Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelas : C5NR
Kelompok/Batch : 2 (Dua)
KENDARI
2019
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopi
1. Sampel : Pegujian sampel pati singkong (Amylum Manihot) nama tanaman asal
Manihot utilissima (pohl.) dan pati jagung (Amylum Maydis) nama tanaman asal
Zea mays (L).
No. Uji Cara Kerja Hasil Gambar dan
Keterangan
1. Uji Amilum 1. Ditambahkan 3 tetes a. Pati
Secara
larutan iod dalam 2 Singkong
Kimiawi
tabung reaksi yang (Amilum
Manihot)
maing- masing berisi
pati jagung dan (+) Amilum
singkong.
b. pati jagung
(a) (b)
2. Dipanaskan 5 menit (Amylum
sebelum pemanasan
(mendidih) lalu Maydis)
dinginkan. (-) Amilum
3. Dicatat warna pada
saat terjadi
pemanasan dan
pada saat pati
(a) (b)
dingin.
Setelah pemanasan
Pembahasan
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang berbeda
yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (83-80%) (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai
hasilfotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan
makanan (Soebagio et al.,2009). Sifatnya yang inert dan dapat tercampurkan dengan
sebagian besar bahan obat merupakan kelebihan dari amilum sebagai eksipien.
Uji identifikasi amilum bertujuan untuk mengidentifikasi dan memastikan
bahwa bahan yang digunakan adalah amilum. Hasil uji identifikasi amilum singkong,
menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya warna biru tua-warna biru keunguan
sebelum pemanasan dan setelah pemanasan. Senyawa kompleks warna biru tua-biru
keunguan menunjukkan dalam amilum terkandung amilosa dan amilopektin. Kompleks
warna biru tua terbentuk karena komponen amilosa yang berbentuk spiral akan
bereaksi dengan iodin (I2). Timbulnya kompleks yang berwarna biru tua menunjukkan
amilum terdiri atas polimer glukosa yang berukuran lebih besar. Amilopektin yang
berikatan dengan iodium memberikan warna biru keunguan atau ungu (Depkes RI,
1995; Evans, 2000; Winarno, 1986).
Sedangkan pati jagung seharusnya memberikan hasil positif yang ditunjukkan
dengan timbulnya warna biru keunguan setelah amilum direaksikan dengan iodin.
Terbentuknya warna tersebut disebabkan karena amilosa yang berikatan dengan iodin
akan menghasilkan warna biru dan amilopektin yang berikatan dengan iodin
memberikan warna violet kebiruan atau ungu (Depkes RI, 1995). Sedangkan pada
praktikum pati jagung menunjukkan hasil negative pada saat dilakukan proses
pemanasan yaitu berwarna putih, factor kesalahan yang mungkin terjadi adalah:
1. Terjadinya proses pemanasan pada pati jagung mengakibatkan penurunan kadar
amilosa sehingga warna yang dihasilnya hilang.
2. Pati yang digunakan masih kasar dan lembab
3. Perbedaan kandungan pati pada setiap tanaman adalah perbedaan varietas,
lingkungan tempat tumbuh seperti cahaya, tanah, iklim, dan umur panen.
2. Uji Amilum 1. Diambil sedikit Amilum
Secara
(Secukupnya)
Mikroskopi
2. Diletakkan pada objek
gelas.
3. Ditetesi sedikit air dan
ditutupi dengan gelas
-
penutup.
4. Diamati dibawah
mikroskop dengan
perbesaran lemah dan
kuat.
(a) Pati Jagung
(Amylum Maydis)
Hilus
Pembahasan
Pengamatan mikroskopik amilum jagung, menurut literartur, susunan
amilumnya terlihat bergerombol, hilus ada ditengah, lamela tidak ada, butir amilum ada
yang berbentuk sferis dan ada pula yang berbentuk polihedral. Pada amilum jagung
alami ini dijumpai lebih banyak butir amilum yang berbentuk polihedral dibandingkan
dengan yang berbentuk sferis. Dalam pengamatan mikroskopik pati jagung Kurang
sesuai dengan literature karena pati dalam keadaan yang sangat kasar sehingga sulit
dilihat susunanya.
