Disusun Oleh :
PAJARAKAN-PROBOLINGO
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Definisi
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas.
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan
payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel (Brunner & Sudart, 2010).
B. Etiologi
Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara masih belum jelas,
tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara
yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan familial. Penyebab spesifik kanker
payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa factor resiko pada pasien diduga
berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:.
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75%
ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan
medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone yang
diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang
dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada
waktu itu, pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi
besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus
keputing susu.
E. Pathway
G. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.
2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ
lain.
5. Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.
6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.
H. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.dagen pencedera fisiologis:inflamasi
2. Resiko ketidak seimbangan cairan b.d prosedur pembedahan mayor
3. Gangguan intergritas kulit /jaringan b.d perubahan pigmentasi
4. Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder yakni supresi
respon inflamasi.
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
A. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan yang
meliputi:
1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status
perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
g. Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i. Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
4. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi
akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.
1. Intervensi keperawatan
Rencana keperawatan
N Diagnosis Tujuan Kriteria hasil Intervensi
o
1 Nyeri Akut Setelah L.08066 Tingkat nyeri I. Manajemen Nyeri:
. dilakukan 1. Keluhan nyeri menurun a. Observasi
tindakan 2. Anoreksia menurun 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
keperawatan 3. Meringis menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
selama 7 jam 4. Frekunsi nadi membaik 2) Identifikasi skala nyeri
sekali di 3) Identifikasi responnyeri non verbal
harapkan nyeri L.08063 Kontrol kontrol nyeri 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
pasien 1. Melaporkan nyeri memperingan nyeri
berkurang atau terkontrol meningkat 5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
hilang 2. Kemampuan mengenali tentang nyeri
penyebab nyeri meningkat 6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap
3. Kemampuan respon nyeri
menggunakan tehnik non- 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
farmakologi hidup
4. Keluhan nyeri menurun 8) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
9) Monitor efek samping penggunaan
analgetik.
b. Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. Kompres
hangat/dingin)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
Brunner & Suddarth. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC
Kusuma, Wayan. 2011. Ca Mammae atau Kanker Payudara Skenario Kasus D (Online)
(http://sumber93.co.id/2015/05/ca-mammae-atau-kanker-payudara-
skenario.html).Diakses tanggal 26 Oktober 23.15.
Tasripiyah, Anis S., 2012. Hubungan Koping Dan Dukungan Sosial Dengan Body Image
Pasien Kanker Payudara Post Mastektomi Di Poli Bedah Onkologi Rshs Bandung.
Students E-Journals Vol. 1 No.1 Universitas Padjadjaran.
Wijaya, Andra S,. 2013. KMB 2, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Dewasa
Dilengkapi Contoh Askep.Yogyakarta: Nuha Medika.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Jakarta:
DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Jakarta:
DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Jakarta:
DPP PPNI