Anda di halaman 1dari 25

KONFLIK YANG TERJADI ANTAR SUPORTER

SEPAKBOLA DI INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH PANCASILA


Dosen Pembimbing : DR. RINA ARUM PRASTYANTI, SH., MH.

Disusun Oleh:

Farrel Reihan Indaryanto

18A3

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA

2018
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….....
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...................
1.4 Manfaat penelitian.....................................................................................................

BAB II
2.1 Landasan Teori……………………………………………………………………...

BAB III
3.1 Metode
Penelitian....................................................................................................................

BAB IV
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan..............................................................................

BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
5.2 Saran…………………………………………………………………………..
5.3 Daftar Pustaka………………………………………………………………….
5.4 Lampiran.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suporter atau pendukung suatu acara tidak sedikit dari mereka yang tidak
saling mengenal satu sama lain namun meski demikian mereka sangat peka
terhadap stimulus yang datang dari luar seperti halnya ketika suporter bola,
ketika tim mereka nyaris mencetak gol secara tidak langsung tanpa adanya
koordinasi mereka langsung menunjukan ekspresi yang sama yakni berteriak
dan bersorak. Bahkan ketika ada kerusuhan pun meski mereka tidak saling
mengenal tetapi mereka langung membantu rekan-rekannya ketika kerusuhan
terjadi dengan atas namakan solidaritas suporter pendukung kesebelasan yang
sama.
Menurut Geroge Homans menjelaskan bahwa perilaku sosial adalah
dimana aktivitas yang dilakukan sekurang-kurangnya dua orang bisa saling
mempengaruhi satu sama lain. Prilaku seporter baik itu bersifat negatif
maupun positif tentunya berpengaruh terhadap lingkungannya dan seporter
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab terjadinya tawuran antar suporter ?

2. Bagaimana jalan konkritnya tawuran antar suporter ini di Indonesia?

3. Bagaimana solusinya untuk menyelesaikan konflik tawuran suporter?


1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja upaya yang 4ias dilakukan aparat kepolisian

dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan

supporter sepakbola.

2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh aparat kepolisian

dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan oleh

supporter sepakbola.

3. Untuk memenuhi nilai dalam Mata Kuliah Pancasila

1.4 Manfaat

1. Memberikan sumbangan fikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

dan wawasan yang berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan

suporter sepak bola di Indonesia. Khususnya yang berkaitan dengan seluk

beluk dan tatanan tentang suporter bola yang ada di indonesia.

