Anda di halaman 1dari 36

PEDOMAN PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT KARITAS

1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
C. Batasan Operasional
D. Landasan Hukum
BAB IISTANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi sumber daya manusia


B. Distribusi ketenagaan
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang
B. Standar fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAYANAN KELUARGA PASIEN


B. PELAYANAN KETERTIBAN
C. PELAYANAN PENGONTROLAN AREA RUMAH SAKIT
BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB VIX PENUTUP

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Dalam perkembangannya, pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembangunan
ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik rumah sakit
yang pada awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap
pasien melalui rawat inap dan rawat jalan. Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena
kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan dan
pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit saat ini tidak saja bersifat kuratif
(penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara
terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Dengan
demikian, sasaran pelayanan kesehatan rumah sakit bukan hanya untuk individu pasien, tetapi
juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya memang
pasien yang datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar
inilah, pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang komprehensif.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat sehingga pasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan melalui pembelajaran
sesuai sosial budaya masing-masing. Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam
pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan
rehabilitatif atau pelayanan rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di
rumahsakit (RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif dan promotif
atau yang disebut dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya

3
saja. Sasaran promosi kesehatan masyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi
kesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan jugaorang yang sehat atau
keluarga pasien. Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting) promosi kesehatanseperti
telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan institusi pelayanan kesehatan.
Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalah promosi kesehatan yang dikembangkan di
rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat
mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Dari segi
psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakita dalah dalam kondisi
ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab
itu, mereka ini sangat memerlukanbantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti
informasi, nasihat, dan petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan
masalah kesehatan atau penyakit yang mereka alami.
Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian atau
pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalahkesehatan atau penyakit yang dideritanya.
Pasien dan keluarganya harusmengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang dideritanya
seperti:penyebab penyakit tersebut, cara penularan penyakit (bila penyakit menular),cara
pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien atau keluarga
pasien memahami penyakit yang dideritanya, diharapkanakan membantu mempercepat proses
penyembuhan, dan tidak akan terserangoleh penyakit yang sama.
Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan. Hal ini dimaksudkan, apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke
rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan)
kesehatannya,utamanya terkait dengan penyakit yang telah dialami. Promosi kesehatan di rumah
sakit pada prinsipnya adalah penerapan “proses belajar” kesehatan di rumah sakit. Artinya semua
pengunjung rumah sakit,baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau
“pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi atau nasihat-nasihat dari para
petugas rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami,didengar, dan dilihat di rumah sakit.
Penampilan rumah sakit yang bersih,nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para petugas
rumah sakit,terutama dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum, dansebagainya,
rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien tentang kesehatan.

4
Promosi Kesehatan Rumah Sakit akan mendorong rumah sakit untuk lebih berorientasi kepada
kliennya, yaitu bukan saja pasien (orang sakit), melainkan juga mereka yang sehat. Di masa
mendatang, rumah sakit diharapkan untuk menjadi Health Promoting Hospital. Sehubungan
dengan hal tersebut maka di rumah sakit diperlukan tenaga PKRS yang mampu mengelola PKRS
dengan baik.
1.1. Tujuan Pedoman
Tujuan dari pembuatan Pedoman Pelayanan PKRS RS. Karitas adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi pemimpin rumah sakit dalam mengembangkan pelayanan
Promosi Kesehatan RS. Karitas Weetabula.
2. Tujuan Khusus :
a. Menyempurnakan ruang kerja Unit PKRS rumah sakit demipeningkatan
pelayanan bagi masyarakat dalam bidang Promosi Kesehatan
b. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman masyarakat untuk berperan aktif
dalam kesehatan mandiri setelah keluar dari Rumah Sakit Karitas Weetebula
c. Pemberdayaan kesehatan pasien dan keluarga dalam kesehatannya melalui
PKRS RS. Karitas Weetabula.
1.2. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup Unit PKRS meliputi pelayanan Promosi Kesehatan bagi pasien dan
keluarga agar pasien memahami dan dapat berperan aktif dalam kesehatan mandirinya
baik saat di rawat di RS maupun setelah keluar dari RS.

1.3. Batasan Operasional


Batasan Operasional dari Pedoman Pelayanan Unit PKRS antara lain :

1. Pedoman di susun menurut undang – undang, peraturan, pedoman dan kebijakan


yang berlaku
2. Isi pedoman disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit
3. Pedoman diberlakukan dilingkungan Rumah Sakit Karitas Weetebula
4. Semua petugas yang memberikan pelayanan Promkes secara langsung
maupun tidak langsung harus berpedoman kepada buku pedoman ini
5. Dapat dilakukan perubahan pada buku pedoman apabila diperlukan
dikemudian hari

5
Batasan operasional dari Unit Promkes Rumah Sakit Karitas adalah kegiatan
pelayanan yang berhubungan dengan Promosi Kesehatan bagi pasien dan
keluarga baik saat di rawat di Rumah Sakit maupun setelah Keluar dari
Rumah Sakit.

B. FALSAFAH
Filosofi yang melandasi Promosi Kesehatan di rumah sakit ialah setiap individu atau
kelompok mempunyai hak dan potensi untuk menentukan pilihan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatannya karena sebagian besar masalah kesehatan muncul akibat dari
perilaku individu atau kelompok itu sendiri. Hal ini ditambah dengan insting pada individu atau
kelompok untuk mempertahankan diri, merupakan dasar yang kuat untuk melibatkan individu
atau kelompok dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi.

