Anda di halaman 1dari 5

Tugas 2 Farmakoterapi Anestesi

NAMA : Azzah azaria wulandari


NIM : 180106014

MENJELASKAN OBAT – OBATAN ANESTESI REGIONAL


A. Bunavest atau Bunascan
Bunavest atau Bunascan adalah obat bius separuh badan atau hanya untuk salah
satu area tubuh, yang digunakan pada saat tindakan medis, persalinan, atau operasi.
Bunavest atau Bunascan akan menghambat rangsangan nyeri yang dikirimkan oleh saraf
menuju otak, sehingga seseorang tidak merasakan nyeri.
Merek dagang: Regivell Spinal, Quanocaine Spinal Heavy, Bupivacaine HCL
Spinal Heavy, Marcain, Levica, Vopicain, Levobupivacaine, Bunascan Spinal,
Chirocaine, Decain Spinal.
a) Dosis :
 Untuk Dewasa
I. Dosis umum untuk Anestesi Lokal
Takaran dosis dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pasien. Namun, dosis
yang paling sering digunakan untuk bupivacaine adalah dosis tunggal hingga 175
mg.
Dosis dapat diberikan secara berulang setiap 3 jam dan dalam satu hari,
dosis maksimal bupivacaine adalah sebanyak 400 mg.
 Anestesi infiltasi lokal: 0.25% konsentrat, disuntikkan sampai dosis
maksimum
 Blok epidural:

o Konsentrat 0.75%: Disuntikkan satu kali dengan takaran 75 – 150 mg


(10 – 20 mL) untuk bius total; bukan untuk bius selama proses
persalinan
o Konsentrat 0.5%: Disuntikkan dengan takaran 50 – 100 mg (10 – 20
mL) untuk bius lokal sampai total; ulangi dosis untuk menguatkan efek
bius
o Konsentrat 0.25%: Disuntikkan dengan takaran 25 – 50 mg (10 – 20
mL) untuk bius regional sampai lokal; ulangi dosis untuk menguatkan
efek bius

 Anestesi epidural: Konsentrat 0.5% dan 0.75% harus diberikan dalam dosis 3
– 5 mL dengan waktu berjarak di antara suntikan untuk mengetahui
timbulnya keracunan atau suntikan intravascular atau intrathecal yang tidak
disengaja.
 Anestesi epidural untuk prosedur persalinan: hanya konsentrat 0.5% dan
0.25% yang boleh dipergunakan selama operasi persalinan; Konsentrat 0.5%
harus diberikan dalam dosis 3 – 5 mL dan tidak melebihi 50 – 100 mg setiap
jarak suntikan. Untuk dosis berulang harus mengikuti dosis tes yang
mengandung epinephrine jika tidak terjadi kontraindikasi; dianjurkan
menggunakan produk bebas pengawet.

 Blok caudal:

o Konsentrat 0.5%: Disuntikkan dengan takaran 75 – 150 mg (15 – 30


mL) untuk bius lokal sampai total; ulangi dosis untuk menguatkan efek
bius
o Konsentrat 0.25%: Disuntikkan dengan takaran 3.75 – 75 mg (15 – 30
mL) untuk bius lokal; ulangi dosis untuk menguatkan efek bius

 Blok syaraf periferal:

o Konsentrat 0.5%: Disuntikkan dengan takaran minimum 25 mg (5 mL)


sampai dengan dosis maksimum yang diperbolehkan untuk bius lokal
sampai total; ulangi dosis untuk menguatkan efek bius.
o Konsentrat 0.25%: Disuntikkan dengan takaran minimum 12.5 mg (5
mL) sampai dengan dosis maksimum yang diperbolehkan untuk bius
lokal sampai total; ulangi dosis untuk menguatkan efek bius.

 Block retrobulbar: Konsentrat 0.75%: Disuntikkan dengan takaran 15 – 30


mg (2 – 4 mL) untuk bius total; ulangi dosis untuk menguatkan efek bius
 Blok simpatetik: Konsentrat 0.25% : Disuntikkan dengan takaran 50 – 125
mg (20 – 50 mL)
 Bupivacaine in dextrose injection: Anestesi tulang belakang: Disuntikkan
dengan takaran 7.5 mg (1 mL) untuk prosedur area bawah dan perineal,
termasuk prosedur pengangkatan jaringan prostat lewat uretra (TURP) dan
bedah pengangkatan rahim; dosis serendah 6 mg pernah diberikan untuk
proses persalinan normal.

Dosis yang telah disebutkan di atas merupakan pentunjuk dosis umum bagi
rata-rata orang dewasa.

II. Dosis umum untuk Bedah Cesar


 Bupivacaine in dextrose injection: Anestesi tulang belakang: Takaran dosis
7.5 – 10.5 mg (1 – 1.4 mL) sudah pernah digunakan.

 Untuk anak anak


I. Dosis umum untuk Anestesi Lokal
 Blok epidural:1.25 mg/kg/dosis (gunakan produk bebas bahan pengawet)
 Blok Caudal:1 – 3.7 mg/kg (gunakan produk bebas bahan pengawet)
 Blok saraf periferal: Suntikkan konsentrat 0.25% atau 0.5% (12.5 – 25 mg)
dengan takaran dosis 5 mL; dosis maksimum yang diperbolehkan: 400
mg/hari.
 Blok simpatetik: Suntikkan konsentrat 0.25% dengan takaran dosis 20 – 50
mL (tanpa epinephrine). Infus epidural berlanjut (caudal atau lumbar), selalu
gunakan produk bebas bahan pengawet:Dosis awal: 2 – 2.5 mg/kg (Larutan
0.25% bupivacaine dengan takaran dosis 0.8 – 1 mL/kg).
 Dosis infus:
 Bayi berusia kurang dari 4 bulan: 0.2 – 0.25 mg/kg/h;
 Bayi berusia lebih dari 4 bulan dan anak kecil: 0.4 – 0.5 mg/kg/h.
 Bupivacaine in dextrose injection: Penggunaan obat ini tidak
direkomendasikan untuk pasien anak berusia kurang dari 18.

b) Sediaan : Bupivacaine tersedia dalam bentuk:


Larutan konsentrat, suntikan: 2.5mg/mL, 5 mg/mL, 7.5mg/mL

c) Efek samping : Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah penggunaan
bupivacaine adalah rasa mual, muntah, sakit kepala, nyeri punggung, pusing atau
masalah fungsi seksual.

d) Peringatan : Obat bupivacaine adalah obat bius yang aman dipakai, namun pastikan
jika Anda informasikan kepada dokter jika Anda mengidap:

 Anemia
 Penyakit ginjal atau hati
 Gangguan pendarahan atau pembekuan darah
 Sipilis, polio, tumor otak atau saraf tulang belakang
 Kebas atau kesemutan
 Nyeri punggung akut, sakit kepala pascaoperasi
 Darah rendah atau darah tinggi
 Tulang punggung bengkok
 Arthritis

