Anda di halaman 1dari 15

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

Bab 2

Pembahasan

A. Pengertian Halogen

B. Sifat Fisik Halogen

C. Sifat Kimia Halogen

D. Ciri Khas Halogen

E. Cara Pembuatan Halogen

F. Kegunaan Halogen

G. Kelimpahan Di Dalam Bentuk Mineral

Bab 3

Penutup

A. Kesimpulan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “HALOGEN”

Makalah ini berisikan tentang informasi HALOGEN atau yang lebih khususnya membahas HALOGEN
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang HALOGEN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah in

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di sadari ataupun tidak ilmu kimia memilki peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dimulai
dari penyusun kromosom, pakaian kita, lingkungan kita, bahkan diri kita merupakan materi kimia.Salah
satu materi kimia yang sering kali di gunakan dalam kehidupan manusia adalah unsur-unsur halogen.
Baik di bidang industri, pengobatan, dan lain sebagainya.

Golongan halogen atau golongan 17 (VII A) adalah unsur-unsur yang memiliki tujuh elektron valensi
dengan konfigurasi electron terluar ns2 ns5. Unsur-unsur tersebut adalah fluorin (F), klorin (Cl), bromin
(Br), Iodin (I), dan astatin (At). Golongan halogen ini (F, Cl, Br, I dan At) adalah kelompok unsur-unsur
yang sangat kontras terhadap golongan alkali (golongan 1A). Alkali adalah kelompok logam yang sangat
reaktif dan elektropositif, sedangkan halogen adalah kelompok non-logam yang sangat reaktif dan
elektronegatif. Alkali yang paling reaktif terdapat pada unsur yang paling bawah, sedangkan halogen
merupakan unsure paling atas dari golongannya dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur halogen ini
tidak ditemukan dialam dalam keadaan bebas melainkan dalam keadaan garamnya, karena merupakan
unsur yang paling reaktif. Halogen berasal dari bahasa yunani yang berarti “ pembentuk garam “ , karena
unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Golongan halogen ditemukan
dialam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau berada dalam keadaan
diatomic, F2, Cl2, Br2, I2

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan halogen?

b. Bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur halogen?

c. Bagaimana sifat kimia dari unsur-unsur halogen?

d. Bagaimana ciri khas halogen?

e. Bagaiman cara pembuatan unsur-unsur halogen?

f. Apa manfaat ataupun kegunaan dari unsur-unsur halogen?

g. Bagaiman Kelimpahan halogen di dalam bentuk mineral ?

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Halogen

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17 dalam tabel
sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Istilah halogen berasal
dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes
yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk
garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan
berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.

Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu
elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga
membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion
bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut
halida.

Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk ion negatif.
Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi
elektron pada subkulit ns2 np5.

Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin
(At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.

B. Sifat Fisik Halogen

Sifat

Cl

Br

Nomor atom

17

35

53

Konfigurasi elektron

[He] 2s2 2p5

[Ne] 3s2 3p5

[Ar] 3d10 4s2 4p5

[Kr] 4d10 5s2 5p5


Jari-jari kovalen (Ao)

0,64

0,99

1,14

1,33

Jari-jari ion X- (Ao)

1,19

1,67

1,82

2,06

Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol)

1681

1251

1140

1008

Afinitas elektron

-328

-349

-325

-295

Potensial reduksi standar, Eo (volt)

2,87

1,36

1,06

0,54
Energi ikatan X-X (kJ/mol)

155

242

193

151

Energi ikatan H-X (kJ/mol)

562

431

366

299 [1]

Keelektronegatifan

4,0

3,0

2,8

2,5

Titik didih (oC)

-233

-103

-7,2

113,5

Titik beku (oC)

-188

-34,5

58,8

184,4
Wujud pada 25oC

Gas (kuning pucat)

Gas (biru pucat)

Cair (merah)

Padat (metalik gelap) [2]

I. Wujud halogen

Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan energi ikatan X - X berkurang dari Cl2 sampai I2,
sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang jari-jari atom semakin lemah ikatan
antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya energi ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F
lebih kecil dibanding dengan energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan kereaktifan F2.
Semakin reaktif molekul X2 menyebabkan ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan
relatif kecil.

II. Titik Cair dan Titik Didih

Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan
semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai bertambahnya massa molekul relatif
(Mr). Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu kamar bervariasi, F2 dan Cl2
berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.

III. Warna

Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau merangsang. Fluor berwarna
kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat, dan iodin berwarna ungu.

C. Sifat Kimia Halogen

I. Kelarutan

Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi
dengan air.

2F2(g) + 2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g)

Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena
membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.

I2(s) + KI(aq) KI3(aq)


Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4,
aseton, kloroform, dan sebagainya.

II. Kereaktifan

Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam
sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar
kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi
keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil
energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen.
Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen
dari atas ke bawah semakin berkurang.

1. Kereaktifan fluor dan klor

Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga
berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi
pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara
membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat
dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam
keadaan atmosfer fluor.

2. Kereaktifan brom

Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap
yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling
berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa
efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai
kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.

3. Kereaktifan iodium

Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak
(perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput
lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.

4. Kereaktifan astatin

Astatine dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah
At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi
adalah HAt dan CH3At.

III. Daya Oksidasi

Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas ke bawah semakin lemah, sehingga
halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya.
F2 + 2KCl 2KF + Cl2 atau ditulis

F2 + 2Cl- 2F- + Cl2

Cl2 + 2I- 2Cl- + I2

Br2 + KF (tidak terjadi reaksi) atau ditulis

Br2 + F- (tidak terjadi reaksi)

Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat reduktor. Sifat reduktor ion halida makin ke bawah
semakin kuat.

D. Ciri Khas Halogen

Sifat-sifat Kimia HalogenSemua unsur halogen dapat membentuk senyawa dengan penarikan satu
elektron dari luar, maupun secara kovalen.Umumnya unsur-unsur halogen memiliki tingkat oksidasi -1,
namun demikian halogen dapat pula memiliki tingkat oksidasi +1, +3, +5 dan +7, kecuali flourin.Semua
unsur halogen merupakan oksidator yang sangat kuat. Kekuatan oksidator ini berkurang dari fluorin ke
iodin.Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan semua unsur logam dan beberapa unsur non logam.
Fluorin merupakan unsur yang paling reaktif dan kereaktifannya berkurang untuk unsur-unsur halogen
yang lain sesuai dengan kenaikan nomor atom.Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen
membentuk asam halida (HX).Kecuali fluorin, semua unsur halogen dapat membentuk asam oksi dengan
rumus HXO, HXO₂, HXO₃ dan HXO4 yang disebut sebagai asam hipohalit, asam halit, asam halat, dan
asam perhalat.Unsur-unsur halogen dapat pula bergabung dengan sesama unsur halogen membenuk
senyawa antar halogen. Senyawa-senyawa ini dapat dibedakan ke dalam empat kelompok senyawa
yaitu : Kelompok AX, contoh : ClF, BrCl, IClKelompok AX3, contoh : ClF3, BrF3, IF3Kelompok AX5, contoh :
BrF5, IF5Kelompok AX7, contoh : IF7

E. Pembuatan Halogen

Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah dengan mengoksidasi ion-ion
halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan di sini merupakan contoh dari berbagai proses
yang dapat terjadi.

Fluorin (F2)

Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium
hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai
100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran
tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan oksidasinya.
Klorin

Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :

Bromin

Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial, pembuatan gas Br2
sebagai berikut:

Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.

Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang
dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di dasar tangki,
sedangkan air di atasnya.

Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.

Iodin

Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas Cl2. Iodin juga dapat
diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam (Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh
NaHSO3. Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.
F. Kegunaan Halogen

Fluorin

Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama Freon.

Membuat Teflon

Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas.

Senyawa Fluorin

CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga
digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak
lapisan ozon.

Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan panas dan anti
lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan
panas dan anti lengket.

Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk membuat tulisan, lukisan,
atau sketsa di atas kaca.

Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah kerusakan gigi.

Klorin

Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis.

Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).

Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan
adaptif pada bensin.

Untuk industri sebagai jenis pestisida.

Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.


Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil.

Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin.

Senyawa Klorin

Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian.

Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan
berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin.

Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan
sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna.

Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada
kain

Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.

Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.

Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.

Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik.

KCl untuk pembuatan pupuk.

KClO3 untuk bahan pembuatan korek api

Bromin

Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).

Untuk pembuatan AgBr.

Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida

Senyawa Bromin

Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL) untuk
mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston. Timbal tersebut akan membentuk
PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan akan mencemarkan
udara.

AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi.

Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf.


Iodin

Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal dengan iodium
tingtur)

Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI)

Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka.

Senyawa Iodin

KI digunakan sebagai obat anti jamur.

Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik

AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi

NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium
pada wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.

G. Kelimpahan Halogen Di Alam Dalam Bentuk Mineral

1. Fluorine

Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit Ca(PO4)3F. dengan penambahan
asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan diperoleh HF dan garam Calsium sulfat. Selanjutnya lelehan
asam florida di elektrolisis untuk menghasilkan gas F2.

CaF2 + H2SO4 --> CaSO4 + 2HF

2. Klorin

Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida ditemukan di air laut dan garam
batu/endapan garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa lalu. Setiap 1 kg air laut
mengandung sekitar 30 gram NaCl. Proses untuk mendapatkan unsure klorin adalah melalui elektrolisis
larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan gas H2, dan NaOH pada katode.

3. Bromin

Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air
mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga
diperoleh dari Arkansas
4. Iodine

Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil pada deposit NaNO3
di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk
memperoleh iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3
dengan reaksi sebagai berikut :

2IO3- + 5HSO3- --> I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A, yang
mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom
(Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Golongan halogen
merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan
halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya, karena kereaktifannya sangat tinggi
sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas dialam, karena sifatnya yang sangat reaktif
sehingga halogen selalu bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.

Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu
elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga
membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion
bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut
halida.

Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin
(At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya yaitu “ Film
CharLes Bronson Idaman ATi” . Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan
bertambahnya jari-jari atomnya.
Unknown di 12.50

Berbagi

Anda mungkin juga menyukai