Anda di halaman 1dari 13

Alat Pengujian Yang Digunakan

1. Universal Testing Machine (UTM)

Universal Testing Machine (UTM) adalah alat yang digunakan untuk


melaksanakan pengujian terhadap sebuah material sebelum material tersebut
digunakan pada suatu industri atau dalam kegiatan konstruksi. Universal
testing machine bertujuan untuk dapat menentukan respons material pada saat
dikenakan beban atau deformasi dari luar (gaya-gaya yang diberikan dari luar
yang dapat menyebabkan suatu material mengalami perubahan struktur),
sehingga didapatkan data tertentu yang akan digunakan oleh seorang
operator.

Gambar Bagian dari Universal Testing Machine


Umumnya setiap objek atau material yang digunakan dalam suatu industri
tentunya harus melewati serangkaian pengujian untuk mengetahui sejauh
mana kualitas dari objek tersebut. Salah satu cara metode pengujiannya
dengan uji tarik dan uji tekan menggunakan sebuah alat yang bernama
universal testing machine (UTM).
Sesuai namanya Universal Testing Machine dapat digunakan untuk
pengujian secara universal dan dapat diaplikasikan ke material atau benda
seperti logam, baja, plastik, dll. Universal testing machine merupakan alat
pengujian yang termasuk golongan Destructive Test yaitu pengujian dengan
cara merusak. Karena dengan universal testing machine, kita dapat
mengetahui seberapa kuat material atau bahan yang akan digunakan untuk
industri nantinya maka digunakan lah pengujian ini.
Universal testing machine dapat digunakan di segala bidang inudstri
seperti industri otomotif, industri konstruksi dan masih banyak industri lain
yang menggunakan universal testing machine.
Cara kerja universal testing machine ialah dengan cara memberikan gaya
tekan atau gaya tarik yang ditujukan kepada material sehingga kita dapat
mengetahui karakteristik dari material tersebut apakah kuat atau tidak.
Prinsip kerja dari UTM untuk melakukan pengujian tarik yaitu dengan
menarik material yang diuji hingga putus. Setealah itu parameter akan
menampilkan nilai atau data maksimal kekuatan pada material tersebut .
Selain itu juga kita bisa mengetahui perbandingan panjang objek sebelum dan
setelah proses dilakukan .
Biasanya material yang dipakai pada metode ini adalah material yang
mempunyai ukuran yang panjang . Cara menggunakannya adalah meletakkan
material yang akan diuji tepat pada bagian atas UTM tepatnya di bawah top
plate . Kemudian material tersebut dikunci dengan cara memutar bagian
handwheel hingga bisa dipastikan bahwa kuncian itu tidak akan terlepas .
Setelah itu kita bisa menyalakan Universal Testing Machine .
Gambar Penempatan material untuk Tensile Test
Prinsipnya plate bagian tengah akan menarik bahan/material sampai
putus kemudian pada parameter akan menunjukan seberapa maksimal
kekuatan sampai bahan/material tersebut putus. Dan pastinya perpanjangan
dari bahan/material dapat dilihat dengan mengukur panjang sebelum dan
sesudah material di uji.
Parameter yang dihasilkan Universal Testing Machine baik untuk uji tarik
maupun uji tekan adalah modulus elastisitas (modulus Young), menghasilkan
kekuatan (yield strength), kuat maximum tekan/tarik (ultimate strength),
kekuatan putus (break strength), menghasilkan regangan (yield strain),
regangan di titik maksimum tekan/tarik (ultimate strain), regangan putus
(break strain atau elongation at break).
2. Timbangan Digital
Fungsi dari timbangan Analitik untuk mengukur massa benda dalam
jumlah kecil yang bekerja secara elektronik (bantuan energi listrik). Pada
pengujian tarik timbangan digital digunakan untuk menimbang berat dari
sampel baja yang akan diuji.

Gambar Timbangan Digital


Jenis timbangan yang digunakan yaitu timbangan digital jenis Hitung /
Counting Scale yang biasa digunakan untuk menghitung barang-barang
seperti mur ,baut ,koin dan benda benda kecil lainnya.
Timbangan Digital dapat mengurangi tingkat kesalahan manusia pada
saat membaca ukuran berat, karena timbangan digital pada saat ditempatkan
barang dengan berat tertentu akan menampilkan nilai digit secara langsung.
Kapasitas dari timbangan ini biasanya berkisar 5000 g ,dengan ketelitian 0,1
%. Ada beberapa komponen dari timbangan digital yang dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar Komponen Timbangan Digital
Berikut merupakan tahapan penggunaan timbangan digital yang harus
diperhatikan :

 Jika menggunakan timbangan analitik di laboratorium, duduklah


dengan nyaman dan posisikan timbangan analitik dalam jangkauan
anda.
 Amati timbangan analitik yang akan digunakan, karena mungkin saja
kita belum terbiasa menggunakan timbangan analitik yang baru.
 Mencolokan power supply ke listrik. Cek terlebih dahulu, apakah
power supply timbangan analitik sudah disambungkan ke sumber
daya.
 Nyalakan timbangan analitik dengan menekan tombol power
 Setelah timbangan analitik menyala, tunggu hingga posisi angka
menjadi stabil(nol). Pada beberapa kasus, timbangan analitik tidak
menunjukan angka nol, maka setting menjadi nol kembali dengan
melihat buku panduan.
 Tempatkan sampel benda uji pada piringan timbangan analitik secara
hati-hati. Jangan menempatkan material melebihi batas atas kapasitas
timbangan analitik, karena hal ini dapat merusak timbangan analitik .
 Setelah menempatkan benda uji pada piringan timbangan analitik,
tunggu beberapa saat hingga angka menjadi stabil. Amati dan catat
berapa massa material yang baru saja kita timbang.
 Setelah selesai menimbang, keluarkan benda uji agar timbangan
selalu dalam keadaan kosong jika tidak digunakan.

3. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih teliti dari mistar ukur. Alat
ukur ini mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong, jangka geser,
mistar sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier caliper. Pada batang
ukurnya terdapat skala utama dengan cara pembacaan sama seperti mistar
ukur. Pada ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang
ukur tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap dan
rahang ukur gerak maka jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur
dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur. Di
samping skala utama, jangka sorong dilengkapi pula dengan skala tambahan
yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yang disebut dengan skala
nonius. Skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian jangka
sorong.
Skala ukur jangka sorong terdapat dalam sistem inchi dan ada pula sistem
metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur dicantumkan dua
macam skala, satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik.
Dengan demikian dari satu alat ukur bisa digunakan untuk mengukur dengan
dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik. Ketelitian jangka sorong
bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter. Untuk skala pembacaan
dengan sistem metrik, terdapat jangka sorong dengan panjang skala utama
150 mm, 200 mm, 250 mm, 300 mm, dan bahkan ada juga yang 1000 mm.
Secara umum konstruksi dari jangka sorong dapat digambarkan seperti
gambar berikut ini.

Gambar Bagian Umum dari Jangka Sorong dengan Skala Nonius


Ada pula jangka sorong yang tidak dilengkapi dengan skala nonius.
Sebagai penggantinya maka dibuat jam ukur yang dipasangkan sedemikian
rupa sehingga besarnya pengukuran dapat dilihat pada jam ukur tersebut.
Angka yang ditunjukkan oleh jam ukur adalah angka penambah dari skala
utama (angka di belakang koma yang menunjukkan tingkat ketelitian). Pada
jam ukur biasanya sudah dicantumkan tingkat kecermatannya. Ada yang
tingkat kecermatannya 0.10 mm, 0.05 mm dan ada pula yang sampai 0.02
milimeter. Sedangkan untuk pembacaan dalam inchi, tingkat kecermatannya
ada yang 0.10 inchi dan ada yang 0.001 inchi. Untuk yang tingkat kecermatan
0.10 mm, satu putaran jarum penunjuk dibagi dalam 100 bagian yang sama.
Ini berarti, untuk satu putaran jarum penunjuk rahang jalan akan bergerak 100
x 0.10 mm = 10 mm. Terdapat pulajangka sorong dengan skala digital.
Konstruksi dari jangka sorong dengan jam ukur dan digital dapat dilihat
pada Gambar. Untuk pembacaan dalam skala metrik maupun skala inchi
konstruksinya pada umumnya sama.
Gambar Jangka Sorong dengan Jam Ukur dan
Jangka Sorong Digital.
Jangka sorong pada pengujian kuat tarik baja digunakan untuk mengukur
benda uji, apakah sesuai dengan standar yang telah ditentukan atau tidak dan
mengukur panjang ukuran benda kerja setelah patah, tebal dan lebar pada
patahannya. Agar pemakaian jangka sorong berjalan baik dan tidak
menimbulkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan
kerusakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
 Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur dengan
kelicinan (gesekan) tertentu sesuai denga standar yang diijinkan dan
jalannya rahang ukur harus tidak bergoyang.
 Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung
dari kedua rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak
kedalam.
 Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran
muka rahang ukur betulbetul tepat.
 Pada waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur
harus diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua
rahang ukur akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran
rahang ukur. Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk
maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan
penyimpangan hasil pengukuran.
 Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu jangka sorong
masih berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas
dari benda ukur kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi
pembacaan yang betul.
 Jangan lupa, setelah jangka sorong tidak digunakan lagi dan akan
disimpan ditempatnya, kebersihan jangka sorong harus dijaga dengan
cara membersihkannya memakai alat-alat pembersih yang telah
disediakan misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya.

4. Dial Gauge
Salah satu alat ukur teknik yang banyak digunakan dalam pengukuran
suatu perubahan panjang pada benda uji yaitu dial gauge indicator.
Komponen berbentuk lingkaran ini digunakan untuk mengukur perubahan
panjang yang terjadi pada saat proses penarikan baja.

Gambar Komponen Dial Indicator.