e) Cara Kerja :
Bupivacaine merupakan anestetik lokal yang bekerja dengan memblokade inisiasi
dan konduksi impuls saraf yang mengurangi permeabilitas membrane neuronal ke ion
Natrium, sehingga mengakibatkan penghambatan depolarisasi tanpa blockade
konduksi. Penghambatan rangsangan nyeri yang dikirimkan oleh saraf
menuju otak inilah yang digunakan untuk memberikan efek bius ketika diberikan
bupivacaine secara injeksi.
Bupivacaine memiliki onset kerja yang cepat 1-17 menit (tergantung rute dan
dosis) dengan durasi 2-9 jam (tergantung rute dan dosis). Bupivacaine ini
memiliki konsentrasi plama puncak 30-45 menit, berdistribusi dengan
melintasi plasenta dan memasuki ASI (dalam jumlah keci). Bupivacaine terikat
pada protein plasma sekitar 95% dan dimetabolisme di hati melalui konjugasi dengan
asam glukoroat. Selain itu, bupivacaine dieksresikan melalui urin sebagai metabolit
dan 5-6% dieksresikan sebagai obat yang tidak berubah. Waktu paruh dari
bupivacaine adalah 1,5-5,5 jam.
B. Catapress
Digunakan untuk obat antihipertensi,pramedikasi,suplementasi anestesi,analgesia
epidural/spinal.
a) Dosis
 Pramedikasi : PO : 3,5 ug/kg
 Antihipertensi :PO : 0,05-0,1 mg 3 atau 4 kali sehari
 Detoksifikasi : PO : 0,1-0,3 mg 3 atau 4 kali sehari
 Suplementasi anestesia:
1. Bolus IV : 2-4 ug/kg dalam lima menit
2. Infuse: 1-2 ug/kg/jam
3. Sublingual : 0,2-0,4mg/hari
4. Transdermal: 0,1-0,3 mg sekali setiap 7 hari
 Analgesia epidural :
1. Bolus: 150-500 ug (2-10 ug/kg) diencerkan dalam 10 ml NS
2. Infuse : 10-40 ug/ja, (0,2-0,8 ug/kg)
 Analgesia spinal bolus : 15-150 ug (0,3-3 ug/kg)
 Blok pleksus brakhialis: tambahkan 25-150 ug (0,5-3 ug/kg) klonidin pada 40 ml
anestetik local
b) Eliminasi
Melalui hati dan ginjal

c) Farmakologi
Agonis selektif pada adenoreseptor alfa – 2. Menghambat alirankeluar simpatis
sentral malalui aktivasi reseptor adrenergic alfa 2 dalam pusat vasomotor medulla.
Menurunkan tekanan darah,nadi,dan curah jantung dan menimbulkan sedasi.
Anastetik tambahan yaitu memperlemah respons hemodinamik terhadap
intubasi,mengurangi kebutuhan opioid,memperpanjang blok regional,meningkatkan
analgesia pascabedah.
d) Farmakokinetik
 Awitan aksi :
1. PO : 30-60 menit (efek hipotensi)
2. IV : < 5 menit ( efek hipotensi)
3. Epidural / spinal : < 15 menit ( analgetik )
4. Transdernal : < 2 hari ( efek hipotensi )
 Efek puncak :
1. PO : 2-4 jam
2. Transdermal : 2-3 hari
3. IV : 30-60 menit
 Lama aksi :
1. PO : 8 jam
2. IV : > 4 jam
3. Epidural, spinal : 3-4 jam ( analgesia dan sedasi )
4. Transdermal : 7 hari
e) Peringatan :
1. Hati- hati penggunaan pada pasien insufisiensi coroner berat, infark miokard,
penyakit serebrospinal, GGK, riwayat depresi mental
2. Klonidin epidural / pinal > 10 mg = bradikardi janin dan ibu
3. Hindari jika pasien mengalami septicaemia, infeksi daerah suntikan, koagulopati,
suntikan epidural
4. Tanda dan gejala kelebihan dosis somnolensi, hipotensi, hipertensi sementara,
aritmia jantung.
f) Efek samping :
1. Kardiofaskuler, hipotensi, bradikardia, hipertensi reboud pada penarikan obat
gagal jantung kongenstif
2. Pulmoner depresi ventilator ringan, obstruksi saluran pernapasan atas
3. SSP : sedasi, depresi, ansietas
4. GI : mual, muntas, nyeri parotis
5. Dermatologic, ruam, edema angioneurotik
g) interaksi
1. Mempotensi efek opioid,alcohol,barbirturate,sedative.
2. Memperbesar respon pressor terhadap efedrin IV.
3. Mengurangi kebutuhan anestesi volatif
4. Antidepresi trisiklik
5. Penambahan klonodin pada anestetik epidural/spinal/narkotik yaitu untuk
memperpanjang blok sensorik dan motorik >hipotensi dan bradikardi
6. Klonidin + anestesi local . penambahan analgesia dan anestesia.

Anda mungkin juga menyukai