Anda di halaman 1dari 27

1

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

LAPORAN RESMI
ISOLASI MIKROORGANISME DARI SUATU CAMPURAN
DAN UJI BIOKIMIA

I. Tujuan
I.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara-cara mengisolasi
mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik cawan gores dan cawang
tuang.
I.2 Uji Biokimia (Katalase)
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari dimiliki atau tidaknya enzim
katalase pada suatu mikroorganisme.
I.3 Uji Hidrolisa (Gelatin)
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jenis mikoorganisme yang
memiliki gelatinase, eksoenzim yang mempunyai kemampuan menguraikan
kanji menjadi glukosa.

II. Data Pengamatan


II.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
II.1.1 Metode Cawan Gores
Pada percobaan inokulasi bakteri dengan metode cawan gores ini
dilakukan pengamatan selama 24 jam dan 120 jam, dan didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel II.1 Hasil Pengamatan (Gambar) 24 Jam Teknik Cawan Gores pada
Campuran A
Bentuk koloni jika Pengamatan
dilihat dari: Sektor 0 Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas keseluruhan

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
2
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

- Atas tepi

- Permukaan
(samping)

Keterangan :
- Warna - Putih - Putih - -
- Diameter - 0,3 cm - 0,6 cm - -
- Kepekatan - Pekat - Tidak - -
Pekat

Tabel II.2 Hasil Pengamatan (Gambar) 120 Jam Teknik Cawan Gores pada
Campuran A
Bentuk koloni Pengamatan
jika dilihat dari: Sektor 0 Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas
keseluruhan

- Atas tepi

- Permukaan
(samping)

Keterangan :
- Warna - Putih - Putih - Putih -Putih

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 3

- Diameter - 0,4cm - 0,8cm - 0.9 cm - 1,3 cm


- Kepekatan - Pekat - Pekat - Kurang - jarang
pekat

Tabel II.3 Hasil Pengamatan (Gambar) 24 Jam Teknik Cawan Gores


pada Campuran B
Bentuk koloni jika Pengamatan
dilihat dari: Sektor 0 Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas keseluruhan

- Atas tepi

- Permukaan
(samping)

Keterangan : -Putih - Putih - Tidak - Tidak


- Warna kekuningan Kekuningan terlihat terlihat
- Diameter - 0,4 - 0,3 - -
- Kepekatan - Pekat - tidak pekat -tidak pekat -tidak pekat

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 4

Tabel II.4 Hasil Pengamatan (Gambar) 120 Jam Teknik Cawan Gores pada
Campuran B
Bentuk koloni jika Pengamatan
dilihat dari: Sektor 0 Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas keseluruhan

- Atas tepi

- Permukaan
(samping)

Keterangan :
- Warna - Putih - Putih - Hitam -Cokelat
- Diameter - 1,3 cm - 0,7 cm kehijauan abu-abu
- Kepekatan - pekat - Kurang - 1,7 cm - 1cm
pekat - Kurang - Kurang
pekat pekat

II.1.2 Metode Cawan Tuang


Pada percobaan inokulasi bakteri dengan metode cawan tuang ini
dilakukan pengamatan selama 24 jam dan 120 jam, dan didapatkan hasil sebagai
berikut :

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
5
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tabel II.5 Hasil Pengamatan (Gambar) 24 Jam Teknik Cawan Tuang


Bentuk koloni jika Pengamatan
dilihat dari: Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas keseluruhan

- Atas tepi

- Permukaan
(samping)

Keterangan :
-Putih -Putih -Putih
- Warna
- 0,2cm - 0,5cm -1cm
- Diameter
- Pekat -Pekat - cukup pekat
- Kepekatan

Tabel II.6 Hasil Pengamatan (Gambar) 120 Jam Teknik Cawan Tuang
Bentuk koloni jika Pengamatan
dilihat dari: Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas keseluruhan

- Atas tepi

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
66
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

- Permukaan
(samping)

Keterangan :
- Warna -Putih -Putih -Putih
- Diameter - 0,4cm - 0,6cm - 1cm
- Kepekatan - Pekat - Cukup - Cukup
pekat pekat

II.2 Uji Biokimia (Katalase)


Pada percobaan ini, data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel II.7 Hasil Pengamatan Uji Biokimia Katalase

