Anda di halaman 1dari 24

PAJAK

Matematika Keuangan
Jurusan Akuntansi
POLINEMA PSDKU KEDIRI
2019
Definisi Pajak
O iuran yang wajib dibayarkan oleh rakyat atau
wajib pajak kepada negara untuk
kepentingan pemerintah dan kesejahteraan
masyarakat umum
O salah satu sarana pemerataan pendapatan
warga negara dan sumber dana
pembangunan negara bagi pemerintah
Definisi Pajak (1)
O Berdasarkan dari Pasal 1 angka 1 UU No. 6
Tahun 1983 yang kemudian disempurnakan
dengan UU No. 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Pajak adalah “kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
Undang, dengan tidak mendapat timbal balik
secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”
Siapakah Yang Perlu
Membayar Pajak?
O Berdasarkan undang-undang memang
semua rakyat Indonesia terikat dengan
pajak. Tetapi hal tersebut hanya berlaku
untuk warga negara yang sudah
memenuhi syarat subjektif dan syarat
objektif dari jenis pajak tersebut.
Jenis-Jenis Pajak
O Pajak berdasarkan sistem pemungutan
1. Pajak Langsung (Direct Tax)
merupakan pajak yang harus ditanggung sendiri
oleh wajib pajak dan tidak dapat dialihkan ke pihak
lain. Pajak ini dibayar secara berkala berdasarkan
surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak.
Surat ketetapan pajak ini memiliki keterangan
jumlah yang perlu dibayar wajib pajak.

Contoh dari pajak langsung adalah Pajak


Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
Jenis-Jenis Pajak(1)
2. Pajak tidak langsung (Indirect Tax)
pajak yang pembayarannya dapat dialihkan ke pihak
lain. Pajak ini ditagihkan berdasarkan peristiwa atau
aktivitas tertentu, jadi tidak dibayar secara berkala.
Pemerintah memungut pajak ini jika peristiwa tersebut
terjadi oleh wajib pajak.

Contoh dari pajak tidak langsung adalah pajak


penjualan atas barang mewah, Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), bea materai, dan cukai. Jadi jika Anda menjual
barang mewah maka Anda dapat mengalihkan pajak
penjualan atas barang mewah kepada sang pembeli.
Jenis-Jenis Pajak (2)
O Pajak berdasarkan instansi pemungut
1. Pajak negara (pusat)
merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat. Pemungutan pajak ini dilakukan melalui
instansi seperti Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan Cukai,
maupun kantor inspeksi pajak yang tersebar di
seluruh Indonesia.

Contoh pajak negara adalah pajak penghasilan,


pajak pertambahan nilai (PPn), bea materai, bea
masuk, cukai, pajak bumi dan bangunan, pajak
migas, pajak perolehan hak atas tanah dan
bangunan.
Jenis-Jenis Pajak (3)
2. Pajak daerah (lokal)
pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Pajak
ini terbatas hanya untuk rakyat daerah itu sendiri
dan dilakukan oleh Pemda Tingkat II maupun
Pemda Tingkat I.

