Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat
kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu
hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas
lagi.Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan
susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu
hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan
karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan
atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.

Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang


berfungsi untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada
diseluruh tubuh. Sistem kardiovaskuler terdiri dari dua sistem, yaitu sistem
jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi darah dimulai dari jantung yang
berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan melalui aorta dan
diteruskan ke cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler
berhubungan erat dengan darah dimana masing – masing darah memiliki
tugas atau fungsi sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

1
2

Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan terhadap benda asing


dan patogen yang disebut sebagai sistem imun. Respon imun timbul karena
adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba
dan bahan lainnya. Sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah atau non
spesifik (natural/innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired).
Baik sistem imun non spesifik maupun spesifik memiliki peran masing-
masing, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan namun sebenarnya ke
dua sistem tersebut memiliki kerja sama yang erat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu sistem respirasi, sistem kardiovaskuler dan sistem hematologi ?

2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem respirasi, sistem


kardiovaskuler dan sistem hematologi ?

1.3 Tujuan

Untuk memahami mekanisme dari sistem respirasi, sistem kardiovaskuler


dan sistem hematologi

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

A. Definisi

Sistem pernafasan adalah sistem organ yang digunakan untuk


pertukaran gas. Sistem Pernafasan atau respirasi juga mempunyai arti,
suatu proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi
yang dihasilkan oleh tubuh.

B. Rongga Hidung

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung ( cavum nasalis ).
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan awal (
Proses Kimiawi ). Selain itu, terdapat juga rambut - rambut pendek
yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama
dengan udara ( Proses Mekanik ). Dan juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk.

3
4

C. Faring

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan


percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan ( nasofaring ) pada
bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring ) pada bagian
belakang. Di faring juga terdapat epiglotis, dimana ketika terjadi proses
respirasi maka epiglotis akan menutup saluran pencernaan begitu juga
sebaliknya, pada saat proses pencernaan epiglotis akan menutup saluran
pernapasan. Epiglotis tersebut di atur oleh Susunan Saraf Pusat ( SSP )
dan Saraf Tepi ( ST ).
Faring juga merupakan tempat untuk menghangatkan udara dan
tempat untuk memperoleh tingkat kelembaban yang tepat sebelum
memasuki trakea. Lapisan lendir faring menyaring partikel debu yang
lolos dari penyaringan di rongga hidung.

D. Laring

4
5

Laring memiliki struktur yang terdiri dari tulang rawan. Udara dari
faring masuk ke trakea welewati laring. Laring terletak di pintumasuk
trakea. Di laring terdapat pita suara yang di atur oleh serabut otot
hingga dapat mengatur tinggi rendahnya nada.
E. Trakea

Trakea merupakan saluran yang menghubungkan laring dan


bronkus. Trakea tersusun atas rangkaian tulang rawan yang
membentuk cincin huruf “C” dan panjang trakea ± 10 cm. Dinding
trakea tersusun atas sel epitel bersilia yang menghasilkan lendir (
mukus ). Lendir yang disekresikan oleh sel epitel trakea berperan
untuk menjerat kotoran serta patogen yang lolos dari penyaringan
sebelumnya. Kotoran dan patogen yang terjerat lendir di trakea
kemudian akan dibuang melalui rongga mulut menjadi bentuk dahak
atau dapat tertelan ke saluran pencernaan

F. Bronkus

5
6

Bronkus (cabang tenggorokan) merupakan lanjutan dari trakeya


yang terdapat dari fertebra torakalis ke 4 dan kelima. Bronkus kanan
lebih pendek dan lebih besar dari bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin
dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih
ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin yang mempunyai 2
cabang.
Bronkus-bronkus itu berjalanan kebawah dan kesamping ke arah
tampuk paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar, dan lebih
pertikal dari pada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis
dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing
dari yang kanan, dan berjalan di bawah ateri pulmonalis sebelum di
belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Bronkus terbagi 3
yaitu bronkus primer ( bronkus utama ), bronkus sekunder (
percabangan dari bronkus primer ) dan bronkus tersier ( percabangan
dari bronkus sekunder).
G. Bronkiolus

6
7

Bronkiolus terbagi 2 yaitu bronkiolus terminalis yang termasuk


dalam zona konduksi ( penghantar udara ) dan bronkiolus respiratori
yang termasuk dalam zona respirasi karena berhubungan langsung
dengan alveoli ( tempat terjadinya pertukaran antara O2 dan CO2 ).
Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1mm.
Bronkiolus tidak di perkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi di
kelilingi otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.