Mikroorganisme Uji Katalase(+/-) Keterangan

Terdapat gelembung
Bacillus Subtilis + (Positif) saat penambahan
larutan H2O2

Keterangan:
- Uji katalase positif (+) bila timbul gelembung
- Uji katalase negatif (-) bila tidak timbul gelembung

II.3 Uji Hidrolisa (Hidrolisa Gelatin)


Pada percobaan ini, data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel II.8 Hasil Pengamatan Uji Hidrolisa Gelatin

Mikroorganisme Uji Hidrolisa Gelatin(+/-) Keterangan

Kuning Bening,
Aspergilus Niger +(Positif) sedikit membeku
saat didinginkan

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 7

Keterangan:
- Test positif (+) bila mencair
- Test negatif (-) bila tetap padat

III. Pembahasan
III.1 Isolasi Mikroorganisme dalam Suatu Campuran
III.1.1 Cawan Gores
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara-cara mengisolasi
mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik cawan gores. Teknik cawan
gores adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan suatu biakan murni
dengan menggunakan prinsip goresan. Dimana pada bagian akhir sel akan
membentuk koloni dan satu koloni mewakili satu sel. Bakteri campuran pada
awalnya akan menyebar dan membentuk koloni pada bagian akhir.
(Harley,2002,99)
Percobaan ini menggunakan bakteri campuran A dan jamur campuran B.
Bakteri campuran A ini terdiri dari bakteri E. coli dan bakteri Bacillus subtilis
sedangkan untuk bakteri campuran B terdiri dari jamur Aspergillus niger dan
Rhizopus oligosporus. Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah
petridish, kawat ose, bunsen, kertas cokelat, media NBA ((Nutrient Broth Agar),
dan media PDA(Potato Dextrose Agar), kapas, bakteri campuran A, dan jamur
campuran B.
Percobaan isolasi mikroorganisme dengan metode cawan gores ini
dimulai dengan membagi petridish menjadi 4 sektor, yaitu sector 0, I, II, dan III.
Pembagian sektor pada petridish bertujuan untuk mendapatkan biakan murni pada
sektor III dengan jumlah bakteri pada sektor III lebih sedikit dari sektor I dan II.

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
8
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

III II

Gambar III.1 Sektor Pada Petridish


Setelah membagi sektor pada petridish, langkah selanjutnya adalah
menambahkan media NBA pada petridish pertama dan media PDA pada petridish
yang lain lalu membungkus petridish dengan kertas cokelat. Media NBA
digunakan untuk mengisolasi campuran yang terdiri dari bakteri sedangkan media
PDA digunakan untuk mengisolasi campuran berisi jamur. Penggunaan kertas
cokelat ini bertujuan untuk melindungi petridish dari uap air yang terbentuk saat
menstrerilkan alat di dalam autoclave. Selanjutnya, memasukkan petridish ke
dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C. Petridish berisi media perlu
untuk disterilkan terlebih dahulu sebelum melakukan isolasi bakteri agar tidak ada
mikroorganisme lain yang terdapat pada media dalam petridish sehingga pada saat
isolasi bakteri hanya didapatkan bakteri biakan murni saja tidak ada
mikroorganisme lain yang terdapat dalam media isolasi. Penggunaan suhu 1210C
pada proses sterilisasi ini karena pada suhu tersebut tidak ada mikroorganisme
yang dapat hidup kecuali prion.
(Tortora,2010,188)
Langkah percobaan yang dilakukan setelah proses sterilisasi adalah
membiarkan media PDA dan NBA menjadi padat. Media pada petridish harus
padat karena menggunakan teknik cawan gores yaitu menggoreskan bakteri yang
akan diisolasi diatas permukaan media. Setelah media menjadi padat, segera
melakukan isolasi. Perlakuan pertama dilakukan untuk petridish berisi media
NBA, pada media ini menggunakan bakteri campuran A.
Proses isolasi dimulai dengan mengambil tabung reaksi berisi bakteri
campuran A dan meletakkan pada tangan kiri, lalu mengambil jarum ose dan
membakar jarum ose pada bunsen hingga membara. Proses ini bertujuan agar

