Pendidikan Kesehatan
Panduan
Laboratorium
DI SUSUN OLEH :
Rahmawati Ramli, S.Kep, Ns, M.Kes.
Rizqy Iftitah Alam, S.Kep, Ns, M.Kes.
1
IDENTITAS MAHASISWA
PRAKTIK LABORATORIUM
PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FKM UMI
NAMA :
NIM :
ALAMAT :
TELP :
Makassar, 2018
Mahasiswa
(……………………………………………………)
2
Visi
Sebagai pusat pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan yang
Misi
1. Melaksanakan program pendidikan Ners yang berbasis KKNI ditunjang dengan
KATA PENGANTAR
3
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,
kemampuan, dan waktu kepada kami sehingga Buku Pedoman Praktek Laboratorium
Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan ini dapat selesai dan dapat diterbitkan.
klinis sesuai kompetensi yang diharapkan. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan berbagai
Program Studi Ilmu Keperawatan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusi yang telah
diberikan dalam penyelesaian penyusunan buku ini. Oleh sebab itu, penyusun berharap
Penyusun
DAFTAR ISI
4
No. Judul Hal
4. Praktik 4 :
5. Soal Latihan 40
PRAKTIK 1
5
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR KLIEN
TUJUAN PEMBELAJARAN
sistematis.
riwayat keperawatan hasil pengkajian fisik serta melalui informasi dari orang yang
dekat dengan klien. Pengkajian juga mencakup karakteristik klien yang mungkin akan
membaca.
juga diidentifikasi dari pertanyaan klien terhadap perawat tentang sesuatu hal yang
hendaknya harus sederhana. Pada klien usia lanjut, pertanyaan diajukan dengan
6
perlahan dan diulang. Status perkembangan, terutama pada klien anak, dapat
hari. Informasi ini dapat memberi petunjuk kepada perawat untuk memberi
arahan yang tepat serta sumber-sumber lain yang dapat digunakan oleh klien.
boleh menjadi donor organ tubuh, dan tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi.
sakit, serta gaya hidup. Perawat sangat penting mengetahui hal tersebut.
Namun demikian, tidak boleh menarik asumsi bahwa setiap individu dalam suatu
etnik dengan kultur tertentu mempunyai kebiasaan yang sama, karena hal ini
tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, perawat tetap harus mengkaji dan menilai
Bagaimana pun, perawat harus mengkaji hal ini dengan baik, karena
7
ada pada klien agar tujuan tercapai. Jika tidak, rancangan tidak akan sesuai
dan sulit untuk dilaksanakan. Bagaimana cara klien belajar adalah hal yang
sangat penting untuk diketahui. Cara belajar yang terbaik bagi setiap individu
bervariasi. Cara terbaik seseorang dalam belajar mungkin dengan melihat atau
menonton untuk memahami sesuatu dengan baik. Di lain pihak, yang lain mungkin
belajar dengan tidak dengan cara melihat, tetapi dengan cara melakukan secara
aktual dan menemukan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu hal. Yang lain
dipresentasikan oleh orang lain. Perawat perlu meluangkan waktu dan memupuk
belajar. Sebuah teknik akan sangat efektif untuk beberapa klien, sebaliknya
teknik lain akan cocok untuk klien dengan gaya belajar yang berbeda.
proses belajar klien. Anggota keluarga atau teman dekat mungkin dapat
2. Pengkajian Fisik
nutrisi. Hal lain yang mencakup pengkajian fisik adalah pernyataan klien
tentang kapasitas fisik untuk belajar dan untuk aktivitas perawatan diri
8
musculoskeletal mempengaruhi kemampuan keterampilan psikomotor dan
Klien yang siap ntuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien yang
tidak siap. Seorang klien yang siap belajar mungkin mencari informasi, misalnya
melalui bertanya, membaca buku atau artikel, tukar pendapat dengan sesame
klien yang pada umumnya menunjukkan ketertarikan. Di lain pihak, klien yang
tidak siap belajar biasanya lebih suka untuk menghindari masalah atau situasi.
