Dosen Pembimbing :
Anggota Kelompok :
JURUSAN TEKNIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Audit Energi Terinci Audit Energi Terinci (AET) merupakan level ke-tiga
dan tertinggi dalam kegiatan audit energi. Audit ini lebih mendalam dengan lingkup
yang lebih luas, rekomendasi didasarkan atas kajian teknis dengan urutas prioritas
yang jelas. Hasil dari audit terinci adalah uraian lengkap tetang jenis dan sumber
energi, ruhgi-rugi energi, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi,
karakteristik operasi peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi
berdasarkan analisis data secara lengkap dan rekomendasi.
Lampu hemat energi (LHE) adalah jenis lampu yang dirancang secara
khusus agar energi yang dikonsumsi lebih hemat. Lampu hemat energi didesain
untuk memaksimalkan energi listrik yang diserap diubah ke dalam energi cahaya
dan menekan losses seminimal mungkin.
Umumnya selain menjadi energi cahaya, energi listrik juga berubah menjadi
energi panas. Oleh karena itu, salah satu ciri lampu hemat energi adalah relatif
tidak terlalu panas saat digunakan.
Untuk memahami istilah Lampu Hemat Energi, kita akan mencoba melihat dari
sudut pandang lampu dengan kategori “lampu boros energi”. Kita ambil contoh
lampu pijar.
Seperti kita lihat pada gambar di samping, cahaya pada lampu pijar berasal dari
filamen yang “terbakar” ketika dialiri arus listrik. Prinsipnya hampir sama dengan
cahaya yang dihasilkan oleh lilin, bedanya yang membakar filamen adalah arus
listrik. Oleh karena itu lampu pijar akan terasa sangat panas ketika sedang
menyala. Karena terlalu banyaknya energi listrik yang menjadi panas inilah maka
lampu pijar masuk kategori lampu boros energi.
Energi listrik yang seharusnya berubah menjadi cahaya, sebagian besar berubah
menjadi panas yang tidak kita gunakan.
Semakin hemat listrik, maka semakin sedikit energi listrik yang diubah menjadi
panas. Itu artinya tingkat efisiensinya semakin tinggi. Untuk lampu pijar ini,
tingkat efisiensinya hanya 10% saja, artinya 90% energi listriknya diubah menjadi
panas.
2.5 Cahaya
Cahaya hanya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang
dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya
dalam spektrum elektromagntisnya. Cahaya dipancarkan dari suatu benda dengan
fenomena sebagai berikut; pijar padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat
dilihat bila dipanaskan sampai suhu 1000K.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dengan melakukan pemeriksaan atau pengukuran
pada ruangan. variabel yang di ukur atau di periksa dalam praktikum ini adalah
kwh, temperature, kelembapan, kuat cahaya ruangan, luas ruangan dan kapasitas
ac.
3.2 Lokasi Praktikum
Lokasi berada di gedung lab TET tepatnya di ruang kerja dosen Politeknik
Negeri Jember. .Gedung lab TET ini di design dengan banyak ventilasi di dalam
ruagan. Meskipun begitu sistem yang diberikan masih kurang baik, hampir tidak
ada satupun pepohonan yg mengitari gedung teknik hingga suasana kurang sejuk.
3.2Analisa data
Data yg diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan metode
analisis deskriptif kuantatif dan perhtungan energi yaitu IKE. Peralata yg digunakan
dalam praktikum ini adalah Power meter, role meter, thermometer dan lain lain.
BAB 4
DATA DAN PEMBAHASAN
b. Berikut data intensitas cahaya pada ruangan dosen dengan jenis lampu LED,
Pijar, dan HE
Tabel 1 Lampu LED
Waktu (menit) P (Watt) I (lux)
0 13 511
1 13 519
2 13 514
Tabel 2 Lampu PIJAR
Waktu (menit) P (Watt) I (lux)
0 27,5 067
1 28 070
2 28 071
Tabel 3 Lampu HE
Waktu (menit) P (Watt) I (lux)
0 17 170
1 16,5 180
2 16,5 194
4.2 Pembahasan
4.2.1 Intensitas Konsumsi Enegi
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada bangunan merupakan suatu nilai/besaran
yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat pemanfaatan energi disuatu
bangunan. Intensitas konsumsi energi di bangunan didefinisikan dalam besaran energi
persatuan luas area pada bangunan yang dilayani oleh energi.
Kriteria Keterangan
a) Desain gedung sesuai standar
tatacara perencanaan teknis
Sangat Efisien
konservasi energi
(50 – 95)
b) Pengoperasian peralatan
kWh/m2/Tahun
energi dilakukan dengan prinsip-
prinsip menejemen energi
Efisien prosedur
Dari tabel di atas dapat dibandingkan dengan nilai aktual hasil pengamatan dimana
didapatkan penggunaan enegi paling efisien pada ruangan tempat pengamatan(ruang
dosen) adalah pada kombinasi AC dengan lampu LED dimana nilai IKE nya 84,27
Kwh/m2/tahun, sementara untuk kombinasi AC dengan lampu pijar menjadi yang
‘terboros’ diantara penggunaan lampu lainnya meskipun nilai IKE nya masih
dikatakan efisien.
5.1 Kesmipulan
Nilai intensitas konsumsi energi untuk ruangan dosen gedung lab TET-
Poltek Jember masuk dalam kategori sangat efisien untuk kombinasi beban energi
AC dengan Lampu LED.
Kondisi ketiga lampu penerangan (LED,HE dan pijar) rata-rata masih di
bawah standart pencahayaan SNI pada ruangan guru dengan lampu LED satu-
satunya yang memenuhi Standar. Untuk mencapai standart pencahayaan dilakukan
dengan menambahkan lima lampu pada lampu Pijar (khusus penggunaan lampu
pijar) dan 2 lampu pada lampu HE(khusus penggunaan lampu HE).
5.2 Saran
Pengumpulan data berupa data sejarah energi sangat penting untuk
mengontrol penggunaan energi pada masa yang akan datang.
Memberikan pepohonan disekitar gedung agar sistem vegitasi lebih baik
sehingga terpengaruh pada temperature ruangan.