Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPOSISI MINYAK BUMI


1. Komposisi Hidrokarbon dalam Minyak Bumi
Minyak bumi tersusun dari senyawa hidrokarbon yang berbeda-
beda. Perbedaan ini tergantung dari faktor umur, suhu pembentukan,
dan cara pembentukan. Minyak dari Indonesia mengandung banyak
senyawa aromatik seperti benzena, sedangkan minyak bumi dari Rusia
mengandung banyak senyawa sikloalkana seperti sikloheksana.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa
dalam minyak bumi terdiri atas bermacam-macam senyawa
hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut sebagai berikut:
i.Alkana
Golongan alkanan yang banyak terdapat dalam minyak bumi
adalah n-alkana dan isoalkana. n-alkana adalah alkana jenuh berantai
lurus dan tidak bercabang, contoh n-oktana.

Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai


atom C tersier dan bercabang, contoh isooktana.

Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa hidrokarbon


tersatuasi yang mengandung rantai lurus atau bercabang yang
molekulnya hanya terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen (H).
ii.Sikloalkana
Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon berantai tunggal dan
berbentuk cincin. Golongan sikloalkana yang terdapat dalam minyak
bumi adalah siklopentana seperti metil siklopentana dan sikloheksana
seperti etil sikloheksana.

Sikloalkana juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah


senyawa hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih
ikatan rangkap pada karbonnya. Naptena memiliki rumus umum
CnH2n dan mempunyai ciri-ciri mirip alkana tetapi mempunyai titik
didih yang lebih tinggi.

iii.Hidrokarbo Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang tidak tersaturasi,
memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada
struktur ini, atom hidrogen berikatan dengan atom karbon dengan rumus
umum CnHn. Jika hidrokarbon aromatik dibakar, akan menimbulkan asap
hitam pekat dan beberapa bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
Senyawa hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah
senyawa benzena, contoh etil benzena.
2. Kandungan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi
Secara umum minyak bumi terdiri dari enam unsur kimia, yaitu
karbon, hidrogen, belerang, oksigen, nitrogen, dan unsur-unsur logam.
Kisaran kandungan unsur-unsur kimia dalam Minyak Bumi sebagai
berikut:
 Karbon 83,00 - 87,00 %
 Hidrogen 10,00 - 14,00 %
 Sulfur/Belerang 0,05 – 6,00 %
 Oksigen 0,05 – 1,50 %
 Nitrogen 0,10 – 2,00 %
 Logam 10-5 – 0,015 %
i.Sulfur (Belerang)
Minyak mentah mempunyai kandungan belerang yang lebih tinggi.
Kandungan total belerang/ sulfur dalam minyak bumi adalah antara
0,05 – 6,00 persen. Keberadaan belerang dalam minyak bumi sering
banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat
menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau basah),
karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai
hasil pembakaran gasoline) dan air.

ii.Oksigen
Oksigen dapat terbentuk karena kontak yang cukup lama antara
minyak bumi dengan atmosfer di udara. Kandungan total oksigen
dalam minyak bumi adalah antara 0,05 sampai 1,5 persen dan menaik
dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik
apabila produk itu terlalu lama berhubungan dengan udara. Senyawa
yang terbentuk dapat berupa: alkohol, keton, eter, dll, sehingga dapat
menimbulkan sifat asam pada minyak bumi. Oksigen dapat
meningkatkan titik didih bahan bakar.
iii.Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah,
yaitu 1,00 - 2,00 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe asphalitik.
Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat
membentuk gum (getah) pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak
terdapat pada fraksi titik didih tinggi.

iv.Unsur-unsur Logam
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium
pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab
dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas, dan
pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi,
misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama
vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang
dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan
terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata
tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga
merusakkan refractory itu.

3. Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak Bumi


Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama sebagai penyusun
Minyak Bumi adalah parafin, naptena, aspaltena, dan aromatik. Komposisi
molekul hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berdasarkan
beratnya adalah sebagai berikut:

No. Jenis Hidrokarbon Rata-Rata Rentang

1. Naptena 49% 30-60%

2. Parafin 30% 15-60%

3. Aromatik 15% 3-30%

4. Aspaltena 6% sisa-sisa
Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu parafin, naftalena, dan campuran
parafin-naftalena.

a. Minyak Bumi Parafinik


Sebagian besar komponen dalam minyak bumi jenis parafinik
adalah senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak bumi jenis ini
dimanfaatkan untuk bahan bakar karena merupakan sumber penghasil
gasolin.

b. Minyak Bumi Naftalena


Komponen terbesar dalam minyak bumi jenis naftalena berupa
senyawa hidrokarbon rantai siklis atau rantai tertutup. Minyak bumi
jenis ini digunakan untuk pengeras jalan dan pelumas.

c. Minyak Bumi Campuran Parafinik-Naftalena


Minyak bumi golongan ini komponen penyusunnya berupa
senyawa hidrokarbon rantai terbuka dan rantai tertutup.

B. ZAT ADITIF DALAM PRODUK MINYAK BUMI

a. Zat aditif pada bensin

Mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan


(knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan.
Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin
tinggi nilai oktannya.Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang
baik dari bahan baka, yaiu pembakaran menjadi terlalu dini
sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan
menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan
bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa
sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Isooktana
menghasilkan ketukan paling sedikit dan dibei nilai oktan 100.
sedangkan n-heptana menyebabkan ketukan paling
banyak.Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin
Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80
berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-
heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti
mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina
meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu:
Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan
oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95. Zat
aditif peningkat bilangan oktan bensin diantaranya adalah :
1. Tetra Ethyl Lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di
negara kita adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah
hitam) yang rurmus kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb
dari bentuk padat menjadi gas, pada bensin yang mengandung TEL
ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide (C2H2Br).
Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat
menaikkan nilai oktan sebesar 15 poin. Penambahan aditif TEL
dapat berupa Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra
Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-
dikloro etana.
Penggunaan TEL sebagai zat aditif pada bensin dapat berakibat buruk
bagi kehidupan. TEL mengandung logam berat Pb yang terbakar lewat
knalpot dan cerobong pabrik. Oleh karena itu Jika terhirup dan masuk
ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang
mengalami stres, Pb diremobilisasi dari tulang dan masuk ke
peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam
jangka panjang, penimbunan Pb bisa berbahaya.
Ø Bahaya Pb bagi kesehatan diantaranya adalah :

1) Pb yang ditimbun dalam tulang seorang perempuan hamil,


berisiko mengakibatkan kesehatan janin dan pertumbuhan balita
terganggu, seperti, bayi cacat, bahkan keguguran.

2) Jika berhasil lahir selamat, balita yang mendapatkan asupan


timbal terus-menerus dari udara maupun air susu ibu, akan terhambat
perkembangan sistem sarafnya dan beresiko terserang penyakit
neurotik

3) Sukar belajar, dan penurunan tingkat IQ. Peningkatan kadar pebe


dalam darah dari 10 menjadi 20 5g/dl, menurunkan IQ rata-rata dua
poin.

4) Pada remaja,Pb meningkatkan kelakuan kriminal.

5) Pada perempuan dewasa, selain mengganggu sistem reproduksi,


juga mengganggu daur menstruasi.

6) Pada laki-laki, Pb menurunkan jumlah dan kualitas sperma.


Sperma cacat, membawa risiko bayi cacat. Libido laki-laki yang
darahnya tercemar pebe akan turun dan dapat menyebabkan disfungsi
ereksi.

7) Pada kaum lansia, Pb mempercepat proses penuaan atau


memperpendek umur.

Ø Dampak penambahan TEL bagi lingkungan :

Penggunaan octane booster non-oxygenated atau TEL bisa


meningkatkan emisi kendaraan. Pb dapat mengkontaminasi tanah dan
mencemari hasil pertanian yang dikonsumsi manusia. Sebuah laporan
menyebutkan, penggunaan bahan bakar bertimbal melepaskan 95%
timbal yang mencemari udara di negara berkembang.

2. Senyawa Oksigenat (pengganti / alternatif TEL)


Di Amerika dan beberapa negara- negara Eropa Barat, penggunaan
TEL sebagai aditif anti ketuk di dalam bensin makin banyak
digantikan oleh senyawa organic beroksigen (oksigenat) seperti
alkohol (methanol, etanol, isopropil alkohol) dan eter (Metil
Tertier Butil Eter (MTBE), Etil Tertier Butil Eter (ETBE) dan
Tersier Amil Metil Eter (TAME)). Oksigenat adalah senyawa
organic cair yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk
menambah angka oktan dan kandungan oksigennya. Selama
pembakaran, oksigen tambahan di dalam bensin dapat mengurangi
emisikarbon monoksida, CO dan material-material pembentuk
ozon atmosferik. Selain itu 14senyawa oksigenat juga memiliki
sifat-sifat pencampuran yang baik dengan bensin. Semua oksigenat
mempunyai angka oktan di atas 100 dan berkisar antara 106
RON untuk TBA dan 122 RON untuk methanol.