H. Alveoli

Alveolus adalah sekelompok kantung mirip anggur yang


berdinding tipis dan dapat mengembang di ujung cabang saluran nafas
penghantar. Dinding alveolus terdiri dari satu lapisan sel alveolus tipe
1 yang gepeng. Dinding anyaman pada kapiler paru yang mengelilingi
setiap alveolus juga memiliki ketebalan hanya satu sel. Ruang
interstisium antara sebuah alveolus dan kapiler di sekitarnya
membentuk lapisan yang sangat tipis, tipisnya lapisan dinding
mempermudah pertukaran gas.

I. Paru – Paru

7
8

Manusia memiliki 2 buah paru, masing-masing dibagi menjadi


beberapa lobus dan masing-masing mendapat 1 bronkus. Paru
menempati sebagian besar rongga toraks ( dinding dada). Diinding
dada (toraks) luar dibentuk oleh 12 pasang iga melengkung, yang
berhubungan dengan sternum (tulang dada). Dibagian bawah rongga
toraks terdapat diafragma yaitu suatu lembaran otot rangka yang lebar,
berbentuk kubah, dan memisahkan secara total rongga toraks dari
rongga abdomen.

Kantong pleura memisahkan masing-masing paru dari dinding


toraks. Setiap paru dipisahkan dari dinding toraks dan struktur lain
disekitarnya oleh suatu kantung tertutp berdinding rangkap, yaitu
kantung pleura. Iterior kantung pleura di kenal sebagai rongga pleura.
Ukuran rongga pleura sangat diperbesar untuk mempermudah
visualisasi, lapisan-lapisan kantong pleura berkontrak erat satu sama
lain. Permukaan pleura mengeluakan suatu cairan intra pleura (intra
artinya di dalam) tipis, yang melumasi permukaan pleura selagi
keduanya saling bergeser suatu pergerakan nafas.

8
9

2.2 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER


A. DEFINISI
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri
darijantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan
banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons
aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut,
lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

Gambar : Jantung pusat kardiovaskulerGambar : Sistem kardiovaskuler

9
10

B. PERKEMBANGAN SISTEM KARDIOVSKULER


Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu
kehamilan.dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar
yang di sebut Angioblast. Angioblast ini timbul dari :
a. Mesoderm : splanknikus & chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung
jantung mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial
danIEC dan atap katup uning telur sekunder(kardiogenik area). Tabung
jantungpasangkan membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung
membentukuntuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular bergabung
dalampembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai,
karian danyolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin,
proses peredarandarah melalui plasenta.
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI KARDIOVASKULER

1. Anatomi jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik
dengan

10
11

apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-


inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta,
batang nadi paru, pembuluhbalik atas dan bawah dan pembuluh balik.
Jantung sebagai pusat sistemkardiovaskuler terletak di sebelah rongga
dada (cavum thoraks) sebelah kiri yangterlindung oleh costae tepatnya
pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutanjantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat3pada orang
dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan
alatsekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggikosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan
aortapulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta
desendes, venaazigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah
tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan
jantung dari samping,diafragma menyokong dari bawah, pembuluh
darah yang keluar masuk darijantung sehingga jantung tidak mudah
berpindah. Factor yang mempengaruhikedudukan jantung adalah:
a) Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk
jantungagak turun kebawah
b) Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar
dan membulat
c) Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorongbagian bawah jantung ke atas
d) Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh
posisitubuh.

11
12

a. Otot Jantung
a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan
kantongpembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus
dan di belakangkorpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari
2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican
untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu
jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri
koronaria.Susunan miokardium yaitu:
1) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh
dualapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut
berbentuklingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
2) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari
cincinantrioventikuler sampai ke apeks jantung.
3) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan
bilik(atrium dan ventrikel).
c) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang
mengilat yangterdiri dari jaringan endotel atau selaput lender
endokardium kecualiaurikula dan bagian depan sinus vena kava.
b. Bagian- bagian Dari Jantung:
a) basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan
denganpembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra
dan sebagian olehatrium dekstra.
b) Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut
tumpul.

12
13

c. Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:


a) Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan
berbatasan dengandinding depan toraks, dibentuk oleh atrium
dekstra, ventrikel dekstra dansedikit ventrikel sinistra.
b) Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang
berbentuksegiempat berbatas dengan mediastinum posterior,
dibentuk oleh dindingatrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan
sebgain kecil dinding ventrikelsinistra.
c) Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang
bebatasdengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh
dinding ventrikel sinistradan sebagian kecil ventrikel dekstra.
d. Tepi jantung( margo kordis) yaitu:
a) Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai
dari vena kavasuperior sampai ke apeks kordis.
b) Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang
dari bawahmuara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke
apeks kordis.
e. Alur permukaan jantung:
a) Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis
b) Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis
dengan aurikulasinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis.
c) Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah
kanan muaravena cava inferior menuju apeks kordis.
f. Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
a) Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar,
bagiandalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
1) Muara atrium kanan terdiri dari:
a. Vena cava superior
b. Vena cava inferior
c. Sinus koronarius