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
9
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

jarum ose steril tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. Setelah itu
membuka tutup kapas pada bakteri campuran A menggunakan jari kelingking dan
jari manis tangan kanan, lalu memasukkan jarum ose dan mengambil 1 loop
penuh induk bakteri dan menggoreskan secara zig-zag pada sektor 0, kemudian
jarum ose dibakar kembali dan mengambil sedikit bakteri yang berada pada sektor
0 dan menggoreskannya pada sektor I secara zig zag namun arah zig zag berbeda
dengan sebelumnya. Lalu jarum ose dibakar kembali dan menggoreskan sektor II
dengan jarum ose yang sebelumnya menyentuh sektor I. Dan yang terakhir, jarum
ose dibakar kembali dan menggoreskan bakteri pada sektor III dengan mengambil
sedikit bakteri yang berada pada sektor II. Arah zig zag pada sektor 0 sampai III
memiliki arah yang berbeda-beda agar memudahkan melihat pertumbuhan bakteri
saat melakukan pengamatan. Saat melakukan penggoresan, tutup dari petridish
hanya dibuka sedikit agar tidak ada udara yang masuk sehingga menyebabkan
media dan bakteri terkontaminasi.
(Benson,2001,84)
Tahap terakhir yaitu membungkus kembali petridish dengan kertas
cokelat dan meletakkan petridish dalam inkubator dengan posisi terbalik agar uap
air yang terbentuk tidak mengenai media bakteri sehingga bakteri dapat tumbuh
pada dasar petridish. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 120 jam.
Percobaan ini juga dilakukan pada petridish berisi media PDA dengan jamur
campuran B.

Pengamatan pertama dilakukan setelah 24 jam, petridish berisi media


NBA terlihat bahwa pada sektor 0 terdapat bakteri yang tumbuh sesuai dengan
goresan dan berwarna putih. Pada sektor ini bakteri terlihat pekat karena bakteri
ini berasal dari bakteri induk sehingga banyak terdapat bakteri dan pekat. Pada
sektor I, jumlah bakteri sangat sedikit dan berwarna putih, namun pertumbuhan
bakteri hanya pada bagian pinggir petridish dan kepekatan pada sektor ini
berkurang dari sebelumnya, sedangkan pada sektor II dan III tidak tampak adanya
bakteri.
Sedangkan pada pengamatan 120 jam, petridish pada sektor 0 tampak
bakteri berwarna putih dan jumlah bakteri bertambah jika dibandingkan dengan

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
10
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

pengamatan saat 24 jam, jika dilihat bakteri pada sektor 0 adalah pekat. Pada
sektor I, terlihat jika warna bakteri adalah putih dan bakteri tumbuh tidak
beraturan sesuai dengan goresan dan kondisinya masih pekat. Pada sektor II
pertumbuhan bakteri terbanyak berada pada pinggir petridish dan bakteri
berwarna putih namun kepekatan bakteri pada sektor ini mulai menurun,
sedangkan pada sektor III pertumbuhan bakteri terlihat jarang dan bakteri
berwarna putih.

Gambar III.2 Petridish Berisi NBA Pengamatan 24 Jam Tampak Atas


(kiri) dan Samping (kanan)

Gambar III.3 Petridish Berisi NBA Pengamatan 120 Jam Tampak Atas
(kiri) dan Samping (kanan)

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan jika bakteri yang berhasil


terisolasi pada sektor III merupakan bakteri E.coli berdasarkan literatur bakteri
E.coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif, berbentuk batang dari
pendek sampai kokus, saling terlepas antara satu dengan yang lainnya tetapi ada
juga yang bergandeng dua-dua (diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
11
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

rantai pendek, tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x
2,0 – 6,0 µm, dapat bertahan hidup di medium sederhana.
(http://forum.upi.edu/index.php?topic=15614.0)

Hasil pengamatan pada petridish dengan media PDA, pengamatan pada


24 jam, pada sektor 0 jamur berwarna putih kekuningan dengan kondisi pekat,
pada sektor I jamur berwarna putih kekuningan dengan kondisi tidak pekat,
sedangkan untuk sektor II dan III belum terlihat adanya pertumbuhan jamur.

Gambar III.4 Petridish Berisi PDA Pengamatan 24 Jam Tampak Atas


(kiri) dan Samping (kanan)
Sedangkan pada hasil percobaan selama 120 jam, petridish pada sektor 0
jamut tumbuh sesuai goresan dan berwarna putih dengan kondisi jamur pekat,
sedangkan pada sektor I jamur tetap berwarna putih dengan jumlah yang lebih
sedikit dan mulai membentuk koloni, kondisi pada sektor ini kurang pekat. Pada
sektor II terlihat jika terdapat jamur berbentuk lingkaran sebanyak 1 buah dengan
warna jamur yaitu hitam kehijauan dan pada sektor III terdapat jamur berukuran
lingkaran dengan ukuran lebih kecil dari sektor II dan pada sektor ini jamur
berwarna cokelat keabuan.

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
12
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Gambar III.5 Petridish Berisi PDA Pengamatan 120 Jam Tampak Atas
(kiri) dan Samping (kanan)
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan jika jamur yang berhasil
terisolasi merupakan jamur Asperigillus niger ini sesuai literatur jika jamur
dengan cirri-ciri dapat tumbuh cepat pada suhu ruang membentuk koloni yang
granular, berwarna hitam, mempunyai hipha bersekat dan bercabang, pada bagian
ujung hipha terutama pada bagian ujung yang tegak membesar merupakan
konidiofornya. Konidiofor pada ujungnya membulat dan membentuk visikel. Pada
ujung visikel membentuk sterigmata dan tumbuh konidia yang berbentuk rantai
berwarna hijau, cokelat, atau hitam. Kesimpulan lain jika jamur tersebut berhasil
terisolasi dapat dilihat pada perbedaan disetiap sektornya, pada pertumbuhan di
sektor 0 terlihat jika jamur yang tumbuh masih banyak dan belum terlihat
karakteristik jamur, jamur masih tercampur, sedangkan pada sektor I jumlah
jamur yang tumbuh mulai berkurang, pada sektor II jumlah koloni jamur semakin
sedikit dan mulai membentuk koloni jamur berdasarkan jenisnya, jamur yang
tumbuh semakin mempunyai cirri-ciri yang spesifik, sedangkan pada sektor III
jamur yang tumbuh hanya satu jenis saja, dengan adanya pengenceran tersebut
dapat disimpulkan jika pada sektor III jamur berhasil terisolasi dengan hanya satu
jenis bakteri saja yang dapat terlihat dan tumbuh.
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptunimus-gdl-s1-2008-iffahzahro-931-
2-bab2.pdf)
III.1.2 Metode Cawan Tuang
Pada percobaan isolasi mikroorganisme dari suatu campuran dengan
menggunakan teknik cawan tuang ini memiliki tujuan yang sama dengan metode
cawan gores namun yang membedakan adalah pada metode ini prinsip utamanya
adalah proses pengenceran sehingga terjadi pengurangan jumlah mikroba pada

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
13
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

suatu sampel. Pada metode ini alat dan vahan yang digunakan adalah 3 tabung
reaksi, 3 petridish (I,II,III), bunsen, kapas, jarum ose, media NBA dan bakteri
campuran A. Campuran yang digunakan adalah campuran A yang terdiri dari
bakteri Bacillus subtilis dan E.Coli sehingga media yang akan digunakan adalah
NBA(Nutrient Broth Agar). Langkah pertama adalah memasukkan media agar
NBA kedalam 3 tabung reaksi sebanyak ½ dari isi tabung. Hal tersebut bertujuan
agar saat media yang sudah berisi suspensi biakan dituangkan kedalam petridish,
jumlah media cukup untuk menutupi seluruh permukaan petridish. Selanjutnya,
menutup tabung reaksi yang berisi media agar dengan kapas dan memasukkannya
ke dalam autoclave bersama dengan petridish yang telah dibungkus dengan kertas
cokelat. Proses sterilisasi dilakukan di dalam autoclave pada suhu 1210C selama
15 menit untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan
dan pada suhu tersebut tidak ada mikroorganisme yang dapat hidup.
(Tortola, 2010,188)
Selanjutnya melakukan proses inokulasi dengan cara mengambil biakan
bakteri dalam tabung reaksi, lalu membakar jarum ose hingga membara agar steril
dan tidak terjadi kontaminasi karena terdapatnya mikroorganisme lain dalam
jarum ose. Setelah itu membuka tutup tabung reaksi dan menjepitnya diantara jari
manis dan jari kelingking tangan kanan, kapas tidak boleh ditaruh di alas incase
karena dapat menyebabkan kontaminasi. Setelah itu memasukkan jarum ose ke
dalam biakan dan mengambil 1 loop suspensi bakteri biakan dan memasukkan ke
dalam tabung reaksi I dan mencampurkan suspensi biakan pada tabung I dengan
cara memutarkan tabung diantara kedua telapak tangan. Hal tersebut bertujuan
agar suspensi biakan dapat tercampur dengan homogen selanjutnya membakar
kembali jarum ose hingga membara. Lalu, mengambil 1 loop bakteri pada tabung
reaksi I lalu memindahkan satu lup penuh suspensi biakan campuran ke dalam
tabung reaksi II dengan menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan. Setelah itu
menuangkan media berisi bakteri pada tabung reaksi I ke dalam petridish I,
melakukan kegiatan tersebut hingga tabung reaksi III dan petridish III lalu
menutup petridish dan membungkusnya dengan kertas cokelat. Jika media berisi
bakteri dalam petridish telah padat segera menginkubasi bakteri selama 24 jam

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
14
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

dan 120 jam pada suhu 300C dengan petridish dalam kondisi tutup berada di
bagian bawah.
(Benson,2001,86)
Pengamatan pertama dilakukan pada 24 jam. Diperoleh hasil pada petridish
pertama bakteri menyebar rata pada dasar petridish dengan kondisi pekat, pada
petridish kedua menunjukkan jika bakteri tetap menyebar namun mulai menyatu
namun belum nampak jelas perbedaannya sedangkan pada petridish ke tiga masih
terdapat bakteri yang banyak dan menyebar.

Gambar III.6 Petridish 1 (kiri) dan Petridish 2 (kanan) Metode Cawan


Tuang Pengamatan 24 Jam

Gambar III.7 Petridish 3 Metode Cawan Tuang Pengamatan 24 Jam

Sedangkan pada pengamatan selama 120 jam hasil yang didapat tidak jauh
berbeda dengan hasil pengamatan sebelumnya. Pada petridish pertama bakteri
tumbuh menyebar dan merata pada dasar petridish sedangkan petridish kedua
bakteri tetap menyebar namun mulai merapat sedangkan jumlah bakteri tetap, dan
pada petridish ketiga hasil yang didapat tetap menyebar. Jika dilihat dari jumlah
koloni pada masing-masing petridish terlihat jika pada petridish 1 terdapat banyak

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
15
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

bakteri karena bakteri ini berasal dari indukan, sedangkan pada petridish 2
menunjukkan jumlah koloni yang semakin sedikit namun koloni tidak terlihat
jelas karena pertumbuhan bakteri yang merata, sedangkan pada petridish ke 3
tampak koloni yang mengumpul dan jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan
dengan petridish 2.

Gambar III.8 Petridish 1 (kiri) dan Petridish 2 (kanan) Metode Cawan


Tuang Pengamatan 120 Jam

Gambar III.9 Petridish 3 Metode Cawan Tuang Pengamatan 120 Jam

Berdasarkan literatur, teknik isolasi menggunakan metode cawan tuang hasil


yang di dapat seharusnya pada petridish pertama bakteri menyebar rata, namun
pada petridish kedua bakteri mulai membentuk koloni, dan pada petridish ketiga
jarak antar bakteri mulai jauh dan bakteri telah membentuk koloni seperti yang
terlihat pada gambar III.10. Namun percobaan yang dilakukan tidak meunjukkan
hasil yang sama seperti literatur, kesalahan ini dapat disebabkan karena
terkontaminasinya bakteri yang akan diisolasi, kesalahan juga dapat disebabkan
karena bakteri belum tercampur secara homogen.