Contoh pajak daerah adalah pajak hotel, pajak


hiburan, pajak restoran, pajak reklame, pajak
tontonan, pajak radio, pajak kendaraan bermotor,
pajak bahan bakar dan masih banyak lainnya.
Jenis-Jenis Pajak (4)
O Pajak berdasarkan sifat
1. Pajak Subjektif
pajak yang pengambilannya berdasarkan dari
kondisi wajib pajak. Jadi besar kecilnya jumlah
pajak akan tergantung dengan kemampuan
wajib pajak.
Contoh pajak ini adalah pajak penghasilan,
pajak kekayaan.
Jenis-Jenis Pajak (5)
2. Pajak Objektif
pajak yang pengambilannya berdasarkan dari
kondisi objek tanpa memperhatikan kondisi
wajib pajak. Jadi pajak ini lebih terkait pada
objek dan dikalkulasikan berdasarkan objek
tersebut.
Contoh pajak objektif adalah pajak impor,
pajak kendaraan bermotor, bea materai, bea
masuk, pajak pertambahan nilai (PPn).
Manfaat Pajak
O Karena sebagai salah satu sumber
pendapatan vital bagi negara, sehingga
digunakan untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pembangunan
negara, pembiayaan penegakan hukum,
keamanan negara, infrastruktur ekonomi,
pekerjaan publik, subsidi, biaya operasional
negara dan banyak lagi.
Fungsi Pajak
1. Fungsi Anggaran (budgeter)
pajak merupakan sumber pendapatan negara, maka pajak berfungsi
untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara
2. Fungsi mengatur (regulasi)
Pajak berfungsi untuk mengatur pertumbuhan ekonomi dari negara
Indonesia. Dengan kebijakan pemerintah, pajak secara tidak langsung
akan membantu ekonomi negara dan masyarakatnya
3. Fungsi Stabilitas
pajak dapat berfungsi untuk mengendalikan inflasi
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan (Pemerataan)
Pajak juga berfungsi sebagai pemerataan dari pendapatan masyarakat
dengan tujuan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat
Pajak Pertambahan Nilai
(PPn)
pungutan yang dibebankan atas transaksi jual beli
barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak
pribadi atau wajib pajak badan yang telah menjadi
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Singkatnya, yang memiliki kewajiban untuk
memungut, menyetor dan melaporkan PPN adalah
para pedagang/penjual yang didapat dari konsumen
yang membayarkan atas transaksinya.
Pajak yang dikenakan atas setiap barang dan jasa
yang memiliki pertambahan nilai dalam
peredarannya dari konsumen dan produsen. Jenis
pajak yang satu ini disebut juga dengan Value Added
Tax (VAT) atau Goods and Service Tax (GST).
Biasanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini selalu
ada ketika kita membeli sesuatu dimana total harga
yang kita beli akan dikenakan biaya tambahan
sebesar 10% yang tercantum pada struk belanja.
Dasar Hukum PPN
Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009.
Dalam undang-undang ini diatur juga hal-hal
yang berkaitan dengan PPN seperti Objek
PPN, Tarif PPN, Tata Cara Penyetoran dan
Pelaporan, dan sebagainya.
Objek PPN (Pajak
Pertambahan Nilai)
O Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena
Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh pengusaha
O Impor Barang Kena Pajak
O Pemanfaatan Barang Kena Pajak yang tidak berwujud
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
O Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean
O Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak
berwujud dan Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha
Kena Pajak (PKP)
Pengusaha Kena Pajak
(PKP)
O Menurut ketentuan PMK No. 197/PMK.03/2013, Pengusaha Kena Pajak (PKP)
adalah suatu perusahaan atau seorang pengusaha yang transaksi penjualannya
melampaui jumlah Rp 4,8 miliar dalam setahun. Jika Pengusaha tidak dapat
mencapai transaksi dengan jumlah tersebut, maka pengusaha dapat mengajukan
permohonan pengukuhan sebagai PKP.
O Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya di atas, Pengusaha Kena Pajak (PKP)
merupakan pihak yang wajib menyetor dan melaporkan PPN dimana setiap tanggal
di akhir bulan adalah batas akhir waktu penyetoran dan pelaporan PPN oleh PKP.
O Dalam perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP
1. Pajak Keluaran adalah PPN yang dipungut ketika Pengusaha Kena Pajak (PKP)
menjual produknya.
2. Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar ketika Pengusaha Kena Pajak (PKP)
membeli, memperoleh maupun membuat produknya.
Tarif PPN (Pajak
Pertambahan Nilai)
Menurut ketentuan Undang-Undang No. 42 tahun 2009 pasal 7, tarif PPN
terbagi menjadi 3 bagian seperti dibawah ini:
1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah 10% (sepuluh persen)
2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 0% (nol persen)
diterapkan atas:
O Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
O Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
O Ekspor Jasa Kena Pajak
3. Tarif pajak seperti yang dimaksud pada nomor 1 dapat berubah
menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi sebesar
15% (lima belas persen) sebagaimana diatur oleh Peraturan
Pemerintah.