Gambar di atas merupakan nama komponen pada sebuah dial gauge,
adapun fungsi dari masing-masing komponen sebagai berikut :

 Spindel, merupakan komponen berbentuk jarum yang terletak dibagian


bawah dial indicator. Fungsinya sebagai input menuju dial indicator.
 Dial frame, ini merupakan body atau cover yang menyelimuti
mekanisme pengukuran didalam dial.
 Numeric indicator, numeric indicator berbentuk seperti angka
penunjuk. Angka ini bisa diputar melalui bagian outer frame untuk
melakukan kalibrasi.
 Fine adjustment, komponen ini berbentuk seperti sekrup untuk
mengatur kekencangan outer frame. Sehingga ketika dial sudah
dikalibrasi angkanya tidak berubah.
 Long pointer, jarum penunjuk ini akan bergerak menunjuk angka
disekitar numeric indicator sesuai dengan pergerakan spindle.
 Short pointer, jarum penunjuk kecil terletak dibagian dalam yang akan
menunjuk angka satu saat long pointer berputar pada satu putaran.
 Dial holder, ini merupakan rangkaian pemegang dial indicator.
Biasanya terdiri dari dua lengan yang dapat diposisikan untuk
mengubah sudut dial indicator.
 Magnetic dial hodler, komponen ini adalah sebuah tatakan magnet
yang mampu menjaga dial gauge tetap berdiri meski dalam kondisi
miring.
Prinsip kerja dari dial indicator yaitu bekerja dengan mengubah gerakan
naik turun spindle kegerakan putaran pada rotasi pada jarum penunjuk. Tapi,
untuk meningkatkan ketelitian gerakan naik turun spindle akan dikonversi ke
putaran jarum dengan pergerakan yang lebih panjang. Oleh sebab itu sedikit
saja kita tekan spindle maka long pointer akan berputar hingga beberapa kali.
Ketelitian dial indicator mencapai 0,01 mm. Dimana dengan ketilitian ini,
maka keolengan tak kasap mata pun bisa dideteksi dengan mudah.

5. Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam,
gunanya membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan
utamanya berputar. Proses bubut adalah proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari
benda kerja. Ada beberapa komponen yang terdapat pada mesin bubut, bisa
dilihat pada gambar.

Gambar Komponen Mesin Bubut


Prinsip kerja dari mesin bubut yaitu benda diikat atau dipegang dengan
suatu alat pemegang atau pengikat yang disebut cekam atau chuck. Cekam
ditempatkan atau dipasang pada ujung poros utama mesin bubut dengan
sambungan pasak atau sambungan ulir, sehimgga benda kerja pada chuck ikut
berputar pada saat mesin dijalankan. Pahat yang dipasang pada pengikat pahat
disebut juga tool-post.
Tool-post dapat bergerak sejajar dengan garis hati benda kerja atau
membujur. Alat ini dipasang diatas asutan/eretan kecil yang diletakan diatas
asutan melintang (cross slide), dan keduanya diletakan di atas asutan
membujur yang disebut pula Support. Karena pahat beserta tool-post nya
diletakan diatas asutan melintang, maka pahat dapat bergerak melintang dan
membujur. Jadi, tebal muka sayatan pahat dapat ditambah.
Pada pelaksanaan pengujian kuat tarik baja profil mesin bubut digunakan
untuk membuat sampel benda uji yang diambil dari suatu baja profil.
Penggunaan dari mesin bubut ini yaitu ditujukan agar sempel benda uji yang
dibuat presisi dengan ukuran benda yang disyaratkan pada standar.

6. Gergaji Listrik (Circular Saw)


Gergaji listrik merupakan salah satu peralatan dasar dalam berbagai
proyek pertukangan. Gergaji listrik atau circular saw bersifat portable
sehingga mudah dibawa dan digunakan dalam beragam situasi pekerjaan.
Berikut komponen dari gergaji listrik.

Gambar Komponen Gergaji Listrik Circular Saw


Gergaji listrik atau circular saw mempunyai beragam ukuran, umumnya
ukurannya ditentukan dengan diameter pisau potongnya. Ukurannya yang
paling umum adalah 7 1/4 inch dan 9 1/4 inch.
Sumber energi dari circular saw terdapat dua macam yaitu listrik melalui
kabel dan baterai litium atau biasa dikenal dengan cordless (tanpa kabel).
Kedua jenis sumber daya ini ada kekurangan dan kelebihannya. Circular saw
dengan tenaga baterai mempunyai fleksibilitas lebih tinggi dan relatif mudah
untuk beragam sudut kerja namun lama pekerjaan tergantung daya tahan
baterai.
Dalam menggunakan mesin gergaji circular diperlukan konsentrasi dan
kestabilan tinggi agar hasil potongannya akurat dan presisi. dengan table saw
atau gergaji meja yang bisa memotong dengan sangat akurat. Mesin gergaji
circular digunakan untuk kebutuhan pemotongan baja profil.

Anda mungkin juga menyukai