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
16
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Gambar III.10 Metode Cawan Tuang

(Harley,2002,106)

III.2 Uji Biokimia (Katalase)


Percobaan uji katalase ini bertujuan untuk mempelajari dimiliki atau tidaknya
enzim katalase pada suatu mikroorganisme. Enzim katalase adalah enzim yang
dapat memecah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan persamaan
sebagai berikut:

katalase
2H2O2 2H2O + O2
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah
H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan
aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim
pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri yang termasuk
katalase negatif adalah Streptococcus, Leuconostoc, Lactobacillus, dan
Clostridium, atau bakteri anaerobik yang tidak menghasilkan enzim
katalase.Bakteri yang diuji pada percobaan ini adalah Bacillus subtilis.
Langkah pertama adalah mengambil object glass dan menstrerilkannya
menggunakan alkohol, lalu mengambil tabung reaksi berisi suspensi biakan
Bacillus subtilis di dalam incase. Selanjutnya mengambil jarum ose dan

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
17
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

memanaskan di atas bunsen agar steril sehingga tidak ada mikroorganisme lain
yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi. Membuka tutup kapas pada
tabung reaksi lalu menggoreskan jarum ose pada permukaan media secara
perlahan agar dapat memperoleh bakteri Bacillus subtilis. Menggoreskan bakteri
pada jarum ose pada bagian tengah object glass dan memberikan beberapa tetes
hidrogen peroksida (H2O2) 3%. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi
pada object glass. Setelah diamati selama 5 menit, timbul gelembung-gelembung
gas pada object glass. Hidrogen perokside (H2O2) merupakan senyawa racun
dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat
racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O)
dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi
penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian
peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung.

Gambar III.11 Uji Biokimia Katalase pada bakteri Bacillus subtilis

Pada gambar diatas terlihat adanya gelembung-gelembung udara yang


dihasilkan, hal ini menunjukkan bahwa bakteri Bacillus subtilis positif memiliki
enzim katalase. Sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa kemampuan
bakteri dalam menguraikan H2O2 ditunjukkan oleh uji katalase yang memberikan
hasil uji positif yang berarti bakteri mampu menghasilkan enzim katalase yang
dapat digunakan pada reaksi penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi H2O
dan gas oksigen (O2). Timbulnya gelembung-gelembung gas inilah yang
menunjukkan adanya gas oksigen hasil penguraian.

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
18
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

1
H2O2 H2O + O2
katalase 2

( Benson, 2001, 168)

III.3 Uji Hidrolisa (Gelatin)


Percobaan ini bertujuan untuk menentukan mikroorganisme yang memiliki
gelatinase. Gelatinase adalah eksoenzim yang mempunyai kemampuan untuk
menguraikan kanji menjadi glukosa. Pada percobaan ini, mikroorganisme yang
digunkaan adalah Aspergillus niger.
Langkah pertama adalah mengisi gelatin ke dalam dua tabung reaksi
sebanyak ½ dari tabung reaksi. Tabung pertama adalah tempat inokulasi
Aspergillus niger dan tabung kedua berfungsi sebagai blanco. Kemudian,
menutup tabung reaksi dengan kapas dan memasukkan kedua tabung tersebut
kedalam autoclave untuk proses sterilisasi pada suhu 1210C. Suhu 1210C saat
proses sterilisasi bertujuan agar tidak ada mikroorganisme yang masih dapat
bertahan hidup pada suhu tersebut. Setelah melakukan proses sterilisasi
menambahkan media gelatin ke dalam tabung reaksi lalu melakukan proses
inokulasi bakteri pada tabung reaksi yang tidak sebagai blanko. Inokulasi
dilakukan dengan menggunakan jarum ose yang telah disterilkan dengan cara
memanaskan diatas bunsen hingga membara lalu mengambil suspense bakteri dan
memasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi media gelatin dan menutup
tabung reaksi dengan kapas. Langkah selanjutnya menginkubasi bakteri pada
inkubator selama 24 jam dan 120 jam pada suhu 300C.
Setelah 24 jam, mengambil tabung reaksi dalam inkubator dan
memasukkan ke dalam freezer selama 10-15 menit. Setelah itu dikeluarkan dari
freezer dan dilakukan pengamatan. Hasil pengamatan setelah 15 menit, blanko
dan bakteri berisi media gelatin tidak ada yang membeku. Lalu memasukkan
kembali tabung reaksi ke dalam inkubator hingga 120 jam.
Pada pengamatan gelatin setelah 120 jam, tabung reaksi di masukkan ke
dalam freezer selama 15 menit namun kedua tabung masih mencair, dilakukan
lagi pendinginan pada freezer kurang lebih 3 jam didapatkan hasil pada blanko
membeku dan pada tabung berisi media gelatin dan bakteri terdapat bagian yang

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
19
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

membeku dan cair. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan jika bakteri
telah positif terhidrolisis dibuktikan dengan keadaan tabung reaksi berisi bakteri
terdapat bagian cair. Namun membekunya media pada tabung tersebut
dikarenakan waktu pendinginan yang terlalu lama sehingga membuat media
tersebut membeku. Berdasarkan literatur waktu yang dibutuhkan pendinginan
hanya selama 30 menit.

Gambar 3.12 Uji Hidrolisa Gelatin selama 24 jam (kiri) dan 120 jam (kanan)

IV. Jawaban Pertanyaan


IV.1 Isolasi Mikroorganisme dalam Suatu Campuran
1. Bagaimana keadaan media pembanding (blanko)? Apakah kegunaannya?
Jawab:
Pada percobaan ini tidak diberikan media pembaniding/blanco karena
media agar sudah disterilisasikan terlebih dulu bersama dengan tabung reaksi
dan petridish, sehingga diasumsikan bahwa tidak terjadi kontaminasi pada
media agar.

2. Setelah melakukan isolasi mikroorganisme dengan metode cawan gores,


pada daerah manakah mikroorganisme terisolasi? Bandingkan dengan
media pembanding!
Jawab:
Setelah melakukan isolasi mikroorganisme dengan metode cawan gores,
mikroorganisme terisolasi sempurna pada sektor III karena pada daerah ini
merupakan penggoresan terakhir, dan merupakan kelanjutan penggoresan dari

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
20
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

daerah II yang semakin sedikit mikroorganismenya. Tidak ada media


pembanding dalam pecobaan ini.

3. Apakah pada permukaan agar yang tidak saudara gores tampak koloni?
Jelaskan! (jika terdapat ataupun tidak)
Jawab:

Pada permukaan agar yang tidak digores terdapat koloni, karena


terkontaminasi oleh daerah di sekitar sektor. Koloni tersibut terlihat pada
sektor II dan III dengan terdapatnya bakteri di sepanjang pinggir petridish.

4.Apakah keunggulan dan kekurangan dari dua metode di atas?


Jawab:

- Teknik Cawan Gores:


Keunggulan: pengerjaanya lebih cepat dibandingkan dengan metode
cawan gores dan menghemat bahan serta alat yang digunakan.

Kekurangan: teknik isolasi yang dilakukan lebih sulit karena


membutuhkan keterampilan yang memadai dalam menggores.

- Teknik Cawan Tuang:


Keunggulan: tidak membutuhkan keterampilan yang tinggi untuk
mendapatkan hasil yang baik. Selain itu, mikroorganisme yang tumbuh
dapat tersebar merata pada media agar.

Kekurangan: boros waktu dan bahan yang digunakan, dan mikroorganisme


bisa mati jika suhu terlalu panas.

IV.2 Uji Biokimia


1. Sebutkan media yang digunakan pada beberapa test berikut :
a. Produksi Butanediol
b. Hidrolisa Kanji
c. Hidrolisa Lemak
d. Hidrolisa Kafein

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
21
22
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Jawab:
a. Media MR-VP
b. Media kanji
c. Nutrient agar dan minyak tumbuh-tumbuhan
d. Kasein agar
2. Pilihlah nama-nama reagent yang digunakan test berikut :
a. Voges-Prokauer test
b.Catalse Test
c.Hidrolisa Kanji
Jawab:
a. A-Reagent Barrit
b. C-Hidrogen Peroksida
c. B-Gram’s Iodine
3. Enzim-enzim apa yang terlibat pada reaksi-reaksi berikut dan sebutkan pula
produk hasil hidrolisanya :
a. Hidrolisa Kasein
b. Hidrolisa Kanji
c. Hidrolisa Lemak
d. Hidrolisa Gelatin
Jawab:
a. Hidrolisa Kasein : Enzim Kasein menjadi protein
b. Hidrolisa Kanji : Enzim Alpha-amylase menjadi glukosa
c. Hirolisa Lemak : Enzim Lipase menjadi asam lemak dan
gliserol
d. Hidrolisa Gelatin : Enzim gelatinase menjadi asam amino

4. Apakah perbedaan Methyl-Red test dengan Voges-Proskauer test?


Jawab :
Pembeda Methyl-Red Voges-Proskauer

Indikator Methyl-Red Reagent Barrit


(Naphtol+KOH)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
22
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tes positif Warna merah Warna merah muda.


