Revisi – 00
Tahun
2019
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
No. 324/SK/DIR/RSDS/V/2019
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan komunikasi yang efektif kepada masyarakat di
Lingkungan Rumah Sakit Dr Sismadi yang efektif dan efisien sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku, maka diperlukan Panduan Komunikasi Efektif
antar petugas pemberi asuhan, antar unit, dan petugas pemberi asuhan dengan
pasien atau keluarga di Rumah Sakit Dr Sismadi.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DR SISMADI TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KOMUNIKASI EFEKTIF DI RUMAH SAKIT DR
DR SISMADI.
KEDUA : Panduan Komunikasi Efektif antar Petugas Pemberi Asuhan, Antar Unit, dan
Petugas Pemberi Asuhan dengan pasien atau keluarga yang dimaksud dalam dictum
Kesatu tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
KETIGA : Panduan yang dimaksud dalam dictum kedua harus dijadikan acuan dalam
Pelaksanaan komunikasi efektif di lingkungan Rumah Sakit Dr Sismadi.
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
Ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
Sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 02 Mei 2019
Direktur RS Dr Sismadi
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan
karunia-Nya, sehingga tersusunnya buku Panduan Komunikasi Efektif (Antar PPA, Antar Unit;
PPA dengan Pasien / Keluarga).
Komunikasi efekif ini terdiri dari : Komunikasi efektif antar petugas PPA, komunikasi
efektif PPA dengan pasien / keluarga, komunikasi efektif antar petugas lainnya, komunikasi
antar staf, serta pelaporan hasil kritis dan daftar singkatan yang digunakan.
Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan berorganisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang essensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana
sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi dengan
drastic. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap, melainkan bentuk dari apa saja
interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat,
sikap dan perasaan yang sama.
Informasi yang diberikan mulai dari informasi tentang jam praktek dokter jenis dan tata
tertib pelayanan, informasi tentang pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Informasi oleh dokter tentang diagnosis medis dan pelayanan medis yang
direncanakan serta hal lain yang berhubungan, dapat disetujui atau ditolak oleh pasien.
Karenanya informasi yang diberikan harus benar-benar sampai sehingga dasar dari keputusan
yang dibuat adalah berdasar pemahaman yang sesuai tentang sakitnya dan upaya penyembuhan
pasien. Jelas, bahwa hasil dari tindakan kedokteran akan berdaya guna dan berhasil guna
apabila terjalin kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien sehingga dapat saling mengisi
dan melengkapi.
Melihat hal tersebut, tak pelak lagi, ketrampilan komunikasi harus dikuasai dengan baik
oleh semua yang terlibat dalam pelayanan apabila jika diingat bahwa mereka, pasien dan
keluarga, mereka yang datang di rumah sakit adalah individu-individu rentan, yang terkadang
norma-norma yang umumnya bisa dipergunakan untuk berkomunikasi dengan mereka yang
sehat, menjadi tidak efektif lagi. Keadaan rentan ini harus didasari oleh semua pihak yang
terlibat, belum lagi ada berbagai karakter dan perilaku pasien dan keluarganya.
i
DAFTAR ISI
SK DIREKTUR
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1
BAB I DEFINISI
Pengertian ……………………………………………………………………………. 2
Tujuan ………………………………………………………………………………... 2
BAB IV DOKUMENTASI
Daftar singkatan yang tidak boleh digunakan ………………………………………... 20
ii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua personil dan bagian yang terlibat sesungguhnya adalah mata rantai yang
sambung menyambung menjadi satu kesatuan. Kegiatan yang dilakukan personil adalah
kegiatan berkesinambungan atau berkaitan dimana kegiatan yang satu baru bisa dikerjakan
jika satu kegiatan sudah mendapat hasil. Atau satu kegiatan akan dikerjakan berbeda jika
satu bagian menemukan hasil yang berbeda.
Ada saat-saat tertentu dimana sering terjadi komunikasi tak efektif dan berpotensi
menimbulkan masalah yaitu :
Saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.
Karenanya mutlak semua petugas RSDS menguasai dengan baik komunikasi efektif.
1
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran dan mencapai tujuan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Komunikasi dianggap efektif bila informasi, ide atau pesan yang
disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga terbentuk kesamaan
persepsi, perubahan perilaku atau saling mendapatkan informasi atau menjadi paham.
Dalam han Patient Safety / Keselamatan Pasien RS, komunikasi yang efektif dalam
akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Karenanya, komunikasi yang dilakukan harus tepat waktu, akurat, lengkap, jenis, dipahami
oleh petugas kesehatan (atau pasien saat diberikan informasi atau edukasi).
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran dan mencapai tujuan
dengan mempergunakan teknik ISBAR dan LacaBaUK
Read Back atau Baca Ulang adalah upaya yang di lakukan penerima pasien (perawat)
untuk melakukan verifikasi bahwa instruksi (pengobatan) yang di berikan sudah sesuai
dengan yang dimaksud pemberi instruksi (dokter/drg).
Hasil Pemeriksaan Kritis (Critical Result) Adalah hasil pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan atau radiologi) yang (sangat) tidak normal yang harus segera
diketahui oleh Dokter/ Drg agar dapat di hindarkan kesakitan yang lebih berat pada
pasien.
Hasil pemeriksaan segera (cito) adalah pemeriksaan penunjang (laboratorium dan
atau radiologi) yang harus segera di lakukan, agar dapat segera di ketahui hasilnya
(normal atau tidak normal) untuk menunjang tidak lanjut pelayanan medic pada pasien.
Serah terima pasien adalah kegiatan yang dilakukan antar petugas dari satu unit ke
unit yang lain, atau antar shift.
Pelaporan adalah kegiatan melapor untuk mendapat instruksi lebih lanjut.
2
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tercapainya sasaran keselamatan pasien.
Terlaksananya komunikasi efektif antara petugas RSDS
b. Tujuan Khusus
Tercapainya komunikasi lisan/ pertelpon dengan metode ISBAR.
Dilakukannya Langkah Baca ulang saat pelaporan dengan LaCaBuK.
Terlapornya hasil pemeriksaan kritis segera
Tidak dipergunakannya singkatan yang dilarang di RSDS.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
c. Pelaksana Adalah
Dokter dan Dokter Gizi RSDS
Perawat RSDS
Petugas Laboran RSDS
Petugas Radiografer RSDS
Petugas Kesehatan Lain
4
BAB III
TATALAKSANA
a. Lapor
Pelapor memberikan pesan secara lisan. Pergunakan cara (I) SBAR agar taka da
yang disampaikan lebih efektif dan informatif. Komunikasi dilakukan secara
langsung atau melalui sarana komunikasi seperti,, telepon. Pelapor harus
memperhatikan kosa kata yang digunakan, intonasi, kekuatan suara (besar dan tidak
kecil), jelas, singkat dan padat.
5
b. Catat
Penerima laporan (DPJP) mencatat isi pesan tersebut. Untuk menghindari adanya
pesan yang terlewat maka penerima pesan harus mencatat pesan yang diberikan
secara jelas.
d. Konfirmasi
Penerima pesan mengkonfirmasi kembali isi pesan kepada pemberi pesan. Dalam
hal ini antara lain dilakukan saat dokter datang, diminta paraf di stempel konfirmasi.
Sekali lagi harus diingat, apa yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak
yaitupelapor (pemberi pesan) dan penerima laporan (DPJP).