Kesiapan fisik penting dikaji oleh perawat apakah klien dapat memfokuskan
perhatian atau lebih berfokus status fisiknya, misalnya terhadap nyeri, pusing,
a. Kesiapan emosi
Apakah secara emosi klien siap untuk belajar ? klien dalam keadaan
atau keadaan keluarganya biasanya tidak siap untuk belajar. Perawat tidak
b. Kesiapan kognitif
sadar penuh ? Apakah klien tidak dalam pengaruh zat yang mengganggu
9
c. Kesiapan berkomunikasi
perawat dan klien menentukan komunikasi dua arah yang diperlukan dalam
4. Pengkajian Motivasi
atau jalan untuk belajar merupakan faktor penentu yang sangat kuat untuk
adanya konsep diri yang negatif. Motivasi juga dipengaruhi oleh sikap dan
spesifik. Seorang perawat ketika mengkaji motivasi dan kemampuan klien harus
sulit untuk dikaji, mungkin dapat ditunjukkan secara verbal atau juga secara
nonverbal.
10
B. Pengkajian Faktor Pemungkin
untuk menampilkan perilaku yang sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas
yang ada, personalia yang tersedia, ruangan yang ada, atau sumber-sumber lain
yang serupa. Faktor ini juga menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh
klien : apakah biaya, jarak, waktu dapat dijangkau ? Bagaimana keterampilan klien
sejauh mana klien memliki keterampilan pemungkin, wawasan yang bernilai bagi
tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan kesehata klien di rumah sakit
mislanya, penguat diberikan oleh perawat, dokter, ahli gizi, atau klien lain dan
guru, teman sebaya, pimpinan sekolah, dan keluarga. Apakah penguat tersebut
positif atau negatif tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang
perubahan perilaku.
Perawat perlu mengkaji secara cermat faktor penguat ini, untuk menjamin
perilaku.
11
PRAKTIK 2
METODE PENDIDIKAN
12
TUJUAN PEMBELAJARAN
dengan kebutuhan.
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau
perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan
tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses
perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses
pendidikan di samping faktor masukannya sendiri juga faktor metode, faktor materi
atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu atau
media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar dicapai suatu hasil yang
Optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Hal ini
berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan cara
tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat
berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus
13
Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode promos1 atau pendidikan
untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan Perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru
saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara
perorangan. Perorangan di sini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu - ibu
yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu
tersebut.
dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini.
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.
Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
(mengubah perilaku).
14
b. Interview (wawancara)
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
2. Metode Kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
a) Persiapan:
15
✓ Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
mempersiapkan diri.
b) Pelaksanaan:
2) Seminar
(presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
b. Kelompok Kecil
16
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara
lain:
1) Diskusi Kelompok.
berpartisap asi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus
merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai
sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup
17
dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah anggota mengeluarkan
menit maka tiap 2 orang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusi
kelompok.
group) yang kemudian diberi suatu permainan. lahan yang sama atau tidak
dicari kesimpulannya.
anggo & yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.. Mereka
18
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
menggunakan dadu, gaeo (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
narasumber.
7) Metode Massa
masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian,. cara yang
paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena sasaran promosi ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
19
Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini,
antara lain:
kesehatan massa.
PRAKTIK 3
MEDIA PEMBELAJARAN
20
TUJUAN PEMBELAJARAN
Secara umum, media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar
membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru, dan
audio visual.
21
Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Henich dan
mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberikan daya
terhadap sesuatu. Jenis media audio antara lain suara latar, musil, rekaman
seperti gambar / foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan
4. Media proyeksi gerak , termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program
disentuh dan diraba oleh manusia. Media ini dibuat untuk mengatasi
tertentu.
diantaranya :
1. Media Visual
22
Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk
fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan. Beberapa media
dimengerti dan dinikmati dimana saja dan siapa saja. Kelebihan dari gambar
- Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk
peralatan khusus
b. Sketsa
c. Diagram
23
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga
yang perlu.
dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan, dan dari atas ke
bawah.
secara bertahap, dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang
(tree chart), bagan alir (flow chart), atau bagan garis waktu (time line
chart).
