LP Rematik-2
LP Rematik-2
RHEUMATOID ARTHRITIS
B. Etiologi
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis
Reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik, Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu
dilihat dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan
metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat
yang hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
6. Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi
mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau
grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang
rawan sendi penderita.
C. Patofisiologi
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun progresif yang di tandai
dengan peradangan membran persendian.Autoimun merupakan gangguan
pada sistem imun yang menyebabkan kekebalan tubuh justru menyerang
jaringan tubuh sendiri. Peradangan ini menyebabkan menurunkan fungsi dan
penyempitan pembuluh darah yang disertai nyeri, kaku-pembengkakan dan
akhirnya merusak sendi yang dapat menyebabkan cacat bila tidak diobati
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi.Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer.Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi.Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis).Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen
jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang.Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan
rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
D. Manifestasi klinik
Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan
pada penderita Reumatik.Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus
pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik
yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat
badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.
2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama
pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua
sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat
terserang.
3. Kekakuan di pagi hari (morning stiffness) selama lebih dari 1 jam, dapat
bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini
berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan
sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan
selama kurang dari 1 jam.
4. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada
tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa
adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. .
Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari
subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan
mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerakan ekstensi.
5. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
E. Penatalaksanaan
Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
penderita
3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada
sendi
4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :
a. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan
pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya
dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang
diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit),
penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan
metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim
kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.
b. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang
hebat.Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi
ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat.Penderita
harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas
yang diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi.Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi
yang sakit, sedikitnya dua kali sehari.Obat untuk menghilangkan nyeri
perlu diberikan sebelum memulai latihan.Kompres panas pada sendi yang
sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri.Mandi parafin
dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin
dapat dilakukan di rumah.Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur
oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti
ahli terapi fisik atau terapi kerja.Latihan yang berlebihan dapat merusak
struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya
penyakit.
d. Diet/ Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara
pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi
kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk
memperoleh diet seimbang adalah penting.
e. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk
mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah
perjalanan penyakit.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi
a. Sedimentasi eritrosit meningkat
b. Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
a. Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
b. Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan
organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan
misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-
bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres
pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral
dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu
senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/
kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal).
3. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (
misalnya ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ )
Tanda : Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi. Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.
Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan
rumah tangga.
Demam ringan menetap
Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
10. Penyuluhan/ pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja )
Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “
arthritis tanpa pengujian.
Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.
Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada
transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan
rumah tangga.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut/ Kronis b/d agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan oleh proses inflamasi atau destruksi sendi.
2. Mobilitas Fisik,Kerusakan b/d deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan, intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh/ Perubahan Penampilan Peran b.d perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energy, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Kurang Perawatan Diri b/d kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak.
5. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya pemajanan atau mengingat.
Mansjoer Arief, Kuspul Triyanti dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI
: Jakarta
Sylvia A.Price, Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. EGC: Jakarta.
Doenges Marlyn E, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler . 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC: Jakarta.
PENYIMPANGAN KDM ARTRITIS REUMATOID
Stimulasi antigen Stimulasi antigen Stimulasi antigen Stimulasi antigen
RHEUMATOID ARTHRITIS
Disusun Oleh:
Erin Tri Wahyuni A, S.Kep
17 3145 901 054
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )