Anda di halaman 1dari 3

5.

Uraian Bahan

a. Asam salisilat

Nama resmi : ACIDUM SALICYLUM

Nama lain : Asam salisilat

Rumus molekul : C7H603

Bobot molekul : 138,12

Pemerian : Hablur ringan tak berwarnah atau serbuk berwarnah putih hamper tidak berbauh rasa
agak manis dan tajam

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 etanol 95% P. mudah larut dalam kloroform
P dan eter P.larutan dalam larutan ammonium asetat P,dinarium hidrogenfosfat P,kalium sitrat P
dan natrium sitrat P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

b. Menthol

Nama resmi : Menthol

Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur,tidak berwarnah,berbentuk jarum,bauh seperti


minyak permen

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air,air mudah larut dalam etanol,dalam kloroform dalam eter
dan dalam heksana,mudah larut dalam asetat,glasial,dan minyak mineral

Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan butir kloral hidrat,kamfer,kloral hidrat,kromium


tiroksida b-naftol

6. Hasil Percobaan

No Perbandingan sampel Mentol Asam salisilat Suhu lebur


1 0:100 0g 2g 42°
2 10:90 0,2 g 1,8 g 42°
3 20:80 0,4 g 1,6 g 44°
4 30:70 0,6 g 1,4 g 44°
5 40:60 0,8 g 1,2 g
6 50:50 1g 1g
7 60:40 1,2 g 0,8 g
8 70:30 1,4 g 1,6 g
9 80:20 1,6 g 1.4 g
10 90:10 1,8 g 0,2 g
7. Pembahasan

Suatu Fase didefinikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeny diantara keadaan
subsmakroskopiknya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan
yang jelas dan baik (Atkins, 2006). Campuran padatan atau dua cairan tidak dapat bercampur,
tetapi dapat membentuk fase terpisah, sedangkan campuran gas – gas adalah satu fase karena
sistemnya yang homogen. Simbol umum fase adalah P (Dogra, 2009).

Komponen merupakan suatu hal yang biasanya terdapat didalam suatu campuran, baik cairan,
padatan maupun gas. Jumlah komponen – komponen dalam suatu sistem didefinikan sebagai
jumlah minimum dari “variabel bebas pilihan” yang dibutuhkan untuk menggambarkan
komposisi tiap fase dari suatu sistem (Dedi, 2011). Jumlah komponen didalam suatu campuran
dilambangkan dengan C (Dogra, 2009).

Pada praktikum kali ini di lakukan penentuan komposisincampuran eutektik suatu bahan, pada
praktikum ini alat dan bahan yang di gunakan yaitu yang pertama alatnya yaitu
(thermometer,pipa kapiler,water bath,kompor listrik,lumping,alu,buret,labu Erlenmeyer
250ml,corong 75ml,gelas beaker 250ml dan 100ml,gelas ukur 5 ml,10 ml,25 ml,kertas diagram.
Kemudian bahan yang di gunakan yaitu (mentol,kamfer,timol,salol,asam salisilat,aquadest,es
batu,alkohol 96%,benzene,kloroform,butanol,asam asetat.selanjutnya kita lakukan penimbangan
sampel dengan berbagai perbandingan satu bahan terhadap bahan, setelah itu sampel di gerus
menjadi serbuk yang sangat halus di gerus menggunakan lumpang dan alu, untuk sampel yang di
prediksi memiliki titik lebur di bawah suhu ruang,proses penggerusan ini harus di lakukan dalam
tangas es agar sampelnya tidak mudah meleleh.. kemudian setelah di gerus sampel di masukan
ke dalam pipa kapiler (yang salah satu ujungnya tertutup) sampel yang di masukan harus sampel
serbuk kering masukan secukupnya hingga membentuk kolom di dasar tabung, setelah di isi
sampel dalam pipa kapiler di mampatkan dengan cara mengetukan pipa kapiler pada permukaan
padat. Setelah itu di panasakan dalam gelas beaker menggunakan tangan air atau kompor listrik
hingga lebih kurang 30°C di bawah suhu lebur yang di perkirakan terjadi di bawah suhu ruang
maka tidak di perlukan pemanasan,biarkan suhu naik dengan sendirinya. Lanjutkan pemanasan
hingga bahan melebur sempurna, suhu pada saat kolom zat uji yang diamati terlepas sempurna
dari dinding kapiler didefinisikan sebagai suhu akhir peleburan atau suhu lebur.

8.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :

a. Kelarutan dari zat yang terlibat dalam pencampuran ini dapat di naikan atau di turunkan
dengan cara melihat perbandingannya di diagram terner.

b. Pencampuran zat akan homogen (saling melarutkan) jika komposisinya sesuai perbandingan
dan apabila komposisi salah satunya melebihi maka akan terjadi pencampuran heterogen
9. Daftar Pustaka

Respati,H.1981.Kimia Dasar Terapan Modern.Jakarta:Erlangga

Syamsuni,H.2006.Farmasi Fisika.Bagian sistem multikomponen.Jogjakarta

Anonim.1979.Farmakope Indonesia edisi ketiga.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik


Indonesia

Tim Penyusun Dosen Farmasi Universitas Gunadarma.2019.Panduan Praktikum Farmasi


Fisika.Depok;Universitas Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai