Posyandu
Posyandu
Kesehatan Masyarakaat
MINGGU, 18 OKTOBER 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dengan meningkatnnya kebutuhan hidup maka masalahpun semakin kompleks baik dibidang
ekonomi maupun kesehatan. Dibidang kesehatan, masalah yang sangat sering muncul adalah masalah
angka kematian anak balita.
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan
melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada
upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan dan pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan
kesehatan anak balita ini dapat dilakukan dipuskesmas, puskesmas pembantu, polindes terutama di
posyandu.
Saat ini posyandu sangat primadona. Pemerintah Indonesia dengan kebijakan Kepmenkes
mengupayakan untuk mengaktifkan kembali kegiatan di posyandu, karena posyandulah tempat paling
cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu. Posyandu
tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-
11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan
terakhir. Oleh karena itu dalam makalah ini dibahas tentang ruang lingkup Posyandu.
B. Rumusan Masalah
9. Jenis-jenis posyandu ?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ).
Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan
program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya
program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat (BKKBN, 1989).
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud
dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat
mutu manusia di masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan
hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
B. Manfaat Posyandu
1. Bagi masyarakat
2) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT
3 kali dan campak 1 kali.
3) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
4) Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan
(Februari dan Agustus)
d. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
3. Bagi puskesmas
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan secara terpadu.
C. Tujuan posyandu
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola
usaha-usaha kesehatan masyarakat.
7. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga
dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
D. kegiatan-kegiatan posyandu
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada
petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus
Toksisoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia
kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada
setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelompok Ibu
Hamil antara lain sebagai berikut: a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan, persalinan,
persiapan menyusui, KB dan gizi. b) Perawatan payudara dan pemberian ASI. c) Peragaan pola makan
ibu hamil. d) Peragaan perawatan bayi baru lahir. e) Senam ibu hamil.
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)
3) Perawatan payudara
5) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan payudara,
pemeriksaan tinggi fundusdan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu
kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orang tua dibawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana
permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup: 1) Penimbangan berat badan. 2) Penentuan status
pertumbuhan. 3) Penyuluhan. 4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian komdom
dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan
konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis
imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun
terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan
WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini, gangguan
pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus
untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang
bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan
berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan antara lain
penyuluhan, pemeberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau
pemberian oralit yang disediakan.
3. Ibu hamil
4. Ibu menyusui
5. Ibu nifas
Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu
ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :
c. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim Penggerak PKK).
d. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
Selain itu terdapat Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri
dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu :
1) Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD (Pembinaan Masyarakat Desa),
Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
3) Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas Lapangan, KB, Kaur
Bang (Kepala Urusan Pembangunan), dan KPD (Kader Pembangunan Desa)
1. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit
dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
2. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa
memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi,
1998).
Penyelenggara Posyandu
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat
dibawah bimbingan Puskesmas
b. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK,
tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi,
1998).
G. Pengorganisasian Posyandu
1. Struktur Organisasi
Beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (kelurahan/desa atau dengan sebutan lain),
selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari
kalangan masyaraka setempat. Unit pengelolaan Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua,
yang dipilih dari 16 para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung
jawab masing-masing unsur pengelola Posyandu, disepakati dalam unit/kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat.
2. Pengelolaan Posyandu
Pengelolaan Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara.
Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
3. Kader Posyandu
Profil kader yang dikenal adalah kader posyandu. Melejitnya jumlah dan peran posyandu
dalam keberhasilan program keluarga berencana dan kesehatan, telah turut mengangkat kepopuleran
kader posyandu di Indonesia. Peran PKK (pembina kesejahteraan keluarga) dalam kader ini sangat
besar, karena hampir seluruhnya kader posandu atau kader PKK adalah wanita. Tim penggerak PKK
dari mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan, selalu berupaya
melakukan penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader PKK yang menjadi tulang punggung
kegiatan posyandu.
4. Pembentukan
a. Pendekatan Internal (Penyiapan Petugas) Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para
petugas/aparat, sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
c. Survei Mawas Diri (SMD) Tujuan SMD adalah menimbulakan rasa memiliki masyarakat ( sense of
belonging ) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD
dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintah
desa/kelurahan, dan Konsil Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk).
d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat
yang mendukung pembentukan Posyandu atau Konsil Kesehatan Kecamatan (jika telah terbentuk).
Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data
kesehatan lainnya yang mendukung.Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar
urutan masalah dan upaya keseatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan konsep Posyandu.
5. Kedudukan Posyandu
b. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja Posyandu Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang dibentuk
di desa/kelurahan, yang anggotanya terdiri dari aparat pemerintahan desa/kelurahan dan tokoh
masyarakat yang bertanggung jawab membina Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja
adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan program
dari pokja.
c. Kedudukan Posyandu terhadap Berbagai UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyandu
terhadap UKBM dan pelbagai lembaga kemasyarakatan/LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang
kesehatan adalah sebagai mitra.
d. Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan Konsil kesehatan kecamatan adalah
wadah pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat
dikecamatan yang berfungsi menaungi dan mengkoordinir setiap Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM). Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan adalah sebagai
satuan organisasi yang mendapatkan arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan
Kecamatan.
e. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan.
Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LKMD
dan PKK.
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader pembangunan.
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan
pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.
I. Jenis-jenis posyandu
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum
bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah
pelatihan kader ulang. Artinnya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
a. Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda
stimulasi.
b.Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan mencari
penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat.
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali
pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA,
Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana
Sehat yang masih sederhana.
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan
anggota minimal 50% kk atau lebih.
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program
utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK.
Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana
Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posyandu Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.(Ambarwati Retna, 2009). Tujuan Posyandu yaitu Menurunkan angka kematian bayi, anak balita
dan angka kelahiran, Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, Mempercepat penerimaan norma
keluarga kecil sehat dan sejahtera, Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan, Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat . Kegiatan
Posyandu Kesehatan Ibu dan Anak,Keluarga Berencana,Immunisasi, Peningkatan gizi,Penanggulangan
Diare.
B. Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap profesinya, maka agar
lebih memberikan penyuluhan maupun pelatihan yang berkualitas bagi kader-kadernya khusunya
kader yang akan ditempatkan diposyandu dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya dalam hal kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI. 2006. "Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga". Jakarta.
DinkesBonbol.2008.http://dinkesbonebolango.org/index2.php?option=com_conte nt&do_pdf=1&id
=193 (diakses pada 30 Oktober 2014)
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKESS1KESMAS/207313007/BAB%20II.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. "Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi". Direktorat Bina Gizi.
Kependudukan dan Biostatik FKM USU. "Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat
dalam UPKM". Dalam http://www.library.usu.ac.id.
Unknown di 06.35
Berbagi
1 komentar:
1.
Sell Tiket9 Oktober 2016 19.14
Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!
‹
›
Beranda