Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

MANDIRI TERSTRUKTUR 2

Disusun oleh:

Dinda Andriana 4211171026

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
MANDIRI TERSTRUKTUR

Skenario:
Seorang anak berusia 8 tahun didampingi orang tuanya datang ke Klinik Penyakit Mulut
dengan keluhan luka di bibir bagian dalam, terasa sakit sekali, sejak 2 hari lalu. Pasien datang
berobat ke dokter gigi dekat rumah dan giignya mendapat perawatan saluran akar gigi.
Anamnesis kepada ibu pasien, pada kunjungan terakhir bibir anak terkena obat saat dirawat
giginya dan kemudian timbul luka pada bibir anak tersebut.
Pemeriksaan intraoral
Pada mukosa labial bawah tampak ulser, dangkal, berukuran sekitar 1x2 cm, di regio 41-42,
bagian tengah tampak jaringan nekrosis dan eritema yang luas disekitarnya. Gigi 84 terdapat
tambalan sementara. .

Analisislah kasus di atas berdasarkan prior knowledge anda dan juga dari
aspek bioetika dan Humaniora, Kesehatan masyarakatnya.
1. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding berdasarkan anamnesis, tanda
dan gejala, dan pemeriksaan ekstra oral & intra oral dengan menyusun
overview case.

OVERVIEW CASE.

Seorang anak berusia 8 tahun, datang ke RSGM dengan:

- Keluhan utama: luka di bagian bibir dalam, terasa sakit sekali, sejak dua hari yang
lalu.
- Riwayat perawatan gigi: Berobat ke dokter gigi di dekat rumah dan menerima
perawatan saluran akar.
- Berdasarkan anamnesis: bibir anak terkena obat saat dirawat giginya dan kemudian
timbul luka pada bibir anak tersebut.
- Pemeriksaan IO: Pada mukosa labial bawah tampak ulser, dangkal, berukuran sekitar
1x2 cm, di regio 41-42, bagian tengah tampak jaringan nekrosis dan eritema yang luas
disekitarnya. Gigi 84 terdapat tambalan sementara.

DIAGNOSIS.

Ulcus Traumaticus yang disebabkan oleh bahan kimia dan menjadi Chemical Burn.

- Chemical Burn sendiri dikarenakan jaringan mulut yang bersentuhan dengan sejumlah
besar bahan kimia atau obat-obatan yang bersifat kaustik dan menyebabkan kerusakan
yang signifikan secara klinis pada mukosa oral.
- Contoh zat-zat yang dapat mengakibatkan luka pada mkosa oral sendiri diantaranya
yaitu: aspirin, sodium perborate, hydrogen peroksida, gasoline, turpentine, rubbing
alcohol, dan battery acid.
- Selain itu, obat topical yang dijual sebagai perawatan untuk sakit gigi atau luka mulut
juga akan menyebabkan kerusakan mukosa oral.
- Produk over-the-counter yang mengandung isopropyl alcohol, fenol, hydrogen
peroxide atau eugenol akan memberikan dampak negatif pada pasien.

Gambaran klinis dari Chemical Burn:

- Eritema
- Membran berwarna putih
- Terasa sakit
- Lembut dan tipis
- Lesinya homogenus
- Focal dan berbentuk tajam
- Adherent white patch
- Luka bakarnya akan lebih menyebar apabila penyebabnya adalah paparan kimia yang
luas.

Gambaran histopatologi dari Chemical Burn:

- Pemeriksaan mikroskopik dari white slough removed dari area chemical burn
menunjukkan nekrosis koagulatif epitel dengan hanya garis sel epitel individu dan
nukleus yang tersisa. Nekrosis dimulai di permukaan dan bergerak secara mendasar.
Jumlah epitel yang dipengaruhi tergantung pada lamanya kontak dan konsentrasi agen
penyebab. Jaringan ikat yang mendasarinya mengandung campuran sel inflamasi akut
dan kronis.
- Pada area chemical burn, terdapat epitelium nekrosis koagulatif yang hanya tersisa
yaitu outline sel epitel dan nucleus.
- Nekrosis berawal dari permukaan kemudian menyebar ke basal.
- Jumlah epitel yang terkena tergantung dengan durasi kontak dan konsentrasi agent.
- Jaringan ikat terdiri dari sel inflamasi akut dan kronik.
- Fibrinous eksudat juga terlihat dengan jelas.

DIAGNOSIS BANDING

- Necrotizing ulcerative.
- Gingivitis dan stomatitis.
- Materia alba.
- Candidiasis.
- Mechanical trauma.
- Bullous diseases.
- Oral burn yang disebabkan oleh aspirin atau cedera kimia iatrogenic biasanya tidak
menampilkan suatu diagnosis banding, dimana sumber dari paparan chemical tersebut
jelas yang dimana tampak lesi warna putih yang dapat dihilangkan. Tampilan
membrane tipis dari chemical burn bias dibedakan dari lesi candidiasis.

