NEGARA
HAK
UUD NRI
TAHUN 1945
KEWAJIBA
N
WARGA NEGARA
1. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak dapat berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk
melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak dapat diperoleh
apabila kewajiban sudah dilakukan, misalnya seorang pegawai berhak mendapatkan upah apabila sudah melaksanakan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pada pembelajaran di bab pertama, kalian sudah diperkenalkan dengan konsep hak asasi
manusia. Menurut kalian sama tidak maknanya dengan konsep warga negara? Untuk mengetahui jawabannya, coba kalian cermati
uraian materi berikut ini. Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena itu, hak asasi manusia
itu berbeda penger tian nya dengan hak warga negara. Hak warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri
manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh status kewarga
negaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraannya. Dengan kata lain, tidak semua hak
warga negara adalah hak asasi manusia. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga merupakan hak warga
negara, misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia adalah hak asasi warga
negara Indonesia. Hak ini tidak berlaku bagi orang yang bukan warga negara Indonesia. Bagaimana dengan konsep kewajiban warga
negara? Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Dengan demikian, kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga
negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundangundangan yang berlaku. Apa yang membedakannya dengan kewajiban asasi?
Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang. Dengan kata lain, kewajiban asasi terlepas dari status kewarganegaraan
yang dimiliki oleh orang tersebut. Sementara itu, kewajiban warga negara dibatasi oleh status kewarganegaran seseorang. Akan tetapi,
meskipun demikian, konsep kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih luas, karena meliputi pula kewajiban asasi.
Misalnya, di Indonesia menghormati hak hidup merupakan kewajiban setiap orang terlepas apakah ia warga negara Indonesia atau
bukan. Adapun, kewajiban bela negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia saja, sementara warga negara asing tidak
dikenakan kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki
hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan haknya dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang
dimilikinya. Misalnya, seorang pekerja mendapatkan upah, setelah dia melaksanakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Selain
itu, hak yang didapatkan seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang dipenuhi oleh orang lain. Misalnya, seorang pelajar
mendapatkan ilmu pengetahuan pada mata pelajaran tertentu, sebagai salah satu akibat dari dipenuhinya kewajiban oleh guru yaitu
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun
dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Misalnya, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan.
Nilai praksis pada hakikatnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai instrumental. Dengan kata lain, nilai praksis merupakan
realisasi dari ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan perundang-undangan yang terwujud dalam sikap dan tindakan
sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan
zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka. Hak dan kewajiban warga negara
dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental dari Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Oleh sebab itu, setiap warga negara harus menunjukkan sikap positif dalam
kehidupan sehari-hari.
NO SILA PANCASILA SIKAP POSITIF YANG DITUNJUKKAN
1 a. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga terbina
kerukunan hidup.
b. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Pada sub sebelumnya, kita sudah membahas tentang hak dan kewajiban sesuai dengan Pancasila. Nah, pada subbab ini,
kita akan membicarakan tentang kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana
yang ditetapkan oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran
terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Misalnya, kemiskinan yang masih
menimpa sebagian masyarakat Indonesia. Hal itu dapat disebabkan program pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Atau, bisa juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang tidak mempunyai keterampilan sehingga kesulitan
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Menurut kalian faktor apa saja yang menyebaban pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara masih terjadi?
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang dilakukan warga negara disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut.(Wulandari, 2017:93)
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelaku. Kita harus menyadari bahwa tidak semua pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban disebabkan oleh factor dari luar. Faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Egoisme, yaitu tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri tanpa memedulikan orang lain.
Oleh sebab itu, ia akan lebih banyak menuntut haknya dan sering kali mengingkari kewajiannya. Ia bahkan dapat
melakukan segala cara agar hak-haknya terpenuhi. Perbuatan inilah yang sering kali melanggara hak-hak orang lain.
2) Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Faktor ketidak tahuan atau ketidaksadaran dapat menyebabkan seorang
berbuat seenaknya. Ia pun tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu bahwa orang lain mempunyai hak yang harus dihormai
dan kewajiban yang harus dijalankan.