2.1 Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)

Senyawa eter yang telah banyak digunakan adalah MTBE,


sedangkan ETBE dan TAME masih terbatas karena teknologi
prosesnya masih belum banyak dikembangkan. Methyl Tertier Butyl
Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118.
Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak
mengandung logam timbel. MTBE memiliki sifat yang paling
mendekati bensin ditinjau dari nilai kalor, kalor laten penguapan dan
rasio stoikimoetri udara per bahan bakar. Tetapi penggunaan MTBE
berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan yaitu bersifat
karsinogenik bagi manusia dan menimbulkan masalah pencemaran air
tanah karena MTBE merupakan zat nondegradable (sukar terurai
dalam tanah) dan tidak larut dalam air, sehingga penggunaannya
sebagai zat aditif bensin banyak ditinjau lagi.

2.2 Metanol
Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah
didapat danpenggunaannya sebagai aditif bensin tidak
menimbulkan pencemaran udara. Namun perbedaan struktur
molekul methanol yang sangat berbeda deari struktur
hidrokarbonbensin menimbulkan permasalahan dalam
penggunaannya, antara lain kandunganoksigen yang sangat tinggi
dan rasio stoikiometri udara per bahan bakar. Nilaibakarnya pun
hanya 45% dari bensin. Metanol merupakan cairan alkohol yang
tak berwarna dan bersifat toksik. Pada kadar tertentu (kurang dari
200 ppm) methanol dapat menyebabkan iritasi ringan pada mata,
kulit dan selaput lendir dalam tubuh manusia. Efek lain jika
keracunan methanol adalah meningkatnya keasaman darah yang
dapat mengganggu kesadaran. Emisi gas buang metanol juga
bersifat karsinogenik pada manusia.

2.3 Etanol

Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat
meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul
dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan
logam timbel dan lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Etanol
memiliki angka oktan yang hampir sama dengan metanol. Daya
toleransi etanol terhadap air lebih baik daripada metanol. Di negara-
negara yang mempunyai kelebihan produksi pertanian etanol dibuat
dari fermentasi produk pertanian. Etanol juga bersifat toksik. Di dalam
tubuh manusia keberadaan etanol diproses di dalam hati di mana
enzim dehidrogenasi mengubah etanol menjadi asetal dehida.
Akumulasi asetal dehida itu dapat mengganggu sistem kesadaran
otak manusia. Namun begitu penggunaan etanol sebagai aditif bensin
dinilai relatif lebih aman dibanding metanol.

3. MMT (Metilsiklopentadienil Manganese Tricarbonil)


Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl (MMT) adalah
senyawaorganologam yang digunakan sebagai pengganti bahan aditif
TEL, dan telah digunakan selam dua puluh tahun terakhir di Kanada,
Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa lainnya. RVP- nya
rendah yaitu 2,43 psi dan penggunaannya dibatasi hingga 18 mg
Mn/liter bensin. Indeks pencampuran RVP yang rendah
menguntungkan dalam proses pencampuran bensin karena mengurangi
tekanan uap bahan bakar RVP sehingga emisi uap selama operasi dan
penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor berkurang.

Penggunaan MMT hingga 18 mg Mn/liter bensin dapat


meningkatkan angka oktan bensin sebesar 2 poin, namun masih
kurangmenguntungkan jika dibandingkan dengan peningkatan
angka oktan yang lebih tinggi yang dihasilkan senyawa oksigenat.
Dalam penerapannya MMT memiliki tingkat toksisitas yang lebih
rendah daripada TEL. MMT berdampak buruk pada mesin yaitu
dapat merusak mesin. Pemakaian MMT cenderung meningkatkan
konsentrasi gas buang dengan jumlah senyawa hydrocarbon yang
tidak terbakar ( HC ), serta gas Karbon Monoksida ( CO ). Selain
itu MMT menyebabkan gangguan kesehatan karena mengandung
logam berat mangan yang bersifat neurotoksik. MMT merusak
struktur kandungan air dalam tanah.

4. Naphtalena

Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena


aromatikhidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena
memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi aditif
bensin untuk meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara
lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga
tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin.
Penggunaan Naftalena sebagai aditif memang belum terkenal karena
masih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang belum
diketahui akibat burukpenggunaan naftalena terhadap lingkungan dan
kesehatan, namun ia relatif aman untuk digunakan.

5. Benzena

Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik


dengan ikatan pi yang tetap. Karena memiliki bilangan oktan yang
tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin.
Sebagai salah satu zat aditif pada bensin, benzena menaikkan angka
oktan bensin dan mengurangi ketukan mesin. Maka, bensin sebelum
tahun 1950-an mengandung beberapa persen benzena didalamnya. Zat
aditif itu kemudian digantikan oleh tetra etil timbal. Setelah tetraetil
timbal tidak digunakan lagi karena beracun bagi lingkungan, benzena
kembali populer sebagai zat aditif di beberapa negara. Di Amerika
Serikat, kandungan benzena pada bensin dibatasi pada angka 1%,
begitu juga dengan di Eropa.

6) High Octane Mogas Component (HOMC)

HOMC adalah zat yang digunakan untuk menggantikan posisi timbal


(Pb) dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meningkatkan nilai
oktan. HOMC yang digunakan dalam bahan BBM akan berubah
menjadi benzene pada akhir proses pembakaran BBM dalam
kendaraan bermotor. Benzene yang dihasilkan dari proses tersebut akan
mencemari udara dan berpotensi terhirup oleh manusia.
· Dampak benzena bagi kesehatan :
1. Benzena yang terhirup dalam jumlah melebihi ambang batas akan
memunculkan berbagai macam jenis kanker. Hasil penelitian yang
dilakukan di Eropa, Amerika, dan Meksiko telah menunjukkan adanya
hubungan yang nyata antara peningkatan kadar
benzene di udara dengan peningkatan kasus kanker dan leukemia
penduduk
setempat .
2. Dalam penelitian lainnya di Amerika Serikat, telah terbukti bahwa
menghirup benzene walaupun dalam ambang batas dapat menyebabkan
abnormalitas kromosom
pada sel sperma.

b. Zat aditif pada solar

Penggunaan solar sebagai bahan bakar mesin diesel menghasilkan


gas buang dengan kandungan NOx, Sox ,hidrokarbon dan partikulat-
partikulat. Gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan diIndonesia
masih berada diatas baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah
Indonesia.

Emisi partikulat yang dikeluarkan oleh mesin diesel ini


sangat berbahaya dibandingkan dengan emisi yang dikeluarkan oleh
mesin berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena partikulat
yang di keluarkan oleh mesin diesel mempunyai kadar toksisitas
relatifpaling tinggi, yaitu 106,7dibandingkan dengan emisi CO yang
memiliki toksisitas relatif=1. Ukuran partikulat atau jelaga(PM-10)
yang lebih kecil dari 10 μm yang menyebabkan mudah terhirup ke
paru -paru bersama udara. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi emisi gas buang seperti NOx, SOx, dan partikulat adalah
dengan meningkatkan Cetane Number (CN) pada solar. CN yang
tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat.

Bahan bakar diesel (solar) memiliki 3 jeniskategori, yaitu : Solar


kategori 1 : memiliki CN minimum 48 dengan kandungan sulfur
maksimum adalah 5000ppm. Solar kategori II: memiliki CN minimum
52 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 300ppm. Solar
kategori III: memiliki CN minimum 54 serta bebas kandungan
sulfur.Untuk meningkatkan CN dapat dilakukan dengan cara
menambahkan aditif pada bahan bakar solar, diantaranya adalah :

1) Metil Ester Nitrat

Metil ester nitrat dapat dibuat melalui sintesis metil ester dengan
proses nitrasi dan refluks. Nitrasi dilakukan pada temperatur 55ᵒC
dengan rasio volume HNO3 15N : H2SO4 10N yaitu 1:2, 1:3, dan 1:4.
Refluks dilakukan selama 45 menit pada temperatur 50-70ᵒC. Analisa
hasil sintesis meliputi Infra Red (IR), angka setana, densitas, viskositas
kinematik., flash point, fire point, dan derajat keasaman. Hasil metil
ester nitrat yang didapat adalah cairan bewarna kuning kecoklatan, dan
diperoleh yield terbesar pada rasio volume 1:2 pada sintesis metil ester
yaitu sebesar 66,02%. Hasil analisa IR menunjukan sintesis metil ester
dengan proses nitrasi dan refluks menunjukkan adanya senyawa nitrat
pada spektra 1554 cm-1. Uji produk metil ester nitrat pada bahan bakar
solar dengan penambahan aditif 0,5-2,5% diperoleh peningkatkan
angka setana sekitar 0,296-3,796. Pada uji tersebut diperoleh
kenaikkan densitas sekitar 0-0,006 g/cm3, viskositas kinematik sekitar
0-0,355 mm2/s, flash point sekitar 0-3ᵒC, dan fire point sekitar 0-2ᵒC.
Sedangkan pada uji tersebut mengalami penurunan derajat keasaman
sekitar 0-0,53.

2) Senyawa 2-etil heksil nitrat (EHN) dan ditersier butil


peroksida (DTBP)
Aditif peningkat bilangan cetane minyak diesel yang efektif adalah
senyawagolongan nitrat dan peroksida. Penambahan 0,1-0,5%
EHN atau DTBP dapat meningkatkan cetane number antara 5-10.
EHN telah diproduksi secara komersil]. 2-EHN adalah senyawa
organik yang memiliki gugus nitrat pada ujung rantai karbonnya.2-
EHN digunakan karena tidak stabil secara termal dan
terdekomposisi dengan cepat pada temperatur yang tinggi
pada ruang pembakaran. Produk yang terdekomposisi membantu
dimulainya pembakaran bahan bakar, dengan waktu penyalaan
yang lebih pendek dibandingkan dengan bahan bakar tanpa aditif.
Penambahan 2-EHN pada bahan bakar solar dengan dosis 0,05%-
0,4% akan memberikan kenaikan CN sebesar 4-7. Selain itu,
adapula isopropilnitrat, isoamil nitrat, isoheksil nitrat, dodecyl
nitrat.
b. Zat aditif pada minyak pelumas
Zat aditif minyak pelumas dapat didefinisikan sebagai
senyawa yang dapat memperbaiki atau menguatkan spesifikasi atau
karateristik minyak lumas dasar oil. Pembagian Aditif Minyak
Pelumas berdasarkan Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi menjadi
tiga jenis diantarnya :
1. Aditif Utama
a) Anti foam
Berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung udara) oli
diakibatkan kinerja mesin terutama di poros engkol dan efek
pemberian aditif detergent. Sehingga menghambat kinerja
pelumasan mesin.
b) Anti Oxidant
Berfungsi menghentikan atau memperlambat reaksi kimia antara
molekul hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen dari udara.
Oksidasi merupakan mekanisme utama yang bertanggung jawab
pada kerusakan pelumas, berupa pembentukan endapan, sludge,
soot and corrosive wear dan lain sebagainya. mengakibatkan
mengentalnya oli secara berlebihan yang dapat mengakibatkan
tertimbunnya oli yang mengental (sludge).
c) Anti Wear
Berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang
ditimbulkan dari gesekan antar metal pada mesin, sehingga oli
tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar panas mesin.
d) Anti Corrosion
Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan oksidasi udara
dengan cara melapisi metal meskipun mesin dalam keadaan tidak
bekerja.
e) Detergent
Sebagai pembersih dan penetralisir zat-zat yang berbahaya,
membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam, mencegah
endapan, mengurangi timbulnya deposit, mengendalikan korosi
serta membersihkan karbon sisa pembakaran agar karbon tidak
menempel di komponen mesin.
f) Dispersant
Mengendalikan timbulnya lumpur yang terbentuk dari suhu rendah
pada mesin bensin. Lumpur tersebut terbentuk dari campuran
karbon, kumpulan hasil pembakaran, bahan bakar yang tidak
terbakar dan air. Dispersants juga berfungsi sebagai pelindung agar
jelaga (soot) tidak menggumpal, dan mengendalikan peningkatan
viskositas, menetralisir sisa pembakaran yang dapat
mengakibatkan mengentalnya plumas secara berlebihan.
g) Friction Modifier
Berfungsi meningkatkan kinerja pelumasan pada metal yang
bergesekan agar tidak cepat aus.
h) Pour Point Depressant
Berfungsi mencegah oli membeku atau mengental pada saat suhu
dingin. Pour Point Depressants (PPD) dapat mencegah
pembentukan krital pada suhu rendah. Contoh PPD adalah poly-
metacrilates, etylen vynil-acetate copolimers, poly-fumarates.
Penekanan pour point tergantung terutama pada karakterisitik base
oil dan konsentrasi polimer. PPD lebih efektif jika dipergunakan
dalam minyak dasar viskositas rendah.
i) TBN.
Berfungsi menetralisir keasaman dalam pelumas yang diakibatkan
karena suhu tinggi mesin motor.
2. Viscosity Index Improver

Aditif ini berfungsi menyetabilkan kekentalan pelumas pada saat suhu


mesin mulai tinggi, sehingga pelumas tidak gampang encer pada suhu
tinggi. Pelumas yang mamakai aditif ini sering disebut oli multigrade.

3. Oil Flow Improver

Aditif ini berfungsi memperlancar aliran pelumas, terutama pada saat


mesin start pagi hari. Sehingga mesin tidak mengalami kesulitan pada
saat start.

Anda mungkin juga menyukai