2. Memberikan jawaban atas masalah yang diteliti.

3. Melatih di dalam mengembangkan pola fikir yang sistematis, sekaligus

untuk mengukur kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah

di dapatkan.
BAB II

2.1 Landasan Teori

Teori yang di gunakan dalam penulisan penelitian , di jadikan pisau analisi


untuk memecahkan masalah penelitian berkaitan dengan masalah-masalah
penelitian yang di ajukan. Oleh karena itu dalam menganalisis tentang
konflik suporter sepak bola di Indonesia. Penulis menggunakan teori
(system social ) dengan pendekatan sejarah (historial approach). Teori
ini merupakan “ system social” yang umum sifatnya (general theory)
mengenai tindakan sosial normatif. Teori system social menekankan
orientasi subyektif yang mengendalikan pilihan-pilihan individu. Pilihan-
pilihan ini secara sistematis diatur atau di kendalikan oleh nilai-nilai dan
standar normatif bersama. Hal itu berlaku untuk tujuan-tujuan yang di
tentukan oleh individu serta alat-alat yang digunakan untuk mencapai
terintegrasikannya tujuan individu sebagai tujuan bersama dengan alat-alat
yang bersifat normatif.
Prinsip-prinsip dasar tersebut bersifat universal dan mengendalikan semua
tipe perilaku manusia, tanpa memandang konteks sosial normatif tertentu.
Bahwa secara mendasar perilaku individu memiliki subyektivitas dan
orientasi yang berbeda, perbedaan itu dapat diintegrasikan oleh adanya
norma-norma tertentu. Norma yang ada dapat membawa orientasi
motivasional dan orientasi nilai menjadi satu, karena adanya interaksi
structural dengan tujuan kepastian tentang suatu gejala dengan aturan
normatif yang di bentuk sebagai wujud keadilan dan kepastian bersama.
Hal tersebut di gunakan penulis dengan menggunakan menggunakan
pendekatan historis (historical approach). Pendekatan historis ini di
gunakan untuk mengkaji sejarah suporter sepak bola di indonesia yang
pernah berkaitan erat dengan konflik dan masalah yang semakin
berkembang. Pendekatan ini penting dalam rangka membantu peneliti
untuk memahami sebab-sebab dan kaitan yang saling berhubungan satu
dengan yang lain , sehingga dapat di pahami oleh penulis lewat berbagai
sudut pandang yang kuat. Sehingga penulis mudah dalam memahami
mengapa di Negara Indonesia ini sangat rentan akan konflik yang
berkaitan dengan suporter sepak bola. Banyak hal yang mendasari suatu
konflik atau masalah yang dapat dijadikan tolok ukur suatu perkembangan
sebuah solusi yang dapat dijadikan sebagai jawaban, jika kedepan masalah
yang berkaitan dengan konflik antar suporter bola dapat di selesaikan atau
bahkan tidak terjadi lagi perselisihan atau konflik antar suporter.
Pendekatan sejarah menjadi sebuah dasar bagi penulis untuk mengambil
sebuah benang merah yang berkaitan dengan sebab penyebab, awal
kemunculan dan sifat fanatikisme seorang suporter terhadap suporter lain.
Banyak pertanyaan yang menggelitik dalam hati penulis yang menjadi
alasan kuat kenapa penulis mengambil masalah tentang konflik antar
suporter bola ini.
BAB III

3.1 Metode Penelitian


a. Jenis
Dalam melakukan penelitian jni, saya menggunakan cara meneliti
dengan langsung mendatangi narasumber untuk mencari data-data
yang valid.
b. Teknik pengumpulan data
 Wawancara dengan narasumber yaitu megajukan pertanyaan
kepada narasumber tentang objek yang akan diteliti
berdasarkan pedoman wawancara yag telah disusun
sebelumnya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.
Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah
BRIGADIR POLISI Andika Pulung M, Unit Satwa
SATSHABARA Polresta Surakarta.
 Browsing atau mencari data-data dari internet dan
mengembangkan dengan bahasa penulis sendiri.
c. Analisis
Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data yang
diperoleh dalam penelitian adalah analisis kulaitatif, yaitu sesuai
dengan kualtas data yang diperoleh melalui wawancara dengan
narasumber. Pengambilan suatu kesimpulan khusus berdasarkan
metode berfikir sendiri.
BAB IV

4.1 Hasil penelitian dan Pembahasan

1. Penyebab
Dibalik persepakbolaan Indonesia tidak luput dari adanya suporter
yang selalu memberi warna dalam ajang kompetisi sepak bola di
Indonesia, tidak hanya kaum laki-laki saja, kaum perempuan pun ikut serta
dalam mewarnai persepakbolaan di Indonesia, dari anak kecil hingga
dewasa. Sepak bola tanpa suporter itu dapat diibaratakan seperti sayur
tanpa garam, tidak memiliki rasa alias hambar maka, sepakbola dan
suporter adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Suporter seringkali disebut dengan pemain ke duabelas dalam permainan
sepak bola karena perannya sangat penting dalam sebuah pertandingan
sepak bola, bayangkan saja jika dalam pertandingan sepak bola tidak
dihadiri oleh para suporter, sepertinya ada yang kurang dalam
pertandingan tersebut. Mereka bukan hanya sekedar penonton, yang hanya
mengamati sebuah pertandingan saja, akan tetapi suporter memberikan
yang lebih dari seorang penonton. Nilai lebih dari suporter adalah membeli
tiket sebagai pemasukan dana tim yang berguna untuk mengelola stadion
yang dimiliki oleh sebuah tim, tidak hanya sebagai penonton pasif atau
penonton yang tujuannya hanya menonton saja melainkan
sebagai penonton dan sebagai pendukung, pemeriah dalam suatu
pertandingan dengan atribut, tarian, nyanyian dan tepuk tangan yang
memberikan warna dalam pertandingan tersebut, dan sebagai teman untuk
pemain-pemain yang ada di dalam tim tersebut yang dibilang paling
fanatik dan antusias dalam membela klub yang dicintainya. Susah maupun
senang, hati mereka melebur menjadi satu saat tim mereka berjuang
meraih kemenangan. Inilah sepakbola yang telah membuka mata mereka
separti pahlawan yang sedang berjuang dengan mengusung gengsi dan
harga diri mereka dipertaruhkan di stadion hanya untuk menyandang gelar
sang pemenang.
Perkembangan suporter di Indonesia saat ini sangat menggelisahkan,
tidak hanya sebagai pendukung sebuah tim, tetapi juga sebagai pemicu
kerusuhan. Bahkan, tidak bisa dipungkiri lagi di era yang modern seperti
ini konflik antar suporter pun seringkali terjadi, hal ini dikarenakan:

1. Wasit yang tidak adil


Wasit adalah seorang yang memimpin jalannya pertandingan. Karakter
wasit yang tegas dan tidak memihak sangat diperlukan dalam suatu
pertandingan. Selain itu, wasit juga tidak boleh plin plan dalam
membuat keputusan. Banyak pertandingan di liga Indonesia
diberhentikan \pada saat pertandingan berlangsung dan salah satu
penyebabnya adalah amukan supporter yang tidak bisa dihentikan
karena menurut mereka wasit yang bertugas tidak adil dalam
memimpin pertandingan. Dalam suatu pertandingan, supporter harus
bisa menerima segala keputusan wasit karena wasit lebih mengerti apa
yang harus dilakukan tetapi wasit juga harus teliti dan tegas dalam
memimpin suatu pertandingan agar kejadian seperti tawuran ini tidak
terjadi.

2. Provokasi antar supporter


Banyak cara yang dilakukan supporter untuk bisa mendukung tim
kesayangan mereka mulai dari mencorat-coret tubuhnya sampai
menyanyikan yel-yel penyemangat. Aksi ini dilakukan agar tim
kesayangan mereka mendapat kemenangan dari tim lawan. Namun
yel-yel yang biasanya dilakukan ini berisikan tentang celaan negative
tentang tim lain. Yel-yel yang provokatif ini bisa membuat suporter
lawan marah dan bisa menimbulkan taawuran antar suporter.
3. Kurangnya perhatian klub antar suporter
Kehadiran suporter di stadion untuk mendukung tim menang sangat
berperan penting. Kehadiran suporter ini bisa meningkatkan semangat
para pemain untuk berlaga. Para suporter ini rela menghentikan
aktivitasnya untuk melihat tim kesayangan mereka berlaga melawan
tim lain.

4. Sifat yang terlalu fanatik dan Pengeroyokan antar Tim Sepak Bola
Sifat mereka yang terlalu fanatik menghasilkan sikap anarkis yang
cenderung berujung dengan terjadinya konflik. Sifat fanatik yang
berlebihan ini menjadikan mereka gelap mata, dengan menganggap
bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dibandingkan dengan
kelompok lainnya.

Kerusuhan antar suporter saat ini semakin menjadi-jadi, bukan hanya antar
negara, melainkan antar kota, bahkan sempat terjadi kerusuhan suporter sepak
bola antar SMA. Kerusuhan ini tidak hanya merusak sarana dan prasarana umum
saja, korban jiwa pun sudah menjadi hal yang biasa. Tidak sedikit pula suporter
yang memiliki musuh dengan suporter lain, baik dalam satu kota maupun luar
kota.
Di Indonesia, suporter divonis memperburuk citra sepakbola dan dianggap
menjadi problem bangsa. Tindak kekerasan, kerusuhan, dan jatuhnya korban baik
luka, tewas, rusak dan terganggunya ketertiban merupakan, pranata sosial sampai
prasarana umum merupakan citra buruk yang melekat pada suporter sepakbola
Indonesia. Kerusuhan suporter yang terjadi di Indonesia sebenarnya bukan isu
baru, karena sejak lama sebenarnya sudah sering terjadi.
Kerusuhan antar suporter dalam pertandingan biasanya dipicu oleh
kekalahan tim yang didungkungnya oleh lawan mainnya, akan tetapi masih ada
beberapa faktor yang memicu terjadinya kerusuhan tersebut, diantaranya,
perseteruan abadi antar suporter sepak bola terkait masalah sejarah dengan
memiliki sejarah yang selalu berseteru tiap kali bertemu dan ini dilestarikan oleh
generasi penerusnya. Lalu, kurang adilnya pengawas pertandingan yang
terkadang memicu emosi pemain dan supporter yang sering kali disebut oleh
suporter sebagai pengawas pertandingan suapan. Kemudian, munculnya
keberadaan suporter pengacau atau sering disebut dengan hooligans yang
memang sengaja datang ke pertandingan untuk menciptakan suasana rusuh demi
mencari keuntungan pribadi.
Ada pula provokasi yang dilakukan antar suporter saat pertandingan
berlangsung, seringkali dalam mendukung tim kesayangannya, para suporter
menciptakan yel-yel yang bernuansa provokatif dan menjelek-jelekan
kesebelasan lawan. Hal-hal inilah yang juga menjadi pemicu terjadinya gesekan
hingga menimbulkan kekerasan dan kerusuhan. Hawa amarah dan emosi tak
terkendalikan karena yel-yel yang sedikit mengejek atau kekalahan tim
kesayangannya atas tim lawan, berujung dengan kerusuhan yang luar biasa, tidak
ada kata damai, suporter yang kuat itulah suporter yang menang.
Berbeda dengan dahulu, suporter sepak bola datang ke stadion untuk
mendukung tim kesayangannya saja, akan tetapi suporter saat ini datang untuk
membuat kerusuhan juga, apakah dengan dasar gengsi atau hanya sekedar
melakukan aksi balas dendam, baik dengan suporter lawan maupun sesama
suporter tim kesayangannya.
Banyak contoh kasus yang baru baru ini marak di perbincangkan oleh
publik indonesia tentang perlakuan para suporter bola. Salah satunya Berdasarkan
data SOS tersebut, jumlah korban jiwa terbanyak akibat pengeroyokan, termasuk
juga Haringga. Suporter Persija Jakarta itu meninggal dunia akibat dikeroyok
sejumlah oknum suporter Persib Bandung, Minggu (23/9/2018).
Berikut data suporter yang tewas berdasarkan data Save Our Soccer:
(http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/09/26/daftar-76-suporter-yang-tewas-di-
indonesia-termasuk-anggota-the-jakmania-jelang-persib-vs-persija)

Berdasarkan penyebabnya: Berdasarkan tim yang didukung:

Pengeroyokan : 22 Persebaya : 17
Jatuh dari kendaraan : 17 Arema :9
Tusukan benda tajam : 14 Persija :9
Pukulan benda keras : 11 PSIS :5
Terinjak :6 Persib :5
Gas air mata :2 Timnas :4
Jatuh dari tribune :2 Persita :4
Penembakan :1 PSMS :3
Petasan :1 PSIM :3
Sriwijaya FC :2
Persis :2
Pelita Jaya :1
PSPS :1
Persik :1
PSM :1
Persitara :1
Semen Padang :1
Persiba Bantul :1
Persipura :1
PSCS :1
PPSM :1
Persela :1
TABEL
2. Jenis konflik
Dalam peristiwa konflik kerusuhan suporter ini terjadi karena adanya
pengaruh beberapa oknum yang tidak menyukai tim lain, sehingga oknum-
oknum tersebut berhasil mempengaruhi suporter lain untuk melakukan
kerusuhan. Berarti secara tidak langsung orang lain terpengaruh oleh
suporter lain. Dan biasanya konflik seperti ini terjadi secara tidak langsung
atau tidak adanya koordinasi satu sama lain akibat adanya rasa solidaritas
maka atas nama tersebut mereka membantu satu sama lain walaupun
tindakan yang tidak baik atau tidak melihat dampak selanjutnya. Jadi, jenis
konflik ini bersifat horizontal yang pelakunya massal.

3. Jalan Konkritnya
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terpisah-
pisah dan Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku dan budaya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya paling padat di
dunia. Jumlah penduduknya pun mencapai ±250 juta orang. Namun pada
makalah ini, kami tidak akan membahas tentang keadaan geografis
Indonesia, tapi saya akan membahas tentang tawuran antar suporter yang
seringkali terjadi di Indonesia.
Walaupun Indonesia merupakan negara kepulauan yang terpisah-pisah
dari Sabang sampai Merauke, namun Indonesia tetaplah satu negara.
Setiap penduduk pasti memiliki perbedaan karakter dan perbedaan sifat.
Oleh karena itu, setiap orang pasti memiliki pilihan atau kesukaan pada
suatu olahraga. Salah satunya adalah sepak bola.
Hampir seluruh penduduk Indonesia menyukai/ menggemari olahraga
sepakbola dibandingkan dengan olahraga lainnya. Walaupun olahraga
sepak bola di Indonesia tidak berprestasi atau masih berada jauh dibawah
negara-negara lainnya, namun penduduk Indonesia tetap banyak yang
mendukung/ menggemari persepakbolaan di Indonesia.
Untuk mendukung atau memajukan persepakbolaan di Indonesia dibuat
lah suatu Liga Indonesia. Liga Indonesia adalah kompetisi sepak bola
antar klub di Indonesia, yang terdiri dari Liga Super, Divisi Utama, Divisi
1, Divisi 2 dan Divisi 3. Dari kelima divisi yang ada, tingkatan yang paling
tinggi di Indonesia adalah liga super. Dari banyaknya klub yang ada, pasti
setiap klub memiliki suporter atau pendukung.
Namun terkadang para suporter tidak hanya menonton pertandingan secara
langsung saja di stadion, tetapi tidak jarang juga mereka suka membuat
keributan seperti tawuran baik di dalam stadion, maupun di luar lapangan.
Tentu saja hal ini sering mengakibatkan luka-luka bahkan kematian.

4. Solusi
1. Memperbaiki tatanan atau sistem liga yang ada di Indonesia.
Saat ini sistem liga di Indonesia tidak stabil, dimana banyak divisi
kompetisi yang membuat tim-tim sepak bola merasa dirugikan, seperti
contoh tim sepak bola yang berada di divisi utama liga Indonesia,
mereka berjuang keras untuk mendapat peringkat pertama agar masuk
dalam kompetisi yang lebih bergengsi superliga Indonesia yaitu
kompetisi nomor satu di Indonesia, akan tetapi setelah menerima
kemenangan dan masuk dalam kompetisi superliga Indonesia, diisukan
bahwa akan dibuat kompetisi yang lebih bergengsi dan lebih dari
superliga Indonesia tersebut, yang membuat tim sepak bola di
Indonesia patah semangat untuk menggeluti kompetisi dan
menimbulkan rasa benci pada setiap suporter kepada persepakbolaan
Indonesia sehingga mengakibatkan tindak anarkis oleh para suporter.
2. Menciptakan peraturan yang tegas dan tepat, baik untuk tim sepak bola
maupun suporter sepakbola. Peraturan ini tidak hanya dilakukan
dengan lisan atau tulisan saja, akan tetapi juga dilakukan dengan suatu
tindakan. Peraturan ini dapat berjalan dengan baik jika semua kalangan
mematuhi peraturan tersebut, dan menjalankan peraturan itu dengan
bersama-sama, tidak berat sebelah yang artinya ketika suporter sudah
mematuhi aturan yang berlaku akan tetapi lembaga persepakbolaan
malah tidak mematuhi aturan tersebut, bukan hal yang tidak mungkin
tindak anarkis suporter akan terjadi.
3. Mempererat tali persaudaraan dan menghilangkan rasa balas dendam
antar suporter yang mungkin sudah sejak dari generasi lama, dengan
cara mempertemukan para suporter dalam satu acara berkumpul,
berpendapat, dan share-ing hal-hal yang sekiranya memberikan solusi
dari konflik antar suporter yang berkepanjangan ini, dengan tujuan
menyadarkan dan membangun mental para suporter untuk menjadi
lebih baik. Solusi yang terakhir dan yang utama tedapat dalam diri kita
sebagai suporter, kesabaran dan keikhlasan dalam menerima kekalahan
tidak sombong ketika menerima kemenangan adalah kunci utama.
Budaya sopan santun yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia harus
kita tanamkan kembali pada diri kita, bukan hal yang tidak mungkin
akan terciptanya suatu perdamaian antar suporter dalam
persepakbolaan di Indonesia.
Satu hal yang mungkin tidak terpikirkan atau disadari oleh semua
orang bahwa pertandingan timnas negara Indonesia menjadi pemersatu
seluruh suporter sepak bola yang berada di Indonesia, dengan memakai
atribut berwarna merah dan putih, berbaur menjadi satu,
bernyanyi bersama dan menari bersama tanpa adanya tindak anarkis
antar suporter, dalam mendukung tim kesayangan seluruh bangsa
Indonesia yaitu Tim Nasional Indonesia. Inilah satu hal yang mungkin
bisa menjadi pemersatu suporter tim sepak bola di Indonesia sehingga
dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Republik
Indonesia.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kita sebagai penggemar olahraga atau seabagai seporter acara apapun harus
harus profesional terhadap tim yang di dukung, pada setiap tawuran pasti ada
seorang profokator yang menghasut para pengikutnya untuk membantunya
menyerang sekelompok pelajar dari SMA lain. Para profokator tawuran ialah
seseorang siswa yang penuh dengan dendam. Ada beberapa julukan bagi para
pelaku tawuran seperti pentolan dan gembel. Pentolan adalah seorang
pemimpin, siswa yang berani melukai tubuh musuhnya saat sedang tawuran.

