Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas dalam penyelenggaraan

upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap

keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes

RI, 2015).

Persalinan adalah suatu peroses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Rukiah, 2012). Sectio

Caesarea di definisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di dinding

abdomen (Laparatomi) dan dinding uterus atau Histerektomi. Persalinan

dengan sectio caesarea berisiko kematian 25 kali lebih besar dan berisiko

infeksi 80 kali lebih tinggi dibanding persalinan pervaginam (Dani, 2013).

Menurut Word Health Organization (WHO), rata-rata SC 5-15% per

1000 kelahiran didunia, angka kejadian di rumah sakit pemerintah rata-rata

11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%. Permintaan SC

disejumlah negara berkembang melonjak sangat pesat setiap tahunnya

(Judhita, 2009 dalam Sriyanti, 2016). Selain itu menurut WHO prevalensi SC

meningkat 46% dicina dan 25% di Asia, Eropa dan Amerika Latin (Sujata &

Vijay, 2014).

1
2

Di Indonesia Sectio Caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi

medis tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi.

Selain itu. Sectio Caesarea juga menjadi alternative persalinan tanpa indikasi

medis karena dianggap lebih mudah dan nyaman. Sectio cesarea sebanyak

25% dari jumlah kelahiran yang ada dilakukan pada ibu-ibu yang tidak

memiliki resiko tinggi untuk melahirkan secara normal maupun komplikasi

persalinan lain (Rasdiana, 2014).

Komplikasi dapat terjadi kapan saja setelah tindakan sectio caesare

karena sebaiknya caesarea di lakukan hanya benar-benar di butuhkan

misalnya janin benar-benar tidak dapat lewat jalan lahir, misalnya panggul

sempit, janin terlalu besar, plasenta letak rendah ada keadaan gawat darurat

yang butuh persalinan segera. Selain indikasi medis ada juga indikasi sosial

dimana para ibu hamil sengaja meminta persalinan operasi walaupun tanpa

alasan medis yang tepat. Seperti, untuk menghindari terjadinya kerusakan

pada alat kelamin, rasa takut dalam nyeri persalinan, dan rasa tidak nyaman

serta jadwal/waktu kelahiran bisa diatur. Hal ini menyebabkan pasien lebih

memilih operasi Secsio Caesarea dari pada persalinan normal/pervaginam

(Sartika, 2014).

Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami peningkatan

pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%, tahun

2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar

46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%, dan tahun
3

2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan,

tahun 2009 sebesar sekitar 22,8% (Karundeng, 2014).

Penyebab langsung kematian maternal terkait kehamilan, persalinan dan

nifas yaitu perdarahan 28%, ekslamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan

abortus 5%. Pada masa persalinan komplikasi paling tinggi terjadi pada

persalinan dengan section caesarea, dengan kata lain section caesarea juga

merupakan resiko morbiditas dan mortalitas ibu yang lebih tinggi dari pada

persalinan pervaginam. Komplikasi yang sering terjadi pada post section

caesarea adalah infeksi, perdarahan, rupture uteri (Kemenkes, 2013).

Di Kota Lubuklinggau berdasarkan data yang didapat dari catatan

rekam medik rumah sakit umum daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau,

menunjukkan bahwa angka kejadian tindakan sectio cesarea masih cukup

tinggi dalam 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2017 berjumlah 173 orang,

tahun 2018 berjumlah 196 orang, dan tahun 2019 berjumlah 228 orang,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Rumah Sakit Siti

Aisyah Kota Lubuklinggau, 2019).


4

TABEL 1.1

JUMLAH KASUS SECTIO SESAREA DI RUMAH SAKIT SITI


AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2017-2019

No Tahun Jumlah Persentase (%)

1 2017 173 28,9%

2 2018 196 32,8%

3 2019 228 38,3%

Jumlah 597 100%

Sumber : Rumah Sakit Siti Aisyah Kota Lubuklinggau, 2020.

Berdasarkan tabel 1.1 diatas terlihat jelas bahwa angka tindakan sectio

caesarea dalam 3 tahun terakhir masih cukup tinggi tahun 2017 sebanyak

(28,9%) dan terjadi peningkatan pada tahun 2018 yaitu (32,8%) dan kembali

terjadi peningkatan pada tahun 2019 sebanyak (38,3%), tingginya angka

komplikasi pada ibu bisa di tekankan dengan memberikan tindakan dan

perawatan yang komprehensif pada ibu pasca melahirkan section caesarae

agar komplikasi tidak terjadi.

Pada pembedahan section caesarea rasa nyeri biasanya dirasakan pasca

melahirkan, karena pada waktu proses pembedahan sectio caesarea dokter

telah melakukan pembiusan. Pengaruh obat bius biasanya akan menghilang

sekitar 2 jam setelah proses persalinan selesai. Setelah efek bius habis, rasa

nyeri pada bagian perut mulai terasa karena luka yang terdapat di bagian

perut. Nyeri pasca bedah akan menimbulkan reaksi fisik dan psikologi pada

ibu postpartum seperti mobilisasi terganggu, malas beraktifitas, sulit tidur,

tidak nafsu makan, tidak mau merawat bayi sehingga perlu adanya cara
5

untuk mengontrol nyeri agar dapat beradaptasi dengan nyeri post operasi

sectio caesarea dan mempercepat masa nifas (Aprianto, 2012).

Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat

stimulasi saraf sensorik. Nyeri tersebut terdiri atas dua komponen, yaitu

komponen fisiologis dan komponen psikologis. Komponen fisiologis

merupakan proses penerimaan impuls tersebut menuju saraf pusat. Sementara

komponen psikologis meliputi rekognisi sensasi, interpretasi rasa nyeri dan

reaksi terhadap hasil interpretasi nyeri tersebut. Manajemen nyeri

mempunyai beberapa tindakan atau prosedur baik secara farmakologis

maupun non farmakologis. Prosedur secara farmakologis dilakukan dengan

pemberian analgesik, yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri

(Yuliatun, 2008).

Salah satu pengobatan non- farmakologis yang dapat dilakukan adalah

teknik relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi genggam jari merupakan cara

yang mudah untuk mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan

emosional. Di sepanjang jari- jari tangan kita terdapat saluran atau meridian

energi yang terhubung dengan berbagai organ dan emosi (Puwahang, 2011).

Menurut Chanif, Petpichetchian & Chongchaeron, (2013) salah satu jenis

relaksasi yang digunakan dalam menurunkan intensitas nyeri setelah operasi

adalah dengan relaksasi genggam jari yang mudah dilakukan oleh siapapun

yang berhubungan dengan jari tangan dan aliran energi di dalam tubuh kita.

Prosedur relaksasi genggam jari dapat menghasilkan impuls yang dikirim

melalui serabut saraf aferen nosiseptor- non nesiseptor. Serabut saraf non
6

nesiseptor mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri

terhambat dan berkurang. Teori two gate control menyatakan bahwa terdapat

satu pintu “pintu gerbang” lagi di thalamus yang mengatur impuls nyeri dari

nervus trigeminus akan dihambat dan mangakibatkan tertutupnya “pintu

gerbang’ di thalamus mangakibatkan stimulasi yang menuju korteks serebri

terhambat sehingga intensitas nyeri berkurang untuk kedua kalinya

(Pinandita, 2012).

Menggenggam jari sambil mengatur napas (relaksasi) dilakukan selama

kurang lebih 3-5 menit dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena

genggaman jari akan menghangatkan titik- titik keluar dan masuknya

energi meridian (energy channel) yang terletak pada jari tangan kita. Titik-

titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara refleks

(spontan) pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan

gelombang listrik menuju otak yang akan diterima dan diproses dengan

cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami

gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Puwahang,

2012).

Hal ini pernah dibuktikan oleh Iin Pinandita dkk (2012) yang

menyatakan terdapat perbedaan penurunan skala nyeri rata-rata sebesar 4,88

% pada pasien kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan relaksasi

genggam jari selama 3-5 menit berturut-turut sebanyak 3 kali.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan

masalah dalam studi kasus ini adalah “Penerapan Tehnik Relaksasi

Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post

Operasi Sectio Caesarea Di Rsud Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun

2020?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui intervensi keperawatan yang akan dilakukan yaitu

Penerapan Tehnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Rsud Siti

Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2020

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengkajian pasien post Sectio Caesarea Di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota

Lubuklinggau tahun 2020.

2. Untuk mengetahui rumusan diagnosa keperawatan pada pasien Post

Sectio Caesarea di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2020.

3. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada pasien Post

Sectio Caesarea di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2020.

4. Untuk mengetahui pelaksanaan intervensi keperawatan pada pasien


8

Post Sectio Caesarea Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2020.

5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada Pasien Post Sectio

Caesarea Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Siti

Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2020.

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi Prodi Keperawatan Lubuklinggau

Hasil penelitian ini dapat referensi untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi

Keperawatan Lubuklinggau khususnya dibidang asuhan keperawatan

pada pasien post section sesarea dan dapat menambah bahan

perpustakaan sehingga dapat menambah informasi pengetahuan yang

membaca.

1.4.2 Manfaat bagi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan Agar dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,

khususnya pada pasien dengan nyeri pada kasus post operasi sectio

cesarea.

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan informasi yang diperoleh serta Sebagai

sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang di dapat

selama perkuliahan khususnya di bidang keperawatan pada pasien

dengan nyeri post operasi sectio cesarea.

Anda mungkin juga menyukai