C. ISU STRATEGIS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994 dengan nama
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan perkembangannya,
pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan di
Rumah Sakit yaitu :
1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan
upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit
2. Sebagian besar rumah sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan
informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya
3. Sebagian besar rumah sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman, bersih, dan
sehat
4. Sebagian besar rumah sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya
pelayananan yang bersifat preventif dan promotif

6
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 7 .
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggungjawab.

Pasal 8.
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan.

Pasal 10.
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.

Pasal 11.
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan,
dan memajukan kesehatan yang setinggi-tinginya.

Pasal 17.
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.

Pasal 18.
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat
dalam segala bentuk upaya kesehatan.

7
Pasal 47.
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan

Pasal 55
Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan (2) Standar mutu
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 62
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan
melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat, menghindari atau mengurangi risiko, masalah dan
dampak buruk akibat penyakit.
3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk
kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 115
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan

Pasal 168
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan
informasi kesehatan.
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem
informasi dan melalui lintas sektor.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

8
2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
Pasal 1.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Pasal 4.
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna.

Pasal 10, ayat 2


Bangunan Rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang, butiran ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat Rumah sakit.
Pasal 29.
Setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban; butiran
memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak butiran memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK/II/2010 tentang


Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat,dimana hal ini tidak terpisahkan
dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas
Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World
Classs Hospital).

4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/per/VIII/2009 tentang Rumah


Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).

9
BAB II
PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

A. PENGERTIAN PKRS
Promosi Kesehatan di rumah sakit adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri
dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat
dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.

B. TUJUAN PKRS
Tujuan Promosi Kesehatan di rumah sakit adalah terciptanya masyarakat rumah sakit
yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku pasien/klien RS serta pemeliharaan lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik
semua pelayanan yang disediakan RS.
Kriteria pendukung :
1. Ada pedoman PKRS Rumah Sakit Karitas yang meliputi tujuan, sasaran, program,
kebijakan, struktur organisasi, dan uraian tugas tim PPK
2. Terdapat cakupan kegiatan tertulis mengenai program PKRS
3. Pelaksanaan program PKRS dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara berkala
4. kebijakan dan program PPK dievaluasi tiap 6 bulan untuk disempurnakan

C. SASARAN PKRS
Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah masyarakat di rumah sakit yang
terdiri dari:
1. Masyarakat yang tinggal / berada di sekitar rumah sakit
2. Pengunjung rumah sakit
3. Petugas rumah sakit
4. Pasien :

10
a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior): Promosi kesehatan di rumah
sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
(praktik) tentang kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah atau penyakit
yangdiderita oleh pasien yang bersangkutan. Pengetahuan atau pengertian yang perlu diberikan atau
dikembangkan untuk pasien adalah pengetahuan tentang penyakit yang diderita pasien,
mencakup: jenis penyakit, tanda-tanda atau gejala penyakit, penyebab penyakit atau
bagaimana proses terjadinya penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakit
tersebut menular), dan bagaimana cara mencegah penyakit tersebut. Dari segi perilaku
atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepada pasien adalah tindakan yang
harus dilakukan untuk terhindar ataumencegah penyakit tersebut. Apabila pengetahuan,
sikap, dan perilaku inidipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya, antara lain:
1) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
2) Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit.
3) Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya.
4) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada orang lain, sehingga
orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.

b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (health seeking behavior)


Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan secara tepat olehpasien akan
mempercepat proses penyembuhan. Bagi pasien yang kurang pengetahuan tentang
penyakit yang diderita, kadang-kadang mencari pengobatan yang tidak tepat misalnya ke
dukun atau para-normal,sehingga dapat memperpanjang proses penyembuhan. Oleh
sebab itu,promosi kesehatan terhadap pasien dengan memberikan pengetahuan yang
benar tentang penyakit, terutama cara penyembuhannya maka pasien akan mencari
penyembuhan dengan tepat

5. Keluarga pasien
Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan pasien. Proses
penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya semata-maka karena faktor
rumah sakit, tetapi juga faktor keluarga. Olehsebab itu, promosi kesehatan bagi keluarga
pasien penting karena dapat:

11
a) Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien:
Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat dan terapi lain saja, tetapi
juga faktor psikologis dari pasien. Lebih-lebih penyakit tidak menular seperti jantung
koroner, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor psikososial
sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini, keluarga sangat penting
peranannya. Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga
pasien.
b) Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit: Dengan melakukan promosi kesehatan kepada
keluarga pasien, merekaakan mengetahui dan mengenal penyakit yang diderita oleh
anggotakeluarganya (pasien), cara penularan, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien
tentunya akan berusaha untuk menghindar agar tidak terkena penyakit atau tertular
penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluargayang sakit tersebut.
c) Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain: Keluarga pasien yang telah
memperoleh pengetahuan tentang penyakit dancara-cara penularannya, maka keluarga
tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak
menularkanpenyakitnya kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau teman dekatnya.

12
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

C. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi sumber daya manusia


- Sumber daya utama PKRS adalah semua petugas rumah sakit yang melayani pasien
(dokter umum dan spesialis, perawat, bidan, dan petugas medis lainnya)
- Tenaga khusus promosi kesehatan
1. Ketenagaan PPK
Jumlah Jumlah
No Jabatan Kualifikasi Tenaga Tenaga
Tersedia dibutuhkan
Dokter/ S1
1 Ketua PKRS Kesehatan/Kesehatan 1 1
Masyarakat
S1
Koordinator
2 Kesehatan/Kesehatan 1 1
bidang Kemitraan
Masyarakat
Koordinator
Dokter/S1
bidang
3 Kesehatan/Kesehatan 1 1
Pemberdayaan
Masyarakat
Masyarakat
Koordinator Dokter/S1
4 bidang Media dan Kesehatan/Kesehatan 1 1
Sarana Masyarakat
Tenaga khusus
promosi kesehatan Minimal D3
5 yang sudah dilatih Kesehatan atau S1 8 8
dalam memberi Kesehatan
penyuluhan

13
D. Distribusi ketenagaan
1. Ketua PKRS
Membuat dan mengevaluasi sistem dan pedoman promosi kesehatan di rumah sakit
2. Koordinator Bidang Kemitraan
Mengidentifikasi mitra kerja dan melakukan kerjasama terkait promosi kesehatan di
rumah sakit
3. Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Memfasilitasi pesien/klien dalam menyediakan konseling/ penyuluhan terkait dengan
masalah kesehatannya.
4. Koordinator Bidang Media dan Sarana
Mengidentifikasi media dan sarana penunjang yang tersedia dan tepat dalam
melaksanakan promosi kesehatan
5. Tenaga khusus promosi kesehatan yang sudah terlatih
Melakukan penyuluhan/ konseling kepda pasien/ klien rumah sakit

E. Pengaturan Jaga
1. sedang di buatkan

14
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. Ruangan
Ruangan yang dipergunakan disesuaikan dengan situasi, rencana promosi kesehatan rumah
sakit dan tempat pasien berada.
1. Pasien rawat jalan
Tempat : Promosi kesehatan dilakukan di ruang pojok KIE yang berada
lantai 1 poliklinik spesialis RS KaritasWeetabula yang
berkapasitas 10-15 orang (denah terlampir).
Jam operasional : Setiap hari senin sampai sabtu pukul 08.00 – 14.00 WITA.
Tenaga Pelaksana : Tenaga kesehatan yang telah dilatih (dokter maupun perawat
atau petugas medis lainnya)
Bahan materi : Sesuai yang telah dijadwalkan
Media dan sarana : -
2. Pasien rawat inap
Tempat : Promosi kesehatan dilakukan dengan konseling di tempat tidur
(bedside conseling) di masing-masing ruang rawat.
Jam operasional : Sebelum, sesudah visita dokter dan pasien pulang
Tenaga Pelaksana : Tenaga kesehatan yang telah dilatih
Bahan materi : Sesuai dengan penyakit yang diderita pasien tersebut
Media dan sarana : -
3. Pasien masa nifas
Tempat : Promosi kesehatan dilakukan di ruang poliklinik spesialis
kebidanan dengan konseling di tempat tidur (bedside conseling)
Jam operasional : Jadwal di poliklinik kebidanan : setiap senin samapai sabtu.
Tenaga Pelaksana : Bidan
Bahan materi : Sesuai yang telah ditetapkan untuk ibu dalam masa nifas
Media dan sarana :

15
B. Fasilitas
Untuk menunjang proses promosi kesehatan di rumah sakit maka diperlukan bahan-bahan
sebagai sarana untuk menunjang tercapainya perilaku hidup bersih dan sehat serta
mempermudah timbulnya pengertian bagi pasien dan keluarganya. Untuk itu bahan-bahan
yang diperlukan sebagai fasilitas tim PKRS adalah :
1. Leaflet-leaflet atau brosur edukasi.
2. Poster, banner atau spanduk
3. Blangko (ATK)
4. Media elektronik (dalam proses)
5. TV

16
BAB V
STANDAR PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004


tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah :
1. Pemberdayaan, yang didukung oleh
2. Bina suasana
3. Advokasi serta dijiwai semangat
4. Kemitraan

1. PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan adalah ujung tombak dari upaya Promosi Kesehatan di rumah sakit. Pada
hakikatnya pemberdayaan adalah upaya membantu atau memfasilitasi pasien/klien, sehingga
memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapinya. Karena itu, pemberdayaan hanya dapat dilakukan terhadap
pasien/klien.
Dengan pemberdayaan diharapkan pasien berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu
menjadi mau, dan dari mau menjadi mampu untuk melaksanakan perilaku-perilaku yang
dikehendaki guna mengatasi masalah kesehatannya.

Tantangan pertama dalam pemberdayaan adalah pada saat awal, yaitu pada saat meyakinkan
seseorang bahwa suatu masalah kesehatan (yang sudah dihadapi atau yang potensial) adalah
masalah bagi yang bersangkutan. Sebelum orang tersebut yakin bahwa masalah kesehatan itu
memang benar-benar masalah bagi dirinya, maka ia tidak akan peduli dengan upaya apapun
untuk menolongnya.

17
2. BINA SUASANA
Pemberdayaan akan lebih cepat berhasil bila didukung dengan kegiatan menciptakan
suasana atau lingkungan yang kondusif. Tentu saja lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan yang diperhitungkan memiliki pengaruh terhadap pasien yang sedang diberdayakan.
Kegiatan menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif ini disebut bina suasana.

3. KEMITRAAN
Kemitraan dikembangkan antara petugas rumah sakit dengan sasarannya (para
pasien/kliennya atau pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi.
Kemitraan PKRS terjalin dengan kelompok internal Rumah Sakit KaritasWeetabula seperti
K3RS. Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan adalah:
1. kesetaraan
2. keterbukaan
3. saling menguntungkan

1. Kesetaraan
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hirarkhis (atas-
bawah). Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-masing berada dalam
kedudukan yang sederajat. Keadaan ini dapat dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan
hubungan kekeluargaan, yaitu yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan bersama.

2. Keterbukaan
Dalam setiap langkah menjalin kerjasama, diperlukan adanya kejujuran dari masing-
masing pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan itikad yang jujur, sesuai fakta,
tidak menutup- tutupi sesuatu.

3. Saling menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan di semua pihak (win-win
solution). Misalnya dalam hubungan antara petugas rumah sakit dengan pasien, maka setiap
solusi yang ditawarkan hendaknya juga berisi penjelasan tentang keuntungannya bagi si pasien.
Demikian juga dalam hubungan antara rumah sakit dengan pihak donatur.

18
Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan: tujuh saling) yang harus diperhatikan dan
dipraktikkan dalam mengembangkan kemitraan, yaitu:
(1) Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing
(2) Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing
(3) Saling berupaya untuk membangun hubungan
(4) Saling berupaya untuk mendekati
(5) Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mau membantu dan dibantu
(6) Saling mendukung upaya masing-maing
(7) Saling menghargai upaya masing-masing.

1. KEBIJAKAN PELAYANAN PKRS RS KARITAS


Tujuan :
Adanya dukungan kebijakan rumah sakit untuk pelaksanaan PKRS sebagai bagian integral
peningkatan kualitas manajemen organisasi.
Pelaksanaan :
1. Pelaksanaan pelayanan PKRS didukung penuh oleh pimpinan rumah sakit Karitas yang
mengacu pada strategi pemberdayaan masyarakat, bina suasana, advokasi dan kemitraan.
2. Tim PKRS bertanggung jawab untuk seluruh bentuk promosi pelayanan kesehatan di RS
KaritasWeetabula baik di dalam gedung maupun di luar gedung RS Karitas Weetabula.
3. Tim PKRS menyediakan informasi yang lengkap tentang seluruh pelayanan kesehatan
yang ada di Rumah Sakit Karitas Weetabula.

4. Pelayanan tim PKRS berorientasi pada terciptanya masyarakat rumah sakit yang
menerapkan PHBS melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien rumah
sakit.

5. Semua tenaga pengelola PKRS memiliki kualifikasi sesuai standar yang telah ditetapkan.

6. Dalam melaksanakan tugasnya, tim PKRS mengacu pada ketetapan yang telah ditentukan.

7. Setiap tenaga pengelola PKRS harus bekerja sesuai dengan standar yang berlaku dengan
mengutamakan hak dan keselamatan pasien.

8. Pelayanan tim PKRS dilaksanakan sesuai jam operasional yang telah ditetapkan.

19
9. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanankan rapat rutin minimal tiga
bulan sekali

10. Setiap bulan wajib membuat laporan evaluasi setiap program

11. Tim PKRS melakukan pengkajian tentang kebutuhan informasi pasien atau klien rumah
sakit
12. Tim PKRS menunjuk koordinator penyuluhan (konseling) bagi pasien rawat inap maupun
rawat jalan yang bertanggung jawab dan berwenang untuk memberikan pelayanan
penyuluhan bagi pasien dan keluarga pasien
13. Rumah Sakit mewujudkan terjaganya keamanan, kebersihan, dan kesehatan lingkungan
rumah sakit
14. Rumah Sakit dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok serta diterapkan peraturannya secara
ketat dan disiplin.

2. KAJIAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT


Rumah sakit Karitas melakukan kajian kebutuhan Promosi Kesehatan untuk pasien, keluarga
pasien, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit KaritasWeetabula.
Tujuan :
Diperolehnya gambaran tentang informasi yang dibutuhkan pasien, keluarga pasien, pengunjung
serta masyarakat sekitar Rumah sakit KaritasWeetabula sebagai dasar pelaksanaan Promosi
Kesehatan.
D. Pemberian informasi Pelayanan Rumah Sakit Karitas Weetabula
A. Pelayanan 24 Jam
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Laboratorium
3. Instalasi Farmasi
4. Kamar Operasi
5. Ambulance

B. Rawat Jalan
1. PoliklinikUmum

20
2. Poliklinik Spesialis
- Anak
- Penyakit Dalam
- Bedah
- Kebidanan
Keterangan: (*) Buka 6 (enam) hari dalam seminggu
3. Konsultasi Gizi
4. Klinik Gigi
5. Klinik Mata
6. Klinik Fisioterapi
7. Klinik VCT Sahabat
8. Klinik TB

E. Pemberian informasi tentang dokter umum dan dokter spesialis


a. Pelayanan oleh Dokter umum terdiri dari 14 orang

b. Pelayanan oleh Dokter gigi terdiri dari 1 orang

c. Pelayanan perawatan dokter spesialis antara lain :

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam :2 orang

2. Dokter Spesialis Anak :1orang

3. Dokter Spesialis Bedah Umum : 2 orang

4. Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan : 1 orang

Total Jumlah Dokter Spesialis 6 orang. Jumlah dokter spesialis bisa berubah karena ada
yang pindah dll. RS Karitas Weetabula mengusahakan kelengkapan jenis dan jumlah dokter
spesialis sesuai kebutuhan untuk melayani berbagai masalah medis pasien. Dokter Spesialis
yang bertugas di RS KaritasWeetabula diharuskan telah mempunyai surat izin praktek yang
masih berlaku.

21
F. Informasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Jalan RS KaritasWeetabulamemberikan pelayanan kesehatan antara lain:
1. Poliklinik Umum.
2. Poliklinik Spesialis, meliputi :
 Poliklinik Penyakit Dalam
 Poliklinik Anak
 Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
 Poliklinik Bedah Umum
 Poliklinik Mata
 Poliklinik Rehabilitasi Medik
3. Poliklinik Gigi

G. Informasi Rawat Inap


Instalasi rawat inap memberikan pelayanan rawat inap antara lain:
- Rawat Inap biasa: untuk perawatan pasien anak dan dewasa yang stabil dan tidak
memerlukan observasi ketat.
- ICU: untuk perawatan pasien kritis ,yang memerlukan observasi ketat.
- Ruang Perinatal : untuk perawatan ibu hamil ,bersalin, nifas & bayi
- Kamar bayi fisiologis :untuk perawatan bayi baru lahir di RSKaritasWeetabula
secara normal atau tindakan dan sehat.
- Kamar bayi patologis : untuk perawatan bayi baru lahir dan neonatus yang sakit
- Kamar Isolasi : untuk perawatan pasien penyakit menular atau yang daya tahannya
menurun.

RS KaritasWeetabulamenyediakan berbagai jenis kamar rawat inap sesuai kelas


perawatan, kondisi medis dan ekonomi pasien. Total jumlah tempat tidur rawat inap
adalah 100 TT terdiri dari dewasa 69 TT (dewasa dan anak),anak 26 dan 5 TT kamar
bayi.

Jumlah tempat tidur sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan situasi dan
perkembangan rumah sakit seperti perluasan bangunan dan penambahan ruangan rawat
inap. Pelayanan Rawat inap berada di lantai 1 dan lantai 2 dengan berbagai macam tipe

22
dan kasus pelayanan seperti Penyakit Dalam, Anak, Kebidanan dan Kandungan, Bedah,
dll sesuai jenis pelayanan spesialisasi yang ada.

H. Informasi Jadwal Praktek Dokter dan Dokter Spesialis (terlampir)

I. Informasi tentang Penunjang Medis


Penunjang Medis di RS Karitas antara lain:
a. Instalasi Gizi, Laundry, dan Kamar Jenasah.
b. Radiologi (Xray).
c. USG 4 Dimensi (realtime) dan USG Vivid Jantung.
d. Laboratorium autoanalizer (Kimia Klinik, Hematologi, Imunoserologi,) dan
Mikrobiologi.
e. Mikroskop mata.
f. Farmasi.
g. Fisioterapi.

J. Informasi tentang Tarif Pelayanan RS (terlampir)


K. Asesmen Kebutuhan Pendidikan Pasien Rawat Inap dan Keluarga
1. Pendahuluan
Dalam upaya meningkatkan taraf kesehatannya, setiap pasien membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan yang spesifik untuk mereka. Untuk itu perlu dilakukan
pengkajian oleh staf rumah sakit untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan yang
diperlukan masing-masing pasien dan keluarganya.

2. Tujuan
Asesmen yang dilakukan bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi ketrampilan dan pengetahuan yang merupakan kekuatan dan
kelemahan pasien
b. Sebagai dasar dalam membuat perencanaan pendidikan pasien
c. Agar semua petugas yang ada di rumah sakit dapat berpartisipasi dalam proses
pendidikan

23
3. Pelaksanaan
a. Pasien atau keluarga pasien yang datang berobat ke rumah sakit mengisi form
assesment yang telah disediakan.
b. Perawat melakukan pengkajian pasien sesuai kondisi pasien dan ditulis pada form
assesmen rekam medis yang telah disediakan oleh rumah sakit.
c. Hasil pengkajian dimasukkan ke status rekam medis masing-masing pasien.

L. Asesmen Kemampuan dan Kemauan Belajar Pasien Rawat Inap dan Keluarga.
1. Pendahuluan.
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pasien dan keluarga dapat menjadi
kelebihan maupun kekurangan dalam melakukan edukasi. Untuk itu perlu
didindentifikasi sehingga dapat digunakan dalam melakukan proses edukasi terhadap
pasien dan keluarganya.
Asesmen yang dilakukan meliputi elemen-elemen :

a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.


b. Tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
c. Motivasi dan emosional pasien.
d. Keterbatasan fisik dan kognitif.
e. Kesediaan menerima informasi.

2. Tujuan.
a. Agar dapat dilakukan perencanaan yang baik dalam pemberian edukasi bagi pasien
dan keluarga.
b. Agar edukasi dapat diterima dan dipahami oleh pasien dan keluarga sesuai dengan
situasi dan kondisinya.
3. Pelaksanaan
a. Rumah sakit melakukan asesmen elemen-elemen diatas terhadap pasien dan
keluarganya.