13
14

d. Osteum atrioventrikuler dekstra


2) Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
3) Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui
osteumatrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis
melalui osteumpulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh
lebih tebal dari atrium kananterdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
b) Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
c) Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui
osteumatrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum
aorta terdiri dari:
1) Valvula mitralis
2) Valvula semilunaris aorta
g. Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah
ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri
pulmonalis membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru
paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis
terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena
pulmonalismembawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra.
Aorta (pembuluh darahm terbesar) membawa darah dari ventrikel
sinistra dan aorta terdapat sebuah katupvalvulasemilunaris aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan
kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan
cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra.
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung
mengalir ke atriumkanan melalui sinus koronarius yang terletak

14
15

dibagian belakang sulkusatrioventrikularis merupakan lanjutan


dari vena.
2. Fisiologi Jantung
a. Fungsi umum otot jantung yaitu:
1) Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa
adanyarangsangan dari luar.
2) Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai
ambangrangsang otot jantung maka seluruh jantung akan
berkontraksimaksimal.
3) Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4) Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
b. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan
energykimia untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari
metabolism asamlemak dalam jumlah yang lebih kecil dari
metabolisme zat gizi terutamalaktat dan glukosa. Proses metabolism
jantung adalah aerobic yangmembutuhkan oksigen.
c. Pengaruh Ion Pada Jantung
1) Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES
menyebabkanjantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2) Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan
jantungberkontraksi spastis.
3) Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
d. Elektrofisiologi Sel Otot jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan
permeabilitas membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung
dinamakan potensialaksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik,
kimia, mekanika, dan termis.Lima fase aksi potensial yaitu:
1) Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan
bagian luar bermuatan positif..

15
16

2) Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya


permeabilitasmembrane terhadap natrium sehingga natrium
mengalir dari luar kedalam.
3) Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga
muatan positif dalam sel menjadi berkurang.
4) Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan
stabilagak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5) Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur
tidakmengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat
meningkat.
e. Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:
1) SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada
di
dalam dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2) AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam
septumatrium dekat muara sinus koronari.
3) Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan
padatepi posterior dan tepi bawah pars membranasea
septuminterventrikulare.
4) Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada
padaendokardium menyebar pada kedua ventrikel.
f. Siklus Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium
dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung
sampai kontraksiberikutnya disebut siklus jantung.
g. Fungsi jantung sebagai pompa
Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1) Fungsi atrium sebagai pompa
2) Fungsi ventrikel sebagai pompa

16
17

3) Periode ejeksi
4) Diastole
5) Periode relaksasi isometric
Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung
1) Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume
darahyang mengalir ke jantung.
2) Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung
melaluisaraf otonom
h. Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan
kanan samabesarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel
selama satu menitdisebut curah jantung (cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung:
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
Periode pekerjaan jantung yaitu:
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat
i. Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1. Bunyi pertama: lup
2. Bunyi kedua : Dup
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu
muda
4. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum
bunyi pertama
3. Anatomi sistem pembuluh darah

17
18

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah


keseluruh tubuh. Aliran darah dalam tubuh terdiri dari:
a. Aliran darah coroner
b. Aliran darah portal
c. Aliran darah pulmonal
d. Aliran darah sistemik
1) Sistem Pembuluhan Limfe
Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan
tempat cairandapat mengalir dari ruang interstitial ke dalam
darah.pembuluh limfa dapat mengangkut protein dan zat partikel
besar, keluar ruang jaringan yang tidakdikeluarkan dengan absorbs
secara langsung kedalam kapiler darah. Sistempembuluh limfe
terdiri dari:
a. Duktus limfatikus dekstra: Duktus limfatikus jugularis
dekstra,
subclavia, dan bronkomediastinalis menghasilknkan
cairanlimfa sisi kepala dan leher.
b. Duktus limfatikus sinistra: Mulai terlihat dalam abdomen
sebagaikantong limfe yang memanjang.
c. Nodus limfatisi: Berbentuk lonjong seperti buah kacang dan
terdapat disepanjang pembuluh limfe.
d. Kapiler limfa: sedikit cairan yang kembali ke sirkulasi
melalui
pembuluh limfe.

18
19

Gambar : organ limpa


Terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri
bawah dan pada iga ke -9, 10, dan 11, berdekatan dengan fundus
abdomen danpermukaannya menyentuh diafragma. Parenkim limpa
terdiri dari:
a. Pulpa Putih
b. Pulpa Merah
4. Fisiologi Vaskuler
Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi
kardiovaskuler karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan
lingkungan internal.
Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi:
a. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke
jaringan.
b. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi
sebagai kendaliketika darah yang dikeluarkan ke dalam
kapiler.
c. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan
elektrolit, hormonedan bahan lainnya antara darah dan cairan
interstitial.
d. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara
bertahap

19
20

e. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari


jaringan kembalike jantung.

Gambar : darah dan peredarannya

Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara


kedua ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah:
a. Aliran darah dalam pembuluh darah
b. Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan darah rata-
rata.
c. Gelombang nadi.
d. Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi
gelombang nadi,irama denyut nadi, amplitude dan ketajaman
gelombang.
e. Factor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.
Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu:
a. Tekanan Vena: biasanya sangat rendah
b. Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume
c. Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non
invasive
d. Kecepatan aliran darah vena
e. Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah vena

20
21

f. Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena


1. Mikrosirkulasi
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah
kapiler. Dandipengaruhi oleh kecuali dinding kapiler, arteriole,
venolus karena dapat mengatur jumlah dan kecepatan aliran darah.
Ketiga rangkaian tersebut disebut denganmikrosirkulasi.
2. Tekanan darah
Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya
tekanan sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan
nadi sama denga 40mmHg. Tekanan darah tidak selalu sesuai
karena salah satu factor yangmempengaruhinya adalah keadaan
kesehatan dan aktivitas.Pusat pengawasan dan pengaturan
perubahan tekanan darah yaitu:
a. Sistem saraf
1) Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang
menujupusat vasomotor berasal dari baroreseptor arteri dan
kemoreseptoraortadan karotis dari korteks serebri.
2) Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah
laku yangberhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler
3) Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan
responstekanan, vasodilatasi, dan respons depressor
meningkat.Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan
lokasi stimulusReflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan
vasodilatasi sistemik danpenurunan tekanan darah arteri
dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan vasokontriksi
sitemik.
b. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik,
misalnya renin-angiotensin, vasopressin, epineprin,
asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium, magnesium,
hidrogn dan kalsium.

21
22

c. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume


darah,susunan kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan
hidrostatik bagianluar, dan dalam sistem vaskuler.
d. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama
dengankomposisi kimia plasma darah dan mengandung
sejumlah besar limfosityang mengalir sepanjang pembuluh
limfe untuk masuk ke dalam alirandarah.

22
23

2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat
badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental.
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi
berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Warna merah itu
keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan
karbondioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan
jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau
metabolisme di dalam tubuh. Darah terdiri dari sekitar 45% komponen sel
dan 55% plasma.
A. Komponen sel

Komponen sel tersebut adalah sel darah merah ( eritrosit), sel darah
putih( leukosit ) dan trombosit ( keping darah )

1. Sel darah merah

Sel darah merah berjumlah 99% dari total komponen sel. Sel darah
merah mengandung protein hemaglobin, yang mengangkut sebagian besar
oksigen dari paru-paru ke sel seluruh tubuh. Sel darah merah di produksi

23
24

dalam sum-sum tulang. Sel darah merah berukuran kecil berbentuk seperti
donat tanpa lubang di tengahnya. Dalam sampel darah, presentasi darah
yang diambil adalah hematokrit yang memiliki perkiraan rentang dari 36%
- 52% tergantung usia dan jenis kelamin. Kosentrasi hemoglobin dalam
sampel darah biasanya kira-kira 1/3 hematokrit.

Hemoglobin terdiri dari materi yang mengandung besi disebut


heme dan protein globulin. Terdapat sekitar 300 hemoglobin dalam satu
sel darah merah, oksigen yang terikat dengan hemoglobin disebut
oksihemoglobin. Tugas akhir hemoglobin yaitu menyerap CO2 dan ion
hidrogen serta membawanya ke paru-paru.
2. Sel darah putih

Sel darah putih berjumlah 1% dari komponen sel. Sel darah putih
dibentuk di sum-sum tulang. Peran sel darah putih adalah untuk mengenali
dan melawan mikroorganisme pada reaksi imun dan untuk membantu
proses peradangan dan penyembuhan.
Jenis - jenis sel darah putih, yaitu :
a. Sel darah putih tidak bergranula
Limfosit B dibentuk di sum-sum tulang kemudian bersirkulasi
dalam darah sampai menjumpai antigen yang telah di program untuk
mengenali antigen tersebut. Limfosit T meninggalkan sum-sum tulang
dan berkembang selama migrasi menuju ke timus. Setelah
meninggalkan timus, sel-sel ini bersirkulasi dalam darah atau di simpan
dalam jaringan limfatik sampai bertemu dengan antigen-antigen yang
mereka telah di program untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh
antigen, sel-sel ini menghasilkan zat kimia yang menghancurkan