5.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya para pelajar mengisi waktunya
dengan kegiatan kegiatan yang bermanfaat jangan hanya berkelahi atau
tawuran antar pelajar, sebab Negara Indonesia ini kedepan akan dipimpin oleh
generasi pelajar yang sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani Desi. 2009. Implementasi SIla Persatuan Indonesia. (online),


(http://referensipolitikdanhukum.blogspot.com/2009/08/implementasi-sila-
persatuan-indonesia.html), diakses tanggal 23 Februari 2011.
Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Nishom,M. 2011. Makalah Pengamalan Pancasila. (online),
(http://www.isomwebs.com/2011/makalah-pengamalan-pancasila.html),
diakses pada 17 Februari 2011.
Razif N,Muhamad. 2011. Nilai Pancasila Sila Ketiga dalam Kemajemukan
Budaya Indonesia. (online),
(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.ht
ml), diakses pada 24 Februari 2011.
Rochwil C.Muhammad. 2011. Penerapan Pancasila Sila Ketiga dalam
Bidang kebudayaan. (online),
(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.ht
ml), diakses pada 24 Februari 2011.
Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
(http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/09/26/daftar-76-suporter-yang-
tewas-di-indonesia-termasuk-anggota-the-jakmania-jelang-persib-vs-persija
(https://bola.kompas.com/read/2018/09/26/16580438/infografik-data-
suporter-tewas-catatan-hitam-dari-lapangan-hijau
5.4 Lampiran
Wawancara ini akan dijadikan data pendukung bagi penulisan penelitian
tentang konflik supporter bola di indonesia yang akan penulis lakukan kepada:

1. Nama : Andika Pulung Mahardika


2. Pangkat : BRIGADIR POLISI
3. Jabatan : Banit Satwa SATSHABARA
4. NRP : 86051461

Yang mewawancarai, saya:

1. Nama : Farrel Reihan Indaryanto


2. Prodi : Sistem Informasi
3. Judul : Konflik Yang Terjadi Antar Suporter
Sepakbola Di Indonesia
4. Universitas : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Interview ini nantinya akan dijadikan bahan/ data pendukung penulis


dalam melakukan penelitian tentang konflik supporter bola di indonesia yang
bertujuan untuk memberikan kedudukan dan wawasan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan.