24
b. Hasil pengkajian tersebut dicatat dan didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien.
c. Hasil pengkajian dipergunakan sebagai bahan dalam melakukan perencanaan
edukasi terhadap pasien dan keluarganya.
d. Setiap edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga didokumentasikan dalam
lembar edukasi pasien di rekam medis pasien.

M. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan bagi Pasien Rawat Inap


1. Pendahuluan
Untuk peningkatan taraf kesehatan yang berkelanjutan, pasien membutuhkan tindakan
pelayanan selanjutnya sebagai tindak lanjut pelayanan kesehatan yang diberikan di
rumah sakit. Perlu dilakukan identifikasi sumber-sumber pendidikan dan penanganan
kesehatan lebih lanjut yang ada di komunitas. Rumah sakit menyampaikan informasi
hasil identifikasi kepada pasien dan keluarganya tentang praktik pencegahan dan
peningkatan kesehatan yang sesuai dengan kondisi pasien maupun sasaran kesehatan
yang hendak dicapai.
2. Tujuan
a. Pasien memperoleh pendidikan kesehatan sesuai kondisinya setelah keluar dari
rumah sakit.
b. Peningkatan kesehatan pasien.
3. Pelaksanaan
a. Melakukan identifikasi sumber-sumber pendidikan dan pelatihan kesehatan
dikomunitas.
b. Menyampaikan kepada pasien dan keluarganya tentang sumber-sumber pendidikan
dan pelatihan kesehatan dikomunitas yang dapat meningkatkan taraf kesehatan
pasien.
c. Merujuk pasien kesumber-sumber komunitas untuk peningkatan taraf
kesehatannya.

25
N. Pendidikan terhadap pelayanan beresiko tinggi pada pasien rawat inap
1. Pendahuluan
Rumah sakit memberikan pendidikan secara rutin kepada pasien yang berhubungan
dengan keamanan dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien bersangkutan. Pelayanan
yang diberikan meliputi :

a. Penggunaan obat yang aman dan efektif


b. Potensi interaksi antara obat dengan makanan
c. Pedoman nutrisi
d. Manajemen nyeri
e. Penggunaan peralatan medis yang aman
f. Teknik rehabilitasi
2. Tujuan
a. Agar pasien mengerti proses pelayanan kesehatan yang diberikan.
b. Agar pasien memperoleh pelayanan kesehatan yang aman.
3. Pelaksanaan
a. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang keamanan dan efektifitas
penggunaan peralatan medis.
b. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang penggunaan obat yang aman.
c. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang interaksi obat dengan makanan.
d. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
e. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang diet dan nutrisi.
f. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang teknik rehabilitasi.

O. Verifikasi dan menilai pemahaman pasien rawat inap dan keluarga


1. Pendahuluan
Proses pembelajaran berlangsung dengan baik apabila pasien dan keluarga dapat
memahami dengan baik materi pendidikan yang diberikan. Untuk itu perlu ada interaksi
yang baik antara pendidik dengan yang diberi didikan, dalam hal ini antara tenaga medis
dengan pasien dan keluarga. Interaksi yang baik memerlukan umpan balik dari pasien

26
dan keluarga untuk menjamin bahwa informasi yang diberikan dapat dimengerti dan
dipahami sehingga bermanfaat dan dapat digunakan
.
2. Tujuan
a. Staf pendidik dapat memahami kebutuhan didikan yang diperlukan pasien dan
keluarga.
b. Pasien dan keluarga mengerti dan memahami informasi yang disampaikan staf
medis.

3. Pelaksanaan
a. Staf pendidik memberikan pembelajaran pasien dan keluarga dengan materi yang
mudah dipahami.
b. Staf pendidik memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk berinteraksi dalam
proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk menjamin informasi dipahami.
c. Staf pendidik melakukan verifikasi hasil pembelajaran bahwa materi yang diberikan
telah dipahami pasien dan keluarga.

P. Kolaborasi dalam memberikan Pendidikan


1. Pendahuluan
Dalam memberi didikan kepada pasien dan keluarga, diperlukan proses pembelajaran
yang efektif. Apabila dibutuhkan beberapa tenaga kesehatan dalam memberikan
didikan, maka proses pembelajaran dapat dilakukan beberapa tenaga kesehatan secara
berkolaborasi.
2. Tujuan
a. Pasien dan keluarga mendapat didikan yang sesuai dengan yang dibutuhkan secara
efektif.
b. Staf pendidik dapat melakukan proses pembelajaran secara kolaboratif.
3. Pelaksanaan

27
a. Staf pendidik berkolaborasi dalam memberikan didikan pasien dan keluarga apabila
diperlukan.
b. Staf pendidik memberikan didikan pasien dan keluarga dengan waktu yang cukup
dan cara komunikasi yang mudah dipahami.
Perlu adanya prioritas tentang informasi apa yang dinilai paling dibutuhkan oleh
pasien/klien Rumah Sakit Karitas Weetabula. Gambaran tersebut diambil berdasarkan
sepuluh penyakit terbanyak kasus rawat inap yang ada di rumah sakit Karitas
Weetabula.

C. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT


Tujuan :
Meningkatnya daya dan peran serta masyarakat rumah sakit dalam mencegah dan atau mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapinya.
Pelaksanaan :
1. Petugas medis (dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya) memberikan informasi secara
jelas tentang kondisi pasien termasuk pengobatan, perawatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan mereka sesuai kompetensi masing-masing
2. Tersedianya akses untuk pasien, keluarga pasien maupun pengunjung mengenai informasi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
3. Rumah sakit Karitas melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan di dalam gedung dan di luar
gedung
a. Di dalam gedung Rumah Sakit KaritasWeetabula
1. PKRS di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu di ruang di mana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan rumah sakit.
Kontak awal klien dengan rumah sakit disambut dengan promosi kesehatan berupa salam
hangat. Di ruang ini pula disediakan informasi tentang manajemen rumah sakit, jadwal
pelayanan dokter umum , spesialis, IGD, dan pelayanan lain yang tersedia di rumah sakit.

2. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien


1. Pemberdayaan
Petugas rumah sakit (perawat, bidan, dokter, dan petugas medis lainnya) meluangkan

28
waktunya untuk menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakit atau obat
yang ditelannya.
2. Bina Suasana
Untuk mempengaruhi keluarga pasien atau yang mengantarkan pasien ,tersedia
selebaran (leaflet), yang berisi informasi seputar rumah sakit Karitas. Selain itu juga
diadakan penyuluhan tentang perilaku hidup sehat sehingga diharapkan mereka mau
mendorong pasien untuk hidup sehat.

3. PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien


1. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan terhadap pasien rawat inap pada saat mereka sudah dalam
fase penyembuhan dan terhadap pasien rawat inap penyakit kronis. Bagi pasien rawat
inap dilakukan konseling/penyuluhan bidang gizi .
2. Bina suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat inap dalah para penjenguk
(pembesuk). Biasanya para pembesuk ini sudah berdatangan beberapa saat sebelum
jam besuk dimulai. Bagi para penjenguk , disediakan TV di ruang tunggu yang
menayangkan informasi seputar rumah sakit dan perilaku hidup sehat. Selain itu
terdapat selebaran berisi informasi yang tersedia gratis bagi para pembesuk. Suasana
untuk menciptakan perilaku sehat dapat dilakukan dengan pendekatan keagamaan
sesuai dengan agama masing-masing jika klien mengkehendaki.
3. Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran.
Promosi kesehatan hadir melalui salam hangat, dan ucapan selamat jalan.
4.PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yaitu terutama di pelayanan
obat/apotik, pelayanan laboratorium dan Rontgen.
Klien atau pengantar biasanya tidak terlalu lama tinggal di ruangan penunjang medik.
Sehingga promosi kesehatan yang dilaksanakan dengan metode media swalayan (self
service) yaitu dengan standing banner ataupun leaflet yang tersedia gratis.

29
5. PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat)
1. Pemberdayaan
Dalam rangka pemberdayaan terhadap pasien-pasien sehat, rumah sakit membentuk
kelompok senam. Peserta yang berminat didaftar dan dibimbing oleh instruktur.
Selain itu dilakukan penyuluhan mengenai Kesehatan Reproduksi Pranikah untuk
pasangan-pasangan yang akan menikah dalam waktu dekat dan Penyuluhan
Pendidikan Seks usia Remaja. Rumah sakit juga ikut berpartisipasi dalam
memperingati hari AIDS sedunia dengan mengadakan penyuluhan atau bentuk
promosi kesehatan lainnya.
2. Bina suasana
Pihak yang berpengaruh terhadap klien sehat terutama adalah para petugas rumah
sakit dan mereka yang direkrut oleh rumah sakit untuk mengelola pelayanan rumah
sakit. Mereka diharapkan konsisten dalam melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Mereka yang konsisten melakukan cuci tangan yang benar diharapkan dapat
menularkannya pada klien sehat. Cara yang dilakukan dapat dengan penyuluhan
ataupun penyediaan leaflet tentang cuci tangan agar hidup sehat.

b. di luar gedung Rumah Sakit Karitas Weetabula


1. PKRS di tempat parkir
Berupa larangan parkir di lahan yang bukan untuk parkir. Promosi kesehatan yang
dapat mendorong untuk hidup sehat di lahan parkir seperti larangan untuk
merokok.
2. PKRS di dinding luar rumah sakit
Pada waktu-waktu tertentu seperti Hari AIDS , dipasang spanduk besar . Jika
rentang waktu acara sudah selesai , spanduk tersebut harus segera diturunkan agar
tidak sampai rusak dan menggangu keindahan gedung rumah sakit.
3. PKRS dipagar pembatas kawasan rumah sakit
Pemasangan spanduk dipagar harus memperhatikan keindahan pagar. Jika rentang
waktu acara sudah selesai maka spanduk harus segera diangkat.
4. PKRS di kantin/kios di kawasan rumah sakit
Pemasangan poster yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

30
5. PKRS di tempat ibadah
Pesan-pesan disampaikan yang dikaitkan dengan perintah keagamaan dan
pentingnya menjaga kebersihan/kesehatan lingkungan.

D. BINA SUASANA
Bina suasana dilaksanakan untuk mendukung kegiatan pemberdayaan. Rumah Sakit
Karitas menjamin tempat kerja yang aman, bersih dan sehat. Oleh karena itu Rumah Sakit
Karitas memastikan upaya-upaya yang menyangkut kebersihan dan kelengkapan sarana
prasarana yang ada untuk melaksanankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Tujuan :
Terciptanya suasana yang kondusif agar pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan masyarakat
sekitar Rumah Sakit Karitas mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pelaksanaan :
1. Terdapatnya poster yang menyajikan informasi untuk melaksanakan PHBS pada temapat-
tempat strategis di Rumah Sakit Karitas Weetabula
2. Adanya media elektronik yang menayangkan informasi medis dan seputar pelayanan rumah
sakit Karitas secara berkala dan serentak di tiap-tiap ruangan
3. Adanya pojok informasi yang menyediakan selebaran mengenai informasi medis maupun
seputar pelayanan rumah sakit Karitas Weetabula
4. Adanya organisasi yang beranggotakan pasien maupun keluarga pasien yang melaksanakan
kegiatan secara teratur untuk menunjang hidup sehat

E. TEMPAT KERJA YANG AMAN, BERSIH DAN SEHAT


Rumah Sakit KaritasWeetabula mewujudkan lingkungan tempat kerja/pelayanan yang aman,
bersih dan sehat, serta menjamin kecukupan sarana dan prasarana untuk berprilaku hidup bersih
dan sehat.
Tujuan :
Terwujudnya tempat kerja yang aman, bersih, dan sehat bagi masyarakat Rumah Sakit Karitas
Weetabula
Pelaksanaan :
1. Tersedianya tata laksana pelayanan keselamatan kerja di rumah sakit KaritasWeetabula yang

31
menjamin terjaganya keamanan, kebersihan, dan kesehatan lingkungan rumah sakit
(berkerja sama dengan tim K3RS).
2. Tersedianya sarana dan prasarana untuk menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan
dalam dan luar gedung rumah sakit KaritasWeetabula.
3. Rumah Sakit menjadi Kawasan Tanpa Rokok yang didukung oleh peraturan yang ditetapkan
oleh pimpinan rumah sakit KaritasWeetabula.

F. KEMITRAAN
Rumah sakit menggalang kemitraan dengan sektor lain dalam upaya meningkatkan pelaksanaan
PKRS baik di dalam maupun di luar gedung rumah sakit KaritasWeetabula.
Tujuan :
Terjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk optimalisasi pelaksaaan kegiatan PKRS
Pelaksanaan :
1. Rumah Sakit KaritasWeetabulamenjaring mitra potensial yang berkaitan dengan pelaksanaan
promosi kesehatan
2. Rumah Sakit KaritasWeetabulamelaksanakan program promosi kesehatan rumah sakit bekerja
sama dengan mitra dari sektor lain.

32
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dilakukan terhadap perkembangan dari masukan (input), proses, keluar (output).
Evaluasi dilakukan terhadap dampak dari PKRS yang telah diselenggarakan.

A.INDIKATOR MASUKAN
Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya manusia,
sarana/peralatan, dan dana. Oleh karena itu, indikator masukan ini dapat mencakup:
1. Ada/tidaknya komitmen Direksi yang tercermin dalam Rencana Umum PKRS.
2. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana Operasional
PKRS.
3. Ada/tidaknya Unit dan petugas RS yang ditunjuk sebagai koordinator PKRS dan
mengacu kepada standar.
4. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu kepada standar.
5. Ada/tidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS.

B.INDIKATOR PROSES
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk Pasien
(Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Penunjang), PKRS untuk Klien Sehat, dan PKRS di Luar
Gedung rumah sakit. Indikator yang digunakan di sini meliputi:
1. Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster dan lain-lain) dan atau
frekuensinya.
2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, giant banner, spanduk) yaitu
masih bagus atau sudah rusak.

33
C. INDIKATOR KELUARAN
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, baik
secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator yang digunakan di sini adalah
berupa cakupan dari kegiatan, yaitu misalnya:
1. Apakah semua bagian dari rumah sakit sudah tercakup PKRS.
2. Berapa pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS (penyuluhan,
kelompok senam, dan lain-lain).

D. INDIKATOR DAMPAK
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu berubahnya
pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien rumah sakit serta terpeliharanya lingkungan rumah
sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan rumah sakit. Oleh
sebab itu, kondisi ini sebaiknya dinilai setelah PKRS berjalan beberapa lama, yaitu melalui
upaya evaluasi.
Kondisi lingkungan dapat dinilai melalui observasi, dan kondisi pemanfaatan pelayanan dapat
dinilai dari pengolahan terhadap catatan/data pasien/klien rumah sakit. Sedangkan kondisi
pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien hanya dapat diketahui dengan menilai diri
pasien/klien tersebut. Oleh karena itu data untuk indikator ini biasanya didapat melalui survei.
Survei pasien/klien yang adil adalah yang dilakukan baik terhadap pasien/klien yang berada di
rumah sakit maupun mereka yang tidak berada di rumah sakit tetapi pernah menggunakan rumah
sakit.

34
BAB VII
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit yang telah


dikembangkan dan dapat menjadi acuan dalam penyusunan instrumen Akreditasi Rumah Sakit
yang berhubungan dengan promosi kesehatan.
Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan,
baik terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadap klien sehat. Namun
demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh upaya-upaya
bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling berpengaruh
terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung/membantu rumah sakit dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan
sumber daya, dalam rangka memberdayakan klien/pasien.

DIREKTUR RS KARITAS,

dr. A. A. Gede Oka Wiryanatha, Sp.B

35
36

Anda mungkin juga menyukai