Anda di halaman 1dari 5

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK: CARA EFEKTIF

MELATIHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


Alimah Nuryanti
Program Studi Pendidikan IPA, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
nuryantialimah@student.upi.edu
Maulidiyah Rahmawati
Program Studi Pendidikan IPA, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
maulidr@student.upi.edu

Abstrak
Pendidikan menjadi kunci utama dalam menyiapkan warga negara anggota ASEAN termasuk Indonesia
dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kompetitif. Tren pendidikan abad ke-21
menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis sehingga siswa mampu berperan aktif dalam
MEA nantinya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pembelajaran berbasis proyek dan
pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan
metode kuasi eksperimen dengan desain matching only post test only control group design. Kelas
eksperimen (n=31) terdiri atas siswa peminatan MIA yang belajar dengan menggunakan pembelajaran
berbasis proyek. Kelas kontrol (n=32) terdiri atas kelas siswa peminatan MIA yang belajar dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Dengan menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir
kritis, didapatkan hasil bahwa kelas eksperimen menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap aspek
kemampuan berpikir kritis dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan alasan,
menilai kredibilitas sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, melakukan deduksi,
melakukan induksi, membuat nilai keputusan, dan memutuskan suatu tindakan.
Kata Kunci: pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, kemampuan berpikir kritis.

Abstract
Education is a key factor in preparing citizen of ASEAN member country, including Indonesia, for
increasing competitive human resource. One of the twenty first century trends of education is encourage
the students to have critical thinking skill, so that they can be an active participant of MEA. The aims of
this research was to analyze pembelajaran berbasis proyek and pembelajaran berbasis masalah to the
critical thinking skills of the students. the research design was quasy experimental design with matching
only post test only control group design. The experimental class (n=31) consisted of science students who
were exposed to project based learning. The control class (n=32) consisted of science students who were
exposed to problem based learning. By using critical thinking instruments, we have found that the
experimental class showed significant effects on critical thinking skills components, which were ask and
answer clarification and/or challenge questions, judge the credibility of a source, observe and judge an
observation reports, deduce, make material inferences, and also make and judge value judgements.
Keywords: project based learning, problem based learning, critical thinking skills.