Untuk tarif PPN yang dibebankan kepada konsumen adalah PPN atas
pembelian barang sebesar 10% dari nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
atau harga barang itu sendiri.
Cara Menghitung PPN
(Pajak Pertambahan Nilai)
𝑷𝑷𝑷 = %𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑷𝑷𝑷 𝒙 𝑫𝑫𝑫𝑫𝑫 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷 𝑫𝑫𝑫
= 𝟏𝟏𝟏 𝒙 𝑫𝑫𝑫

Contoh :
PT. Sejahtera merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
menjual Barang Kena Pajak (BKP) pada PT. ADC dengan harga Rp
50.000.000. Maka, PPN terutang yang perlu disetorkan adalah:

PPN Terutang: 10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000


Jadi, Rp 5.000.000 merupakan pajak keluaran yang dipungut
oleh PT. Sejahtera dari PT. ADC.
PKP “A” menjual tunai Barang Kena Pajak
dengan Harga Jual Rp 20.000.000,00
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang.
Cara Menghitung PPN:
PPN = 10% x Rp. 20.000.000,00
= Rp. 2.000.000,00
PPN sebesar Rp. 2.000.000,00 tersebut
merupakan Pajak Keluaran yang dipungut
oleh Pengusaha Kena Pajak “A”.
Contoh Menghitung PPN
PT. Elektronik Maju merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menjual barang elektronik di Jakarta. Selama bulan
Agustus 2018, PT. Elektronik Maju melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:

O Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar Rp 1.600.000.000.

O Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), yaitu barang elektronik kepada Pemerintah DKI Jakarta sebesar Rp
660.000.000. Harga sudah termasuk PPN.

O PT. Elektronik Maju juga membangun sebuah gedung elektronik seluas 500m2 di kawasan pergudangan sendiri
dengan biaya sebesar Rp 550.000.000.

O Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan harga Rp 2.000.000 termasuk keuntungan
Rp 200.000.

O PT. Elektronik Maju Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga Rp 550.000.000 dan
harga tersebut sudah termasuk PPN.

Dari beberapa transaksi yang dilakukan di atas, maka kita akan menghitung PPN dari transaksi tersebut dan
mengetahui berapa total PPN yang harus diserahkan.
Jawab:
O Transaksi Pertama Total PPN yang harus disetorkan:
PPN = 10% x Rp 1.600.000.000 = Rp 160.000.000 (pajak
keluaran/penjualan)
O PPN Keluaran
Transaksi Pertama + Transaksi Kedua + Transaksi
O Transaksi Kedua Ketiga + Transaksi Keempat
DPP* = 100/110 x Rp 660.000.000 = Rp 600.000.000 Rp 160.000.000 + Rp 60.000.000 + Rp
PPN = 10% x Rp 600.000.000 = Rp 60.000.000 (pajak keluaran/penjualan) 100.000.000 + Rp 1.800.000 = Rp 321.800.000

O Transaksi Ketiga O PPN Masukan


DPP = 20% x Rp 550.000.000 = Rp 110.000.000 Rp 50.000.000
PPN = 10% x Rp 110.000.000 = Rp 100.000.000 (pajak keluaran)

O Transaksi Keempat
PPN yang harus disetorkan: Pajak Keluaran - Pajak
Masukan
DPP = Rp 2.000.000 - Rp 200.000 = Rp 1.800.000 (Pajak keluaran)
Rp 321.800.000 - Rp 50.000.000 = Rp
O Transaksi Tambahan 271.800.000
DPP = 100/110 x Rp 550.000.000 = Rp 500.000.000
PPN = 10% x Rp 500.000.000 = Rp 50.000.000 (pajak masukan) Jadi, total PPN yang harus disetorkan atar
transaksi yang dilakukan selama bulan Agustus
2018 oleh PT. Elektronik Maju adalah sebesar Ro
271.800.000.
Aplikasi Pajak Online
O Klikpajak
O Online-pajak
O Toko Samson menjual kulkas sebanyak 20
kulkas dengan harga satuannya sebesar
Rp6.000.000. Lalu, berapakah PPN
terutang toko Samson yang wajib
disetorkan?

Anda mungkin juga menyukai