Chart berfungsi menyajikan ide atau konsep yang sulit jika hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Chart juga mampu
bagan, biasanya kita menjumpai jenis media visual lainnya seperti gambar,
24
- Sederhana dan lugas, tidak berbelit-belit
e. Grafik
sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan
grafik, diantaranya grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik
diagram.
f. Kartun
menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap
g. Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, batang kayu, seng, dsb. Poster
tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu, akan
tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang
- Sederhana
25
- Menyajikan suatu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok
- Berwarna
- Ulasannya jelas
lokasi suatu daerah, baik berupa keadaan alam, hasil bumi, hasil tambang,
dsb. Secara khusus peta dan globe dapat memberikan informasi tentang :
i. Papan planel
Papan berlapis kain planel ini dapat berisi gambar atau huruf yang
j. Papan Buletin
Papan ini langsung ditempeli gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi
26
seperti gambar, poster, sketsa, atau diagram dapat dipakai sebagai bahan
2. Media Audio
jenis media yang dapat digolongkan ke dalam media audio adalah sebagai
berikut :
a. Radio
radio sangat cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa. Bahkan radio juga
Merupakan salah satu media yang memiliki peranan yang sangat penting
Beberapa media yang termasuk ke dalam media proyeksi diam antara lain
sebagai berikut :
27
a. Film Bingkai
Adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang
berukuran 35 mm, dan umumnya di bingkai dengan ukuran 2x2 inchi. Untuk
secara serentak
perencanaan
b. Film Rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai. Bedanya pada film
rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu. Jumlah gambar
pada 1 rol film rangkai adalah sekitar 50-75 gambar dengan panjang kurang
lebih 100-130 cm tergantung pada isi film tersebut. Film rangkai dapat
individu.
28
c. OHT (Over Head Transparancy)
biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5x11 inchi. Media ini
papan tulis
d. Opaque Projektor
(opaque). Kelebihan media ini adalah bahan cetak pada buku, majalah, oto,
projector adalah :
29
e. Mikrofis
visual yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibaca dengan
a. Obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film
b. Obyek yang terlalu kecil diganti dengan proyektor mikro, film slide, gambar
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan lagi
e. Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dll.
f. Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film, slide, gambar,
atau video.
30
4. Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan serta pengalaman
untuk semua siswa, masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran dalam
kemampuannya :
b. Menyamakan pengalaman
dalam proses pembelajaran akan digunakan alat bantu pengajaran atau media
antara produk pengembang media dan peserta didik / pengguna. Atau dengan
oleh media.
31
3. Langkah 3 : Tentukan Karakteristik Pelajaran
apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk dalam ranah
menjadi media audio, media video, dan audio visual. Berdasarkan ciri dan bentuk
fisiknya, media dapat dikelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan gerak)
dan media non proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika
dua, yaitu media yang berada di dalam ruang kelas dan media yang berada di
32
PRAKTIK 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
PENDIDIKAN KESEHATAN KLIEN
TUJUAN
a) Diagnosa masalah
33
program . Sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan
Precede Procede
dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistic yang ada,
terhadap kualitas hidup seseorang. Pada fase ini dicari faktor kesehatan
digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada baik dari lokal,
regional maupun naSional. Pada fase ini harus diidentifikasi apa atau
34
masalah lingkungan (fisik dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan
masalah kesehatan
untuk diubah
35
4) Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasional
36
2) Peningkatan perilaku masyarakat, yang pada akhirnya akan berpengaruh
pada kesehatan
selalu sama. OLeh karena itu, kita harus menetapkan sasaran langsung dan
udah dipahami oleh sasaran Bila perlu isi pesan dibuat dengan
kita perlu memberikan contoh yang lebih konkrit dan mengugah emosi,
37
atau melalui pemutaran film dan video. Bila untuk mengembangkan
tersebut. Yang lain yang perlu diperhatikan adalah sumber daya yang
ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada.
tempat dan pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam bentuk bagan chart
upaya promosi kesehtan, karena disamping bagian integral upaya kesehatan itu
38
maka untuk promosi kesehatan, indikator dan parameternya dapat berubah
tergantung pada kegiatan yang dievaluasi (apa, dimana, oleh siapa, bilamana) dan
karena itu, penentuan apa yang akan dievaluasi serta kemampuan mengembangkan
indikator serta desain evaluasinya sangat penting. Hal terakhir yang juga perlu di
perhatikan ialah untuk siapa di evalusai itu dilaksanakan, dalam rangka membuat
sajian pelaporan.
39
SOAL LATIHAN
Kasus 1 :
Hasil pengkajian yang dilakukan seorang perawat di Puskesmas Sipayung
berdengung, serta sulit tidur pada malam hari. Klien tampak pucat, konjungtiva
tampak anemis, mata merah, dan tampak meringis sambil memegangi bagian belakang
S:37,60 C. Istri Tn. M mengatakan bahwa Tn. M tidak dapat mengontrol makanannya
seperti sering makan makanan yang bersantan serta makanan yang tinggi lemak. Tn.
penyakit hipertensi sangat rendah karena kurangnya informasi yang bisa diperoleh
tentang penyakt tersebut. Pada saat datang ke puskesmas, Tn.M tampak sangat
pusing sehingga menolak untuk diberikan penyuluhan. Namun, jika kondisi Tn.M sudah
40
Kasus 2 :
Seorang perawat di suatu Puskesmas melakukan pengkajian kepada Ny. B dan
diperoleh hasil :
Ny. A, usia 25 tahun, saat ini sedang hamil tiga bulan dengan status obstetric
RR 20x/menit, S 37,50 C, BB saat ini 47 kg, TB 152 cm, mukosa bibir tampak kering,
untuk berkonsultasi mengenai kondisinya yang mual dan muntah secara terus-
menerus. Ny. A baru pertama kali ini datang ke puskesmas karena selama ini ia tidak
pernah mengalami masalah kesehatan apa pun. Ia juga mengatakan bahwa dirinya
tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang kehamilan, persalinan, maupun nifas. Ny.
A hanyalah lulusan SD dan saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, namun ia
mampu membaca dan berbahasa Indonesia dengan cukup baik. Suaminya tidak dapat
mengatakan bahwa kehamilan yang saat ini ia rasakan sangatlah merepotkan karena
membuat dirinya tidak nyaman dalam melakukan apa pun. Setiap harinya, Ny. A hanya
mual muntah saja yang akhirnya membuatnya tidak dapat makan dengan baik. Ny. A
yang dapat merugikan kesehatan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi
makanan tertentu padahal sebenarnya makanan tersebut sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil. Kemudian, ibu yang telah melahirkan tidak boleh keluar rumah selama 40 hari
dan tidak boleh banyak bergerak. Ny. A sangat memercayai hal tersebut. Ny. A
mengatakan bahwa dirinya mau melakukan apa pun karena sangat ingin sembuh dari
41
Buat rancangan pembelajaran kasus di atas dengan :
42
Kasus 3 :
Tampak banyak sampah yang bertumpukan dimana-mana. Air selokan tampak kotor
serta banyak jentik jamuk dalam selokan itu. Mereka juga tidak menutup bak mandi
dan jarang mengurang bak mandi tersebut. Warga di Desa tersebut tidak
perekonomian mereka rendah dan rata-rata hanya lulusan SMP saja, tetapi mereka
mampu membaca dan berbahasa Indonesia dengan fasih. Warga di Desa Sukamaju
teratasi. Mereka juga tampak sangat antusias dan sangat bersemangat saat
43
Kasus 4 :
keluarga yang berlokasi di Desa Gunung Sari. Hasil dari pengkajian perawat tersebut
antara lain :
Keluarga Tn. X merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan dua
orang anak. Kedua anak Tn. X masing-masing berusia 8 tahun dan 1 tahun. Anak
bungsunya, An. A saat ini mengalami diare dengan frekuensi BAB 7 kali, konsistensi
feses cair, serta tidak terdapat ampas. Klien tampak lemas, pucat, turgor kulit
kurang elastis, serta mata cekung. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD : 90/60
anaknya sakit, ia hanya memberikan obat diare yang dibeli di warung dekat rumah.
karena menganggap bahwa penyakit yang di derita anaknya itu hanya penyakit yang
biasa terjadi pada anak-anak. Ibu klien mengatakan ia tidak mengetahui bagaimana
cara mengatasi penyakit anaknya tersebut karena ia hanyalah seorang ibu rumah
tangga dengan riwayat pendidikan SD. Begitu juga dengan suaminya, Tn. X yang
hanya seorang buruh serabutan dengan tingkat pendidikan cuma sampai SMP saja.
penyuluhan yang akan diberikan karena menganggap bahwa penyuluhan itu bisa
membantunya untuk merawat dan mengatasi penyakit yang di derita oleh anaknya
tersebut.
44
Buat rancangan pembelajaran kasus di atas dengan :
45
LEMBAR KERJA TUGAS MAHASISWA
Kelompok :
Kasus :
46
47
2. Prioritas Masalah
3. Metode Pembelajaran
48
4. Perencanaan Kasus
49
5. Media Pembelajaran
50
Evaluasi Diri
(Paraf / Inisial)
Evaluasi Per Grup
(Paraf / Inisial)
Evaluasi Pembimbing
(Paraf / Inisial)
Rekomendasi (Oleh Pembimbing)
(Paraf / Inisial)
51