Anestesi epidural: Konsentrat 0.5% dan 0.75% harus diberikan dalam dosis 3
– 5 mL dengan waktu berjarak di antara suntikan untuk mengetahui
timbulnya keracunan atau suntikan intravascular atau intrathecal yang tidak
disengaja.
Anestesi epidural untuk prosedur persalinan: hanya konsentrat 0.5% dan
0.25% yang boleh dipergunakan selama operasi persalinan; Konsentrat 0.5%
harus diberikan dalam dosis 3 – 5 mL dan tidak melebihi 50 – 100 mg setiap
jarak suntikan. Untuk dosis berulang harus mengikuti dosis tes yang
mengandung epinephrine jika tidak terjadi kontraindikasi; dianjurkan
menggunakan produk bebas pengawet.
Blok caudal:
Dosis yang telah disebutkan di atas merupakan pentunjuk dosis umum bagi
rata-rata orang dewasa.
c) Efek samping : Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah penggunaan
bupivacaine adalah rasa mual, muntah, sakit kepala, nyeri punggung, pusing atau
masalah fungsi seksual.
d) Peringatan : Obat bupivacaine adalah obat bius yang aman dipakai, namun pastikan
jika Anda informasikan kepada dokter jika Anda mengidap:
Anemia
Penyakit ginjal atau hati
Gangguan pendarahan atau pembekuan darah
Sipilis, polio, tumor otak atau saraf tulang belakang
Kebas atau kesemutan
Nyeri punggung akut, sakit kepala pascaoperasi
Darah rendah atau darah tinggi
Tulang punggung bengkok
Arthritis
e) Cara Kerja :
Bupivacaine merupakan anestetik lokal yang bekerja dengan memblokade inisiasi
dan konduksi impuls saraf yang mengurangi permeabilitas membrane neuronal ke ion
Natrium, sehingga mengakibatkan penghambatan depolarisasi tanpa blockade
konduksi. Penghambatan rangsangan nyeri yang dikirimkan oleh saraf
menuju otak inilah yang digunakan untuk memberikan efek bius ketika diberikan
bupivacaine secara injeksi.
Bupivacaine memiliki onset kerja yang cepat 1-17 menit (tergantung rute dan
dosis) dengan durasi 2-9 jam (tergantung rute dan dosis). Bupivacaine ini
memiliki konsentrasi plama puncak 30-45 menit, berdistribusi dengan
melintasi plasenta dan memasuki ASI (dalam jumlah keci). Bupivacaine terikat
pada protein plasma sekitar 95% dan dimetabolisme di hati melalui konjugasi dengan
asam glukoroat. Selain itu, bupivacaine dieksresikan melalui urin sebagai metabolit
dan 5-6% dieksresikan sebagai obat yang tidak berubah. Waktu paruh dari
bupivacaine adalah 1,5-5,5 jam.
B. Catapress
Digunakan untuk obat antihipertensi,pramedikasi,suplementasi anestesi,analgesia
epidural/spinal.
a) Dosis
Pramedikasi : PO : 3,5 ug/kg
Antihipertensi :PO : 0,05-0,1 mg 3 atau 4 kali sehari
Detoksifikasi : PO : 0,1-0,3 mg 3 atau 4 kali sehari
Suplementasi anestesia:
1. Bolus IV : 2-4 ug/kg dalam lima menit
2. Infuse: 1-2 ug/kg/jam
3. Sublingual : 0,2-0,4mg/hari
4. Transdermal: 0,1-0,3 mg sekali setiap 7 hari
Analgesia epidural :
1. Bolus: 150-500 ug (2-10 ug/kg) diencerkan dalam 10 ml NS
2. Infuse : 10-40 ug/ja, (0,2-0,8 ug/kg)
Analgesia spinal bolus : 15-150 ug (0,3-3 ug/kg)
Blok pleksus brakhialis: tambahkan 25-150 ug (0,5-3 ug/kg) klonidin pada 40 ml
anestetik local
b) Eliminasi
Melalui hati dan ginjal
c) Farmakologi
Agonis selektif pada adenoreseptor alfa – 2. Menghambat alirankeluar simpatis
sentral malalui aktivasi reseptor adrenergic alfa 2 dalam pusat vasomotor medulla.
Menurunkan tekanan darah,nadi,dan curah jantung dan menimbulkan sedasi.
Anastetik tambahan yaitu memperlemah respons hemodinamik terhadap
intubasi,mengurangi kebutuhan opioid,memperpanjang blok regional,meningkatkan
analgesia pascabedah.
d) Farmakokinetik
Awitan aksi :
1. PO : 30-60 menit (efek hipotensi)
2. IV : < 5 menit ( efek hipotensi)
3. Epidural / spinal : < 15 menit ( analgetik )
4. Transdernal : < 2 hari ( efek hipotensi )
Efek puncak :
1. PO : 2-4 jam
2. Transdermal : 2-3 hari
3. IV : 30-60 menit
Lama aksi :
1. PO : 8 jam
2. IV : > 4 jam
3. Epidural, spinal : 3-4 jam ( analgesia dan sedasi )
4. Transdermal : 7 hari
e) Peringatan :
1. Hati- hati penggunaan pada pasien insufisiensi coroner berat, infark miokard,
penyakit serebrospinal, GGK, riwayat depresi mental
2. Klonidin epidural / pinal > 10 mg = bradikardi janin dan ibu
3. Hindari jika pasien mengalami septicaemia, infeksi daerah suntikan, koagulopati,
suntikan epidural
4. Tanda dan gejala kelebihan dosis somnolensi, hipotensi, hipertensi sementara,
aritmia jantung.
f) Efek samping :
1. Kardiofaskuler, hipotensi, bradikardia, hipertensi reboud pada penarikan obat
gagal jantung kongenstif
2. Pulmoner depresi ventilator ringan, obstruksi saluran pernapasan atas
3. SSP : sedasi, depresi, ansietas
4. GI : mual, muntas, nyeri parotis
5. Dermatologic, ruam, edema angioneurotik
g) interaksi
1. Mempotensi efek opioid,alcohol,barbirturate,sedative.
2. Memperbesar respon pressor terhadap efedrin IV.
3. Mengurangi kebutuhan anestesi volatif
4. Antidepresi trisiklik
5. Penambahan klonodin pada anestetik epidural/spinal/narkotik yaitu untuk
memperpanjang blok sensorik dan motorik >hipotensi dan bradikardi
6. Klonidin + anestesi local . penambahan analgesia dan anestesia.