Pengamatan mikroskopik amilum singkong memiliki susunan amilum yang
tunggal, letak hilus di tengah, bentuk hilusnya bercabang tiga dan lamela tidak terlihat.
Dari hasil pengujian mikroskopik sesuai dengan pustaka yaitu letak hilus amilum
singkong yaitu berada di tengah yang dapat berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga
dan lamela tidak jelas (Wicaksono, 2008).
Identifikasi Kandungan Kimia Simplisia
Hasil mikroskopik
Pembahasan
Lignin merupakan senyawa aromatik dan material amorf yang terbentuk dalam
dinding sel dan middle lamela (lamela tengah) dalam kayu. Sebagai suatu polimer
kompleks, lignin memiliki berat molekul tinggi yang terbentuk selama kondensasi dari
unit-unit struktural yang mempunyai beberapa tipe yang sama.Unit-unit struktural tersebut
adalah fenilpropana (C6C3) yang tersubstitusi pada dua atau tiga posisi dalam cincin
benzenanya (Browning 1967).
pada pengamatan dibawah mikroskop terlihat dinding sel berwarna merah, yang
menandakan positif lignin, penambahan reagen florogusin dapat membuktikan bahwa
senyawa tersebut mengandung lignin atau tidak dengan adanya perubahan warna yang
spesifik. Dalam praktikum pegujian lignin menunjukkan hasil negative. Berdasarkan
literature, Lignin bersama-sama dengan selulosa dan hemiselulosa merupakan polimer
(senyawa) penyusun dindings sel kayu atau bahan serat berlignoselulosa dalam bentuk
susunan tertentu. Sedangkan sampel yang kami gunakan adalah serbuk simplisia dari
daun. Asam klorida (HCL)-florogusin merupakan pereaksi untuk zat kayu (Lignin)
(Tazkiyatu,2014).
biru
(+) Aleuron
berwarna kuning -
coklat
Hasil
Pembahasan
Pati merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam batang dan biji suatu
tanaman (Otman, et al., 2011). dan membentuk butiran dalam sel di plastid, terpisah dari
sitoplasma. Sumber pati terbesar adalah berasal dari jagung dan beras. Pati merupakan
serbuk amorf lunak berwarna putih dan tanpa rasa manis. Tidak larut dalam air, alkohol
dan eter (Jain, et al., 2014).Aleuron merupakan polisakarida yang melimpah setelah
selulosa, berfungsi sebagai penyimpan energi. Sekitar 20% dari alueron adalah amilosa
(larut) dan 80 % amilopektin. Aleuron banyak terdapat pada padi-padian, kentang dan
jagung (Depkes RI, 2007).
Untuk membuktikan pati dan aleuron pada sampel ditambahkan dengan larutan
iodine 0,1 N yang menghasilkan warna biru untuk pati dan kuning kecoklatan untuk
aleuron. Berdasarakan pengujian yang telah dilakukan pada sampel tersebut
menunjukkan hasil positif untuk aleuron dan hasil negative untuk pati.
3. Saponin 1. Disiapakan alat (-) Terbentuk
Buih
dan bahan
Mantab
2. Ditimbang serbuk
0,5 g
3. Dimasukkan dalam
tabung reaksi Penimbangan
4. Tambahkan 10 ml serbuk
air panas, simplisia
dinginkan dan
kocok
5. (+) Terbentuk buih
yang mantab
selama 10 menit.
Hasil
Pembahasan
Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan triterpenoid.
Saponin memiliki berbagai kelompok glikosil yang terikat pada posisi C3, tetapi beberapa
saponin memiliki dua rantai gula yang menempel pada posisi C3 dan C17 (Vincken et al.,
2007). Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau
deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami (Mitra & Dangan, 1997;
Hawley & Hawley, 2004).
pada pegujian ini serbuk dicampur air panas dan dikocok kuat akan terbentuk busa
yang menunjukkan hasil positif, busa yang terbentuk karena rantai gula yang terkandung
dalam filtrate pecah dan Busa yang terbentuk disebabkan karena senyawa saponin
memiliki sifat fisika yaitu mudah larut dalam air dan akan menimbulkan busa jika dikocok,
karena saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang mudah terdeteksi melalui
kemampuannya dalam membentuk busa (Baud et al., 2014).
