Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Salam serta salawat tak lupa pula kita
haturkan kepada junjungan alam nabi besar muhammad SAW, seorang nabi yang telah
membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang benerang seperti yang kita
rasakan seperti saat-saat sekarang ini. Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen
yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah menjelaskan mengenai
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

Mojokerto, 20 november 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
B. Tujuan dan indikasi
C. Macam dan Makna Gelombang EKG
D. Sadapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)
E. Prosedure pelaksanaan pemeriksaan pemasangan EKG & letak sadapan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktipitas listrik dari serat-serat otot jantung
secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak
infsif, sudah tidak dapat lagi di hilangkan dari klinik. Sejak di introduksinya galvanometer
berkawat yang diciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903, galvanometer berkawat ini
merupakan suatu pemecahan rekor perangkat sangat peka dapat merekam setiap perbedaan
tegangan yang kecil sebesar milivolt, perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan
imbunan dari serat-serat otot jantung perbedaan tegangan ini dirambatkan kepermukaan
tubuh dan diteruskan kesadapan-sadapan dan kawat keperangkat penguat EKG, aktifitas
listrik mendahului penguncupan sel otot. Tidak ada perangkat pemeriksaan sederhana yang
begitu banyak mengajar pada kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan
demikian masalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat dipecahkan dan pada
gilirannya pengobatan akan lebih sempurna. Namun kita perlu diberi peringatan bahwa
EKG itu walaupun memberikan banyak masukan, tetapi hal ini tak berarti tanpa salah.
B. Rumusa Masalah
1. Apa pengertian EKG?
2. Apa tujuan dari pemasangan EKG?
3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG?
4. Apa saja macam gelombang EKG dan bagaimana makna dari gelombang tersebut?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG?
6. Dimana letak sandapan pada EKG?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian EKG
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari pemasangan EKG
3. Untuk mengetahui bagaimana indikasi dari pemasangan EKG
4. Untuk mengetahui apa saja macam gelombang EKG dan bagaimana makna dari
gelombang tersebut
5. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG
6. Untuk mengetahui dimana letak sandapan pada EKG

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas
sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata
Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti “menulis”.
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus
jantung. Jantung normal memiliki implus yang muncul dari simpul SA kemudian
dihatarkan ke simpul AV dan serabut purkinje. Perjalanan implus inilah yang akan direkam
oleh EKG sebagai alat untuk mengaalisa kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri dari:
1. SA Node (Sino-Atrial Node)
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam
SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarka implus (rangsangan
listrik) dengan frekuensi 60 – 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga
menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (antrio-Ventricular Node)
Terletak diseptm internoda bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel
dalam AV Node dapat juga mengeluarkan implus dengan frekuensi lebih rendah dan
pada SA Node yaitu: 40 – 60 kali pemenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan implus
lebih redah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai implus lebih tinggi. Bila
SA Node rusak, maka implus akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabag 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri (Left Bundle Brach)
2. Cabang berkas kanan (Right Bundle Brach)
Setelah melewati kedua cabang ini, implus akan diteruskan lagi ke cabang-cabang
yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel implus dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tesebar sel-sel pace maker (implus) yang secara otomatis
mengeluarkan implus denga frekuensi 20 – 40 kali permenit.

4
B. Tujuan dan Indikasi
 Beberapa tujuan dari penggunaan EKG:
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pegaruh/efek obat-obat jantung
4. Gangguan-gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/ hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
 Indikasi dari penggunaan EKG
Elektrokardiogram tidak memiliki kontraktilitas jantung secara langsung. Namun,
EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunya suatu kontraktilitas.
Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada
infrak otot jantung akut
 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan
ghipokalemia)
 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang
berkas kanan dan kiri)
 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres
jantung
 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis,
emboli paru atau hipotermia)
C. Macam dan Makna Gelombang EKG
 Bentuk gelombang
Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik
terdiri dari titik P, Q, R, S, T, dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan
titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR inteval, QRS interval dan QT interval dan
segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram terdiri atas sebuah
gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks
QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R,
dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :

5
1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil
karena otot atrium yang relatif tipis.
2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikal yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama
kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah
setelah gelombang R disebut gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalina otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat
(repolarisasi)
 Pembentukan gelombang
Ketika implus dari nodus SA menjalar di kedua atrium, teradi depolarisasi dan
repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi
positif, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut
purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang
QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel,
ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel
menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F.
Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah “kompleks
QRS”, dan sebuah gelombang T. Kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang
tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya disebabka oleh
lewatnya implus jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardiogram yang normal,
gelombang Q, dan S sering sangat menojol daripada gelombang R dan kadang-kadang
benar-benar absen, tetapi walau bagaimanapu gelombang ini masih di kenal sebagai
kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu atrium
mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi, dan kompleks QRS disebabkan oleh
arus listrik yang dibangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum
berkontraksi. Oleh karena itu, gelombang P dan komponen-komponen kompleks QRS
adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh arus listrik yang
dibangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
 Durasi atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang
QRS adalah interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini
disebut sebagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik.

6
Kadang-kadang interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q
sering tidak ada.

b. Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir
gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q
sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat-sifat khas yang lain yaitu:
Amplitudo rendah (sekitar 10µV 10mV.) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05
100Hz).
 Nilai-nilai EKG Normal
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium:
a. Nilai-normal ; lebar < >
b. Tinggi <0,25>
c. Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2-V6
d. – ( ) di lead aVR
e. + atau – atau + bifasik ( ) dilead I II, aVL, Vl
2. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang
QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,01 detik.
a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam
<1/3>
b. Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+)
 Tinggi ; tergantung lead.
 Pada lead I, II ,aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
 Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2-V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang kebawah (-).
Gel. S lebih besar pada V1 - V3 dan semakin kecil di V4 – V6.
3. Gelombang T, yaitu repolarisasi dan ventrikel
1. (+) di lead I, II, aVF, V2 – V6.
2. (-) di lead aVR.
3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+)/ positif)
4. Gelombang U; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan
dalam keadanan nrmal tidak terlihat.
D. Sadapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)
Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas
terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung

7
dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan
terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.
Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:

1. Sadapan bipolar
Sadapan bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam
perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah
vertikal (keatas-bawah, dan samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang
berbeda, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang
dikedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari
jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan dikedua tangan dan kaki.
Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari
empat kabel elektrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut:
1) Sadapan I
Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial listrik antara RA yang dibuat
bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik
jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan
demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
2) Sadapan II
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antaran RA yang dibuat bermuatan negatif
dan bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat
oleh sadapan II.
3) Sadapan III
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan
RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 12
derajat (sudutnya kearah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat
dilihat oleh sadapan III.
2. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini
terbagi menjadi sadapan unipolar prekodial.
 Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar pontesial listrik pada ekstremitas.
Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent

8
(potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan
menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapa bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung
dalam arah vertikal.
1) Sadapan aVL, sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga
listrik bergerak ke arah 30 derajat (sudutnya kearah lateral kiri). Dengan
demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2) Sadapan aVF, sadapan aVF dihasilkan dari pebedaan antara muatan LF yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat kearah inferio). Dengan demikian,
bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan
aVF.
3) Sadapan aVR, sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang
dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak kearah berlawanan dengan arah listrik jantung -150 derajat (kearah
ekstrem).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang
jantung dapat diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati
adanya kelainan diseluruh pemukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang
akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
 Unipolar prekordial
Sadapan unipolar prekodial merekam besar pontesial listrik dengan
elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent
(potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas, sadapan
ini memandang jantung secara horizontal
Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada
mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.
V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan
V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4
V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
V5: sejajar V4 garis aksila depan
V6: sejajar V4 garis mid-aksila kiri

9
E. Prosedure pelaksanaan pemeriksaan pemasangan EKG & letak sadapan
1. Persiapan alat-alat EKG
a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut:
 Satu kabel untuk listrik (power)
 Satu kabel untuk bumi (ground)
 Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan
warna.
b. Plat elektrode yaitu
 4 buah elektrode extremitas dan manset
 6 buah elektrode dada dengan balon penghisap.
c. Jelly elektrode / kapas alkohol
d. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
e. Kapas
f. Alkohol 70%
g. Bengkok
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Beri penjelasan mengenai tindakan dan tujuan tindakan
c. Atur posisi pasien terlentang,
d. Anjurkan pasien untuk tidak melakukan gerakan selama pemeriksaan berlangsung
e. Pertahankan privasi pasien
3. Persiapan lingkungan
a. Tutup pintu, tutup tirai atau jendela
b. Nyalakan lampu jika ruangan gelap
c. Mempersilahkan keluarga pasien keluar dan hanya satu yang bisa menemani di
dalam
4. Prosedur
1. Mempersiapkan alat EKG
2. Menghubungkan kabel power ke Saklar.
3. Memastikan alat berfungsi dengan baik.
4. Mempersiapkan Pasien
5. Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya serta berbaring di atas
tempat tidur, dan dianjurkan untuk tidak tegang (rileks) serta memberitahu prosedur
yang akan dilakukan:
 Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda dengan kapas alkohol 70
% pada bagian ventral kedua lengan bawah (dekat pergelangan tangan) dan bagian
lateral ventral kedua tungkai bawah ( dekat pergelangan kaki), serta dada. Jika perlu
dada dan pergelangan kaki dicukur.

10
6. Keempat elektroda ekteremitas diberi jelly.
7. Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang akan dipasangkan elektroda.
8. Pasang keempat elektroda ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan
kaki, dengan ketentuan sbb:
Merah : lengan kanan (RA)
Kuning : lengan kiri (LA)
Hijau : Tungkai kiri (LF)
Hitam : tungkai kanan (RF)
9. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi untuk elektroda
10. Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan kabel.
11. Tekan “On” untuk menghidupkan alat.
12. Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah lebar kertas, kemudian membuat
rekaman kalibrasi.
13. Membuat rekaman EKG dari ; Lead I, Lead II. Lead III, aVR, aVL, aVf, V1, V2, V3, V4, V5,
dan V6.
16. Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus.
17. Setelah selesai membuat rekaman tekan power “Off “, elektroda dilepas, sisa pasta
elektroda pada orang coba dibersihkan dan dipersilahkan mengenakan baju kembali.
14. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti semula.
15. Cara Menempatkan Elektrode

Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset,


beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada daerah dada, pergelangan tangan kanan
dan kiri searah dengan telapak tangan.
 Warna merah pada pergelangan tangan kanan
 Warna hijau pada kaki kiri
 Warna hitam pada kaki kanan.
 Warna kuning pada pergelangan tangan kiri.

Pada dada

o V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan


o V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri
o V3 pada pertengahan V2 dan V4
o V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri
o V5 pada axila sebelah depan kiri
o V6 pada axila sebelah belakang kiri

11
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
 Hijau (LF/F) tungkai kiri
 (RF/N) tungkai kanan (sebagai ground) Hitam

Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sadapan (lead):

1) Sadapan bipolar (sadapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
2) Sadapan unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan
simbol aVR, aVL, aVF
3) Pemasangan elektroda dada (sadapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan
huruf V dan disertai angka dibelakangnya yang menunjukkan lokasi atas
prekordium, harus dipasang pada :
V1: sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2: sela iga ke 4 pada garis steral kiri
V3: terletak diantara V2 dan V4
V4: ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5: garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6: garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sadapan tambahan
V7: garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8: garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9: batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R – V9R posisinya sama dengan V3 – V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada
umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sadapan (lead) yaitu
I II III aVR aVL aVF
VI V2 V3 V4 V5 V6
Sadapan yang lain dibuat bila perlu.
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V4
2. Septal : aVR, V1, V2
3. Lateral : I, aVL,V5,V6
4. Inferior : II, III, aVF

Aksis terletak antara: -30 sampai + 110 (deviasi aksis normal)

12
Lebih dari – 30: LAD (deviasi aksis kiri)

Lebih dari + 110 : RAD (deviasi aksis kanan)

Cara Merekam EKG

1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.


2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain:
a. Kalibrasi 1 mv (10mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah
kertas bergerak, tmbl kalibrasi ditekan
3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secaa
berturut-turut yaitu sadapan (lead) I, II, III, aVaR, aVL, VF, V1, V2, V3, V4,
V5, V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula
sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG
4. Rapikan pasien dan alat-alat
a. Catat dipinggir kiri atas kertas EKG
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
5. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa, perhatian

Perhatian!
1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan
3. Perekaman setiap sadapan (lead) dilakukan masing-masing 2-4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar telalu
kecil
5. Hindari gangguan listrik dan ganggan mekanik seperti: jam tangan, tremor,
bergerak, batuk dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Elektrokardigram atau yang biasa kita sebut EKG merupakan rekaman aktifitas
kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitas dan konduktif khusus.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah:
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/ disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Gangguan-gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardigram terdiri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan
sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang
terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S, namun jarang
ditemukan. Sadapan pada EKG ada 2 yaitu sadapa bipolar dan unipolar. Sadapan-
sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung memalui
empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Sedangkan, sadapa
unipolar sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior,
septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan.
B. Saran
Dengan adanya pembelajaran tentang EKG, maka kenalilah dulu pasien kita. Benar
bahwa EKG saja dapat di baca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-
betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
Guna dalam pembacaan EKG, selanjutnya membacalah terus lebih banyak.
Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi
bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG. Kenalilah lebih dalam dulu dasar-
dasar tentang EKG, maka seorang perawat akan dapat menguasai materi dan mampu untuk
mempraktekannya.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8521775/ELEKTROKARDIOGRAM_EKG

15

Anda mungkin juga menyukai