Pelapor
- Melaporkan dengan teknik (I) SBAR
- Mencatat pesan
- Membaca ulang catatan
- Meminta konfirmasi DPJP saat sudah hadir
6
Sistem LaCaBuK dan (I)SBAR dapat diilustrasikan sebagai berikut
Baca
Lapor Catat Verifikasi
Ulang
Lapor
Uraian & contoh laporan perawat ke dokter dengan menggunakan ISBAR
Introduction (I) Salam
Salam, perkenalkan diri Nama / Jabatan pelapor / Tempat tugas
Sebut identitas pasien / Unit
Identitas pasien (nama, usia, laki /
perempuan, diagnosis (kerja) masuk
dan identitas lain jika ada
7
Situation (S) Sebutkan masalah / keluhan utama
Situasi / problem terkini / pasien tersebut (misalnya sesak napas,
keluhan utama pasien terkini nyeri dada, dsb)
Background (B) Sebutkan diagnosis data klinis psien
Latar belakang, informasi sesuai keadaan
tentang psien yang - Vital sign’status kardiovaskuler
berhubungan (diagnosis (a.I.nyeri dada, tekanan darah,
masuk, riwayat sakit, obat dan EKG)
tindakan yang telah - Status respirasi (frekuensi
dilakukan) pernapasan, SpO2, analisa gas
darah, db)
- Status gastrointestinal (nyeri perut,
muntah, perdarahan, dsb)
- Neurologis (GCS, pupil, kesadaran,
dsb)
- Hasil laboratorium / pemeriksaan
penunjang lainnya
Assesment (A) Sebutkan problem pasien tersebut ;
Pengkajian keadaan pasien Problem kardiologi (Syok kardiogenik,
saat ini (vital sign dll) dan aritmia maligna, dsb)
masalah (perubahan yang Problem gastrointestinal (perdarahan
ditemukan) massif dan syok)
Recommedation (R) Rekomendasi (Pilih sesuai kebutuhan)
Rekomendasi / usulan Usulan / permintaan
tindakan pelapor - Memindahkan pasien ke ICU
- Segea datang melihat pasien /
mewakilkan dokter lain untuk
datang
- Konsultasi ke dokter lain
Pemeriksaan atau terapi apa yang
diperlukan
- Foto rontgen
- Pemeriksaan analisa gas darah
8
- Pemeriksaan EKG
- Pemberian oksigenasi
- Beta 2 agonis nebulizer
Lapor dilakukan dengan urutan (I)SBAR seperti di atas, yang dilanjutkan dengan
langkah Catat. Setelahnya, selalu lakukan BACA ULANG / READ BACK.
A Alfa
B Bravo
C Charlie
D Delta
E Echo
F Foxtrot
G Golf
H Hotel
I India
J Juliet
K Kilo
9
L Lima
M Mike
N November
O Oscar
P Papa
Q Quebec
R Romeo
S Sierra
T Tango
U Uniform
V Victor
W Whiskey
X Xray
Y Yankee
Z Zulu
Mintakan VERIFIKASI dari pemberi instruksi, setelah baca ulang tersebut. (Betul
begitu, dok?). kadang, jika belum jelas, DPJP dapat minta dilakukan read back
lagi. Jika sudah sesuai DPJP menjawab “Ya, benar”.
Konfirmasi
Konfirmasi dilakukan setelah pemberi instruksi (Dokter / DPJP) melakukan
verifikasi bahwa yang diinstruksi benar. Konfirmasi diberikan dengan memberi
para di stempel konfirmasi pada lembar CPPT dan atau lembar hail pemeriksaan
penunjang (laboratorium atau hasil radiologi). Perawat agar memintakan
konfirmasi pada pemberi instruksi saat hadir dalam waktu 1 x 24 jam.
10
2. TATALAKSANA SERAH TERIMA PASIEN / INFORMASI
Tatalaksana serah terima pasien dilakukan saat
Serah terima pasien antar giliran jaga
Serah terima pasien transfer dai satu unit ke unit lain*
Serah terima pasien transfer ke rumah sakit lain
Untuk transfer pasien dari satu ruang ke ruang lain di lingkungan RSDS pergunakan
Formulir Transfer pasien yang menurut ISBAR.
11
3. KOMUNIKASI ANTARA PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA)
DENGAN PASIEN DAN KELUARGA
Setelah diberikan edukasi, pasien dan keluarga diverifikasi untuk memastikan bahwa
psien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang diberikan, sebagai berikut :
a. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan kembali
edukasi yang telah diberikan.
Pertanyannya adalah : “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang Bapak / Ibu bisa pelajari ?”
12
b. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah pihak keluarganya dengan
pertanyaan yang sama : “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang Bapak / Ibu bisa pelajari ?”
c. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan
dipahami. Proses pertanyaan ini dapat dilakukan setelah pasien tenang.
13
REPEAT BACK
Repeat Back adalah pengejaan kembali oleh dokter / perawat / petugas kesehatan
lain saat menerima perintah lisan berupa obat / jenis tindakan yang sound alike pada
kondisi tidak gawat darurat. Pada kondisi tidak gawat darurat dokter / perawat /
petugas kesehatan lain wajib mencatat, membacakan kembali dan mengejakan
kembali perintah yang diberikan secara lisan. Repeat back dilakukan untuk
obat / jenis tindakan yang sound alike dengan ejaan phonetic (kode alfabet
intersional).
Komunikasi ini diterapkan oleh :
1) Perawat-Perawat
2) Dokter-Dokter
3) Perawat-Dokter
4) Dokter-Konsulen
5) Antar Petugas Kesehatan
6) Kondisi yang membutuhkan penanganan segera
14
d) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
e) Dengarkan informasi dari penelepon dengan teliti, hindarkan berbicara
dengan orang lain saat sedang menelepon.
f) Lakukan verifikasi / konfirmasi kepada penelepon berupa Tanya jawab.
g) Ucapkan terima kasih.
h) Biarkan penelepon menutup teleponnya terlebih dahulu.
Apabila terdapat hal yang penting dibicarakan atau membutuhkan waktu lebih
dari 3 menit, maka tatap muka langsung akan membuat komunikasi lebih
efektif.
15
Koordinasi bersifat dua arah dimana unit lain dapat melakukan timbal balik
terhadap informasi yang disampaikan.
Rapat Insidentil
Rapat insidentil dilakukan untuk melakukan koordinasi antar unit, dimana
dalam rapat tersebut, informasi diproses sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
oleh seluruh peserta rapat, bahkan ketika harus dilaksanakan oleh seluruh staf
rumah sakit.
c. Surat edaran
Surat edaran merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi tentang
perubahan terhadap suatu hal seperti peraturan / ketentuan tertentu atau informasi
baru. Contoh surat edaran adalah pemberitahuan perubahan jadwal praktek dokter,
informasi ddokter baru, informasi produk baru, dan lain-lain.
Dalam penulisan surat edaran diperlihatkan tata cara penulisan yaitu harus sesuai
dengan tata naskah surat edaran dengan kalimat yang rinci dan jelas (tidak berbelit-
belit). Penerima infromasi yang tidak mengerti atau merasa perlu untuk
memperoleh informasi lebih lanjut, dapat menghubungi pembuat surat agar
informasi benar-benar dipahami dan dapat dilaksanakan sesuai isi dari surat.
e. Paging system
Sistem digunakan pada kondisi urgent / emergency seperti code blue, code red,
perintah evakuasi.
16
6. KOMUNIKASI ANTAR STAF RUMAH SAKIT DENGAN STAF INSTANSI
LAIN / REKANAN / KOMUNITAS
Dalam melakukan komunikasi dengan instansi lain, rekanan, maupun komunitas, staff
marketing atau staff humas info melakukan kunjungan sehingga dapat terjadi tatap
muka langsung untuk menyampaikan informasi terkait rumah sakit, seperti informasi
layanan / produk baru, informasi dokter baru, kegiatan rumah sakit, promo rumah sakit,
dll. Selain itu, pemberian informasi juga dilampiri surat edaran. Dalam surat edaran
selalu dicantumkan nomor telepon yang dapat dihubungi sehingga penerima informasi
dapat menghubungi jika ada pertanyaan-pertanyaan atau informasi yang kurang
dimengerti.
17
Begitu didapat hasil pemeriksaan dengan nilai kritis, segera sampaikan informasi
pada pihak peminta pemeriksaan tanpa menunggu.