Namun pada percoban ini hasil uji saponin pada serbuk simplisia daun singi tidak
menunjukkan adanya senyawa saponin dengan ditandai tidak terjadi busa. Hal ini
dikarenakan sampel serbuk masih kasar dan butuh pengayakan sehingga sampel yang
dihasilkan lebih halus dan mempermudah proses pengocokkan.
5. Tanin Untuk identifikasi 1. (-) tanin
1. Disiapkan alat
bahan
2. Dimasukkan
serbuk simplisia
kedalam tabung
reaksi
3. Ditambahkan
larutan FeCl3
Hasil
4. (+) katekol warna
hijau dan progalol
warna biru.
Untuk identifikasi 4.
1. Dimasukkan serbuk
simplisia dalam
tabung reaksi + air
+ larutan HCL
2. (+) katekol bila
flobagen yang tidak Hasil
larut berwarna
merah
pembahasan
Tanin adalah salah satu senyawa aktif metabolit sekunder yang mempunyai
beberapa khasiat seperti sebagai astringen, anti diare, antibakteri dan antioksidan, Tanin
secara umum terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Kedua
jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang paling dominan terdapat dalam
tanaman adalah tanin terkondensasi.
senyawa kompleks antara tanin dan Fe3+ yang memberikan indikasi perubahan
warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang kuat. FeCl3 memberikan hasil positif
dimungkinkan dalam sampel terdapat senyawa fenol dan dimungkinkan salah satunya
adalah tanin karena tanin merupakan senyawa polifenol. Hal ini diperkuat oleh (Harborne,
1987) cara klasik untuk mendeteksi senyawa fenol sederhana yaitu menambahkan
ekstrak dengan larutan FeCl3 1 % dalam air, yang menimbulkan warna hijau, merah,
ungu, biru atau hitam yang kuat. Terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru tinta
pada ekstrak setelah ditambahkan dengan FeCl3 karena tanin akan membentuk
senyawa kompleks dengan ion Fe3+. Namun pada percoban ini hasil uji tannin pada
serbuk simplisia daun singi tidak menunjukkan adanya senyawa tanin dengan ditandai
tidak terjadi perubahan warna. Dalam hal ini belum ada jurnal yang mengidentifikasi
senyawa kimia yanfg terdapat dalam daun singi (Dillenia serrata)
Hasil
pembahasan
senyawa ini merupakan segolongan senyawa organik bernitrogen yang berasal dari
tumbuhan dan memiliki berbagai sifat farmakologi. Alkaloid meliputi morfin, kokain,
atropin, kikine dan kafein. Senyawa ini kebanyakan digunakan dalam obat-obatan
sebagai analgesik atau anastetik. Adanya Senyawa alkaloid dalam pengamatan ini
ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna putih pada larutan uji setelah
direaksikan atau ditambahkan dengan reagen (pereaksi Wagner, pereaksi Meyer dan
pereaksi Dragendof) senyawa ini merupakan segolongan senyawa organik bernitrogen
yang berasal dari tumbuhan dan memiliki berbagai sifat farmakologi.
Hasil positif alkaloid pada uji Mayer ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid. Pada pembuatan
pereaksi Mayer, larutan mercury(II) klorida ditambah kalium iodida akan membentuk
endapan merah mercury mercury(II) iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan berlebih
maka akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat(II) (Svehla, 1985). ada uji alkaloid dengan
pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+
dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap.
pada praktikumu didapatkan hasil posif yang ditunjukkan terbentuknya endapan putih
menggumpal pada kaca arloji.