24
25

mikroorganisme dan memberi informasi ke sel darah putih lainnya


bahwa telah terjadi infeksi. Monosit di bentuk di sum-sum tulang, dan
masuk kedalam sirkulasi dalam bentuk imatur. Diarea terjadinya cidera
atau infeksi, monosit meninggalkan darah dan mengalami proses
pematangan menjadi makrofat setelah masuk ke jaringan. Makrokfat
dapat tetap tersimpan di dalam jaringan, atau digunakan dalam reaksi
peradangan segera setelah sel ini matang.
b. Sel darah putih bergranula

Neotrofil, basofil, dan eosinofil adalah sel-sel darah putih


bergranula yang membantu respon peradangan. Makrofag, neotrofil,
basofil, dan eosinofil berfungsi sebagai fagosit, yaitu sel yang mencerna
dan menghancurkan mikro organisme dan sel debris yang
berakumulasi. Meskipun fungsi basofil belum jelas, basofil bekerja
seperti sel mast yang mengeluarkan peptida fasoasktif, yang
menstimulasi respon inflamasi.

3. Keping darah (Trombosit)

Trombosit atau platelet bukan merupakan sel melainkan pecahan


granular sel, berbentuk piringan dan tidak berinti, berdiameter 1-4 mm dan
berumur kira-kira 10 hari. 1/3 berada dalam limpa sebagai cadangan dan
sisanya berada dalam sirkulasi. Jumlah normal antara 150.000-
400.000/mm3. Trombosit sangat penting peranannya dalam hemostatis dan
pembekuan.

Trombosit berperan penting dalam kedua proses hemostatis.


Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi keseluruh tubuh melalui

25
26

aliran darah tampa menempel di sel-sel endotelfaskular. Akan tetapi,


dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik
kedaerah tersebut sebagai respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan
subendotel pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Trombosit
melekat keprotein yang menunjukan adanya kerusakan permukaan
pembuluh darah, dan mengeluarkan beberapa zat kimia fasoaktif, termasuk
serotonin dan adenosin difosfat (ADP). Serotonin menyebabkan
fasokonstriksi, yang membantu penurunan aliran darah ke area luka
sehingga membatasi perdarahan. Serotonin dan zat kimia lainnya,
termasuk ADP, juga menyebabkan trombosit berubah bentuk dan menjadi
lengket, dimulai dari proses pembentukan yang disebut sumbat atau
plaktrombosit didalam pembuluh darah yang rusak. Trombosit lainnya
ditarik kearea luka dan selanjutnya membentuk sumbatan. Tromboksan
aduan dihasilkan dari trombosit dan membantu menarik lebih banyak
trombosit ke area luka. Fibrinnogren,adalah suatu protein plasma yang
bersikulasi, menghubungkan antara area yang terpajang trombosit,
menciptakan suatu jembatan untuk membantu menstabilisasi sumbatan
yang terbentuk. Sumbat trombosit tersebut secara efektif menambal daerah
yang luka. Jika terjadi defisiensi salah satu faktor yang terlibat dalm proses
pembekuan akan menyebabkan perdarahan berlebihan bahkan pada
robekan kapiler yang halus sekalipun.

B. Plasma Darah

Plasma darah merupakan komponen darah yang paling banyak,


yaitu sekitar 55% bagian dari darah. Plasma darah terdiri atas 90% air dan
10% sisanya berupa zat-zat yang terlarut didalamnya yang harus diangkut

26
27

keseluruh tubuh. Zat-zat terlarut tersebut terdiri atas protein, hormon,


nutrisi (glukosa, vitamin, asam amino, lemak), gas (oksigen dan karbon
dioksida), garam-garam (sodium, kalsium, potasium, magnesium), serta
zat buangan seperti urea. Terdapat 3 bagian utama protein plasma darah,
yaitu: albumin, glogulin, fibrinogen.
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dan
membantu mempertahankan tekanan otmostik plasma dan volume darah.
Keseimbangan albumin dibutuhkan untuk menjaga agar cairan yang
terdapat dalam darah tidak bocor kejaringan tubuh.
Globulin mengikat hormon yang tidak larut dan sisa plasma
lainnya gar dapat larut. Proses ini memungkinkan zat-zat penting terangkut
di dalam darah dari tempat asalnya dibuat ke tempat zat-zat tersebut
bekerja.
Fibrinogen adalah sebuah protein terlarut yang disintesis oleh hati
dan dilepaskan kedalam aliran darah. Fibrinogen diubah menjadi fibrin
(protein larut) oleh tronbin (enzim) dalam tahap akhir dari proses
pembekuan darah tingkat normal dalam fibrinogen dalam plasma darah 2-
4 g/l (4-6 g/l selama kehamilan). Fibrinogen merupakan koponen penting
dalam pembentukan bekuan darah.
Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah
serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan
fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifug. Serum tampak
cerni dan mengandung zat anti body. Anti body berfungsi untuk
menghancurkan protein asing yang masuk kedalam tubuh. Protein asing
yang masuk kedalam tubuh disebut antigen. Antigen yang terdapat dalam
sel darah dikenal dengan nama aglutinogen, sedangkan antibody terdapat
di dalam plasma darah dinamakan aglutinin.

27
28

2.4 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN


A. Sistem Imun
Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan terhadap benda
asing dan patogen yang disebut sebagai sistem imun. Respon imun timbul
karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya. Sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah atau
non spesifik (natural/innate/native) dan didapat atau spesifik
(adaptive/acquired). Baik sistem imun non spesifik maupun spesifik memiliki
peran masing-masing, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan namun
sebenarnya ke dua sistem tersebut memiliki kerja sama yang erat.1
1. Sistem Imun non Spesifik
Dalam mekanisme imunitas non spesifik memiliki sifat selalu siap
dan memiliki respon langsung serta cepat terhadap adanya patogen pada
individu yang sehat. Sistem imun ini bertindak sebagai lini pertama dalam
menghadapi infeksi dan tidak perlu menerima pajanan sebelumnya, bersifat
tidak spesifik karena tidak ditunjukkan terhadap patogen atau mikroba
tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak
menunjukkan spesifitas dan mampu melindungi tubuh terhadap patogen
yang potensial.1 Manifestasi respon imun alamiah dapat berupa kulit, epitel
mukosa, selaput lendir, gerakan silia saluran nafas, batuk dan bersin,
lisozim, IgA, pH asam lambung.
Pertahanan humoral non spesifik berupa komplemen, interferon,
protein fase akut dan kolektin. Komplemen terdiri atas sejumlah besar
protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan
berperan dalam respon inflamasi. Komplemen juga berperan sebagai
opsonin yang meningkatkan fagositosis yang dapat menimbulkan lisis
bakteri dan parasit. Tidak hanya komplemen, kolektin merupakan protein
yang berfungsi sebagai opsonin yang dapat mengikat hidrat arang pada
permukaan kuman.1

28
29

Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi oleh


makrofag yang diaktifkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang
mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus.1
Peningkatan kadar C-reactive protein dalam darah dan Mannan Binding
Lectin yang berperan untuk mengaktifkan komplemen terjadi saat
mengalami infeksi akut.1
Sel fagosit mononuklear dan polimorfonuklear serta sel Natural Killer dan
sel mast berperan dalam sistem imun non spesifik selular.
Neutrofil, salah satu fagosit polimorfonuklear dengan granula
azurophilic yang mengandung enzyme hidrolitik serta substansi bakterisidal
seperti defensins dan katelicidin. 1,2 Mononuklear fagosit yang berasal dari
sel primordial dan beredar di sel darah tepi disebut sebagai monosit.
Makrofag di sistem saraf pusat disebut sebagai sel mikroglia, saat berada di
sinusoid hepar disebut sel Kupffer, di saluran pernafasan disebut makrofag
alveolar dan di tulang disebut sebagai osteoklas.
Sel Natural Killer merupakan sel limfosit yang berfungsi dalam imunitas
nonspesifik terhadap virus dan sel tumor. Sel mast berperan dalam reaksi
alergi dan imunitas terhadap parasit dalam usus serta invasi bakteri.1
2. Sistem Imun Spesifik
Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenali
benda yang dianggap asing. Benda asing yang pertama kali muncul akan
segera dikenali dan terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut. Benda
asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat dan kemudian
dihancurkan.1 Respon sistem imun spesifik lebih lambat karena dibutuhkan
sensitisasi oleh antigen namun memiliki perlindungan lebih baik terhadap
antigen yang sama. Sistem imun ini diperankan oleh Limfosit B dan
Limfosit T yang berasal dari sel progenitor limfoid.
a. Sistem imun spesifik humoral
Limfosit B atau sel B berperan dalam sistem imun spesifik humoral
yang akan menghasilkan antibodi. Antibodi dapat ditemukan di serum
darah, berasal dari sel B yang mengalami proliferasi dan berdiferensiasi

29
30

menjadi sel plasma. Fungsi utama antibodi sebagai pertahanan terhadap


infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya.1
Sel B memiliki reseptor yang spesifik untuk tiap-tiap molekul antigen
dan dapat dideteksi melalui metode tertentu melalui marker seperti
CD19, CD21 dan MHC II.2
b. Sistem imun spesifik selular
Limfosit T berperan pada sistem imun spesifik selular. Pada orang
dewasa, sel T dibentuk di sumsung tulang tetapi proliferasi dan
diferensiasinya terjadi di kelenjar timus. Persentase sel T yang matang
dan meninggalkan timus untuk ke sirkulasi hanya 5-10%. Fungsi utama
sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap bakteri
intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan.1
Sel T terdiri atas beberapa subset dengan fungsi yang berbeda-beda
yaitu sel Th1, Th2, Tdth, CTL atau Tc, Th3 atau Ts atau sel Tr. CD4+
merupakan penanda bagi sel T helper dan CD8 merupakan penanda dari
CTL yang terdapat pada membran protein sel.2
3. Proliferasi Limfoblas
Limfoblas merupakan progenitor sel limfoid pertama yang terdapat
di sumsum tulang. Limfoblas berbentuk bulat, berukuran 15-20μ dengan
sitoplasma biru dan tidak bergranula. Inti sel limfoblas berbentuk bulat
dengan kromatin relatif lebih kasar serta difus dan memiliki nukeoli 1-2.
Limfoblas akan membelah dua atau tiga kali menjadi sel prolimfosit yang
pada stadium selanjutnya akan menjadi limfosit. Semakin matang sel ini
ukurannnya akan bertambah kecil dengan kromatin padat dan tidak ada
nukleoli. Sel progenitor limfoid dengan pengaruh IL-7 akan berkembang
menjadi sel prolimfosit T dan B menghasilkan jumlah sel yang banyak.
Proses pematangan selT dan B memiliki jalur yang berbeda, pematangan
sel B berada di sumsum tulang sedangkan sel T berada di timus. Dalam
proses perkembangannya akan terjadi seleksi positif dan negatif yang
terjadi dalam organ limfoid primer melalui interaksi dengan molekul
MHC.2

30
31

Seleksi positif terjadi pada imatur sel T apabila sel tersebut


berikatan lemah dengan self antigen pada MHC. Sedangkan seleksi negatif
terjadi pada sel T yang APC nya berikatan kuat dengan self antigen. Sel
dengan seleksi negatif akan mendapat sinyal apoptosis dan mati. Sel
limfosit dengan seleksi positif akan masuk ke jaringan limfoid sekunder
untuk berproliferasi dan menjadi matang.1,2
Limfosit T dan limfosit B matur yang belum terpapar oleh antigen
dikenal dengan istilah naive limfosit. Limfosit naif ini berada dalam
keadaan istirahat atau G0 pada siklus sel dan apabila teraktivasi oleh
antigen melalui Antigen Presenting Cell (APC) akan berproliferasi menjadi
limfoblas. Mekanisme ini menghasilkan suatu proses yang disebut sebagai
clonal expansion sehingga menghasilkan jumlah sel yang banyak.2
Limfosit T, baik CD4+ maupun CD8+ akan berproliferasi dan
berdiferensiasi sesuai fungsinya yaitu efektor dan memori.7
Pada sel T naif (Th0) dipengaruhi oleh mekanisme autokrin dari
IL-2 untuk berproliferasi yang akan berdiferensiasi menjadi Th1 dan Th2.
Proses diferensiasi Th1 melibatkan reseptor sel T, IFN-γ, IL-12 dan T-bet,
STAT1, STAT4 sebagai faktor transkripsi. Fungsi utama Th1 sebagai
pertahanan dalam melawan infeksi terutama oleh mikroba intraselular,
mekanisme efektor ini terjadi melalui aktivasi makrofag, sel B dan sel
neutrofil. Diferensiasi Th2 muncul sebagai respon terhadap reaksi alergi
dan parasit, melibatkan reseptor sel T, IL-4, factor transkripsi GATA-3 dan
STAT6. IL-4 menstimulasi terhadap produksi IgE yang berfungsi dalam
opsonisasi parasit. Selain itu, IL-5 juga diproduksi oleh Th2 yang
mengaktivasi eosinofil sebagai respon terhadap antigen. Gambar 1.

31
32

Gambar :Perkembangan subset Th1 dan Th22ax


Pada studi baru-baru ini, ditemukan Th17 sebagai subset ketiga
dari sel T CD4+ mencit. Sel Th17 ini mensekresikan IL-17, tidak
memproduksi IFN-𝛾 ataupun IL-4. Diferensiasi sel Th17 dari sel T naïve
CD4+ berasal dari stimulasi antigen dan hadirnya sitokin TGF-β bersama
dengan IL-6, IL-1 dan sitokin pro-inflamatori lainnya. Sebaliknya,
diferensiasi sel Th17 ini dihambat oleh IFN-γ atau IL-4.2
Aktivasi sel B naif diawali dengan pengenalan spesifik oleh
reseptor permukaan. Antigen dan perangsang lain termasuk Th,
merangsang proliferasi dan diferensiasi klon sel B spesifik. Interaksi sel T
dan B pada T-B interface yanga selanjutnya sel B akan diaktifkan oleh
CD40L dan sitokin. Kemudian terbentuk fokus ekstrafolikular sel B di zona
sel T dan terjadi isotype switching serta sekresi Ig. Sel B yang teraktivasi
akan kembali lagi ke folikel selanjutnya akan terbentuk germinal center
yang merupakan tempat maturasi afinitas, isotype switching, sel B memori
dan sel plasma.
B. Limpa
Limpa merupakan organ limfoid sekunder dan tempat utama dalam
merespon imun terhadap antigen yang berasal dari darah. Limpa terletak di
regio hipokondriaka sinistra dan dialiri oleh arteri lienalis yang menembus
kapsul di daerah hilus dan berakhir sebagai percabangan. Limpa terdiri dari

32
33

pulpa merah dan pulpa putih, daerah yang kaya akan limfosit terletak di pulpa
putih yang terletak di sekitar arteri centralis.

Gambar 2. Diagram skematik limpa8

Histologi dari limpa hampir sama dengan jaringan limfe yaitu


terpisahnya daerah sel T dan sel B. Zona sel T terletak di sekeliling arteri
centralis yang disebut periarteriolar lymphoid sheaths (PALS). Beberapa
cabang dari arteri centralis (arteri folicularis) melewati daerah PALS dan
mengalir menuju ke sinus marginalis. Folikel sel B menempati daerah
diantara sinus marginal dan PALS.

Daerah di eksternal sinus marginal disebut sebagai zona marginal


yang menjadi batas dari pulpa putih dan ditempati oleh sel B serta
makrofag.Pelepasan sel T maupun sel B tergantung dari produksi sitokin dan
kemokin dari stroma di area yang berbeda. Kemokin CXCL13 dan
reseptornya CXCR5 dibutuhkan untuk migrasi sel B ke folikel, sedangkan
migrasi sel T naif ke periarteriolar sheath membutuhkan kemokin CCL19 dan
CCL21 dengan reseptornya CCR7. Antigen akan dihantarkan ke sinus
marginal oleh sel dendritik atau oleh makrofag di zona marginal. Arteriol
berakhir pada sinusoid vaskular yang mengandung eritrosit, makrofag, sel
dendritik, limfosit dan sel plasma yaitu pada pulpa merah.2

Limpa merupakan saringan penting dalam sirkulasi darah dan


berperan besar dalam proses fagositosis bakteri yang dilapisi antibodi
(opsonisasi). Sehingga apabila seorang individu tidak memiliki limpa,

33
34

individu tersebut berisiko tinggi untuk terinfeksi bakteri berkapsul seperti


pneumococcus dan meningococcus.

34
35

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pernapasan adalah pertukaran Oksigen (O2) dan


karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. sistem
pernapasan terdiri atas pernapasan Eksternal (luar) dan internal (dalam).
Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke
jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke
paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai


pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah
yang dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda. Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu
diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida
di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju atrium dextra. Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke
jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar
dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium
sinistra melalui vena pulmonalis.

Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat


transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

35
36

Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%
Komponen sel.

3.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa memahami tentang tiga sistem tersebut


karena ketiga sistem tersebut sangat berperan penting bagi tubuh manusia,
maka dari itu di harapkan mahasiswa bisa menghindari hal – hal yang dapat
berpengaruh buruk terhadap ketiga sistem tersebut.

36
37

DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar Fisiologi Kedokteran, Arthur C. Guyton, MD, dan John E. Hall, PhD
edisi 11
Gibson J.M.D.1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat (modern
pysyology and anatomy for nurses). Alih Bahasa oleh Niluh
Yasmin Asih S.KP. Edisi kedua. Jakarta: Penerbi Buku
Kedokteran.
Guyton AC. 1994. Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara.
Muttaqin,Arif.2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan
sistemkardiovaskuler. . Jakarta. Penerbit: Salemba Medika
Pearce, Evelyn C, 2013, Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis, Jakarta,
Gramedia
Soewolo, Basoeki S, Yudani T. 1999. Fisiologi Manusia. IMSTEP JICA
Universitas Negeri Malang
Syaifuddin,H.2002. Anatomi fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan
dan kebidanan.Jakarta:Penerbi EKG
Syaifuddin,Haji.2006. Anatomi fisiologis mahasiswa keperawatan.
JakartaPenerbit:EKG
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan.
Jakarta Penerbit: Salemba Medika.

37
38

38

Anda mungkin juga menyukai