1
PENDAHULUAN oleh Masek (2011) menyatakan bahwa pembelajaran
Indonesia dan negara ASEAN lainnya menjalin berbasis masalah mempunyai pengaruh terhadap
kerjasama dalam bidang ekonomi yaitu AEC (ASEAN kemamapuan berpikir kritis peserta didik melalui proses
Economic Community). Hubungan antar negara ASEAN pemecahan masalah secara individu maupun kelompok.
yang terjalin semakin baik melalui AEC mampu Selain itu, pada proses yang lain seperti diskusi, sharing
mendorong perdagangan bebas, pertukaran budaya, dan dan debat dalam pembelajaran berbasis masalah mampu
mobilitas sumberdaya manusia (Mao, 2015). Pendidikan menciptakan pengalaman belajar siswa yang kondusif
dianggap sebagai kunci utama dalam mempersiapkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
warga negara anggota ASEAN untuk meningkatkan Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan
sumberdaya manusia yang kompettitif. untuk menganalisis pembelajaran berbasis proyek dan
Pendidikan pada umumnya mampu memberdayakan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan
individu agar berhasil dalam kehidupan ekonomi, sosial, berpikir kritis siswa.
dan politiknya (Agboeze, 2013). Pendidikan, khususnya
pendidikan formal yang diselenggarakan ditingkat dasar, METODE
menengah, serta tinggi perlu diajarkan kemampuan Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen
berpikir kritis untuk memungkinkan siswa berpikir kreatif, dengan desain matching only post test only control group
mengambil keputusan, memecahkan masalah sehingga design. Penelitian ini tidak menggunakan pre-test
mereka mampu mempersipakan diri berperan aktif dalam dikarenakan data kemampuan awal siswa diperoleh dari
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). nilai ulangan harian pada materi pembelajaran
Sejalan dengan pentingnya kemampuan berpikir kritis sebelumnya serta mempertimbangkan ancaman validitas
dalam pendidikan untuk mempersiapkan MEA, tren instrumen jika diberikan pre-test kepada subyek
pendidikan abad ke-21 juga mendorong untuk melatihkan penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kemampuan berpikir kritis pada siswa selain kemampuan kelas X peminatan MIA tahun ajaran 2014-2015 di
memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis sekolah swasta Kota Malang. Penelitian ini menggunakan
merupakan kemampuan yang dapat dipelajari dan tidak 31 siswa sebagai kelompok kelas eksperimen dan 33
akan berkembang baik tanpa ada pembelajaran dan latihan siswa sebagai kelompok kelas kontrol. Kelompok
yang terus menerus dan disengaja. Agar kemampuan eksperimen dan kontrol mendapatkan materi
berpikir kritis peserta didik dapat berkembang ke arah pembelajaran yang sama yaitu optik geometris. Kelas
optimal, peserta didik perlu diberikan pengalaman balajar ekperimen diberikan perlakukan berupa pembelajaran
yang menghadapkan peserta didik pada masalah-masalah bebasis proyek, sedangkan kelas kontrol diberikan
kontekstual (Redhana, 2012). perlakuan berupa pembelajaran berbasis masalah. Data
Model pembelajaran dianjurkan pada abad ke-21 yang dikumpulkan berupa kemampuan berpikir kritis
adalah pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran dengan metode tes. Terdapat 7 indikator kemampuan
berbasis proyek yang mendorong siswa untuk berpikir kritis yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan
berkolaborasi, bekerja dalam masalah-masalah otentik, yang membutuhkan alasan, menilai kredibilitas sumber,
dan bekerja dalam tim. Para guru bisa mendapatkan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
pengetahuan tentang model pembelajaran ini di buku- melakukan deduksi, melakukan induksi, membuat nilai
buku pedagogik, namun belum banyak guru yang keputusan, dan memutuskan suatu tindakan. Instrumen tes
mengaplikasikan model pembelajaran ini dalam kelas kemampuan berpikir kritis ini terdiri atas 10 soal esai. Uji
(Rotherham, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan normalitas dan homogenitas dilakukan sebagai uji
Sastrika (2013) menunjukkan terdapat perbedaan prasyarat analisi data. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis
kemampuan berpikir kritis antara kelompok peserta didik dengan menggunakan uji-t dan uji lanjut dengan
yang belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek menggunakan uji scheffe.
dan kelompok peserta didik yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional. HASIL DAN PEMBAHASAN
Selain pembelajaran berbasis proyek, model Pembelajaran berbasis proyek pada kelas ekperimen
pembelajaran yang menghadapkan peserta didik dengan dilaksanakan selama tujuh kali pertemuan dengan
masalah kontekstual sehingga dapat melatihkan mengaplikasikan tahap pembelajaran berbasis proyek
kemampuan berpikir kritis adalah model pembelajaran yang dikemukakan oleh Harun (2006) yang terdiri atas 6
berbasis masalah. Pada pembelajaran berbasis masalah, tahap. Keenam tahap tersebut dalah penentuan pertanyaan
siswa dihadapkan dengan masalah ill structured, open mendasar, perancanaan proyek, penyusunan proyek,
ended, ambigu dan kontekstual. Penelitian yang dilakukan monitoring, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman.

2
Pada tahap penentuan pertanyaan mendasar, siswa pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, Sastrika
aktif mengamati, menanya dan mengeksplor pengetahuan. (2013) menyatakan bahwa melalui pembelajaran berbasis
Siswa diberikan contoh alat optik, yaitu pada mata proyek, siswa diberikan kebebasan untuk merencanakan
manusia. Selanjutnya siswa aktif bertanya tentang alat aktivitas belajar sehingga sangat berpotensi untuk
optik lainnya hingga mengarah pada pertanyaan tentang membangun konsep diri siswa secara mandiri.
cara kerja teleskop sederhana. Kemandirian belajar siswa terlihat pada tahap kedua dan
Pada tahap perencanaan proyek dan penentuan jadwal, ketiga yaitu perencanaan proyek dan penyusunan jadwal.
siswa dibagi menjadi enam kelompok. Masing-masing Pada pembelajaran berbasis proyek, siswa dilatih
kelompok membuat rancangan teleskop sederhana yang untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh
terdiri atas, alat dan bahan serta menentukan jadwal dari sekolah ke kehidupan nyata. Aplikasi pengetahuan ini
pengerjaan proyek teleskop sederhana tersebut. berupa produk nyata yang menjadi ciri khas pembelajaran
Selanjutnya adalah tahap monitoring. Setelah siswa berbasis proyek. Hal ini tercermin pada tahap keempat
mengumpulkan rancangan final dan jadwal pengerjaan, yaitu monitoring dimana siswa aktif mengaplikasikan
guru membagikan lembar monitoring yang berguna untuk konsep fisika tentang lensa kedalam pembuatan teleskop
memonitor kinerja siswa. Selama siswa mengerjakan sederhana. Banyak dari siswa yang berkonsultasi tentang
tugas proyek, guru melakukan penilaian kinerja proses. kendala dan perkembangan proyek yang sedang
Pada tahap menguji hasil, guru menguji teleskop dikerjakan. Hal ini sesuai dengan penelitian Eskrootchi
sederhana yang dibuat oleh siswa dan melakukan (2010) yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran
penilaian kinerja produk. Selanjutnya, tahap terakhir yaitu berbasis proyek, siswa menjadi lebih aktif dalam
mengevaluasi pengalaman dimana siswa mengevaluasi mengonstruk pengetahuan yang dikombinasikan dari
kekurangan dan kelebihan teleskop sederhana yang interpretasi, interaksi dengan sesama dan pengalaman.
mereka kerjakan serta melakukan penilaian teman sebaya Doski (2013) juga menyatakan bahwa pembelajaran
dan penilaian diri sendiri sebagai wujud evaluasi. berbasis proyek bukan hanya sekedar memberikan
Data hasil tes kemampuan berpikir kritis untuk kelas pengetahuan mengenai konsep fisika tetapi juga
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 1.1. menjadikan pengetahuan itu bermakna melalui kegiatan
Kelas proyek. Pembelajaran berbasis proyek mengubah konsep
Parameter Kelas Kontrol
Eksperimen yang selama ini bersifat abstrak menjadi nyata, sehingga
N 31 32 konsep tersebut bertahan lama dalam pikiran siswa.
58,74 52,19 Berdasarkan analisis uji lanjut dengan menggunakan
Median 62,00 51,50 uji Scheffe diperoleh bahwa kemampuan berpikir kritis
Modus 60,00 48,00
kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran
Sd 12,35 13,19
berbasis proyek lebih tinggi daripada kelompok siswa
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas,
yang belajar dengan pembelajaran berbasis masalah.
diperoleh bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
Dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran
kelompok eksperimen dan kontrol terdistribusi normal
berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kritis
dan homogen. Hasil perhitungan uji hipotesis dengan
siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
menggunakan uji t diperoleh bahwa terdapat perbedaan
oleh Luthvitasari (2012) yang menyatakan bahwa model
kemampuan berpikir kritis antara kelompok yang belajar
pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh
dengan pembelajaran berbasis proyek dan kelompok yang
terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
belajar dengan pembelajaran berbasis masalah.
SMK. Penelitian yang dilakukan oleh Stepherd (dalam
Adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis ini
Thomas, 2000) juga menyatakan bahwa kelompok siswa
dikarenakan karakteristik dan tahap pembelajaran antara
yang diberikan tugas proyek menunjukkan adanya
kedua model pembelajaran berbeda. Kubiatko (2011)
peningkatan signifikan pada kemampuan berpikir kritis,
dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran
percaya diri, dan hasil belajar siswa.
berbasis proyek lebih diarahkan pada aplikasi/penerapan
Kemampuan berpikir kritis bukan merupakan suatu
pengetahuan yaitu berupa produk nyata, sedangkan
kemampuan yang berkembang dengan sendirinya seiring
pembelajaran berbasis masalah lebih diarahkan pada
dengan perkembangan fisik manusia (Miri, 2007).
penambahan pengetahuan yang didasarkan pada
Kemampuan ini harus dilatih melalui pemberian stimulus
pemecahan masalah sehingga produk yang dihasilkan oleh
yang menuntut seseorang untuk berpikir kritis, salah
pembelajaran berbasis masalah dapat berupa laporan
satunya dengan penggunaan model pembelajaran
penyelidikan atau video.
pembelajaran berbasis proyek. Hal ini didukung oleh
Siswa pada kelompok pembelajaran berbasis proyek
Harun (2006: 18) yang mengungkapkan bahwa penerapan
mendapatkan ruang lebih luas mengontrol proses
pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran

3
mempunyai delapan keluaran (output) diantaranya: sumber dan membuat nilai keputusan belum terlihat dalam
kemampuan berpikir kritis, kolaborasi antara siswa, pembelajaran berbasis masalah.
komunikasi lisan serta komunikasi tertulis. Keunggulan dalam pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran berbasis proyek mampu membawa adalah dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa
siswa menjadi peneliti yang madiri, pemikir kritis, dan melalui pengalaman langsung dalam kegiatan proyek.
pembelajar sepanjang hayat. Hal ini sejalan dengan Tal Pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan dengan
(2006) yang menyatakan bahwa melalui Pembelajaran baik memberikan pelajaran kepada siswa dan praktik
berbasis proyek, siswa dapat mengembangkan dalam mengorganisasi proyek, merencanakan alokasi
penyelidikan autentik melalui pertanyaan menuntun, kerja waktu, dan sumber lain yang relevan.
sama dalam kelompok sehingga siswa mampu Kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek adalah
menkomunikasikan ide beserta alasan, dan pembuatan memerlukan banyak waktu, biaya, serta peralatan yang
produk yang menunjukkan sejauh mana pemahaman harus disediakan. Selain itu, dibutuhkan sikap
siswa tentang materi yang diajarkan. kedisiplinan dari siswa dan guru agar pembelajaran dapat
Pembelajaran berbasis proyek pada materi optik berlangsung sesuai jadwal yang telah disepakati.
geometris memberikan lebih banyak pengalaman pada
siswa dalam kemampuan berpikir kritis bila dibandingkan
dengan pembelajaran berbasis masalah. Pada PENUTUP
pembelajaran berbasis proyek di tahap perencanaan Simpulan
proyek, kemampuan berpikir kritis yang mampu dilatih Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
adalah kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan. diperoleh, dapar disimpulkan bahwa pembelajaran
Pada tahap perencanaan proyek dan penyusunan jadwal, berbasis proyek lebih efektif untuk melatihkan
siswa belajar untuk melakukan observasi tentang tugas kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan
proyek yang akan dibuat. pembelajaran berbasis masalah. Siswa dilatih untuk
Selain itu, pada tahap perencanaan proyek dan bertanya dan menjawab pertanyaan pada tahap penentuan
penyusunan jadwal siswa juga dilatih untuk mampu pertanyaan mendasar, mencari informasi atau sumber
menilai kredibilitas sumber referensi yang didapatkan saat yang relevan dan melakukan observasi pada tahap
siswa menemukan sumber yang belum jelas kebenarannya perencanaan proyek dan penyusunan jadwal, melakukan
selama pengerjaan proyek. Menurut Marina (1999), dalam induksi dan deduksi pada tahap monitoring, serta
pengerjaan proyek, seringkali siswa menemukan sumber memutuskan tindakan dan membuat nilai keputusan pada
yang belum jelas kebenarannya. Dengan menciptakan tahap uji coba dan mengevaluasi pengalaman.
komunikasi yang baik antara siswa dengan guru, siswa
dapat menjadi konsumen informasi yang kritis. Saran
Kemampuan ini sangat penting dalam membantu siswa di Saran yang dapat disampaikan adalah guru dapat
masa depan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh menerapkan pembelajaran berbasis masalah ini pada
Tamim (2013) menyebutkan bahwa proses perolehan materi fisika yang mengandung penugasan proyek
informasi dalam pengerjaan proyek akan membuat siswa didalamnya antara lain momentum dan fluida. Selain itu,
lebih berpikir kritis dari sebelumnya. Pada tahap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
monitoring, siswa dilatih untuk berpikir deduktif, pembelajaran berbasis proyek yang digabungkan dengan
mengambil keputusan, serta membuat nilai keputusan. asesmen elektronik sehingga diharapkan guru dapat
Pada tahap uji coba produk dan evaluasi, kemampuan melakukan asesmen kinerja proses dengan lebih baik serta
berpikir kritis yang mampu dilatihkan adalah melakukan mendorong terjadinya diskusi dnegan siswa mengenai
induksi. tugas proyek diluar jam pelajaran di sekolah.
Sedangkan pada pembelajaran berbasis masalah,
kemampuan berpikir kritis siswa dalam hal bertanya dan DAFTAR PUSTAKA
menjawab pertanyaan yang membutuhkan alasan dilatih
pada tahap orientasi masalah. Pada tahap mengorganisasi Agboeze, M.U. 2013. Enhancement of Critical Thinking
siswa dan membimbing melakukan penyelidikan, siswa of Vocation and Adult Education Student of
dilatih untuk mampu melakukan observasi dalam Enterpreneurship Development in Nigeria. Journal for
Education and Practice, (Online), Vol.4, No 17, 2013,
penyelidikan. Pada tahap presentasi hasil karya dan
(www.uste.org/journals/index/php), diakses tanggal 1
mengevaluasi proses pemecahan masalah, siswa mampu Nopember 2014.
berpikir secara induktif serta dapat mengambil keputusan.
Doski, Rinta. 2013. Pengaruh Penerapan Project Based
Kemampuan berpikir kritis dalam hal menilai kredibilitas
Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas

2
XI IPA SMAN 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Science and Humanities. (Online), 2 (1) : 215-221,
Pillar Physics Education. 1: 48-54. (Online), diakses (www.irssh.com), diakses tanggal 3 Maret 2015.
tanggal 20 Agustus 2014.
Miri, Barak. 2007. Purposely Teaching for the Promotion
Ennis, Robert H. 1997. Incorporating Critical Thinking in of Higorder Thinking Skills: A Case of Critical
the Curiculum: An introduction to Some Basic Issues. Thinking. Res Sci Educ.(Online), 37: 535-369,
Inquiry, (Online) 3 (16): 3-9, diakses tanggal 10 diakses tanggal 1 April 2015.
Oktober 2014.
Redhana, I Wayan. 2012. Model Pembelajaran Berbasis
Eskrootchi, Rogheyeh & A. Reza Oskrochi. 2010. A Masalah dan Pertanyaan Socratik untuk
Study of the Efficacy of Project Based Learning Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Intergrated with Computer-based Simulation- Cakrawala Pendidikan, (Online), 31 (3) : 351-365
STELLA. Educational Technology & Society. (www.undiksha.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2015.
(Online) 13 (1): 236-245. Diakses tanggal 1 April
Rotherham, Andrew J. and Willingham, Damiel T. 2010.
2015.
21st – Century Skills: Not New, but a Worthy
Harun, Yusoff. 2006. Project Based Learning Handbook. Challenge. American Educator. (Online),
Kuala Lumpur: Educational Technolugy Division: (http://www.aft.org/sites/default/files/periodicals/Roth
Communications and Training Sector. erhamWillingham.pdf), diakses tanggal 2 Januari
2017.
Kubiatko, Milan. 2011. Project Based Learning:
Characteristic and Experiences with Application in Sastrika, Ida Ayu Kade. 2013. Pengaruh Model
the Science Subjects. Energy Education and pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman
Technology Part B: Social Studies. (Online), 3 (1): Konsep Kimia dan Kemampuan Berpikir Kritis. E-
65-74, diakses tanggal 20 Agustus 2014. Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha. (Online), diakses tanggal 23 September
Luthvitasari, Navies. 2012. Implementasi Pembelajaran
2014.
Fisika Berbasis Proyek terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, dan Kemahiran Tal, Tali. 2006. Urban School’ Teaching Enacting Project
Generik Sains. Journal of Innovative Science Based Science. Journal of Reserch in Science
Education,(Online), 1(2): 92-97, (http://journal of Teaching. (Online), (www.interscience.wiley.com),
unnes.ac.id), diakses tanggal 28 Agustus 2014. diakses tanggal 1 April 2015.
Mao, Sreng et all. 2015. ASEAN Intergration and the Tamim, Suha R. 2013. Definition and Uses: Case Study
Role of English Language Teaching. Phnom Penh: of The Teachers Implementing Project Based
IELTS. Learning. Interdiciplinary Journal of Problem Based
Learning. (Online), 7 (2): 72-101,
Marina, Milner Bolotin. 1999. Project Based Instruction
(http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1323), diakses
and Collaborative Work in Undergraduate Physics
tanggal 23 September 2014.
Course for Nonscience Major. Teaching Physics of
Everyday Life. (Online), 1-43, Thomas, John W. 2000. A Review of Research on Project
(www.physics.eutcas.edu), diakses tanggal 22 Based Learning. (Online),
Desember 2014. (http://www.bie.org/index.php/site/RE/pbl_research/2
9), diakses tanggal 20 Agustus 2014.
Masek, Alias et al. 2011. The Effect of Problem Based
Learning on Critical Thinking Ability: A Theoretical
and Empirical Review. International Review of Social

Anda mungkin juga menyukai