Flavanoid 1. Disiapkan alat dan (-) Uji
bahan Flavonoid
2. Ditimbang serbuk (+)Terdapat
0,5 gram + 10 ml Flavon,
methanol Kalkon, dan
3. Disaring filtrate + 5 Auron
Filtrate disaring
ml eter minyak
tanah p.kocok
4. Diambil lapisan
methanol diuapkan,
sisanya
5. Dilarutkan dalam
etanol 95% p
6. Ditambahkan 0,1 g
+ 5 ml eter
serbuk magnesium
p dan 10 ml asam
klorida p.
Hasil
Pembahasan
Pembahasan
Hasil
pembahasan
Karbohidrat merupakan produk pertama yang terbentuk dalam fotosintesis
tumbuhan. Dari karbohidrat ini dengan berbagai reaksi organik dapat disintesis sejumlah
besar konstituen lain. Senyawa karbohidrat merupakan golongan senyawa karbon yang
tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan rumus umum Cn (H2O)n
dengan gugus fungsi polihidroksi dan gugus aldehid atau keton. Dimana perbandingan
antara atom H dan O pada umumnya sama dengan air (H2), yaitu dua berbanding satu.
uji barfoed untuk menguji adanya gula monosakarida pereduksi. Uji barfoed ini
dilakukan untuk membedakan sampel termasuk jenis karbohidrat monosakarida dan
disakarida berfoed merupakan pereaksi yang besifat asam lemah. Uji barfoed memiliki
prinsip berupa mekanisme cu2+ dari perekasi barfoed dalam suasana asam akan
direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan
menghasilakan cu2o (kupro oksida ) berwarna merah bata. Sampel monosakarida
mempunyai waktu lebih cepat membentuk warna merah bata pada uji barfoed
(Sumandjo, 2006).
Uji 1. Disiapkan alat dan (-)Warna
Diosiantrakuinon bahan Merah
Bebas 2. Dimasukkan serbuk
simplisia daun singi
kedalam tabung
reaksi
Hasil
3. Ditambahkan Kalium
Hidroksida Etanol
LP
4 Dihasil positif
berwarna merah
pembahasan
Diosiantrakinon bebas adalah senyawa-senyawa yang banyak terdapat dalam
bentuk bebas dan berbeda-beda, serta derajat oksidasi yang berbeda pula, seperti
antron, oksantron, dan autrano (Hanny, 2013).
hasil yang didapatkan dalam praktikum yaitu tanaman daun singi tidak memiliki
senyawa sekunder yaitu diosiantrakinon bebas yang ditunjukkan tidak terbentuknya
warna merah setelah serbuk ditambahkan KOH. Dalam hal ini belum ada jurnal yang
mengidentifikasi senyawa kimia yang terdapat dalam daun singi (Dillenia serrata).
3. Sampel : Ekstrak Daun singi ( Dillenia serata )
Pembahasan
Glikosida adalah senyawa bahan alam yang terdiri atas gabungan dua bagian
senyawa, yaitu gula dan bukan gula.Bagian gula biasa disebut glikon sementara bagian
bukan gula disebut sebagai aglikon. Glikosida berasal dari senyawa asetal dengan satu
gugus hidroksi dari gula yang mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari
komponen bukan gula.Sementara gugus hidroksi yang kedua mengalami kondensasi di
dalam molekul gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida.
Berdasarkan identinfikasi glikosida pada cara kerja a dan b didapatkan hasil
negative yang ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna dalam tabung reaksi.
Sedangkan pada cara kerja B didapatkan hasil positif yaitu ditunjukkan dengan adanya
warna merah lembayung dalam tabung reaksi. Dalam hal ini belum ada jurnal yang
mengidentifikasi senyawa kimia yang tedapat dalam daun singi (Dillenia Seratta)
Daftar Pustaka
Ergina, siti nuryanti dan indarini dwi pursitasari.2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder Pada Daun Palado (Agave Angustifolia) Yang Diekstraksi
Dengan Pelarut Air Dan Etanol. Universitas Tadulako: Akad. Kim. 3(3):
165-172.
Bintoro, adi. Agus Malik Ibrahim, dan Boima Situmean.2017. Analisis Dan Identifikasi
Senyawa Saponin Dari Daun Bidara (Zhizipus Mauritania L.). Jurusan
Kimia Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon: Vol.2(1).