Orange, atau merah

Tes negatif Warna kuning Tidak berwarna, berwarna


merah, merah muda,
atau orange

5. Apakah manfaat enzim-enzim tersebut (soal nomor 3) pada


mikroorganisme?
Jawab :
Manfaat enzim-enzim tersebut (soal nomor 3) pada mikroorganisme adalah
untuk mengurangi hambatan energi aktivasi pada suatu reaksi sehingga proses
reaksi terjadi lebih cepat.

V. Kesimpulan
V.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan isolasi bakteri dengan
menggunakan metode cawan tuang dan cawan gores diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada metode cawan gores berhasil dilakukan isolasi pada bakteri dan
jamur pada sektor III dengan jamur yang berhasil terisolasi adalah
Asperigillus niger dan bakteri yang berhasil terisolasi adalah E.coli.
2. Pada metode cawan tuang, teknik isolasi dapat dilakukan dengan
menggunakan cawan tuang, namun hasil yang didapat belum
maksimal.
V.2 Uji Biokimia Katalase
Pada uji katalase bakteri Basillus subtilis positif memiliki enzim katalase
dengan mampu menguraikannya H2O2 menjadi H2O dan O2 yang ditandai dengan
timbulnya gelembung-gelembung. Gelembung tersebut merupakan O2.

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 23

V.3 Uji Hidrolisa Gelatin


Pada uji hidrolisa gelatin jamur Aspergilus niger memiliki enzim
gelatinase dan mampu mneguraikan gelatin menjadi asam-asam amino yang
ditandai dengan tabung yang tidak berisi Aspergillus niger membeku saat
dimasukkan kedalam es sedangkan tabung yang berisi Aspergillus niger tidak
membeku saat dimasukkan kedalam es.

Daftar Pustaka
Benson. 2001. Microbiological Applications Lab Manual in General
Microbiology, Eighth Edition. New York : The McGraw−Hill
Companies.
Harley, Prescott. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology, fifth Edition. New
York : The McGraw-Hill Companies.
Tortora, Gerrad J., at all. 2010. “Microbiology an Introduction 10th edition”.
Pearson : USA.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptunimus-gdl-s1-2008-iffahzahro-931-
2-bab2.pdf. Diakses pada hari Kamis, 3 April 2014, pukul 02.51 WIB.
http://forum.upi.edu/index.php?topic=15614.0. Diakses pada hari Kamis, 3 April
2014, pukul 02.48 WIB.

Lampiran
A. Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran

A.1 Cawan Gores Media NBA Bakteri Campuran A Pengamatan setelah 24 jam

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
24
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

A.2 Cawan Gores Media NBA Bakteri Campuran A Pengamatan setelah 120 jam

A.3 Cawan Gores Media PDA Bakteri Campuran B Pengamatan setelah 24 jam

A.4 Cawan Gores Media PDA Bakteri Campuran B Pengamatan setelah 120 jam

A.5 Cawan Tuang Petridish 1 Pengamatan setelah 24 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 25

A.6 Cawan Tuang Petridish 2 Pengamatan setelah 24 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)

A.7 Cawan Tuang Petridish 3 Pengamatan setelah 24 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)

A.8 Cawan Tuang Petridish 1 Pengamatan setelah 120 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
26
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

A.9 Cawan Tuang Petridish 2 Pengamatan setelah 120 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)

A.10 Cawan Tuang Petridish 3 Pengamatan setelah 120 jam tampak atas (kiri)
dan samping (kanan)

B. Uji Biokimia (Katalase)

B.1 Proses Terbentuknya Gelembung Pada Uji Katalase

C. Uji Hidrolisis (Gelatin)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 27

C.1 Uji Hidrolisa Gelatin Setelah 24 jam Tabung Reaksi Berisi Blanko (Kiri) dan
Asperigillus niger (Kanan)

C.2 Uji Hidrolisa Gelatin Setelah 120 jam Tabung Reaksi Berisi Blanko (Kiri)
dan Asperigillus niger (Kanan)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik


Jurusan Teknik Kimia-FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai