeluaran (feses + IWL(10%BB)) +
30-40 cc/KgBB/hari

• Dehidrasi berat > 9 %


- Kebutuhan cairan = 112/100 x 30-40cc/KgBB/hari atau
- Kebutuhan cairan = pengeluaran (feses + IWL(10%BB)) +
30-40 cc/KgBB/hari
Terapi a. Obat simptomatik: anti motilitas (diberikan bila memang
Farmakologik diperlukan dalam waktu <3 hari) dan anti emetic.
b. Antibiotika, anti jamur, anti protozoa dan anti helmintik,
sangan tergantung dengan kecurigaan etiologi:
- Salmonellosis: Ciprofloxacin 2x500mg, co-trimoxazol
2x960mg
- Shigellosis: kloramphenikol 4x500, ciprofloxacin
2x500mg
- Kolera: kloramphenikol 4x500mg, ciprofloxacin
2x500mg, co-trimoxazole 2x960mg
- Staphilokokus aureus: kloramphenikol 4x500mg
- Amubiasis:metronidazol 4x500mg atau tetrasiklin
4x500mg
- Giardiasis:metranidazol 3x 250mg
- Candidiasis: mycostatin 3x 500.000unit
- Clostridium difficile: Metronidazol 3x500mg
- Isospora belii atau cyclospora: co-trimoxazol 3x960mg
- Cryptosporidiosis: azitromisin 1x500mg
- Schistosoma:prazikuantel 40mg/kgBB satu kali
pemberian
- Strongyloides:albendazol 400mg satu kali pemberian,
ivermektin 150-200ug/KgBB satu kali pemberian
c. Penyakit usus inflamatif :
- Kortikosteroid,
- Anti-inflamasi : sulfasalazin, 5-ASA,
- Anti TNF-α
d. Sindrom usus iritabel :
- Obat anti anksietas dan anti depresan,
- Obat anti kolenergik (dicyclomine), anti spasmodik
(mebeverine)
- Obat anti diare (loperamid),
- Obat untuk meningkatkan massa tinja (psyllium
hydrophylic mucilloid)

Komplikasi Syok hipovolemik, asidosis metabolik, gagal ginjal akut, perforasi


usus
Unit yang terkait Departemen Patologi Klinik

Anda mungkin juga menyukai