Beri tanda hasil kritis pada buku hasil dan catat pada Buku Laporan kritis
18
PEMERIKSAAN PENUNJANG CITO dan HASIL KRITIS
Pemeriksaan Penununjang
Hasil : Hasil :
Normal / tidak normal Sangat tidak normal
Lapor segera !!
19
BAB IV
DOKUMENTASI
Lampiran
Dibawah ini adalah daftar singkatan yang tidak boleh dipergunakan
DAFTAR SINGKATAN YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN
Harus Tidak Boleh
Arti / Maksud Dasar Pemikiran
Menggunakan Digunakan
Mcg Microgram μg μg dapat salah untuk mg
Bisa dibaca sebagai 0 (Nol)
Units Units U atau u
atau 4 (empat)
Salah membaca 10 kali
jumlah yang di maksudkan
1 mg Use Trailing Zero 1.0 mg
jika titik desimal tidak
terlihat
Salah membaca 10 kali
Do use leading jumlah yang di maksudkan
0.5 mg .5 mg
zero juka titik desimal tidak
terlihat
Keliru untuk satu sama lain
q day, daily Every Every Day, Every q.d.,QD,q.o.d, periode setal Q bisa salah
Other Day Other Day Q.O.D. untuk “I” dan “o” bisa salah
untuk “I”
Dapat berarti “Morfin
Morphine, Morphine,
MgsSO4, MS Sulfat” atau “Magnesium
Magnesium sulfate Magnesim Sulfate
sulfat”
IU for International Keliru untuk IV (intravena
International Units IU
Units atau 10)
c.c. For cubic Keliru untuk U (Units),
Ml c.c
centimeters Ketika Ditulis Buruk
20
NO NAMA TEST KURANG DARI LEBIH DARI
1 Amonia - > 40 umol/L
2 Amilase - >200 U/L
3 Arterial PCO2 < 20 mmHg >75 mmHg
4 Arterial PH < 7,10 >7.59
5 Arterial PO2 (dewasa) < 40 mmHg -
6 Arterial PO2 (Bayi baru lahir) < 37mmHg >92 mmHg
7 Bicarbonat - > 20 mg/dl
8 Calcium < 6.5 mg/dl >14 mg/dl
9 CO2 < 11 mcq/l >40 mcq/L
10 Tropanin T - >50 uq/L
11 Chloride - > 115 mcq/l
12 CK - > 3-5 kali batas atas normal
13 CKBM - > 5% atau >=10 ug/L
14 Creatinin - >5.0 mg/dl
15 Glukosa < 45 mg/dl >500 mg/dl
16 Glukosa (bayi baru lahir) < 30 mg/dl >300 mg/dl
17 Magnesium < 1 mg/dl >4.7 mg/dl
18 Phosfor < 1.1 mg/dl -
19 Kalium <2.8 mcq/l >6.2 mcg/l
20 Kalium (bayi baru lahir) < 2.5 mcq/l >8.0 mcg/l
22 Natrium < 120 mcq/l >160 mcg/l
23 Ureum < 2 mg/dl >80 mcg/l
24 Bilirubin total (dewasa) - >12 mg/dl
25 Bilirubin total (bayi) - >15 mg/dl
26+ Albumin < 1.5 g/dl
27 Kreatinin - >= 10 mg/dl
28 Laktat >4.0 mcg/l
21
D. Hematologi
NO NAMA TEST KURANG DARI LEBIH DARI
1 Hematokrit < 20 vol% >60 Vol%
2 Hemoflobin < 7.0 g/dl >20 g/dl
3 Trombosit (dewasa) < 50.00 /ul >1.000.000 /ul
4 Trombosit (anak) < 20.00 /ul >1.000.000 /ul
5 APPT - >100 detik
6 PT - >30 detik atau >3 kali nilai
kontrol
7 Fibrinogen < 100 mg/dl >700 mg/dl
8 Lekosit < 500 /ul >30.000 /ul
9 INR - >3.6
10 Masa perdarahan - >30 menit
11 Thrombin time - >60 detok
12 feritin < 10 ng/ml -
22