3) Intoleran dengan bersikap tidak mengharagai, membiarkan, ataupun membolehkan pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Hal ini
menyebabkan munculnya sikap saling tidak menghargai dan tidak menghormati atas kedudukan dan keberadaan orang
lain. Ia pun akan cenderung melakukan diskriminasi kepada orang lain.
Benih dari intoleransi adalah ketakutan dan ketidakpedulian. Selain itu, jika tidak ada rasa cinta satu sama lain maka tidak
toleransi.
b. Faktor Eksternal, yaitu semua pengaruh dari luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu sampai melakukan pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Penyalahgunaan kekuasaan
Penyalahgunaan kekuasaan/ kewenangan merupakan suatu kebijakan yang diberikan suatu pejabat ke pejabat
lainya yang ditujukan untuk menjalankan pekerjaanya tidak sesuai dengan kewenangan yang dimiliki pejabat tersebut
dengan kata lain pejabat tersebut menyimpang dari wewenangnya.
Penyalahgunaan Kewenangan terdiri dari 3 macam yaitu :
a) Penyalahgunaan kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kepentingan umum atau
untuk menguntungkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan.
b) Penyalahgunaan kewenangan yang kedua yaitu tindakan pejabat tersebut adalah benar ditujukan untuk kepentingan
umum, tetapi menyimpang dari tujuan apa kewenangan tersebut diberikan oleh undang-undang atau peraturan-
peraturan lain.
c) Penyalahgunaan kewenangan yang terakhir yaitu menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk
mencapai tujuan tertentu, tetapi telah menggunakan prosedur lain agar terlaksana.
Pada konteks ini, penyalahgunaan kekuasaan di masyarakat tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Pemilik
kekuasaan selain pemerintah dapat melakukan tindakan yang mengarah kepada pelanggaran hak maupun pengingkaran
kewajiban. Contohnya adalah tindakan yang dilakukan oleh para preman.
Menurut Pasal 1 Bab 1 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang dimaksud aparat peegak
hukum adalah sebagai berikut:
(1) Penyelidik adalah pejabat polisi Republik Indonesia atau pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberikan
wewenang khusus oeh undangundang untuk melakukan penyelidikan.
(2) Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh hukum tetap.
(3) Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan
melaksanakan ketetapan hakim.
(4) Hakim adalah pejabat peradilan yang diberi wewenang oleh undangundang untuk mengadili.
(5) Penasehat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang untuk memberikan
bantuan hukum.
Bagi negara hukum tentunya memiliki aparat penegak hukum yang berintegritas mutlak diperlukan. Apalah
jadinya jika aparat penegak hukum tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran yang terjadi. Satu pembiaran kasus
hukum akan memicu kasus-kasus pelanggaran yang lain untuk muncul. Hak itu karena tidak ada efek jera bagi pelakunya.
Selain ketidaktegasan, aparat yang bertindak sewenang-wenang juga dapat menimbulkan pelanggaran.
3) Penyalahgunaan Teknologi
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologia, techne yang berarti ‘keahlian’ dan logia yang berarti
‘pengetahuan’. Teknologi mengacu pada objek benda yang dipergunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti
mesin, perkakas, atau perangkat keras
Macam-macam teknologi Informasi dan komunikasi
(a) Internet
Internet adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang
saling terhubung yang menjangkau seluruh, Internet adalah Kumpulan jaringan komputer sehingga pemakai dapat
berbagi informasi dengan sumber-sumber yang lebih luas.
(b) Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan
roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.
(c) Radio
Radio adalah alat penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang
memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm)
(d) Handphone (Telepon Genggam)
Telepon genggam, biasanya disebut juga dengan cellular. Merupakan pengembangan teknologi telepon,
dimana perangkatnya dapat digunakan sebagai perangkat untuk mobile atau berpindah-pindah.
(e) Telepon
Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik
(f) Laptop/ Notebook
Laptop/ Notebook adalah perangkat canggih yang fungsinya sama dengan komputer tetapi bentuknya praktis
dapat dilihat dan dibawa kemana-mana karena bobotnya yang ringan, bentuknya yang ramping dan daya listriknya
yang menggunakan baterai charger, sehingga bisa digunakan tanpa harus mencolokkan ke steker.
(g) Deskbook
Deskbook adalah perangkat sejenis komputer dengan bentuknya yang jauh lebih praktis yaitu CPU menyatu
dengan monitor sehingga mudah diletakkan di atas meja tanpa memakan banyak tempat.
(h) Komputer
Komputer adalah perangkat berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu manusia dalam
mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan di lain waktu.
Kemajuan teknologi tidak selamanaya akan berdampak positif. Penggunaan teknologi yang tidak semestinya
dapat menyebabkan pelanggaran tehadap hak dan pengingkaran kewajiban.
Setiap negara di dunia ini memiliki masalah kesenjangan dalam bidang social dan ekonomi. Namun yang
membedakannya adalah mencolok dan tidaknya ketidakseimbangan tersebut terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Biasanya, pemicuya adalah perbedaan tingkat kekayaan atau jabatan yang dimiliki. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan
menimbulkan terjadinya pelanggaran HAM, seperti perbudakan, pelecehan, perampokan, bahkan bisa saja terjadi
pembunuhan.
Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
A. Warga Negara Partisipatif
Melakukan penindakan dengan tegas terhadap kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban memang penting
untuk dilakukan. Tapi yang lebih penting adalah membangun partisipasi warga negara dalam upaya pencegahannya. Upaya
tersebut dilakukan agar kasus-kasus yang pernah terjadi tidak akan terulang lagi di kemudian hari dan orang dapat berhenti
melakukan pelanggaran.
Setiap bangsa dan Negara mengharapkan warganya ikut berpartisipasi atau
terlibat dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan. Bentuk dan wujud
partisipasi sangat beragam, dapat berupa fisik dan non fisik. Partisipasi dilakukan
dengan berbagai alasan/landasan, seperti : karena paksaan dengan disertai sanksi,
ajakan orang/kelompok lain atau kesadaran sendiri (Wisistiono dan Wiyoso, 2009).
Partisipasi yang paling baik adalah partisipasi yang dilakukan seseorang karena
kesadaran dan kemauan sendiri. Koentjaraningrat (1994) mengatakan ada tiga
bentuk partisipasi : (1) berbentuk tenaga, (2) berbentuk pikiran, dan (3) berbentuk
materi atau benda.
Partisipasi dalam bentuk tenaga, di mana warga negara terlibat atau ikut
serta dalam berbagai kegiatan melalui tenaga yang dimilikinya. Partisipasi dalam Sumber: www.medcom.id
Gambar 3.1 Sejumlah aktivis yang tergabung
bentuk ini seringkali disebut dengan partisipasi fisik. Contoh partisipasi dalam
dalam Koalisi Pejalan Kaki menggelar aksi
bentuk fisik, seperti : ikut serta telibat dalam kerja bakti atau gotong royong yang
simpatik di Jakarta. Aksi tersebut bertujuan
dilaksana di lingkungan RT, RW dan sebagainya. untuk menuntut dikembalikannya fungsi
Partisipasi dalam bentuk pikiran, di mana warga Negara dapat terlibat atau trotoar bagi pejalan kaki
ikut serta dengan cara menyumbangkan ide, gagasan atau pemikiran dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi bersama serta untuk kebaikan bersama. Contoh partisipasi dalam bentuk ini,
seperti : menyampaikan saran atau memberikan masukan kepada pihak pemerintah baik dengan cara lisan maupun tertulis
melalui media (Koran, majalah, radio atau televisi) dan disampaikan dengan cara dan bahasa yang santun dan bersifat
membangun.
Sedangkan partisipasi dalam bentuk materi atau benda adalah keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam suatu
kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk materi maupun benda tertentu. Contoh partisipasi dalam bentuk ini, seperti :
memberikan sumbangan berupa uang atau barang pada korban bencana alam, atau memberikan dana bantuan kepada warga
negara yang sedang dilanda banjir di daerah tertentu, dan sebagainya.
Berpartisipasi merupakan salah satu ciri sebagai warga negara yang baik. Seseorang dengan alasan apapun tidak boleh tidak
berpartisipasi, karena berpartisipasi merupakan kewajiban warga negara. partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan
warga negara dalam proses bernegara, berpemerintahan, dan bermasyarakat. Ada tiga unsur yang harus dipenuhi untuk dapat
dikatakan warga negara berpatisipasi, yaitu:
1) Ada rasa kesukarelaan atau tanpa adanya paksaan
2) Adanya keterlibatan secara emosional
3) Adanya manfaat yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya. (Haris Syamsudin, 2007:57)
Warga negara partisipatif adalah warga negara yang senantiasa melibatkan diri atau ikut serta dalam berbagai kegiatan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada berbagai aspek kehidupan nasional.
B. Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Upaya pencegahan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban tidak akan berhasil apabila hanya dilakukan oleh beberapa
pihak. Pemerintah dan rakyat harus bekerjasama membangun suatu tatanan kehidupan sosial yang harmonis tersebut dengan
berpartisipasi mencegah terjadinya pelanggaran hak dan kewajiban warga Negara di berbagai lingkungan kehidupan sehari-hari,
baik lingkunan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan Negara sebagai berikut.
a. Keluarga
Partisipasi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban di lingkungan
keluarga sebagai berikut.
1. Menaati nasihat orang tua
2. Berperilaku baik kepada semua anggota keluarga
3. Mengerjakan tugas rumah dengan baik
4. Membuat daftar kegiatan sehari-hari
5. Makan bersama keluarga di ruang makan
b. Sekolah
Partisipasi yang dapat dilakukan untuk mencegah pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban di likungan sekolah sebagai
berikut.
1. Mengerjakan tugas sekolah dengan baik
2. Mengerjakan ujian tanpa nyontek
3. Membantu teman yang kesulitan dalam belajar
4. Datang kesekolah tepat waktu
5. Melaksanakan piket kelas
c. Masyarakat
Partisipasi yang dapat dilakukan untuk mencegah pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban di likungan masyarakat sebagai
berikut.
1. Membina kerukunan dengan tetangga
2. Membantu tetangga yang terkena musibah
3. Tidak mengganggu ketenangan lingkungan
4. Melaksanakan piket ronda
5. Menaati jam belajar masyarakat
d. Bangsa dan Negara
Partisipasi yang dapat dilakukan untuk mencegah pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban di lingkungan bangsa dan
negara sebagai berikut.
1. Mematuhi hukum yang berlaku
2. Menggunakan helm saat berkendara bermotor
3. Membayar pajak
4. Menggunakan dan merawat fasilitas umum dengan baik
5. Kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak dengan rakyat
Upaya membangun partisipasi warga negara tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri. Apabila kesadaran dari diri sendiri
sudah tumbuh, selanjutnya beranjak ke lingkungan keluarga sampai ke kehidupan di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Astri, Lusie.2016. Pengaruh Penggunaan Produk Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Sikap Moral Siswa Kelas Viii Di
Smp Erlangga Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2015/2016.Lampung:Universitas
Lampung, diunduh dari http://digilib.unila.ac.id/24343/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf pada 28
Juni 2018, pukul 21.00 WIB.
Hamidah, S.2015.Kajian Teori.Malang:UIN Malah, diunduh dari http://etheses.uin-malang.ac.id/1216/6/11410138_Bab_2.pdf pada 26
Juni 2018, pukul 14.00 WIB
Sodeli, M, dan Lubis Y.2018.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tinjauan Tentang Kewenangan, diunduh dari http://digilib.unila.ac.id/2209/9/BAB%20II.pdf pada 28 Juni 2018, pukul 20.00 WIB.
Taupan, M, dan Suwita I.A. 2018.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran untuk Siswa SMA-MA/SMK-MAK Kelas
XII.Bandung:Penerbit Yrama Widya.