2. Menjelaskan Ilmu Kedokteran Dasar yang berkaitan dengan kasus.

MUKOSA.

Anatomis

- Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan eksternal.
Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga tubuh lainnya. Pada
rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan oral mucous membrane atau oral mucosa.

Histologis

- Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 2 lapisan. Yang pertama adalah lapisan
epitelium, yang melapisi di bagian permukaan luar, terdiri dari berlapis-lapis sel mati
yang berbentuk pipih dimana lapisan sel-sel yang mati ini selalu diganti terus-menerus
dari bawah, dan sel-sel ini disebut dengan stratified squamous epithelium. Struktur
epitel rongga mulut dari arah luar ke dalam adalah stratum korneum, stratum
granulosum, stratum spinosum, stratum basalis. Dan yang kedua ada di bawah stratum
basalis, yaitu lamina propria.
- Lamina propria terdiri dari sel-sel, pembuluh darah, dan elemen neuron.
Fisiologis

- Sensoris: Fungsi sensoris oral mukosa dengan adanya reseptor akan berespon
terhadap suhu, sentuhan dan rasa sakit.
- Proteksi: Sebagai pelindung jaringan yang lebih dalam pada rongga mulut.
- Sekresi: Sekresi dari kelenjar saliva untuk menjaga kelembapan.

3. Etiopatofisiologi yang berkaitan pada kasus

- Etiologinya disebabkan oleh bahan atau obat yang dipakai saat perawatan saluran
akar, seperti:
A. Sodium Hypochlorite.
Sodium hypochlorite (NaOCl) umumnya digunakan sebagai irigasi saluran akar.
Karena dapat melawan organisme patogen sehingga dianggap sebagai obat pilihan..
Meskipun dianggap aman, NaOCl dapat menyebabkan kerusakan parah jika
bersentuhan dengan jaringan di luar apeks. Pada kontak dengan jaringan vital, dapat
menyebabkan hemolisis, ulserasi, kelemahan saraf wajah, dan nekrosis, menghambat
migrasi neutrofil, dan merusak sel endotel dan fibroblast.

B. Guttapercha.
Bahan lateks yang digunakan untuk mengisi ruang kosong di dalam akar gigi selama
perawatan endodontic dan digunakan dengan zinc oxide eugenol.

C. Hydrogen Peroxide.
Hidrogen peroksida merupakan agen kaustik. Jika berkontak akan membakar
jaringan dan melepaskan radikal bebas beracun. Sehingga harus ditangani dengan hati-
hati dalam pemakaian konsentrasi tinggi, karena secara termodinamik tidak stabil.

D. Sodium perborate.
Sodium perborate telah banyak digunakan sebagai obat kumur, pemutih, dan pasta
gigi karena efek terapeutik yang diharapkan pada penyakit gingiva. Studi klinis
mengungkapkan, bagaimanapun, bahwa senyawa tersebut dapat menghasilkan eritema
dari mukosa mulut yang bahkan dapat berkembang menjadi peluruhan jaringan. Dalam
beberapa kasus peradangan parah, edema dan ulserasi mukosa sering terjadi. Lesi
sembuh secara spontan dengan penghentian pengobatan.

E. Phenol.
Phenol banyak digunakan dalam kedokteran gigi sebagai agen sterilisasi rongga
serta agen kauterisasi dalam berbagai prosedur. Jika digunakan secara sembarangan
dapat menyebabkan luka bakar yang parah pada mukosa mulut dan kulit yang biasanya
sembuh perlahan.

- Patofisiologis:

Sistem komplemen diaktifkan dan sel


Luka bakar terjadi T sitotoksik meningkat serta jaringan
terbuka untuk infeksi

Amina vasoaktif seperti histamin,


Protein sel di kulit kinin, prostaglandin, dan serotonin
mengalami denaturasi dilepaskan dari jaringan yang
dan membeku terbakar, adhesi trombosit dan
leukosit ke endotelium terjadi

Permeabilitas pembuluh darah


meningkat dan partikel sel
Trombosis berkembang
terdenaturasi yang menyebabkan
di pembuluh darah
peningkatkan tekanan osmotik antar
sel

- Pada luka bakar yang parah, sitokin dan mediator inflamasi lainnya dilepaskan
secara berlebihan baik di area luka bakar maupun di area yang tidak terbakar.
Mediator ini menyebabkan vasokonstriksi dan vasodilatasi, peningkatan
permeabilitas kapiler, dan perkembangan edema di lokasi luka bakar.
- Ketika luka bakar terjadi, tiga zona kerusakan digambarkan sebagai perubahan
lokal pada kulit. Terdiri dari zona koagulasi (nekrosis), zona stasis (iskemia) dan
zona hipertermia (peradangan) zona terluar.
- Zona terdalam adalah daerah yang paling dekat dengan sumber etiologi dan yang
memiliki kerusakan terbesar. Koagulasi protein struktural yang berkembang di zona
tersebut menyebabkan cedera jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Daerah di luar
zona tersebut disebut zona stasis (iskemik). Pada daerah tersebut, perfusi jaringan
telah berkurang dan sel-sel di daerah tersebut jika dilakukan perawatan akan
meningkatkan perfusi jaringan. Jika tidak, iskemia dan nekrosis progresif
berkembang dalam 24-48 jam. Zona ketiga dan terluar adalah zona hiperemia
(peradangan). Perfusi jaringan meningkat di daerah ini dan ditandai dengan
vasodilatasi akibat peradangan di sekitar luka.

4. Rencana Perawatan dan Tatalaksana


- Perawatan terbaik dari chemical injuries adalah pencegahan paparan mukosa oral
terhadap material yang menyebabkan injuri tersebut.
- Daerah nekrosis dangkal biasanya sembuh total tanpa jaringan parut dalam waktu 10
sampai 14 hari setelah penghentian agen yang menyinggung.
- Untuk perlindungan sementara, beberapa dokter telah merekomendasikan dengan
protective emollient paste atau hydroxypropyl cellulose film.
- Anastesi topical: untuk menghilangkan rasa sakit sementara.
- Bila area nekrosis luas, dilakukan pembedahan dan cakupan antibiotic diperlukan
untuk meningkatkan penyembuhan dan mencegah penyebaran nekrosis.
- Bila iritan dihilangkan, epitel mati dihilangkan dan mukosa sembuh.
- Terapi simptomatik local dengan obat kumur natrium bikarbonat.
- Tekanan stent dipeerlukan pada area yang rusak untuk mencegah kontraksi awal dari
luka.
- Obat kumur berbasis alcohol yang sedikit dalam penggunaannya karena efek
pengeringannya pada mukosa oral.
- Perawatan bedan atau rekonstruktif jika diperlukan.

5. Prognosis dan Komplikasi

PROGNOSIS:

AD BONAM
 Operator kompeten
 Pasien kooperatif
 Dilakukan perawatan dan tata laksana yang baik
 Iritan dihilangkan
KOMPLIKASI:
 Rekurensi
 Malnutrisi
 Menimbulkan bekas luka atau jaringan parut.
6. Bioetika, Humaniora dan Legal beserta Epidemiologi.

EPIDEMIOLOGI
- Luka bakar kimia umumnya terjadi pada anak-anak. Banyak rumah tangga
menyimpan bahan kimia beracun di bawah bak cuci atau di lokasi rendah lainnya di
mana seorang anak dapat mengaksesnya. Selain itu, di tempat kerja atau lingkungan
rumah, seseorang dapat menghubungi satu atau lebih bahan kimia yang berpotensi
menyebabkan cedera eksternal atau internal, baik karena ketidaksadaran paparan atau
kontak biasa.
- Dalam beberapa tahun terakhir di Inggris, ada banyak serangan kimia kaustik pada
wanita.
- Anak-anak cenderung menderita cedera kimia di rumah; sedangkan orang dewasa
menderita luka-luka kimia di tempat kerja.

BHP

o BENEFICENCE
- Drg mampu menegakkan diagnosis yaitu chemical burn melalui anamnesis, tanda
dan gejala, pemeriksaan EO dan IO, dan pemeriksaan penunjang.
- Drg meminimalisasi akibat buruk dengan merujuk ke spesialis yang lebih
berkompentensi dan melakukan pemeriksaan penunjang yang tepat.
o JUSTICE
- Drg mampu mengedukasi pasien mengenai distribusi keuntungan dan kerugian yang
akan diterima pasien atas rencana perawatan yang akan dilakukan.
- Drg mampu mengedukasi mengenai etiologi dan factor predisposisi mengenai
diagnosis pasien.
o NON-MALEFICENCE
- Drg mampu melaksanakan tatalaksana sesuai dengan kompetensinya dan
menjalankannya sesuai dengan SOP.
- Drg mampu mencegah komplikasi.
- Drg mampu merujuk pada spesialis dan melaksanakan pemeriksaan penunjang.
o AUTONOMY
- Drg mampu menjelaskan tentang diagnosis pasien dan tindakan yang akan dilakukan.
- Drg meminta persetujuan pasien sebelum dilakukannya tindakan.

Anda mungkin juga menyukai