LAPORAN RESMI
ISOLASI MIKROORGANISME DARI SUATU CAMPURAN
DAN UJI BIOKIMIA
I. Tujuan
I.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara-cara mengisolasi
mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik cawan gores dan cawang
tuang.
I.2 Uji Biokimia (Katalase)
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari dimiliki atau tidaknya enzim
katalase pada suatu mikroorganisme.
I.3 Uji Hidrolisa (Gelatin)
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jenis mikoorganisme yang
memiliki gelatinase, eksoenzim yang mempunyai kemampuan menguraikan
kanji menjadi glukosa.
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan :
- Warna - Putih - Putih - -
- Diameter - 0,3 cm - 0,6 cm - -
- Kepekatan - Pekat - Tidak - -
Pekat
Tabel II.2 Hasil Pengamatan (Gambar) 120 Jam Teknik Cawan Gores pada
Campuran A
Bentuk koloni Pengamatan
jika dilihat dari: Sektor 0 Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas
keseluruhan
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan :
- Warna - Putih - Putih - Putih -Putih
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Tabel II.4 Hasil Pengamatan (Gambar) 120 Jam Teknik Cawan Gores pada
Campuran B
Bentuk koloni jika Pengamatan
dilihat dari: Sektor 0 Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas keseluruhan
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan :
- Warna - Putih - Putih - Hitam -Cokelat
- Diameter - 1,3 cm - 0,7 cm kehijauan abu-abu
- Kepekatan - pekat - Kurang - 1,7 cm - 1cm
pekat - Kurang - Kurang
pekat pekat
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan :
-Putih -Putih -Putih
- Warna
- 0,2cm - 0,5cm -1cm
- Diameter
- Pekat -Pekat - cukup pekat
- Kepekatan
Tabel II.6 Hasil Pengamatan (Gambar) 120 Jam Teknik Cawan Tuang
Bentuk koloni jika Pengamatan
dilihat dari: Sektor I Sektor II Sektor III
- Atas keseluruhan
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan :
- Warna -Putih -Putih -Putih
- Diameter - 0,4cm - 0,6cm - 1cm
- Kepekatan - Pekat - Cukup - Cukup
pekat pekat
Terdapat gelembung
Bacillus Subtilis + (Positif) saat penambahan
larutan H2O2
Keterangan:
- Uji katalase positif (+) bila timbul gelembung
- Uji katalase negatif (-) bila tidak timbul gelembung
Kuning Bening,
Aspergilus Niger +(Positif) sedikit membeku
saat didinginkan
Keterangan:
- Test positif (+) bila mencair
- Test negatif (-) bila tetap padat
III. Pembahasan
III.1 Isolasi Mikroorganisme dalam Suatu Campuran
III.1.1 Cawan Gores
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara-cara mengisolasi
mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik cawan gores. Teknik cawan
gores adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan suatu biakan murni
dengan menggunakan prinsip goresan. Dimana pada bagian akhir sel akan
membentuk koloni dan satu koloni mewakili satu sel. Bakteri campuran pada
awalnya akan menyebar dan membentuk koloni pada bagian akhir.
(Harley,2002,99)
Percobaan ini menggunakan bakteri campuran A dan jamur campuran B.
Bakteri campuran A ini terdiri dari bakteri E. coli dan bakteri Bacillus subtilis
sedangkan untuk bakteri campuran B terdiri dari jamur Aspergillus niger dan
Rhizopus oligosporus. Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah
petridish, kawat ose, bunsen, kertas cokelat, media NBA ((Nutrient Broth Agar),
dan media PDA(Potato Dextrose Agar), kapas, bakteri campuran A, dan jamur
campuran B.
Percobaan isolasi mikroorganisme dengan metode cawan gores ini
dimulai dengan membagi petridish menjadi 4 sektor, yaitu sector 0, I, II, dan III.
Pembagian sektor pada petridish bertujuan untuk mendapatkan biakan murni pada
sektor III dengan jumlah bakteri pada sektor III lebih sedikit dari sektor I dan II.
III II
jarum ose steril tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. Setelah itu
membuka tutup kapas pada bakteri campuran A menggunakan jari kelingking dan
jari manis tangan kanan, lalu memasukkan jarum ose dan mengambil 1 loop
penuh induk bakteri dan menggoreskan secara zig-zag pada sektor 0, kemudian
jarum ose dibakar kembali dan mengambil sedikit bakteri yang berada pada sektor
0 dan menggoreskannya pada sektor I secara zig zag namun arah zig zag berbeda
dengan sebelumnya. Lalu jarum ose dibakar kembali dan menggoreskan sektor II
dengan jarum ose yang sebelumnya menyentuh sektor I. Dan yang terakhir, jarum
ose dibakar kembali dan menggoreskan bakteri pada sektor III dengan mengambil
sedikit bakteri yang berada pada sektor II. Arah zig zag pada sektor 0 sampai III
memiliki arah yang berbeda-beda agar memudahkan melihat pertumbuhan bakteri
saat melakukan pengamatan. Saat melakukan penggoresan, tutup dari petridish
hanya dibuka sedikit agar tidak ada udara yang masuk sehingga menyebabkan
media dan bakteri terkontaminasi.
(Benson,2001,84)
Tahap terakhir yaitu membungkus kembali petridish dengan kertas
cokelat dan meletakkan petridish dalam inkubator dengan posisi terbalik agar uap
air yang terbentuk tidak mengenai media bakteri sehingga bakteri dapat tumbuh
pada dasar petridish. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 120 jam.
Percobaan ini juga dilakukan pada petridish berisi media PDA dengan jamur
campuran B.
pengamatan saat 24 jam, jika dilihat bakteri pada sektor 0 adalah pekat. Pada
sektor I, terlihat jika warna bakteri adalah putih dan bakteri tumbuh tidak
beraturan sesuai dengan goresan dan kondisinya masih pekat. Pada sektor II
pertumbuhan bakteri terbanyak berada pada pinggir petridish dan bakteri
berwarna putih namun kepekatan bakteri pada sektor ini mulai menurun,
sedangkan pada sektor III pertumbuhan bakteri terlihat jarang dan bakteri
berwarna putih.
Gambar III.3 Petridish Berisi NBA Pengamatan 120 Jam Tampak Atas
(kiri) dan Samping (kanan)
rantai pendek, tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x
2,0 – 6,0 µm, dapat bertahan hidup di medium sederhana.
(http://forum.upi.edu/index.php?topic=15614.0)
Gambar III.5 Petridish Berisi PDA Pengamatan 120 Jam Tampak Atas
(kiri) dan Samping (kanan)
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan jika jamur yang berhasil
terisolasi merupakan jamur Asperigillus niger ini sesuai literatur jika jamur
dengan cirri-ciri dapat tumbuh cepat pada suhu ruang membentuk koloni yang
granular, berwarna hitam, mempunyai hipha bersekat dan bercabang, pada bagian
ujung hipha terutama pada bagian ujung yang tegak membesar merupakan
konidiofornya. Konidiofor pada ujungnya membulat dan membentuk visikel. Pada
ujung visikel membentuk sterigmata dan tumbuh konidia yang berbentuk rantai
berwarna hijau, cokelat, atau hitam. Kesimpulan lain jika jamur tersebut berhasil
terisolasi dapat dilihat pada perbedaan disetiap sektornya, pada pertumbuhan di
sektor 0 terlihat jika jamur yang tumbuh masih banyak dan belum terlihat
karakteristik jamur, jamur masih tercampur, sedangkan pada sektor I jumlah
jamur yang tumbuh mulai berkurang, pada sektor II jumlah koloni jamur semakin
sedikit dan mulai membentuk koloni jamur berdasarkan jenisnya, jamur yang
tumbuh semakin mempunyai cirri-ciri yang spesifik, sedangkan pada sektor III
jamur yang tumbuh hanya satu jenis saja, dengan adanya pengenceran tersebut
dapat disimpulkan jika pada sektor III jamur berhasil terisolasi dengan hanya satu
jenis bakteri saja yang dapat terlihat dan tumbuh.
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptunimus-gdl-s1-2008-iffahzahro-931-
2-bab2.pdf)
III.1.2 Metode Cawan Tuang
Pada percobaan isolasi mikroorganisme dari suatu campuran dengan
menggunakan teknik cawan tuang ini memiliki tujuan yang sama dengan metode
cawan gores namun yang membedakan adalah pada metode ini prinsip utamanya
adalah proses pengenceran sehingga terjadi pengurangan jumlah mikroba pada
suatu sampel. Pada metode ini alat dan vahan yang digunakan adalah 3 tabung
reaksi, 3 petridish (I,II,III), bunsen, kapas, jarum ose, media NBA dan bakteri
campuran A. Campuran yang digunakan adalah campuran A yang terdiri dari
bakteri Bacillus subtilis dan E.Coli sehingga media yang akan digunakan adalah
NBA(Nutrient Broth Agar). Langkah pertama adalah memasukkan media agar
NBA kedalam 3 tabung reaksi sebanyak ½ dari isi tabung. Hal tersebut bertujuan
agar saat media yang sudah berisi suspensi biakan dituangkan kedalam petridish,
jumlah media cukup untuk menutupi seluruh permukaan petridish. Selanjutnya,
menutup tabung reaksi yang berisi media agar dengan kapas dan memasukkannya
ke dalam autoclave bersama dengan petridish yang telah dibungkus dengan kertas
cokelat. Proses sterilisasi dilakukan di dalam autoclave pada suhu 1210C selama
15 menit untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan
dan pada suhu tersebut tidak ada mikroorganisme yang dapat hidup.
(Tortola, 2010,188)
Selanjutnya melakukan proses inokulasi dengan cara mengambil biakan
bakteri dalam tabung reaksi, lalu membakar jarum ose hingga membara agar steril
dan tidak terjadi kontaminasi karena terdapatnya mikroorganisme lain dalam
jarum ose. Setelah itu membuka tutup tabung reaksi dan menjepitnya diantara jari
manis dan jari kelingking tangan kanan, kapas tidak boleh ditaruh di alas incase
karena dapat menyebabkan kontaminasi. Setelah itu memasukkan jarum ose ke
dalam biakan dan mengambil 1 loop suspensi bakteri biakan dan memasukkan ke
dalam tabung reaksi I dan mencampurkan suspensi biakan pada tabung I dengan
cara memutarkan tabung diantara kedua telapak tangan. Hal tersebut bertujuan
agar suspensi biakan dapat tercampur dengan homogen selanjutnya membakar
kembali jarum ose hingga membara. Lalu, mengambil 1 loop bakteri pada tabung
reaksi I lalu memindahkan satu lup penuh suspensi biakan campuran ke dalam
tabung reaksi II dengan menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan. Setelah itu
menuangkan media berisi bakteri pada tabung reaksi I ke dalam petridish I,
melakukan kegiatan tersebut hingga tabung reaksi III dan petridish III lalu
menutup petridish dan membungkusnya dengan kertas cokelat. Jika media berisi
bakteri dalam petridish telah padat segera menginkubasi bakteri selama 24 jam
dan 120 jam pada suhu 300C dengan petridish dalam kondisi tutup berada di
bagian bawah.
(Benson,2001,86)
Pengamatan pertama dilakukan pada 24 jam. Diperoleh hasil pada petridish
pertama bakteri menyebar rata pada dasar petridish dengan kondisi pekat, pada
petridish kedua menunjukkan jika bakteri tetap menyebar namun mulai menyatu
namun belum nampak jelas perbedaannya sedangkan pada petridish ke tiga masih
terdapat bakteri yang banyak dan menyebar.
Sedangkan pada pengamatan selama 120 jam hasil yang didapat tidak jauh
berbeda dengan hasil pengamatan sebelumnya. Pada petridish pertama bakteri
tumbuh menyebar dan merata pada dasar petridish sedangkan petridish kedua
bakteri tetap menyebar namun mulai merapat sedangkan jumlah bakteri tetap, dan
pada petridish ketiga hasil yang didapat tetap menyebar. Jika dilihat dari jumlah
koloni pada masing-masing petridish terlihat jika pada petridish 1 terdapat banyak
bakteri karena bakteri ini berasal dari indukan, sedangkan pada petridish 2
menunjukkan jumlah koloni yang semakin sedikit namun koloni tidak terlihat
jelas karena pertumbuhan bakteri yang merata, sedangkan pada petridish ke 3
tampak koloni yang mengumpul dan jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan
dengan petridish 2.
(Harley,2002,106)
katalase
2H2O2 2H2O + O2
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah
H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan
aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim
pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri yang termasuk
katalase negatif adalah Streptococcus, Leuconostoc, Lactobacillus, dan
Clostridium, atau bakteri anaerobik yang tidak menghasilkan enzim
katalase.Bakteri yang diuji pada percobaan ini adalah Bacillus subtilis.
Langkah pertama adalah mengambil object glass dan menstrerilkannya
menggunakan alkohol, lalu mengambil tabung reaksi berisi suspensi biakan
Bacillus subtilis di dalam incase. Selanjutnya mengambil jarum ose dan
memanaskan di atas bunsen agar steril sehingga tidak ada mikroorganisme lain
yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi. Membuka tutup kapas pada
tabung reaksi lalu menggoreskan jarum ose pada permukaan media secara
perlahan agar dapat memperoleh bakteri Bacillus subtilis. Menggoreskan bakteri
pada jarum ose pada bagian tengah object glass dan memberikan beberapa tetes
hidrogen peroksida (H2O2) 3%. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi
pada object glass. Setelah diamati selama 5 menit, timbul gelembung-gelembung
gas pada object glass. Hidrogen perokside (H2O2) merupakan senyawa racun
dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat
racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O)
dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi
penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian
peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung.
1
H2O2 H2O + O2
katalase 2
membeku dan cair. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan jika bakteri
telah positif terhidrolisis dibuktikan dengan keadaan tabung reaksi berisi bakteri
terdapat bagian cair. Namun membekunya media pada tabung tersebut
dikarenakan waktu pendinginan yang terlalu lama sehingga membuat media
tersebut membeku. Berdasarkan literatur waktu yang dibutuhkan pendinginan
hanya selama 30 menit.
Gambar 3.12 Uji Hidrolisa Gelatin selama 24 jam (kiri) dan 120 jam (kanan)
3. Apakah pada permukaan agar yang tidak saudara gores tampak koloni?
Jelaskan! (jika terdapat ataupun tidak)
Jawab:
Jawab:
a. Media MR-VP
b. Media kanji
c. Nutrient agar dan minyak tumbuh-tumbuhan
d. Kasein agar
2. Pilihlah nama-nama reagent yang digunakan test berikut :
a. Voges-Prokauer test
b.Catalse Test
c.Hidrolisa Kanji
Jawab:
a. A-Reagent Barrit
b. C-Hidrogen Peroksida
c. B-Gram’s Iodine
3. Enzim-enzim apa yang terlibat pada reaksi-reaksi berikut dan sebutkan pula
produk hasil hidrolisanya :
a. Hidrolisa Kasein
b. Hidrolisa Kanji
c. Hidrolisa Lemak
d. Hidrolisa Gelatin
Jawab:
a. Hidrolisa Kasein : Enzim Kasein menjadi protein
b. Hidrolisa Kanji : Enzim Alpha-amylase menjadi glukosa
c. Hirolisa Lemak : Enzim Lipase menjadi asam lemak dan
gliserol
d. Hidrolisa Gelatin : Enzim gelatinase menjadi asam amino
V. Kesimpulan
V.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan isolasi bakteri dengan
menggunakan metode cawan tuang dan cawan gores diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada metode cawan gores berhasil dilakukan isolasi pada bakteri dan
jamur pada sektor III dengan jamur yang berhasil terisolasi adalah
Asperigillus niger dan bakteri yang berhasil terisolasi adalah E.coli.
2. Pada metode cawan tuang, teknik isolasi dapat dilakukan dengan
menggunakan cawan tuang, namun hasil yang didapat belum
maksimal.
V.2 Uji Biokimia Katalase
Pada uji katalase bakteri Basillus subtilis positif memiliki enzim katalase
dengan mampu menguraikannya H2O2 menjadi H2O dan O2 yang ditandai dengan
timbulnya gelembung-gelembung. Gelembung tersebut merupakan O2.
Daftar Pustaka
Benson. 2001. Microbiological Applications Lab Manual in General
Microbiology, Eighth Edition. New York : The McGraw−Hill
Companies.
Harley, Prescott. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology, fifth Edition. New
York : The McGraw-Hill Companies.
Tortora, Gerrad J., at all. 2010. “Microbiology an Introduction 10th edition”.
Pearson : USA.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptunimus-gdl-s1-2008-iffahzahro-931-
2-bab2.pdf. Diakses pada hari Kamis, 3 April 2014, pukul 02.51 WIB.
http://forum.upi.edu/index.php?topic=15614.0. Diakses pada hari Kamis, 3 April
2014, pukul 02.48 WIB.
Lampiran
A. Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
A.1 Cawan Gores Media NBA Bakteri Campuran A Pengamatan setelah 24 jam
A.2 Cawan Gores Media NBA Bakteri Campuran A Pengamatan setelah 120 jam
A.3 Cawan Gores Media PDA Bakteri Campuran B Pengamatan setelah 24 jam
A.4 Cawan Gores Media PDA Bakteri Campuran B Pengamatan setelah 120 jam
A.5 Cawan Tuang Petridish 1 Pengamatan setelah 24 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)
A.6 Cawan Tuang Petridish 2 Pengamatan setelah 24 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)
A.7 Cawan Tuang Petridish 3 Pengamatan setelah 24 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)
A.8 Cawan Tuang Petridish 1 Pengamatan setelah 120 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)
A.9 Cawan Tuang Petridish 2 Pengamatan setelah 120 jam tampak atas (kiri) dan
samping (kanan)
A.10 Cawan Tuang Petridish 3 Pengamatan setelah 120 jam tampak atas (kiri)
dan samping (kanan)
C.1 Uji Hidrolisa Gelatin Setelah 24 jam Tabung Reaksi Berisi Blanko (Kiri) dan
Asperigillus niger (Kanan)
C.2 Uji Hidrolisa Gelatin Setelah 120 jam Tabung Reaksi Berisi Blanko (Kiri)
dan Asperigillus niger (Kanan)