Semoga hasil interview tentang konflik supporter bola di indonesia. akan


memberikan manfaat bagi pengetahuan masyarakat, akademis dan
perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.
Pertanyaan:

1. Menurut anda selaku penegak hukum dan bagian dari lembaga Negara
yang memiliki wewenang dan kuasa untuk menertibkan jalannya suatu
pertandingan sepak bola, sebenarnya arti dari kata supporter itu sendiri
apa?

Jawaban:

“suatu kelompok atau komunitas sesama pecinta sepabola yang senang dan
mendukung suatu klub sepakbola tertentu”

2. Apa yang menyebabkan seorang supporter memiliki faham fanatikisme


dengan klub sepakbola tertentu?

Jawaban:

“karena bagi supporter itu sendiri, suatu klub yang mereka dukung itu menjadi
symbol kota tertentu. Seperti contoh Pasoepati yang mendukung Persis Solo,
mereka itu sebagian besar tinggal didaerah solo.”

3. Sejauh anda bertugas dalam mengamankan jalannya pertandingan sepak


bola, apa saja kesulitan yang anda temui dalam menertibkan mereka?
Jawaban:

“panpel tidak membuka semua pintu masuk dan kursi stadion yang tidak
mencukupi semua supporter, jadinya ya stadion mbludak trus supporter ricuh”

4. Menurut pandangan anda sejauh ini, apa penyebab yang paling dominasi
konflik antar supporter?

Jawaban:

“ya karena fanatic itu sendiri jadinya banyak supporter yang kurang
kesadarannya menerima keputusan wasit, intinya gamau kalo timnya kalah
gitu”

5. Apa yang anda lakukan selaku penegak hukum yang berkewajiban untuk
menertibkan dan mengamankan jalannya pertandingan sepakbola terhadap
simpatisan para supporter yang beragam?

Jawaban:

“melakukan pendekatan preventif kepada supporter, jadi kita sebagai petugas


yang berjaga ya kadang ngajak ngobrol supporter juga agar mereka
menghormati kita dan tidak bikin kisruh”

6. Menurut anda, sudah efektif kah langkah langkah yang telah di tempuh
oleh pihak kepolisian untuk mengantisipasi konflik dan kerusuhan antar
supporter sepak bola?
Jawaban:

“menurut saya sejauh ini sudah lumayan efektif mengurangi kerusuhan”

7. Menurut anda, pentingkah fanatikisme supporter bola terhadap klub bola


yang mereka dukung?

Jawaban:

“sangat penting, karena bagaimana pun juga supporter adalah bagian


terpenting dari suatu klub sepabola maka terkadang bias disebut pemain ke
duabelas di lapangan”

8. Kesulitan yang paling mendominasi bagi anda dalam menertibkan dan


mengamankan para supporter sepak bola?

Jawaban:

“banyak supporter yang terpengaruh alcohol jadi tidak terkontrol emosinya


karena belum bisa menerima keputusan di lapangan”

9. Menurut anda, Bagaimana peran pemerintah dalam hal ini?


Jawaban:

“mengumpulkan para pemimpin supporter dan membuat struktrur supporter itu


sendiri”

10. Bagaimana proses hukum terhadap para simpatisan supporter bola yang
melakukan suatu tindak pidana, contohnya pengeroyokan, penjarahan dan
pemalakan?

Jawaban:

“tetap kita bawa ke kantor dan diurus serta dipidana sesuai dengan tindak
pidana yang mereka lakukan”

11. Menurut anda sendiri, bagaimana tanggapan anda tentang kejadian


kemarin ketika supporter persija yang di kroyok sampai meninggal oleh
supporter lawan?
Jawaban:

“pihak polisi sudah menangkap semua pelaku pengeroyokan dan hukum


tetaplah hukum, pelaku tetap akan dihukum sesuai undang-undang yang ada.”

12. Jika semisal sudah terlanjut terjadi kerusuhan pada saat pertandingan
sepakbola, penanganan apa yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk
menanganinya?
Jawaban:

“yang pertama kita mengamankan pemain, pelatih dan juga wasit dari
kerusuhan. Yang kedua, diterjunkan unit satwa (K9) untuk menenangkan
supporter yang rusuh. Yang ketiga, anggota Dalmas dan Brimob juga
dikerahkan di objek-objek vital stadion”

Anda mungkin juga menyukai