Anda di halaman 1dari 4

PROSES PENGAJUAN IZIN USAHA MELALUI OSS

Demi meningkatkan investasi, pemerintah melakukan terobosan pengajuan izin


usaha dengan meluncurkan Online Single Submission (OSS). Selain prosesnya
100% online, pengisian informasi untuk mengajukan izin usaha tidak perlu dilakukan
berulang-ulang. Pengajuan izin usaha di OSS juga bersifat auto approval sehingga
tidak ada lagi proses review dokumen persyaratan.

Sistem ini telah memiliki payung hukum berupa Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PP
No.24/2018).

1. Proses di OSS Dimulai dengan Pembuatan Akta Pendirian


Untuk perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) langkah pertama untuk
bisa mengajukan izin usaha melalui OSS adalah membuat akta pendirian PT
sekaligus mendapatkan SK pengesahan. Nomor akta dan nomor SK pengesahan
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum
(AHU) Kemenkumham nantinya akan dimasukkan ke dalam sistem OSS. Proses
mengisi nomor akta dan SK hanya dilakukan bila data PT dari AHU belum
terkoneksi. Hal ini mungkin terjadi mengingat saat ini proses migrasi data dari
Dirjen AHU ke OSS masih berlangsung. Apabila proses migrasi sudah 100%
selesai, maka memasukkan secara manual tidak perlu lagi dilakukan.

2. Pihak yang Berhak Mengajukan Perizinan


Dalam Pasal 6 ayat (1) PP 24/2018 diatur bahwa ada dua kategori yang bisa
mengajukan izin yakni pelaku usaha baik perseorangan maupun non-
perseorangan. Adapun yang dimaksud perseorangan adalah penduduk
Indonesia yang cakap untuk bertindak. Tentu saja definisi perseorangan ini
menarik mengingat jika merujuk pada Pasal 26 ayat (2) UUD 1945, penduduk
ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.

Melihat aturan tersebut, maka bukan tidak mungkin jika warga negara asing bisa
memperoleh izin usaha di Indonesia. Saat mengecek situs OSS, salah satu
syarat untuk mendaftar di situs tersebut memang bisa menggunakan paspor.
Dalam kolom pilihan pelaku usaha, terdapat pilihan perseorangan atau non-
perseorangan.

Sementara itu untuk kategori yang kedua yang dimaksud pelaku usaha non-
perseorangan adalah:
a. perseroan terbatas;
b. perusahaan umum;
c. perusahaan umum daerah;
d. badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara;
e. badan layanan umum;
f. lembaga penyiaran;
g. badan usaha yang didirikan oleh yayasan;
h. koperasi;
i. persekutuan komanditer (commanditaire vennootschap);
j. persekutuan firma (venootschap onder firma); dan
k. persekutuan perdata.

3. Lembaga OSS
Berdasarkan PP No.24/2018, Lembaga OSS adalah lembaga pemerintah non-
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi
penanaman modal. Baik NIB, izin usaha, izin operasional, dan komersial
diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/walikota. Penerbitan izin dilakukan dalam bentuk Dokumen
Elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
informasi dan transaksi elektronik (Pasal 19 ayat (3) PP No.24/2018). Di pasal 94
PP No.24/2018 diatur bahwa Lembaga OSS berwenang untuk bekerja sama
dengan pihak lain dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pengembangan sistem
OSS. Lembaga OSS juga berwenang untuk menyatakan NIB tidak berlaku bila
pelaku usaha melakukan usaha dan atau kegiatan yang tidak sesuai dengan
NIB.

4. Nomor Induk Berusaha


Kalau untuk kependudukan ada Nomor Induk Kependudukan (NIK), maka untuk
urusan bisnis ada Nomor Induk Berusaha (NIB). NIB adalah identitas Pelaku
Usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS setelah Pelaku Usaha melakukan
Pendaftaran. Dokumen ini terdiri atas 13 digit angka acak yang diberi pengaman
dan disertai tanda tangan elektronik. Hal ini merupakan salah satu terobosan
yang terpenting di OSS yang juga berlaku sebagai Tanda Daftar Perusahaan
(TDP), Angka Pengenal Importir (API), dan Hak Kepabeaan serta RPTKA. Untuk
API, Hak Akses Kepabenan, dan RPTKA otomatis akan diberikan sesuai
kebutuhan perusahaan. Kalau PT yang akan didirikan tidak ada kebutuhan untuk
melakukan kegiatan ekspor impor dan mendatangkan tenaga kerja asing maka
tidak perlu diisi saat pengajuan NIB.

Bagaimana dengan NPWP perusahaan? Saat ini masih belum terjadi


keseragaman dalam pengurusan NPWP perusahaan. Ada NPWP yang terbit
bersamaan dengan keluarnya akta pendirian perusahaan dan SK
Kemenkumham. Namun, ada pula NPWP perusahaan yang baru dikeluarkan
berdasarkan proses pengajuan secara manual setelah perusahaan mendapatkan
akta pendirian dan SK Kemenkumham. Meski OSS memberi fasilitas untuk
mendapatkan NPWP melalui sistemnya namun berdasarkan proses pengisian
informasi yang telah kami lakukan belum terlihat apakah fasilitas ini telah berjalan
dengan baik.
5. Ijin Usaha

Berdasarkan aturan yang menaungi OSS, Izin Usaha merupakan sesuatu yang
wajib dimiliki oleh Pelaku Usaha yang telah mendapatkan NIB. Izin Usaha ini bisa
berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia dan berlaku selama pelaku usaha
menjalankan usaha dan/atau kegiatannya. Dokumen ini berguna bagi pelaku
usaha untuk memulai usaha dan/atau kegiatan sampai sebelum pelaksanaan
komersial dan/atau operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau
komitmen.

Selain itu, izin usaha juga memiliki peran penting karena jika pelaku usaha telah
mendapatkan Izin Usaha dan akan mengembangkan usaha dan/atau kegiatan di
wilayah lain, harus tetap memenuhi persyaratan Izin Lokasi, Izin Lokasi Perairan,
Izin Lingkungan, dan IMB di masing-masing wilayah tersebut. Namun, ada
kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku usaha. Mereka wajib
memperbaharui informasi pengembangan usaha dan/atau kegiatan pada sistem
OSS.

Beberapa kegiatan di bawah ini bisa dilakukan oleh pelaku usaha yang telah
mendapatkan izin usaha:

a. pengadaan tanah;
b. perubahan luas lahan;
c. pembangunan bangunan gedung dan pengoperasiannya;
d. pengadaan peralatan atau sarana;
e. pengadaan sumber daya manusia;
f. penyelesaian sertifikasi atau kelaikan;
g. pelaksanaan uji coba produksi (commisioning); dan/atau
h. pelaksanaan produksi.

6. Automatic Approval
Di OSS untuk pengajuan izin usaha persyaratannya diseragamkan dan tidak ada
proses review dokumen. Untuk KBLI misalnya, semua kode KBLI yang bisa
diakses di website OSS bisa digunakan. Sepanjang telah memenuhi persyaratan
maka akan langsung mendapatkan izin usaha. Hanya saja yang perlu
digarisbawahi disini adalah meski telah mendapatkan izin usaha bukan berarti
bisa langsung menjual produknya. Pelaku usaha harus mendapatkan terlebih
dahulu izin operasional dan/atau izin komersial (Pasal 1 ayat (8) PP No.24/2018).

Intinya, izin usaha diberikan di awal dengan syarat pelaku usaha harus
memenuhi komitmen yang ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha yang
didaftarkan di OSS. Kalau baru mengantongi izin usaha, maka kegiatan yang
bisa dilakukan oleh perusahaan tersebut terbatas. Yang bisa dilakukan
diantaranya adalah: pengadaan sarana, pengadaan SDM, pemenuhan sertifikasi,
dan pelaksanaan produksi. Untuk bisa melakukan kegiatan
operasional/komersial maka harus memenuhi komitmen yang ditentukan. Apa
saja bentuk-bentuk pemenuhan komitmen?
7. Pemenuhan Komitmen
Komitmen adalah pernyataan dari pelaku usaha untuk memenuhi persyaratan
izin usaha dan atau izin komersial atau opersional. Jadi, meski pelaku usaha
telah mendapatkan izin usaha melalui OSS tetap harus memenuhi komitmen
terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan izin operasional dan/atau komersial.
Bagi pelaku usaha yang memerlukan prasarana untuk melakukan kegiatan
usaha tapi belum menguasai prasarananya maka bentuk pemenuhan
komitmennya adalah izin lokasi, izin lokasi perairan, izin lingkungan dan atau
IMB. Selain itu, ada pula izin operasional dan/atau izin komersial yang
berdasarkan komitmen yakni standar, sertifikat, dan/atau lisensi, dan/atau
pendaftaran barang dan jasa (Pasal 39 PP No.24/2018). Misalnya untuk usaha
restoran, setelah mendapatkan izin usaha maka komitmen untuk izin
operasionalnya salah satunya adalah sertifikat laik hygiene.

.
8. Ijin Lingkungan
Berdasarkan Pasal 35 PP No.24 Tahun 2018 ada 2 pengecualian syarat izin
lingkungan untuk mendapatkan izin usaha. Pertama, izin lingkungan tidak
dipersyaratkan untuk lokasi usaha yang berada di kawasan ekonomi khusus,
kawasan industri, kawasan perdagangan bebas, dan pelabuhan bebas. Kedua,
untuk kegiatan usaha yang tergolong usaha mikro dan kecil, kegiatan yang tidak
wajib memiliki UKL-UPL, dan kegiatan yang tidak wajib memiliki Amdal

9. Ijin Oprasional dan izin komersial

Pada prinsipnya, setelah mendapatkan izin usaha melalui proses di OSS pelaku
usaha harus memenuhi komitmen terlebih dahulu untuk mendapatkan izin
operasional dan/atau izin komersial. Bentuk-bentuk komitmen terbagi dua yakni
pemenuhan komitmen dan berdasarkan komitmen. Pemenuhan komitmen diatur
di Pasal 32 dan di Pasal 39 PP No.24/2018. Bila komitmen tidak dipenuhi makai
izin usaha bisa dicabut oleh Lembaga OSS. Berdasarkan proses pengisian
informasi dan pengajuan izin usaha yang kami lakukan di OSS, bentuk
pemenuhan komitmen untuk mendapatkan izin operasional atau izin komersial
baru dapat diketahui setelah mengisi kode bidang usaha di OSS.

Sistem OSS diluncurkan untuk mempermudah pelaku usaha untuk mendapatkan


legalitas. Pahami aturan dan sistem ini sebaik-baiknya agar proses pengisian
data perusahaan kamu berjalan baik sehingga semua dokumen perusahaan
didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai